Pagi yang cerah sudah tiba. Sang surya sudah terbit cukup tinggi,ternyata sudah pukul 10 pagi. Ruby dan Thomas terkejut melihat ada beberapa bercak noda darah di paha Ruby.
"Sayang,darah!" seru Thomas sambil menunjuk ke arah paha Ruby.
"Ah,tidak apa sayang," jawab Ruby sambil mengedipkan matanya pada Thomas.
"Apakah ada yang sakit?" Thomas terlihat sedikit khawatir.
"Tidak apa sayang. Kenapa kau sangat cemas?" Ruby tertawa melihat ekspresi wajah Thomas.
"Maafkan aku," Thomas memeluk Ruby dengan erat.
Thomas keluar gubuk. Hari sangat cerah,tidak ada mendung seperti kemarin. Ruby bangun dari kasur namun dicegah oleh Thomas.
"Tidak. Hari ini aku yang memasak. Tidurlah sayang," Thomas membaringkan Ruby kembali.
Ruby menuruti perkataan kekasihnya. Ia kembali tidur dan terlelap dengan cepat.
Gedubrak..
Terdengar suara benda terjatuh dengan sangat keras. Ruby langsung terbangun dan berlari keluar gubuk untuk melihat kekasihnya.
"Sayang," Thomas berlari menghampiri Ruby.
"Apa itu tadi?" Ruby merasa sangat ketakutan.
"Entahlah. Aku juga tidak tau. Aku tidak melihat apapun," jawab Thomas.
Thomas bergegas kembali ke tempat ia memasak,mengambil semua bahan makanan dan masakan yang ia buat tadi.
"Sayang,tolong bantu aku mengambil kayu bakar dan minyak tanah," kata Thomas.
Ruby hanya menurut pada apa yang diucapkan Thomas. Ia mengambil semua kayu bakar dan meletakkannya di luar gubuk tempat mereka tidur.
"Sebaiknya kita tidak pergi jauh-jauh dari gubuk ini. Aku merasa tidak enak," kata Thomas.
"Sayang,aku berubah pikiran," kata Ruby tiba-tiba. Perkataan Ruby ini membuat Thomas sedikit bingung.
"Berubah pikiran apa sayang?" Thomas tidak paham dengan maksud Ruby.
"Kemarin kita membicarakan harus kabur atau tetap diam disini bukan? Sepertinya sekarang aku sependapat denganmu. Lebih baik kita tinggal disini sementara. Lagi pula tempat ini tidak terlalu buruk,persediaan makanan juga sangat melimpah," terang Ruby.
"Iya sayang. Aku merasa ada sesuatu yang janggal. Kita diam disini saja dulu," kata Thomas.
Mereka sarapan berdua setelah membereskan barang-barang yang baru saja mereka pindahkan tadi.
"Kayu bakarnya kita masukkan saja sebagian kedalam sini," kata Thomas sambil berjalan keluar.
Sepertinya Thomas benar-benar tidak ingin keluar dari gubuk itu. Ia khawatir dengan keselamatan kekasihnya dan dirinya sendiri pastinya.
"Sinyal disini sangat sulit ya," kata Ruby yang berusaha membuka instagramnya.
"Iya sayang. Ketika aku menghubungimu kemarin sinyal lancar namun tiba-tiba hilang. Kemudian lancar lagi," jawab Thomas.
Setelah beberapa lama mengutak-atik ponselnya,Ruby akhirnya berhasil membuka instagramnya. Sangat banyak DM yang masuk ke instagram Ruby. Thomas terus memantau Ruby yang memainkan instagramnya.
"Ada apa ini?" Ruby keheranan membaca artikel yang dikirim oleh Kylie.
Teman baiknya itu ternyata meneleponnya hingga puluhan kali. Namun Thomas menyarankan untuk tidak membalas pesan dari siapapun.
"Sayang,jangan dibalas. Jangan sampai ada yang tau tentang keberadaan kita," kata Thomas.
"Kenapa? Jika ada yang tau mungkin saja polisi datang menyelamatkan kita," jawab Ruby.
"Jika ternyata kita disembunyikan disini karena orang-orang itu ingin menyelamatkan kita?" tanya Thomas.
"Aku tidak paham tapi baiklah aku tidak akan membalas," jawab Ruby sambil mencari sinyal agar bisa membuka artikel yang dikirim oleh Kylie.
"Sayang sudahlah. Tidak ada sinyal," kata Thomas yang kasihan melihat Ruby mengelilingi ruangan untuk mencari sinyal.
Ruby menyerah dan lebih memilih tidur di pangkuan Thomas.
"Aku merasa sedikit lelah dan lemas," kata Ruby.
"Tentu saja. Aku tidak terkejut," jawab Thomas sambil tersenyum nakal.
"Semua karena dirimu," kata Ruby sambil menyentuh hidung Thomas dengan jari telunjuknya.
Mereka bercanda disana. Mendiskusikan banyak hal,bagaimana kuliah mereka dan keluarga mereka.
"Astaga,kita belum memberi kabar pada keluarga kita," kata Ruby.
Setelah mengecek ponselnya hanya ada puluhan panggilan masuk dari Kylie dan teman-temannya yang lain. Keluarga Ruby tidak satupun menghubunginya. Namun hal itu biasa terjadi pada Ruby karena keluarga Ruby adalah orang yang sibuk,mereka memang jarang berkabar dan kemungkinan tidak mengetahui Ruby diculik. Tapi rasanya tidak mungkin,karena keponakan Ruby pasti menyadari hilangnya Ruby.
