POV Author
Satria menghenyakkan dirinya di sofa panjang yang berada di tengah ruangan butik yang khusus merancang gaun pengantin itu.
Dia topangkan kaki kanannya pada kaki kirinya dan menyandarkan punggungnya yang terasa penat ke punggung sofa.
Di rogohnya Iphone nya dari saku celana lalu menyibukkan diri menscrool layar nya untuk membaca laporan kerja dari asistennya, Alex yang dikirimkan ke emailnya.
Seketika Tampak senyumnya mengembang di sudut bibirnya, wajahnya terlihat cerah dan bola matanya berbinar-binar saat membaca grafik laporan keuangan perusahaannya yang tampaknya menanjak secara signifikan.
‘Rejeki anak soleh....’ gumam nya dalam hati.
Puas membaca dan meneliti semua laporan di emailnya, Satria kembali menyelipkan gawainya ke dalam saku celananya sambil tersenyum dan menghela nafasnya lega.
Tiba-tiba, matanya terbelalak bulat, mulutnya menganga lebar, lehernya menjorong lebih ke depan ketika netranya menangkap sosok wanita cantik berbalut dress selutut warna hijau pupus keluar dari sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam.
Spontan jantungnya berdebar kencang, darahnya berdesir cepat, wajahnya seketika memucat saat penglihatannya meyakini sosok wanita yang sangat sangat amat dikenalnya.
Mama Freya, mertuanya sekaligus mama angkatnya tengah berjalan anggun memasuki butik yang kini dia berada didalamnya.
“Gawat, Men....” serunya spontan lalu secepat kilat bangkit dari duduknya dan menoleh kiri kanan, celingak celinguk ke segala arah di ruangan itu mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi.
Demi berpacu dengan kedatangan Bu Freya yang sudah membuka pintu butik, Satria bergegas masuk ke ruang ganti dimana Kak Sus tengah memasangkan kebaya ke tubuh Anna.
“Aaaaakkk....Aduh, Mas. Kaget aku!” teriak Kak Sus dan Anna nyaris berbarengan mendapati Satria yang tiba-tiba nyelonong masuk dan berdiri berhimpitan diantara keduanya di ruangan yang berukuran satu kali dua meter itu
“Minggir, aku mau liat calon pengantin ku,” usir Satria pada Kak Sus yang masih melongo kaget menatap nya.
“Aaaww, sabar, Mas. Ya Allah tolong!” pekik Kak Sus panik memegang dadanya saking syoknya melihat kelakuan Satria.
“Udah, lo sana keluar dulu. Udah gak tahan nih,” perintah Satria lagi dengan suara berbisik pada Kak Sus seraya menarik pinggang Anna dan menempelkan bibirnya pada bibir Anna yang juga masih menganga karena terkejut lalu mengullumnya tak sabar.
“Oh My God. Bener-bener deh, ih kelakuan laki Lo, Jeng. Brutal!” pekik Kak Sus lagi semakin terperanjat melihat adegan hot yang terpampang di depan matanya itu.
Dengan mengibaskan jemari tangannya, Satria memberi kode pada Kak Sus untuk segera keluar dari ruang sempit itu tanpa melepaskan pagutan bibirnya di bibir Anna.
“Uuhhh, aku terusir. Kirain aku di ajak. Sekali-sekali pengen three some, Mas,” seru Kak Sus lagi lalu lekas keluar meninggalkan pasangan yang sibuk saling melum4t dan mengullum hangat.
“Aduuuhh, bikin gue sport jantung aja tuh cowok. Deg-degan lahir bathin deh gue,” gerutu Kak Sus sambil melangkah menuju meja kerja nya dan menghempaskan diri di kursi kebesarannya.
“Om, ada tamu nyari Om....” beritahu asistennya yang bernama Malika atau Malik tadi.
“Am, Om, Am, Om, sembarangan! Panggil gue KAK SUSI. Es U Su Es I Si. Susu, eehh Susi. Ngerti!” hardik Kak Sus setengah membentak pada Malika atau Malik.
“Maaf, baik Kue Sus, eh, Kak Sus....” jawab Malika atau Malik dengan raut wajah yang kikuk di tengah pelototan maut dari bossnya itu.
“Siapa tamu nya?”
“Bu Freya, Kak. Itu lagi nunggu di ruang tamu.”
Mendengar nama Bu Freya, Kak Sus spontan berdiri dari duduknya dan seketika wajahnya full of sumringah.
Lalu bergegas menghampiri Bu Freya yang sedari tadi duduk dengan anggunnya di sofa sambil berselancar di dunia maya lewat gawainya.
“Halo, Tante Freya. Apa kabar, Say?” sambut Kak Sus ramah seraya merentangkan kedua tangannya merengkuh tubuh sintal Bu Freya yang masih terpaku pada posisinya.
Bu Freya pun membalas rengkuhan Kak Sus dengan hangat.
