"Apa kau mau?" tanya Thomas.
"Tentu saja jawabannya mau," Ruby kegirangan sambil menangis.
Ia tidak bisa mengendalikan perasaannya. Hari yang benar-benar ia tunggu-tunggu selama ini telah tiba. Akhirnya Thomas menyatakan perasaannya pada Ruby walaupun sebelumnya ada drama perdebatan yang tidak terlalu penting.
Malam hari,hujan deras menjadi saksi bahwa hubungan keduanya resmi terjalin. Hari itu,30 Oktober 2019. Semuanya berawal...
"Pagi sayang," kata Thomas melalui pesan.
"Pagi sayang," Ruby membalas dengan perasaan bahagia.
Hari ini adalah hari pertama mereka menjadi sepasang kekasih. Mereka tidak sabar untuk bertemu di kampus. Karena ada kelas pagi,mereka tidak terlalu banyak berkirim pesan.
Tin.. Tin..
Suara klakson motor Ava. Ia sudah datang menjemput Ruby. Ruby keluar rumah dengan wajah berseri-seri.
Ava sangat peka akan apa yang terjadi pada Ruby.
"Apa ini?" Ava tertawa melihat tingkah Ruby yang tersenyum tidak jelas.
"Apa?" Ruby tiba-tiba tertawa.
Ava dan Ruby kemudian tertawa terbahak-bahak di depan rumah Ruby. Suara tertawa mereka bahkan memancing pemilik rumah yang tinggal di depan rumah Ruby mengintip dari balik jendela.
"Sudah. Ayo berangkat," Ruby naik ke motor Ava dan mereka berangkat ke kampus.
Setibanya di kampus,mereka langsung menuju ke kelas. Thomas diam di kursi yang ada di luar kelas mereka. Ava meninggalkan Ruby masuk ke kelas lebih dulu karena Ruby menghampiri Thomas.
"Sayang..." kata Thomas malu-malu.
Ruby tersenyum dengan pipi yang mulai memerah.
Thomas menggenggam erat tangan Ruby. Seakan-akan tidak ingin berpisah darinya.
"Aku ingin mengatakan sesuatu," kata Thomas pada Ruby.
"Mengatakan apa?" Ruby merasa penasaran.
"Nanti saja. Selesai kuliah temui aku di depan toilet," kata Thomas.
Toilet kampus yang ada di lantai dua seperti sudah menjadi tempat berkencan bagi Thomas dan Ruby. Bahkan sebelum mereka resmi berpacaran pun,mereka diam-diam bertemu di toilet kampus.
Waktu terasa berjalan begitu lama. Ruby ingin segera keluar dari kelas dan bertemu dengan Thomas. Ia sangat penasaran dengan apa yang ingin Thomas katakan. Bahkan hal itu membuatnya tidak fokus saat pelajaran sedang berlangsung. Thomas seperti menyadari gelagat aneh Ruby dan ia tentu tau apa yang membuat Ruby bertingkah seperti itu.
"Apa? Kau aneh sekali," kata Lauren yang membuat Ruby merasa terkejut.
"Apa? Aku? Tidak apa?" jawab Ruby dengan sedikit kebingungan.
Akhirnya kelas selesai. Ruby mengambil lipstiknya dan memoleskan lipstik yang ia ambil pada bibirnya.
Lauren melirik Ava. Ava mengisyaratkan bahwa ia tidak tau apa yang membuat Ruby bertingkah aneh.
"Ayo makan di kantin," ajak Lauren pada Ruby,Ava dan Penelope.
"Kalian duluan saja. Aku mau ke toilet sebentar," kata Ruby.
Ava,Penelope dan Lauren pergi ke kantin lebih dulu.
Ruby segera menuju toilet karena melihat Thomas sudah tidak ada di kelas. Ia yakin Thomas sudah menunggunya.
Ruby sampai di depan toilet. Benar saja,Thomas sudah berada disana.
Thomas tersenyum bahagia melihat kedatangan Ruby.
"Aku merindukanmu," kata Thomas sambil memeluk Ruby.
Ruby hanya tersenyum dan membalas pelukan Thomas.
"Apa tidak akan ada yang melihat kita nanti?" Ruby merasa was-was.
"Tidak sayang," jawab Thomas.
"Jadi,apa yang ingin kau katakan?" rasa penasaran Ruby makin memuncak.
"Aku mencintaimu," jawab Thomas.
Perkataan Thomas membuat Ruby serasa terbang. Ia sangat bahagia dan berterimakasih pada Tuhan di dalam hatinya karena telah mengirimkan Thomas untuknya.
"Aku juga mencintaimu,sayang."