Ruby berusaha menelepon orang tuanya namun tidak satupun dari mereka mengangkat telepon Ruby. Kemudian ia meninggalkan pesan untuk orang tuanya.
Thomas melakukan hal yang sama karena orang tua Thomas juga tidak menghubungi Thomas sama sekali. Yang ada hanya telepon dari Albert.
"Agak sedikit aneh," kata Ruby.
"Yang penting kita selamat dulu," jawab Thomas.
Gedubrak..
Kembali terdengar suara keras seperti sebuah benda yang besar menghantam benda keras.
Ruby yang terkejut berusaha ditenangkan oleh Thomas.
"Tidak sayang,aku disini," kata Thomas.
Thomas menidurkan Ruby yang baru saja bangun tidur. Ruby memaksakan matanya agar terpejam. Thomas terus mengusap kepala Ruby agar Ruby lebih tenang. Ruby kembali tertidur di pelukan Thomas.
Thomas pun ikut tertidur.
Thomas tiba-tiba bangun dari tidurnya ketika mendengar suara tas plastik seperti digesek dengan sesuatu. Namun ia lega karena itu hanyalah tikus yang masuk ke gubuk mereka.
Ia pergi keluar gubuk,memeriksa area di sekitar sana. Setelah beberapa menit berkeliling,tidak ada sesuatu yang aneh atau mencurigakan yang ia temukan. Semuanya tampak sama seperti situasi semula.
"Sayang," panggil Ruby yang terbangun ketika Thomas pergi meninggalkannya keluar gubuk.
"Ah,kau sudah bangun. Aku memeriksa sekeliling gubuk ini tapi tidak ada sesuatu yang aneh yang aku temukan," jawab Thomas.
"Apa lebih baik kita kabur saja?" Ruby kembali mempertimbangkan untuk melarikan diri.
"Entah kenapa sejak tadi malam aku juga memikirkan hal itu," Thomas menimpali.
Ruby masuk kedalam gubuk,mengambil semua bahan makanan dan barang-barang yang mereka perlukan. Tidak lupa ponsel mereka.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Thomas ketika melihat Ruby mengemasi barang-barang.
"Ayo pergi," jawab Ruby.
Thomas hanya menurut pada kekasihnya karena ia merasa ada sesuatu yang tidak beres di tempat itu. Walaupun mereka diberi makan enak bahkan ponsel hingga power bank disediakan untuk mereka. Namun tetap saja,hal yang paling mereka inginkan adalah pulang ke rumah.
Sambil mencari sinyal Ruby berusaha menghubungi keluarganya karena merasa khawatir. Ia takut terjadi sesuatu pada keluarganya,dan berkaitan dengan penculikan dirinya.
Beberapa kali berusaha menghubungi keluarganya,akhirnya Ruby putus asa. Ia kemudian mencoba menghubungi Kylie.
Tiiit.. Tiitt..
Suara sambungan telepon Ruby ke Kylie memecah keheningan di tengah hutan.
"Halo," jawab seseorang yang suaranya berbeda dengan Kylie.
"Kylie? Kau disana?" tanya Ruby.
"Ruby cepat pergi," teriak seseorang yang sepertinya berada di tempat yang sama dengan orang yang mengangkat telepon Ruby.
Seketika sambungan telepon itu terputus. Ruby dan Thomas berusaha berlari secepat mungkin menjauh dari gubuk itu. Mereka semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres yang sedang terjadi pada mereka. Di satu sisi,Thomas juga sudah berusaha menghubungi keluarganya namun sama seperti Ruby,tidak ada respon apapun dari keluarga Thomas.
"Sayang aku lelah," kata Ruby.
"Kita istirahat disini saja," Thomas menaruh barang-barang yang ia bawa lalu memangku Ruby.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ruby pada Thomas. Walaupun sebenarnya Ruby tau bahwa Thomas juga tidak tau apa jawaban dari pertanyaan Ruby.
"Aku tidak tau. Yang jelas aku sangat mencintaimu," jawab Thomas sambil memeluk kekasihnya.
Sejenak suasana tidak terlalu tegang,mereka asik mengobrol satu sama lain dan melupakan apa yang menimpa mereka.
"Baik. Selanjutnya kita harus pergi kemana?" kini Ruby kebingungan karena tidak tau harus kabur kemana.
"Kita telusuri saja di sekitar tempat ini. Aku rasa disini cukup aman. Ada mata air juga," saran Thomas.
Mereka berkeliling di sekitar tempat itu. Selama satu jam lebih mereka mencari-cari petunjuk sampai akhirnya mereka menemukan jalan setapak.
"Sayang,sepertinya ini jalan yang sering dilalui," kata Ruby sambil menunjuk jalan setapak itu.
"Berarti tempat ini memang sering dilalui orang," kata Thomas.
Tiba-tiba Ruby menarik tangan Thomas dan berlari kencang ke tempat mereka istirahat tadi.
Di sebuah pohon besar yang mereka tidak ketahui namanya,mereka duduk. Terdapat semak-semak yang menutupi pohon itu. Di sebelahnya ada mata air dan beberapa tanaman buah-buahan.
"Apa sayang?" Thomas tidak memahami perilaku Ruby.
"Tidak," jawab Ruby dengan wajah pucat.
"Apa? Katakan!" Thomas berusaha membujuk.
"Tidak sayang," Ruby memeluk Thomas.
"Apa kau baik-baik saja?" kini Thomas khawatir pada Ruby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments