Episode 3 Panik

POV DANISHA

Kini aku berdiri tepat di muka pintu apartement Freddy. Sejenak ku tatap lama pintu besar berwarna silver itu. Tanpa ragu ku pencet kenop bell yang berada di sampingnya. Namun sepertinya tak ada tanda-tanda pergerakan dari pintu itu.

Ku lirik jam tangan sporty di pergelangan tanganku. Masih jam delapan lewat lima belas menit. Pikirku, Freddy belum berangkat ke tempat kerjanya.

Ku pencet bell itu lagi lebih lama. Dan kali ini terdengar suara kunci dibuka. Yes, dia masih ada. Daun pintu terkuak, Dan....Sesosok wanita dewasa yang sangat cantik berbalut dress biru sebatas lutut dengan rambut terurai indah di kedua bahunya tampil di balik pintu yang hanya terkuak setengahnya.

Aku terkejut dan terkesima menatapnya. Tanda tanya beserta prasangka buruk seketika melingkupi benakku. Seorang wanita cantik berada di dalam apartement Freddy?

“Cari siapa ya?” sapa wanita itu dengan ramah.

“Eh, Tante ini siapa?” Aku balik bertanya dengan Tatapan ku yang penuh curiga padanya.

“Saya pemilik apartement ini,” jawab nya.

Aku memicingkan mata ku menatapnya dengan segudang rasa tak percaya.

“Loh, Ini apartement Freddy, kan?“ bantahku lekas.

Wanita cantik itu malah tersenyum padaku, dan membulatkan bibir merahnya seraya mengangguk samar.

“Sayaaang, sini sebentar....” panggil nya kemudian pada seseorang di dalam unitnya.

Sayang? Dia memanggil sebutan mesra itu pada seseorang di dalam sana. Apa ini? Apa jangan-jangan Freddy yang dia panggil itu. Dada ku rasa bergemuruh karena curiga ku mulai merasuki benakku.

Tiba-tiba pintu dihadapan ku terkuak lebih lebar. Dan tampak seorang laki-laki yang cukup berusia dewasa berdiri tepat di samping wanita cantik itu. Ah, Lega...Ternyata bukan Freddy.

“Ada apa?” tanyanya pada wanita itu.

“Ini loh, adek ini nanyain Freddy.”

Pria dewasa itu menoleh padaku dan menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala ku.

“Freddy?“ tanya nya pada ku.

Aku mengangguk cepat. Tak sabar menunggu jawaban dari dua orang dewasa ini.

“Freddy sudah gak tinggal disini lagi, Dek. Dia sudah pindah. Apartemen ini punya saya. Selama ini dia menyewa,“ beritahu pria itu kemudian dengan nada suara nya yang ramah dan santun.

Aku terperangah mendengarnya.

“Pindah? Dari kapan, Om?” tanyaku di sela kebingunganku.

“Tiga hari yang lalu. Dia gak lanjutkan sewa nya lagi.”

Tiga hari lalu?

Tiga hari lalu aku bertemu Fredy di coffe shop dekat kampus ku. Seperti biasa sikapnya hangat dan mesra padaku. Bahkan Freddy ingin mengajakku ke apartement ini untuk bercinta lagi, namun aku menolak karena tiba-tiba Papa meneleponku dan memintaku untuk datang ke kantornya saat itu juga untuk makan siang bersama.

Tapi selama bersamanya saat itu, sedikitpun Freddy tak pernah menyinggung mengenai kepindahannya dari apartement ini. Tapi sekarang, dia pergi tanpa pesan. Ada apa ini?

"Maaf, Om. Apa Freddy bilang pindah kemana?" tanyaku penasaran.

"Tidak bilang apa-apa, Dek. Dia cuma titip key card nya pada reseptionis di lobby dan kirim pesan WA ke saya bahwa dia tak lanjutkan sewa, begitu aja dan tak ada pesan lainnya," jawab pria itu lagi dengan lugas.

Aku terdiam seketika, darah ku mengalir deras menuju ke batang otak ku. Emosi ku menanjak cepat hingga ke ubun -ubun kepalaku.

“Baik, permisi.“ Hanya itu yang bisa aku ucapkan pada kedua orang di hadapanku. Lalu ku balikkan badan ku cepat dan setengah berlari menyusuri lorong apartement itu menuju jajaran kamar lift.

Aku bersandar pada dinding dan membiarkan tubuhku merosot terduduk dengan lutut terlipat di depan dada.