Thomas menyentuh pipi Ruby dengan jarinya. Ia menatap mata Ruby dengan tatapan mendalam. Tangan kirinya menggenggam erat pinggang Ruby. Ketika Ruby bergerak sedikit saja dari pelukannya,Thomas langsung mendekap erat Ruby. Thomas sangat tampak tak mau kehilangan Ruby.
"Sayang. Ada apa?" tanya Ruby yang merasa ada sesuatu.
"Aku hanya tidak ingin kamu pergi. Tidak ada masalah lain," jawab Thomas.
"Aku tidak akan pergi. Kamu tenang saja," Ruby berusaha meyakinkan Thomas.
Thomas tampak murung. Ruby merasa ada sesuatu yang terjadi.
"Sayang," kata Thomas.
"Ada apa? Tolong bicarakan padaku," Ruby membujuk Thomas agar mau bercerita.
"Tadi aku berbincang dengan anak-anak di kelas sebelum kau datang," Thomas memulai ceritanya.
"Kemudian Reno menggoda Andrew mengatakan tentang hubungannya denganmu," Thomas melanjutkan.
"Hubungan? Kami tidak pernah sedekat itu sampai menjalin hubungan," Ruby berusaha meluruskan rumor yang didengar oleh Thomas.
"Hm.."
"Sayang.. Aku bersungguh-sungguh," Ruby berusaha keras meyakinkan Thomas.
"Sepertinya banyak yang aku belum tau tentangmu. Aku ingin tau lebih banyak," kata Thomas.
"Kita cari waktu yang tepat untuk mengobrol. Kita tidak bisa terlalu lama berbicara disini takutnya ada yang melihat," Ruby berusaha memberi pengertian.
"Baiklah kita lanjutkan nanti," kata Thomas sambil memeluk Ruby.
"Ayo kita pulang. Atau mau ikut aku makan dulu?" tanya Ruby.
"Dimana?"
"Di kantin," jawab Ruby.
"Ah. Aku harus menjemput adikku sekarang," Thomas secara tidak langsung menolak ajakan Ruby.
Ruby sedikit kecewa namun dia mengerti dengan kondisi Thomas.
Thomas memeluk erat Ruby kemudian mencium bibirnya.
"Sayang!" Ruby sedikit terkejut.
"Kamu pacarku,milikku!" Thomas kemudian berjalan meninggalkan Ruby.
Ruby menuruni tangga sambil tersenyum. Ia tidak memperdulikan apakah orang-orang melihatnya tersenyum sendiri ataupun menganggapnya gila. Yang jelas hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan baginya.
"Hei,Ruby! Kau lama sekali," kata Ava.
"Lihat. Aku sudah memesankan mu makanan. Sampai dingin makanan ini kau baru datang," Lauren mengomel.
"Kemana saja kau?" Penelope ikut mengintrogasi Ruby.
"Tidak kemana-mana. Aku hanya pergi ke toilet," jawab Ruby dengan jujur.
"Hey tunggu," Lauren menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Ruby.
"Kenapa?" Ruby merasa heran dengan tatapan yang ditujukan Lauren padanya.
"Bukankah tadi sebelum kau pergi ke toilet kau baru saja memoles bibirmu yang seksi ini dengan lipstick? Kenapa lipstick mu hilang?" Lauren berusaha mencari tau apa yang baru saja Ruby lakukan.
"Oh. Luntur," jawab Ruby singkat dan tenang. Ia berusaha tidak terlihat panik di depan teman-temannya.
"Apakah akan luntur secepat itu? Aku tau lipstik yang kau gunakan adalah produk mahal dan tidak mungkin luntur jika tidak di lap atau terkena sesuatu," goda Lauren.
"Hah? Terkena apa?" Penelope ikut penasaran. Entah ia memang tidak paham atau pura-pura tidak tau dengan apa yang dimaksudkan oleh Lauren.
"Aku tadi makan snack. Jadi lipstiknya luntur," Ruby masih bersikap tenang walaupun pada akhirnya ia mengetahui kalau apa yang dirinya dan Thomas lakukan akan segera ketahuan.
"Akui saja kalau kalian habis berciuman," tanpa rasa malu dan dengan suara yang lumayan keras Penelope mengatakan hal itu di depan orang banyak. Seketika banyak mata tertuju pada meja tempat mereka duduk.
Penelope yang menyadari bahwa apa yang ia katakan didengar oleh banyak orang segera menutup mulutnya dan bertingkah seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
"Tapi itu bukan ciuman pertamamu kan," Lauren berbisik.
"Apa maksudmu?" Ruby terkejut dengan pertanyaan Lauren.
"Sam," Lauren tertawa sambil melirik.
"Siapa Sam?"
"Thomas?!"
Penelope dan Ava membekap mulut Lauren. Ruby diam terpaku.
Apa awal yang baru saja dimulai akan berakhir secepat ini?
Pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments