Episode 4 Ketahuan

POV Author

Bu Asih tersenyum puas dan menghela nafasnya lega setiap kali selesai membereskan kamar tidur Danisha.

Menurut asisten rumah tangga yang sudah mengabdikan diri pada keluarga Bapak Andri Putera Bintang selama lima belas tahun itu, merapikan kamar tidur Danisha adalah bagian yang paling menguras tenaganya.

Bu Asih sering berseloroh pada sesama asisten rumah tangga lain yang juga bekerja di rumah itu. Jika ada kompetisi untuk kategori kamar paling berantakan di dunia, kemungkinan besar Danisha adalah pemenangnya.

Terlebih lagi kamar mandinya, Bu asih pasti mengawalinya dengan berdoa semoga di beri kekuatan fisik untuk membereskan kamar mandi Danisha.

Seperti saat ini, Bu asih geleng-geleng kepala ketika membuka pintunya, Terpampang pakaian-pakaian kotor yang berserakan di lantai, alat-alat mandi yang berserakan tidak lagi pada tempatnya dan tumpahan cairan shampo dan sabun yang membuat Bu Asih sering terpeleset ketika memasukinya.

Satu persatu dipungutnya pakaian kotor yang berceceran itu lalu dimasukannya ke dalam keranjang khusus baju kotor.

Diwarnai decakan sebal, Bu Asih merapikan alat-alat mandi Danisha dan di letakkan di tempat yang sebagaimana mestinya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada benda pipih berwarna putih yang tergeletak di samping bathtub. Dipungutnya perlahan lalu di teliti nya lamat-lamat benda itu.

“Astaghfirullah.... “

Seketika benda itu terjatuh dari tangan Bu asih. Wanita empat puluh tahun itu terkejut bukan main ketika menyadari itu adalah alat penguji kehamilan, terlebih lagi dengan dua garis merah yang tertera di kolom indikatornya.

“Punya siapa ya?” gumam nya seraya memungut kembali testpack yang terjatuh tadi.

“Apa punya si non? Ah, gak mungkin. Pasti punya Bu Freya ni? Dia mau ngasih adek untuk Non Sha kali,” terka nya.

“Asiiiihhhh.....! Sihhhh....!” teriakan Bu Freya dari depan pintu kamar Danisha memanggil namanya membuyarkan lamunannya.

“Ya Buuuuu....” Bu Asih tersentak kaget, lalu bergegas keluar dari kamar mandi Danisha dan masih dengan menenteng Testpack di tangannya.

“Sih, tolong nanti rapihin ruang kerja saya ya, dan jangan lupa semuanya di lap yang bersih jangan sampe ada debu sedikitpun. Saya alergi,“ perintah Bu Freya sembari memasangkan anting jepit ke ujung telinganya.

“I---Iya, Bu.” jawab Bu Asih gugup.

Bu Freya melihat kegugupan di wajah Bu Asih. Lalu beralih pada benda pipih putih di tangan asisten rumah tangga nya itu.

“Apa itu, Sih?” lekas di rebutnya testpack itu dari tangan Bu Asih.

Seketika kelopak mata cantik milik Bu Freya terbelalak lebar. Bibirnya yang merah merona menganga bulat sempurna setelah mengamati benda itu.

“Ya Tuhan, Positif? Kamu hamil lagi, Sih? Aiiiihhh Selamat ya, Sih. Akhirnya cita-cita kamu mau punya anak lima terkabul juga. Tenaaaang, nanti saya kasih hadiah dan bonus yang besar untuk kelahiran anak kamu, oke,“ cerocos Bu Freya dengan wajahnya yang full sumringah.

“Bu___Bu___Bukan punya saya, Bu,” sela Bu Asih tergagap setelah dirasanya mendapat kesempatan untuk bicara seraya menunjuk testpack di tangan Bu Freya.

“Testpack ini bukan punya kamu?“

“Bu___Bukan, Bu. Saya dapet itu dari kamar mandi Non Sha.”

“APA????” seketika raut wajah Bu Freya berubah. Keningnya berkerut turun dengan kedua alisnya bertautan tegang.