“Freddy.... Kamu sengaja menghindar dari aku? Sialan!” Amarah ku bergejolak. Kalau saja bukan di tempat umum pasti sudah ku tendang tempat sampah di seberang ku untuk meluapkan kekesalanku ini.

Ku rogoh Iphone ku dari saku belakang celana jeans ku. Ku cari nama ‘my Love’ di daftar kontak ku dan ku geser logo dialling.

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.” Hanya suara mesin operator dari provider yang ku dengar. Dua-tiga kali ku ulangi lagi, masih suara itu yang menjawab.

Ku putuskan untuk menghubungi Viona. Nama sahabat ku itu yang kucari di layar Iphone ku.

“Halo, Sha....” suara cempreng Viona dari ujung sambungan telepon menyambutku riang seperti biasanya.

Tiba-tiba air mata ku tak terbendung lagi. Tangis ku pun pecah dengan raungan yang tertahan.

“Sha? Wooyy, lo kenapa cekikikan? Kesambet?" Viona benar-benar tak tahu waktu untuk mencandai aku. Cewek ber otak setengah ons itu masa tak bisa membedakan antara suara isak dengan suara tawa ku. Kebangetan.

“Vi, gue lagi nangis Vi, bukan cekikikan. Lo jangan gila, dong. Please,” ucapku ditengah isak tangis ku yang masih tertahan agar tak menggema di sekitar ruangan yang sepi ini.

“Hah? Kenapa lo nangis? Tumben. Ternyata bisa nangis juga lo. Itu yang keluar air mata apa duit gobanan, Sha?” Masih tanpa perasaaan cewek gila itu mencandaiku.

“Vi, serius Vi. Gue lagi di apartement Freddy sekarang. Cowok kampret itu udah pindah, Vi. Hikkksss....Hiikkss....”

Tak terdengar suara cempreng Viona, hanya hembusan nafasnya yang terdengar jelas di telingaku.

“Ya udah deh, gue ke sana nyusul lo. Tunggu di lobby ya, Sha."

Seketika Viona mematikan sambungan teleponnya. Aku hanya mengangguk seraya mengusap kasar pipi ku yang sudah basah oleh air mata.

Aku bangkit dari duduk ku lalu melangkah memasuki kamar lift yang kebetulan terbuka persis di hadapan ku.

Aku menuruti permintaan Viona untuk menunggunya di Lobby apartement ini. Masih dengan suasana hati yang berkecamuk hebat, aku henyakkan diriku yang serasa tak bertulang lagi di sofa bulat yang tersedia di bagian samping Lobby yang cukup luas ini.

Menunggu tak lebih dari dua puluh menit, tampak Viona setengah berlari menghampiri tempat ku.

“Sha? Ada apa, Sha?” tatapan Viona serius meneliti wajah ku yang sembab. Tampak sekali sahabatku ini begitu panik melihat keadaan ku. Lalu menempatkan dirinya persis di sebelah ku.

“Freddy, Vi. Si kampret itu pindah gak bilang-bilang sama gue.“

Viona menghela nafasnya namun yang terdengar helaan nafas lega seraya mengerucutkan bibir tipisnya.

“Gue kirain ada apa. Freddy pindah apartement aja lo sampe nangis gini. Ya udah sih, kita tanyain Mas Vicky aja. Dia kan temen kerjanya Freddy, pasti dia tau kemana si kampret itu pindah.“

Iiih, dasar cewek gila. Begitu tenangnya dia bicara. Kalau tak ada sesuatu yang serius untuk apa aku menangis begini.

‘Lo belom tau aja, Vi. Kenapa gue nangis bombay begini.’ ucapku dalam hati.

“Sebentar gue telpon kakak gue, ya,“ ucap Viona lagi seraya menepuk-nepuk bahu ku berusaha memberi ketenangan padaku.

Aku perhatikan Viona mengeluarkan Iphone nya dari dalam tas tangannya lalu mencari nomor kontak Mas Vicky untuk menghubunginya.

Mas Vicky adalah kakak satu-satunya Viona yang bekerja di hotel yang sama dengan Freddy, walaupun berbeda divisi. Perkenalan ku dengan Freddy juga ada andil besar dari Mas Vicky ketika aku diundang ke acara pesta ulang tahunnya.

“Halo Mas Vicky? Ma___“

Tak sabar, aku langsung menyambar batangan Iphone dari tangan Viona.

“Halo Mas Vicky, ini Sha. Mas, aku sekarang lagi di apartement Fredy ternyata dia udah pindah. Apa Mas Vicky tau dia pindah kemana?"

“Sha, maaf aku gak tau Freddy pindah kemana. Hari ini pun aku baru denger kabar dari direktur ku kalo Freddy sudah resign tiga hari lalu. Dan gak ada yang tau Freddy pindah kerja kemana.”

