“Mas....” suara Anna mengejutkannya. Satria menoleh dan mendapati Anna berdiri di hadapannya dengan telapak tangan terjulur di depan wajahya.
“Apaan nih?” tanya Satria tak mengerti maksud Anna.
“Aku minta uang, Mas. Untuk Hendi, dia belum bayar uang kuliah.“
Satria mengernyitkan keningnya. Memijat-mijat pangkal hidungnya yang mendadak tak nyaman dia rasa.
“Minta duit mulu sih,“ keluh nya kesal tanpa basa-basi.
“Mas, masa mas tega Hendi gak kuliah gara-gara gak bayaran," rengek Anna sementara menempatkan bokongnya dengan manja ke atas paha kokoh Satria dan melingkarkan kedua lengannya bergelayutan di lehernya.
“Tapi kemarin kan baru aku kasih juga. Ann. Bilangin sama adik kamu itu, jangan foya-foya terus.” Nada suara Satria mulai meninggi, menunjukan protesnya karena kelakuan adik ipar nya yang tak pernah ada sudahnya meminta uang padanya, tentu saja melalui Anna.
“Jadi mas gak mau ngasih nih? Ya udah aku jual perhiasan ku dulu deh untuk bayaran kuliah adikku. Atau memelas dulu untuk minta cash bon sama bos ku. Aku gak mau keluarga ku ngebully aku karena punya suami pelit.” rajuk Anna dan seketika bangkit dari atas paha Satria kemudian memutar badan hendak menuju kamar.
“Ehh, Anna. Tunggu,” cegah Satria seraya menangkap tangan Anna dan mendudukannya kembali di sebelahnya.
“Berapa bayaran kuliah adik kamu?” suara Satria seketika melembut.
“Hmmm. Katanya sih enam juta, Mas.“
Tanpa bertanya lagi Satria mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan debit card nya pada Anna.
“Nomor pin nya nanti aku telpon pas kamu mau ambil uang ya.“
Seketika senyum Anna mengembang lebar. Matanya membulat sempurna menatap kartu sakti milik Satria yang dia yakin saldonya bahkan cukup untuk membeli satu unit mobil lagi.
“Aku jadi makin cinta sama kamu, Mas.” ucap Anna merayu.
CUP.... Kecupan hangat mendarat di pipi Satria.
“Pinter bener ngerayu nya, kayak sales panci,” ucap Satria dengan menyungging senyum tipis.
“Ah, Mas. Aku gak lagi ngerayu, Mas. Beneran aku bangga banget jadi Istri kamu, walaupun cuma siri. Istri kok di umpetin gini ya?”
“Yang minta di nikahin siri siapa?” ledek Satria sambil menunjuk hidung Anna.
“Iya, emang aku sih. Abis kalo Mas nikahin aku bulan Desember kelamaan, Mas. Aku nya gak kuat nunggu lama-lama.”
“Ciyeee, ngebet ya?”
“Iyah, kayak sekarang nih, aku ngebet banget. Gak kuat liat kamu tambah macho begini, bawaannya pengen ngamar mulu.”
Kode dari Anna untuk Satria, namun pria itu seperti pura-pura tak mengerti atau memang tak mengerti sungguhan?
“Mau ngapain?” tanya Satria heran ketika kedua tangannya di tarik Anna.
“Olahraga yuk.” Anna mengerlingkan sebelah matanya, menggoda Satria.
“Yaaah, aku gak bawa sepatu olahraga. Yank.”
“Gak perlu pake sepatu, justru olahraga yang satu ini enaknya gak pake apa-apa, Mas.”
“Ashiiaapp, pasti di ajak gelud ....” seru Satria dengan ekspresi kegirangan.
Satria menurut ketika Anna menarik nya masuk ke kamar. Dan dengan nafsu yang sudah tak terbendung lagi, wanita cantik itu memereteli satu persatu pakaian Satria hingga menyisakan boxer yang menutupi 'Si Jeki' nya.
Anna yang tampak sangat menggoda menguak cepat baju tidurnya yang hanya dilapisi piyama tipis, hingga tubuh polosnya terpampang di hadapan satria.
Dengan gerakan seduktiffnya dia mendorong tubuh Satria ke atas ranjang, dan lekas menaiki tubuh berotot sedang itu. Tanpa buang waktu, dihujaninya leher kokoh Satria dengan kecupan dan jilatan hangat di sertai seruput- seruput lembut yang mencetak stempel kepemilikannya di beberapa titik.
