"Bodoh!" teriak seseorang dari halaman.
"Kamu yang bodoh!"
Di halaman sedang diadakan latihan drama remaja. Sepupu Ruby sedang berlatih dengan teman-temannya.
"Hai Kak. Maaf mengganggu waktu istirahatmu," kata seorang anak.
"Oh. Tidak apa. Lagipula ini sudah siang," jawab Ruby.
"Perkenalkan,aku Amy. Ini Tea," kata seorang anak sambil menunjuk kawannya.
Amy adalah sepupu Ruby. Rumah mereka berdekatan jadi Amy sering bermain ke rumah Ruby.
"Amy,aku ingin menanyakan sesuatu. Bisa bicara denganku sebentar?" tanya Ruby.
Amy datang menghampiri Ruby di ruang tamu.
"Tadi malam siapa yang mengantarku pulang?" tanya Ruby.
"Memangnya kakak pergi? Jam 00.30 aku datang kemari karena kelaparan dan kakak sudah tidur jadi aku tidak berani mengganggu," jawab Amy.
"Baiklah. Lanjutkan latihannya. Aku tidak akan kuliah hari ini," Ruby berjalan menuju kamarnya.
Ruby menelepon Kylie. Kylie bahkan sudah menyelesaikan kelas paginya dan berkata akan segera datang ke rumah Ruby.
"Aku akan ke rumahmu sebentar lagi. Tapi aku harus membeli beberapa tanaman dulu," kata Kylie lewat sambungan telepon. Tidak lama kemudian,Kylie muncul di depan rumah Ruby dan masuk membawa tanamannya.
"Apa ini? Geranium?" tanya Ruby.
"Betul sekali. Geranium ini melambangkan dirimu," jawab Kylie.
"Aku? Kenapa?" tanya Ruby yang tidak paham akan maksud Kylie.
"Aku pernah membaca bahwa geranium bermakna kebodohan. Sama sepertimu yang bodoh. Sangat bodoh," jawab Kylie dengan nada tinggi.
"Asalkan kau tau aku adalah siswa berprestasi saat SMA dulu," bantah Ruby yang merasa kesal.
"Bukan di bidang akademik maksudku. Apa yang kau lakukan tadi malam?"
"Apa? Aku tidak tau. Tadi pagi tiba-tiba aku sudah berada di kamarku," jawab Ruby.
"Tadi malam sesuatu yang buruk hampir saja terjadi padamu. Untung dia datang," terang Kylie.
"Sesuatu yang buruk apa? Siapa yang datang?"
"Kau dan Sam. Kenapa kau bisa pingsan?"
"Sebenarnya dia hampir saja melakukan sesuatu yang buruk kepadaku tapi aku tidak mau. Dia terus saja memaksa dan menamparku bahkan membenturkan kepalaku ke meja. Setelah itu aku tidak tau apa yang dia lakukan," Ruby menceritakan apa yang terjadi tadi malam.
"Albert membawamu pulang tadi malam," jawab Kylie.
"Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tau. Tiba-tiba dia meneleponku mengatakan dimana kau berada jadi aku beri tau," jawab Kylie.
"Oh. Bajingan itu. Dia bahkan tidak menghubungiku," umpat Ruby.
"Bajingan? Dia sudah menyelamatkanmu. Bisa-bisanya kau…"
"Sam bukan Albert," potong Ruby.
"Jangan mau bertemu dengan dia lagi. Dia hanya menginginkan sesuatu darimu," saran Kylie.
"Tentu saja. Dia bahkan memblokir ku di Instagram," Ruby menggerutu.
"Lihatlah geranium ini. Ini dirimu. Kau harus pergi ke kampus hari ini," Kylie kemudian pergi ke dapur dan memakan apa saja yang bisa ia temukan disana.
Jam dinding menunjukkan pukul dua siang. Masih ada satu mata kuliah lagi yang bisa Ruby ikuti dan dia memutuskan untuk pergi ke kampus. Ia berjalan menaiki anak tangga menuju ruang kelasnya yang terletak di lantai tiga.
"Ruby!" panggil Albert.
"Oh,Albert. Terimakasih untuk kemarin," kata Ruby.
"Aku ingin bicara denganmu," Albert menarik tangan Ruby ke luar kelas.
"Albert. Tolong rahasiakan kejadian tadi malam. Aku juga tidak mau melakukannya."
"Tentu saja. Aku pasti akan merahasiakannya. Kenapa kau bisa bertindak ceroboh seperti itu?"
"Aku tidak tau dia memiliki niat buruk. Aku terlalu percaya padanya."
"Lain kali tolong lebih berhati-hati. Kemarin itu hampir saja."
"Tapi,kenapa kau menyelamatkanku?"
"Apa maksudmu? Kau temanku."
"Maksudku. Bahkan kau sampai menanyakan dimana aku berada pada Kylie."