“I___Iya Bu. Saya kirain itu punya Ibu.”

Tiba-tiba tubuh Bu Freya meluruh lunglai jatuh terduduk di lantai.

Dengan sorot mata kosong wanita itu menatap testpack yang masih di genggamnya. Hatinya terus berusaha menepis dugaan buruk yang muncul di benaknya.

“Bu?“ panggil Bu Asih gugup.

Dia khawatir melihat nyonya besar nya duduk terkulai di lantai yang beralaskan karpet tebal itu dengan sekujur tubuh yang gemetaran.

“Sih, ambilin telepon itu,“ perintah Bu Freya dengan suara lemah menunjuk dengan dagunya pada pesawat telepon di meja nakas samping ranjang Danisha.

Tanpa menunggu perintah dua kali Bu Asih bergegas mengambilkan apa yang diminta majikannya itu.

Dengan jemarinya yang lemah, Bu Freya menekan nomor telepon yang sangat dia hapal. Lalu menempelkan  gagang telepon itu ke telinganya dan menunggu sambutan dari seberang.

“Halo?” Suara berat Pak Andri terdengar dari ujung sambungan telepon.

“Pah ___“ sahut Bu Freya dengan suara yang lemah.

“Mah? Kenapa? Kok loyo gitu suaranya? Kamu sakit? Ke dokter lah. Makanya jangan diet-diet mulu 'kan jadi sakit begitu deh. Tapi aku gak sempet anterin ke dokter, kamu aja ya sendiri. Kerjaan aku masih banyak banget nih. Asisten ku juga gak masuk lagi hari ini,“ cerocos Pak Andri tanpa memberi jeda.

“Pah, kamu harus pulang sekarang, Pah. Penting. Ini darurat.” potong Bu Freya kemudian.

“Hah? Ada apa, Mah? Darurat apa?”

“Pokoknya kamu harus pulang. SEKARANG!” Suara Bu Freya mulai meninggi dan bergetar menahan emosinya.

“O___ Oke, Oke. Aku pulang sekarang.“

*****

Pak Andri terkulai lemas terduduk di sofa. Lidah nya kelu tak sanggup berkata-kata ketika di beritahu oleh istrinya perihal hasil testpack yang di temukan di kamar mandi putri tunggalnya, Danisha.

Dengan sorot mata penuh amarah dia menatap tespack yang di sodorkan istrinya ke hadapannya.

“Semoga ini bukan punya dia, Mah,” desisnya lirih.

Tak berbeda dengan istrinya, dia mencoba menepis segala dugaan buruk yang hinggap di benaknya.

“Iya Pah, semoga aja begitu. Tapi tolong nanti papa bicara baik-baik sama Sha. Jangan di omelin. Mama takut dia kabur. Janji ya Pa?” pinta Bu Freya seraya mengusap bahu kokoh suaminya.

Pak Andri mengangguk lemah dengan pandangan tertunduk ke lantai. “Iya, aku janji gak akan omelin Sha. Tenang aja kamu, Mah.”

Tak lama, anak gadis yang ditunggu- tunggu itu pun pulang.

Begitu memasuki ruang keluarga wajah Danisha mendadak memucat seketika mendapati kedua orang tua nya yang duduk terpaku persis menghadap ke arahnya.

Dia menelan salivanya dengan susah payah. Tenggorokannya rasa tercekat hebat. Bola matanya bergerak-gerak bergantian menatap keduanya.

Perlahan langkah Danisha menghampiri tempat kedua orang tuanya yang masih lekat menatapnya. Kian dekat kian tampak kilatan kemurkaan di wajah keduanya. Danisha makin bergidik melihat raut angker mama dan papanya itu.

“Pa? Ma?” panggil Danisha pelan.

“Duduk, Sha!” perintah Pak Andri lekas. Sorot matanya tajam menatap wajah cantik putri nya itu.

Danisha menurut, dia henyakkan dirinya persis disamping papanya itu.

“Ini punya siapa?”