“Kabar baik, Sus. Kamu tambah bulet aja. Diet dong kayak aku nih,” ujar Bu Freya seraya memperlihatkan bentuk pinggangnya yang ramping. Siapapun yang melihat sosok Bu Freya tak akan menyangkal kecantikan dan keindahan tubuh wanita itu di usianya yang nyaris setengah abad.
“Aduh, Tante emang ter the best deh. Umur segini masih tetep langsing dan cantik,” puji Kak Sus dengan kilau mata yang berbinar-binar.
“Oh, iya dong. Kalo gak jaga penampilan nanti suami ku bisa-bisa ngelirik perempuan lain, terus diem-diem nikah lagi dan punya istri muda. Idiihhh, ogah deh aku di madu. Sorry ya. Apalagi suamiku itu kuat banget olahraganya, ya aku harus ngimbangin dong,” tutur Bu Freya lugas.
“Iya ya Tante, si Om emang keren banget, makin tua makin matang, Ibarat kelapa, makin tua makin bersantan. Jadi pengen di peres deh sama si Om. Duh ileee, di peres? Cucian kaleee, hihihi....” ucap Kak Sus berseloroh, membuat Bu Freya pun ikut tertawa mendengar kicauannya.
“Oiya, Sus, aku kesini mau undang kamu untuk pembukaan butik baru ku di Surabaya minggu depan. Ini undangannya. Untuk tiket pesawat dan hotel sudah aku booking semua atas nama kamu. Jadi kamu tinggal datang aja yah, Sus,” ucap Bu Freya seraya menyodorkan kartu undangan berwarna maroon dengan design yang sangat exclusive dan elegant.
“Aaaw, cantiknya. Aku pasti datang dong, Tante. Semoga aja pesenan customerku beres semua sebelum pergi ke Surabaya," seru Kak Sus seraya menimbang-nimbang buklet undangan di tangannya.
“Lagi banyak pesanan ya, Sus? Hebat deh kamu, butik kamu makin laris.” Giliran Bu Freya memuji Kak Sus.
“Ya gitu deh, Tante. Biasalah lagi musim kawin. Kayak uler aje ye kawin ada musimnya. Yuukk mareee,” seloroh Kak Sus lagi di sambut derai tawa renyah Bu Freya yang menampilkan deretan giginya yang rapi di antara bibir merah meronanya.
“Okelah, aku pamit dulu, Sus. Mau keliling lagi antar undangan untuk rekan-rekan kita yang lain,” pamit Bu Freya lalu beranjak dari duduknya dengan cara yang elegant.
“Oke deh, Tante. See you, yah. Hati-hati di jalan,”
Kak Sus menggamit manja lengan Bu Freya untuk mengantarkan wanita cantik itu menuju pintu keluar.
Setelah situasi di rasa aman, dari balik pintu ruang ganti, tempatnya dan Anna saling memagut bibir, Satria menoleh ke arah jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan langsung ke pelataran parkir butik itu.
Tampak olehnya Bu Freya tengah berdiri persis didepan muncung mobilnya dan memperhatikan ke sekeliling mobil Jeepnya itu.
Ternyata situasi belum sepenuhnya aman untuknya. Jantungnya kembali berdegub kencang, dan justru semakin kencang.
Seketika tubuhnya gemetar dan keringat dinginpun mengucur di kening dan belakang lehernya.
Terbayang dibenaknya Papa Andri mengikat lehernya dengan seutas tali lalu menarik tubuhnya dan di gantung pada sebuah batang pohon. Satriapun bergidik takut.
Drrrrttttt ..... Drrrtttt ..... Drrrrtttt.
Getaran gawainya menyentakan dirinya. Seketika di raihnya gawai itu dari saku celananya.
Di tolehnya nama kontak di layarnya. Mama Freya.
“Mati aku....” gumamnya panik. Lalu lekas diseretnya tombol hijau untuk menerima panggilan dari mama mertuanya itu.
“Iya, Ma?” sambutnya dengan suara bergetar.
“Sat, Mama lagi di depan mobil kamu nih. Di parkiran butik teman Mama di Darmawangsa.“ Suara Bu Freya terdengar menyelidik.
“Ooo, itu, Mah__Ehm, si Alex. Ah iya, Alex yang bawa. Mama kenal Alex ‘kan? Teman aku, tadi dia pinjem mobil aku katanya untuk antar tunangannya ke butik. Mereka mau menikah bulan depan,” kilah Satria gelagapan berat dengan suara setengah berbisik.
Sesekali di tolehnya Anna di dalam kamar ganti yang masih sibuk membenahi kebayanya yang tak sempat di kancing karena serangan mendadak dari Satria tadi.
“Emangnya dia gak punya mobil?” selidik bu Freya lagi.
“Ada, Mah. Mobilnya lagi di bengkel. Iya. Begitu, Mah.”