“HAH? Resign?“ Seketika tubuhku serasa Bagai tersambar petir berkekuatan ratusan juta volt. Saraf otak ku serasa mati, aliran darahku serasa terhenti, dan jantungku serasa tak berfungsi lagi.

Tanpa sadar Iphone milik Viona yang ku genggam terjatuh ke lantai.

“Wooooy Sha. Kalo pecah gantiin sama tipe terbaru Loh ya!" teriakan Viona hanya sayup-sayup yang mampu ku dengar. Walaupun suara cemprengnya berbunyi tepat di samping telingaku. Yang ku tampak dari ekor mataku Viona menunduk memungut Iphone nya yang terlentang di lantai.

Seketika tangisku pun kembali pecah. Air mata ku merebak kembali, kali ini lebih deras dan raunganku tak tertahankan lagi. Aku tutup wajah ku dengan kedua telapak tangan ku.

“Sha? Sha? Kok heboh banget sih nangisnya. Ya ampun, Sha. Ada apa sih?” Viona mengguncang-guncangkan bahuku pelan. Kali ini suaranya terdengar lebih serius dan perhatian.

Viona membawa tubuh ku ke dalam pelukannya. Dan mengusap-usap punggungku dengan lembut.

“Ada apa, Sha? Cerita sama gue, dong. Gue bingung nih. Lo gak pernah pernah kayak gini.“

Masih didalam pelukan Viona, aku menarik tangan Viona dan menempelkan telapak tangannya pada perutku. Viona mendorong bahu ku perlahan meminta jarak untuk menatap wajah ku.

“Sha? Kenapa? Lo laper?” tanya nya dengan raut wajah khawatir menoleh ke arah tangannya yang ku tempel di perutku.

“Ck....Vi\, gue___positif.”

Viona makin membelalakan kelopak matanya lebih lebar menatapku tajam seolah tak percaya dengan ucapanku.

“Lo hamdun, Sha?” tanyanya meminta kepastian ku.

Aku hanya mengangguk sambil menatap nya dengan bola mata ku yang sudah banjir air mata.

“Astaghfirullah....Serius, Sha?“

Kembali aku mengangguk lemah.

“Gara-gara si kampret Freddy?”

Aku mengangguk lagi.

“Lo yakin hamdun? Udah cek ke dokter belum?”

“Kayaknya sih iya, Vi. Mens gue udah telat dua minggu. Dan tadi pagi gue testpack hasilnya garis dua,” jawab ku lirih di sela tangisku yang mulai mereda. Viona meraih jemari tanganku dan mengelus nya lembut.

“Lo bawa test pack nya, kan? Ayo kita ke dokter sekarang, gue anter.”

Testpack ku? Ya Tuhan....

Ingatan ku kembali pada Testpack yang tergeletak di lantai kamar mandi di dalam kamar ku. Dan aku yakin benda itu masih di sana saat ini.

“Mati gue, Vi. Ketinggalan di kamar mandi.”

“Ah, b3go banget sih Lo, Sha. Ntar kalo ada yang nemuin gimana?”

Seketika wajahku memucat, tanganku gemetar, aku ketakutan. Membayangkan Bu Asih asisten rumah tanggaku yang rutin membereskan kamarku dan menemukan itu

lalu mengadu pada Mama dan Papa.

“Ohhh My God...!!!!!” Tanpa sadar aku berteriak, hingga menggema ke seantero Lobby apartement ini. Beberapa pasang mata yang melintas di sekitar kami menoleh pada ku kaget dan bingung.

Viona lekas mendekap ku kembali ke dalam pelukannya. Aku menangis sejadi-jadinya di bahunya.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Happy Reading Gaesss....

jangan lupa like, favorit, vote, komen nya yah

lanjutttt....

Terpopuler

Comments

Siti Fajar Herlina

Siti Fajar Herlina

Lanjut... ya

2022-01-30

1

Heni Sumiyang

Heni Sumiyang

pelajaran ya jangan sampai memberikan sesuatu yang paling berharga buat para gadis dengan alasan atas dasar cinta, yang ujung-ujungnya merugikan perempuan itu sendiri kalau sudah begini kan bingung. Reminder good Thor. Ambil hikmahnya dari cerita ini.

2021-04-21

2

Laras Kasih

Laras Kasih

duhhh..gak tau deh gmn rasanya hamidun diluar nikah trs si cowonya ngilang, auto semaput 7 minggu 😆😆😆

2021-01-12

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!