"Sebenarnya Kylie tidak sengaja bertemu denganku di toko buah dan Kylie mengatakan sepertinya kau dalam bahaya. Dia sedikit bercerita tentangmu tadi malam karena merasa khawatir. Karena hanya aku teman sekelas mu yang ia ketahui mungkin karena itu dia memberitahuku. Dan aku langsung menanyakan kemana kau pergi tadi malam padanya."
"Terimakasih Albert. Aku tidak tau apa yang akan terjadi kalau kau tidak datang menyelamatkanku."
"Lupakan saja. Jangan berhubungan dengan dia lagi. Dia bukan pria yang baik."
"Baiklah. Ayo masuk ke kelas," ajak Ruby.
Pelajaran kedua dimulai dan dosen hanya mengisi pembelajaran sebentar karena ada rapat dengan para dosen lainnya.
***
Malam itu hujan deras. Ruby tinggal sendiri di rumahnya. Orang tua Ruby tinggal di rumah yang lain sedangkan bibi Ruby pergi ke luar kota untuk beberapa bulan.
"Geranium milik Kylie kenapa masih disini?"
Ruby kemudian menelepon Kylie.
"Aku lupa memberitahumu. Aku membeli dua geranium. Satu untukmu," kata Kylie dan langsung menutup teleponnya.
Ruby meletakkan tanaman geranium itu di kamarnya.
"Bodoh. Aku memang bodoh."
Ruby sangat menyesali apa yang sudah diperbuatnya. Untung saja hal yang ia takutkan tidak terjadi karena Albert datang menyelamatkannya.
"Apa aku perlu melapor ke polisi? Percobaan pemerkosaan?" Ruby berbicara pada dirinya sendiri. Ia memilih tidak melaporkan kejadian itu dan merahasiakannya.
Ruby bangun pagi,ia mengecek ponselnya. Banyak notifikasi masuk dari grup kelas.
"Wah,mereka rupanya saling berkenalan di grup," ujar Ruby. Ruby bergabung bersama mereka dan saling bertukar Instagram.
Ruby kemudian keluar kamar lalu sarapan.
Ponsel Ruby terus berbunyi,rupanya ada personal chat dari nomor tidak dikenal.
"Hai Ruby,ini aku Thomas."
"Hai Thomas,aku akan menyimpan nomormu," Ruby kemudian menyimpan nomor Thomas.
Beberapa teman yang lain juga mengirim pesan kepada Ruby. Teman-teman Ruby mulai bertambah.
"Selamat pagi,Ruby." isi pesan masuk dari Albert.
"Pagi Al," jawab Ruby.
Albert mengajak Ruby bersepeda bersama,mereka bertemu di lapangan. Selama dua jam mereka bersepeda sampai matahari terik. Ternyata sudah pukul 11 siang.
"Kita harus bergegas pulang sebelum terlambat kuliah."
Ruby mengayuh sepedanya kuat-kuat sebelum berpisah dengan Albert di persimpangan jalan.
"Ruby,tunggu aku. Nanti aku akan menjemputmu," seru Albert.
Ruby mengiyakan ajakan pergi ke kampus bersama Albert. Ruby bersiap-siap dan menunggu Albert.
"Ruby,ayo berangkat!"
Albert menggonceng Ruby dengan motornya. Mereka akrab dengan begitu cepat.
"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu," kata Albert.
"Katakan saja," jawab Ruby.
"Sebenarnya,aku tidak tertarik pada Evelyn. Aku menyukaimu."
"Kau bercanda?" tanya Ruby sambil tertawa.
"Kita jalani saja dulu,aku juga tidak mau terlalu terburu-buru. Aku tidak mau kamu merasa tidak nyaman karena apa yang aku katakan hari ini."
"Baiklah,kita jalani dulu sebagai teman. Aku harus memastikan perasaanku padamu," jawab Ruby.
Ruby dan Albert memasuki ruang kelas. Mereka terlambat 15 menit tapi dosen memberi permakluman.
"Hari kedua kuliah sudah telat," celetuk perempuan yang duduk di samping Ruby. Ia bernama Ava,teman yang Ruby kenal saat masa pengenalan kehidupan kampus.
"Tadi aku bersepeda dulu tapi lupa bahwa hari ini kuliah."
"Albert pacarmu? Wah beruntung sekali kalian bisa satu kelas."
"Pacar apa? Aku saja baru mengenalnya,belum ada seminggu."
"Wah sepertinya akan ada sepasang kekasih di kelas kita," kata seorang wanita berambut panjang yang duduk di samping Ava.
"Perkenalkan,aku Lauren," katanya sambil mengulurkan tangan.
"Aku…"
"Ruby,aku tau namamu. Kamu cukup populer di angkatan kita," kata Lauren.
"Populer? Bagaimana bisa? Aku saja hanya kenal dengan anak-anak di kelas ini. Bahkan belum semua aku ajak berkenalan."
"Ruby,kamu mengenal Sam bukan?"
"Sam?! Bajingan itu…"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
ALIN SABRINA
semangat kak
2021-02-21
1
Nia
kenapa aku merasa ada keanehan di sini?
2021-02-14
1