Tiba-tiba Pak Andri bangkit dari duduknya menghadapi Danisha, seraya menyodorkan tespack yang di laporkan istrinya tadi ke hadapan Danisha.

Wajah Danisha seketika memutih, pucat pasi seperti tanpa darah yang mengalir ke setiap pembuluh di wajahnya .

Jantungnya berdegub kencang, tangannya bergetar hebat, hingga tak terasa kunci mobil yang di pegangnya pun terjatuh ke lantai.

Lidah nya seketika kelu, hanya bola matanya yang membelalak panik menatap alat uji kehamilan miliknya yang kini ada di genggaman papanya.

Apa yang dikhawatirkannya tadi siang bersama Viona ternyata terbukti. Alat itu diketemukan Bu Asih dan kini menjadi barang bukti persidangan untuknya dihadapan kedua orang tuanya.

“Jawab, Sha.” Suara Pak Andri masih datar meminta penjelasan Danisha.

“Punya kamu?“ tanya nya lagi.

Merasa tak ada celah lagi untuk mengelak akhirnya Danisha mengangguk. Walaupun pelan namun terlihat jelas. Dan itu menjadi jawaban yang cukup menyentakkan bagi Pak Andri dan Bu Freya.

Plaaaakkkk....!!!!

Tamparan yang sangat keras dari telapak tangan Pak Andri mendarat di pipi mulus Danisha.

“Pah...!” cegah Bu Freya yang terkejut menyaksikan perlakuan suaminya terhadap putri kesayangannya itu.

Telapak tangan Pak Andri kembali terangkat bersiap-siap mendaratkannya sekali lagi ke pipi Danisha.

“Jangan, Pah....!” Bu Freya menahan lengan kokoh Pak andri yang sudah menegang.

“Lepasin, Mah. Biar tau rasa ini anak. KURANG AJAR!!!"

“Jangan, Pah. Please. Tadi papa janji gak akan omelin Sha,” mohon Bu Freya.

Air mata nya pun menetes beberapa bulir di pipinya.

“Iya, aku gak ngomel kok. Liat kan?”

“Ngomel sih gak, tapi nampar iya. Podo wae, Pah,” protes Bu Freya di sela isaknya.

Bu Freya berlutut dengan bertumpu pada kedua lututnya dihadapan Danisha. Ditangkupnya wajah Danisha yang tertunduk di depannya. Perlahan dia mengangkatnya. Tampak jelas bekas gambar telapak tangan suaminya yang memerah di pipi putrinya itu.

Air mata Danisha pun sudah merebak mengucur deras dari sudut matanya. Isaknya terdengar walaupun pelan tapi sangat memilukan.

Dengan lembut jemari Bu Freya menghapus air mata putri cantiknya itu.

“Siapa laki-laki itu, Sha?” tanya Bu Freya pelan seraya menatap wajah Danisha dengan kilau maniknya yang meredup sayu.

Danisha memberanikan diri menatap wajah Bu Freya, mamanya. Dia benar-benar tak kuat menatap wajah sendu wanita yang telah menghadirkan dirinya ke dunia ini.

Sejenak dia ragu mengatakannya terlebih kenyataan yang dia dapat hari ini sangat menyakitkan. Keberadaan Freddy tak tau lagi dimana rimbanya.

“Siapa, Sayang? Bilang sama mama. Kita harus bicara sama dia,” desak Bu Freya lagi.

Danisha menarik nafas nya dan menghelanya lagi dengan berat di tengah isaknya yang masih lirih terdengar.

“Pacar Sha, Mah.” Akhirnya Danisha buka suara.

“Iya pastinya pacar kamu laki-laki, kan. Tapi Siapa orangnya? Siapa namanya? dan dimana tinggalnya. Itu yang harus papa dan mama tau, Sha.” Pak Andri menyahut dengan suara menggelegar.

Nyali Danisha kian menciut menghadapi kemarahan papanya itu.

“Namanya Freddy, Pah. Tadinya Dia kerja di hotel Ritz Ocean dan tinggal di apartement Horison Park___”

“Tadinya? Maksud kamu apa dengan kata ‘tadinya’?” selidik Pak Andri memotong kalimat Danisha.