Tentu saja membuat Satria makin bergairah, namun di saat seperti itu tiba-tiba dia teringat saat dimana Danisha memergoki segerombolan stempel kepemilikan di sekujur dada dan lehernya tempo hari. Betapa malu nya dirinya saat itu.
“Anna, jangan di cupaang ya. Aku kegelian,” pinta Satria dengan polosnya.
Namun Anna tak menggubris permintaannya. Makin lancar jaya dia menyedot ke semua permukaan kulit satria yang tergolong putih untuk ukuran seorang laki-laki.
“Anna___ Aku belum mandi Loh, kamu gak geli gitu?”
“Mas, bawel banget sih! Udah nikmatin aja.” protes keras Anna di sela kegiatan nikmatnya.
“Tapi Anna___Please jangan atuh,”
“Maass, aku gigit nih punya kamu.” ancam Anna menunjuk 'Si Jeki' yang kini berdiri tegak kokoh dan tengah berada di dalam genggamannya.
“Aaawww....Attuuutt!!!” seru Satria dengan sok imutnya menggigit jari kelingkingnya. Dan akhirnya menyerah pasrah tubuhnya di permak habis oleh Anna.
Satria menatap lurus wajah Anna yang tampak begitu menggairahkan baginya. Dengan perlahan Satria membalikkan tubuh Anna yang tadinya berada di atas tubuhnya kini bertukar posisi. Di kecup nya bibir Anna dan mengendus ke semua bagian wajahnya, menyebarkan kecupan di lekukan leher jenjang Anna. Hingga turun ke bagian dada yang sudah terbuka. Sejenak menyesap dua gundukan berukuran sedang, lalu kembali lagi menyusuri kulit leher jenjang milik Anna.
Di pagutnya bibir Anna kuat kuat, seraya 'Si Jeki' yang berada di sektor bawah gencar bertugas mencari-cari sarang kehangatannya.
Setelah menemukan posisi sempurnanya, digerakan pinggulnya turun naik dengan lembut dan pelan. Meresapi gesekan antar kulit yang memberi sensasii luar biasa untuknya.
Dan gerakan lembut itu perlahan mulai menanjak ritme nya. Gerakannya semakin di percepat membuat tubuh Anna berguncang hebat. Anna yang menatap lurus dan tajam ke wajah Satria yang mulai memerah, tersenyum dengan raut sensuall. Sebagai wanita yang lebih berpengalaman dalam urusan ranjang, dia tahu air muka yang terpampang di wajah Satria kini menuju detik-detik pelepasannya.
Dan benar saja, menyesuaikan dengan ritme gerakan Satria yang makin tinggi, Anna berhasil menemukan titik klimakssnya, begitu pun Satria. Keduanyapun melenguh panjang, erangan mereka saling bersahutan dan kelopak mata yang sama-sama terpejam rapat merasakan sensasii kenikmatan dunia yang tiada tara.
Satria menghela nafasnya panjang dan puas. Dengan bertumpu pada kedua lututnya yang mengangkangi tubuh Anna, dia menjatuhkan tubuhnya perlahan menindih tubuh polos yang telah basah berkeringat itu. Kepalanya terjatuh di ceruk leher Anna seraya menarik nafas nya beberapa kali untuk mengatur debaran jantungnya yang perlahan mulai berdegub normal seperti sedia kala.
Perlahan Satria bangkit dari ranjang dan menempatkan dirinya di tepinya dengan penampakan wajah yang tersenyum penuh kepuasan. Namun senyum itu mendadak terhapus ketika pandangannya terbentur pada sebaris pil kecil di dalam kemasan tipis berwarna silver. Diraihnya barisan pil itu lalu di bawanya lebih dekat ke hadapan matanya.
“Pil KB ?” gumamnya pelan. Namun mampu tertangkap oleh indera pendengaran Anna.
“Ann, kamu minum ini?” Di perlihatkannya kemasan pil itu kehadapan Anna yang masih terlentang di belakangnya.
Anna mengangguk. “Iya, Mas. Untuk pencegahan,” jawab Anna santai.
Satria memutar kembali tubuhnya menyamping di sebelah Anna dan menatap Anna tajam.
“Sejak kapan kamu konsumsi ini?“
“Sejak kita nikah, Mas. Aku sengaja minum itu, karena aku gak mau hamil dulu untuk saat ini,” Masih dengan nada suara santainya Anna menjelaskan.