Danisha kembali tertunduk takut. Dia tahu kemana arah pertanyaan papanya itu.

“Freddy sudah resign dari kantornya dan sudah pindah juga dari apartement itu tiga hari lalu. Sha gak tau kemana pindahnya. Alamat keluarganya pun Sha gak tau. Seharian ini Sha cari dia, Pa,” tutur Danisha pelan masih dengan wajah tertunduk dan berlinang air mata.

“Jadi laki-laki itu menghilang setelah menghamili kamu?” Giliran Bu Freya yang menginterogasinya.

Danisha menjawab dengan mengangguk lemah.

“Errrrgghhhh !!!! B4JING4N...!!!.” Teriak Pak Andri karena geram yang tak terbendung lagi

Dan .... Praankkkk !!!

Meja kaca di hadapannya menjadi sasaran amukannya. Permukaannya pecah dan hancur dihajar oleh kepalan tangan pria setengah baya itu. Darah segar pun mengucur dari sela-sela buku-buku jemarinya.

Bu Freya mendekap tubuh Danisha erat dan membenamkan kepala putrinya itu ke dadanya. Dia takut berikutnya adalah Danisha yang menjadi sasaran hantaman suaminya yang sedang kalap itu.

Pak Andri menghempaskan tubuhnya ke atas sofa di seberang kedua wanita tercintanya yang saling berdekapan. Dan menjatuhkan wajahnya tertunduk lemah. Bahunya terguncang hebat. Isak lirihnya terdengar sampai ke telinga Bu Freya dan Danisha.

Kedua Ibu anak itupun mengurai pelukan mereka dan menatap sang kepala keluarga yang tenggelam dalam tangisnya.

Pak Andri Putera Bintang, seorang pengusaha sukses, kaya raya, gagah dan namanya patut di sejajarkan dengan para pengusaha berkaliber top level di negara ini. Kini hanya tertunduk layu meratapi kegagalannya dalam mendidik putri tunggalnya, Danisha.

Menyesali perhatiannya yang tak pernah dia berikan sepenuhnya untuk Danisha dan menyesali waktu yang hanya dia gunakan untuk mengejar dunia.

Namun kini penyesalan itu tak ada artinya lagi. Sia-sia dan percuma.

Putri tunggalnya telah mengoyak kehormatannya, merusak nama besar keluarganya dan meruntuhkan harga dirinya sebagai kepala keluarga.

Pria bertubuh tinggi kekar itu bangkit dari duduknya. Perlahan mendekat menghampiri kedua wanita tercintanya.

Dengan gontai dia menjatuhkan diri, berjongkok dengan bertumpu pada kedua lututnya di hadapan istri dan putrinya. Lalu merentangkan kedua tangannya dan meraih tubuh dua wanitanya dan memeluk mereka dengan erat.

Danisha dan Bu Freya pun menyambut pelukan Pak Andri. Ketiganya menangis menumpahkan segala rasa sesal yang menghimpit hati mereka.

“Maapin Sha ya, Pa, Ma. Sha udah merusak nama baik keluarga. Sha anak durhaka. Sha rela menerima apapun hukuman dari papa dan mama,” lirih Danisha di sela isaknya yang masih tersisa.

“Maapin Papa juga, Sha. Kita akan hadapi masalah ini sama-sama. Nanti Papa pikirkan jalan keluar yang terbaik untuk kamu. Ya, Sayang,” ucap Pak Andri lirih di telinga Danisha.

Pak andri menggeleng lemah seraya mengusap lembut punggung Danisha dan Bu Freya berusaha menyurutkan isaknya sambil membelai rambut putri tercintanya.

Haiiii, Readers....Happy Reading.

Jangan lupa, like, vote, komeng nya yah...

semangat nge-gasss....

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Eh, kok mengandung bawang...🥺😭

2023-02-23

0

Laras Kasih

Laras Kasih

lihat papa andri nangis jadi ikut2 an kan 😭

2021-01-12

4

Marta

Marta

masih nyimak

2020-11-13

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!