“Kamu gak takut kalo ada apa-apa nanti sama peranakan kamu, Ann? Kok justru aku yang takut ya.” ujar Satria cemas menatap Anna.
“Gak usah takut, Mas. Itu sementara aja kok. Nanti kalo waktunya kita sudah menikah resmi dan aku juga udah yakin pengen punya anak ya aku gak konsumsi itu lagi. Tenang aja. Dijamin aman. Teman –teman aku semua pada pake itu untuk pencegah kehamilan, dan yang pasti gak bikin gendut.”
“Ya ampun, Ann. Kalo cuma untuk pencegah kehamilan sementara, lebih bagus aku aja yang pake pelindung. Aku gak mau kamu kenapa-napa nanti. Gimana pun juga aku pengen punya anak, Yank.”
“Mas, kalo kamu yang pake pelindung aku nya yang gak puas, Mas. Jadi Gak enak rasanya. Gak hot.” ucap Anna seraya mengedipkan sebelah matanya pada Satria. Sementara pria itu melongo cemas dengan apa yang di dapatinya saat ini.
“Ya udah, kalo kamu mau berasa lebih hot, aku pake k0nd0m yang rasa cabe keriting aja. Mau?”
Sebenarnya Satria berkata serius dengan segala kepolosannya, namun justru membuat Anna tergelak geli hingga menutup wajahnya dengan bantal. Entah karena raut polos Satria atau karena perkataannya itu.
“Pokoknya aku gak mau kamu minum pil ini lagi. Biar aku yang pake pelindung. Besok aku borong di apotik. Kamu suka rasa apa? Strobery? Rasa pisang? Atau Rasa kari ayam?“ tawar Satria sambil meletakkan kasar barisan pil berbalut kemasan silver itu ke atas meja nakas.
“Ya terserah Mas deh, cariin yang bergerigi, biar ada geli-geli gimana gitu.”
“Hah? Bergigi? Serem amat.” Satria menoleh terkejut pada Anna.
“Pokoknya Mas cari aja di apotik, ada kok. Sekalian gel nya juga ya biar gak seret.”
“Gel apa lagi tuh? Kayak nya kamu paham banget soal perk0nd0man. Jangan-jangan nama kamu dulu si Yanto bukan Yanna. Curigation gue,” seloroh Satria dengan raut curiga menatap Anna yang makin tergelak mendengar ocehannya.
“Di tanya bener-bener malah ngakak. Perempuan yang aneh. Yo wis lah, aku pulang ya. Inget omongan ku. Buang Ini pil. Besok kalo aku liat kamu masih minum ini lagi, aku talak tilu kamu.” ancam Satria seraya bangkit dari tepi ranjang dan melangkah menuju kamar mandi, tanpa menoleh lagi pada Anna yang lekas menyambar Pil kecil itu dan menyembunyikannya di laci nakas.
“Ya, pulang lah sana ke ibu mu. Gak bisa tidur kali kalo belum ***** sama Ibunya. Dasar anak mami,” gumam Anna sambil mendengus sebal membayangkan wajah Ibu mertuanya.
Setiap kali Satria berkunjung ke apartement ini selepas jam kantor, sekitar jam enam sore dan paling lama hanya dua jam menemaninya lalu kembali pulang begitu saja dengan alasan khawatir pada sang Ibu. Itulah hal yang paling menyebalkan baginya. Dia merasa benar-benar di nomor duakan.
Dia tahu Ibunya Satria tak menyukainya. Beberapa kali Satria membawanya ke rumah Ibunya dan mencoba mendekatkan dirinya pada wanita yang melahirkan Satria itu namun nampak jelas sekali dirinya mendapat penolakan, walaupun dengan penolakan secara halus namun tetap saja itu menyakitkan bagi Anna. Terlebih sikap Satria yang tampaknya sangat menurut dan patuh pada Ibu nya. Hingga hubungan merekapun sementara ini harus disembunyikan sampai menunggu waktu yang tepat bagi Satria untuk terbuka pada Ibunya.
Haiiii....Yang Hot Hot lama bener lolos review nya, gaesss
Sabar yak... Jangan lupa Like, Vote, favorite, Kri Sar di koment. Oke,
Happy Reading ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Widia Aja
Anna biasa celup sana celup sini, bahkan mungkin masih dilakukan setelah nikah ama bang sat
2023-02-24
0
Yessyka June
helehhh.... dah nampak lah sifat asli yana maryana tuh 😁
2021-05-29
1
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ
kenapa satria seperti orang bego bngt y di depan maryanah
2020-10-25
0