“Ooo, ya sudah lah. Titip salam sayang Mama untuk Sha, ya. Suruh dia telepon papa dan mama. Anak itu kalo udah asik dengan dunianya sendiri pasti lupa sama orang tuanya. Heran deh. Kamu nasehatin Sha dong, Nak. Itu kan tugas kamu sebagai suami bikin dia berubah jadi anak bener. Jangan ugal-ugalan lagi kayak dulu. Apalagi sekarang lagi hamil. Dan mama minta tolong kamu antar Sha rutin periksa kehamilannya sesuai jadwal. Jangan sampe Lupa ya, Nak.” cerocos Bu Freya panjang lebar dalam satu tarikan nafas dan tanpa jeda.
“I...Iya Mah. Nanti aku bilangin ke dia.”
“Oke, sudah ya, Nak. Bye.“
“Iya Mah, Bye.” Segera Satria menggeser logo merah mengakhiri sambungan teleponnya dengan Bu Freya seraya menghembuskan nafasnya lega.
“Siapa yang telpon, Mas?” Belum mereda rasa panik yang melingkupi dirinya, tiba-tiba Anna menyentuh punggungnya. Membuat batangan gawainya nyaris loncat dari genggamannya.
“Ohh, eeh.... Itu. Ibuku tadi telepon,“ jawab Satria masih tergagap-gagap.
Pandangannya terarah fokus pada kaca jendela besar. Dengan seksama dia memperhatikan gerak gerik Bu Freya yang sudah masuk ke dalam sedannya dan tak lama mobil itu pun bergerak menjauhi parkiran butik.
“Liatin apa sih?” tanya Anna menyelidiki tatapan mata Satria yang terpaku pada pemandangan di luar jendela.
“Naahhh, pasti lagi liatin Tante cantik yang pake sedan hitam tadi ya?” Tanpa terlihat oleh Satria tiba-tiba sosok laki-laki varian kawe berlabel Kak Sus itu muncul persis di sampingnya. Membuat Satria tersentak kaget bukan kepalang.
“Astagfirullah! Ngagetin aja, lo!” seru Satria seraya membelalakan matanya lebar-lebar pada Kak Sus.
“Heh, Mas. Kamu ngeliatin tante-tante, ya? Dasar mata keranjang!” serang Anna tanpa belas kasihan pada Satria yang tak kunjung selesai menjinakkan kepanikan di dirinya karena nyaris kepergok ibu mertuanya sekaligus mama angkatnya.
“Gak kok, Yank. Bener. Aku lagi perhatiin mobil aku posisinya udah lurus atau miring, gitu.” Begitu cepatnya benak Satria mengarang alasan yang menurutnya tepat.
“Alaaahhh, bohong, Jeng. Aku liat kok matanya Mas Satria melotot sampe gak berkedip ngeliatin tante yang cantik tadi,” sahut Kak Sus dengan entengnya membuat hati Anna semakin panas membara.
“Eh, ubur-ubur, ngarang aja lo! Gue botakin nih brewok lo!” bentak Satria geram sambil berkacak pinggang menghadap Kak Sus.
“Aaww, jangan dong Mas. Ini jimat penglaris aku,” seru Kak Sus ketakutan seraya mengelus-elus brewoknya.
“Itu brewok apa bulu ketek? Lebat bener,” lanjut Satria menunjuk wajah Kak Sus dengan polosnya.
“Yeeee, Mas Satria suka ngasal deh. Masa bulu ketek numbuh di sini, asem kecut dong, ah!” protes Kak Sus seraya menyorongkan bibir nya mencibir Satria.
“Udah yuk, Ann, kita balik. Aku harus ke kantor lagi nih. Sore ini aku ada janji ketemu klien penting,” ajak Satria sambil melirik jam di tangannya.
“Tapi kan aku belum selesai ukur bajunya, Mas. Gara-gara kamu juga sih yang tiba-tiba nyerobot masuk kamar ganti,” sungut Anna mengerucutkan bibirnya.
“Ya udah, nanti kamu pulang naik taksi online aja, ya. Soalnya aku ada janji sama klien sekitar setengah jam lagi nih. Beneran. Aku gak bohong. Kalo gak percaya kamu tanya aja jadwal aku sama sekertarisku di kantor, oke?” bujuk Satria dengan lembut seraya mengelus pipi Anna dengan punggung jemarinya.
“Oke lah. Ya udah kamu duluan aja, Mas. Aku selesaikan fitting dulu,” ucap Anna akhirnya dan melemparkan senyum tipis pada satria walaupun tampak sekali dipaksakan.
“Ya udah, aku duluan,” pamit Satria pada Anna.
“Eh Bro, ukur yang bener ya. Awas kalo salah. Inget, ngukurnya pake meteran kain, jangan pake meteran tanah,” ujar Satria beralih pada Kak Sus yang masih berdiri menggelayuti bahu Anna dengan manja.
“Ealaaaa! Emangnya aku kuli bangunan, Mas. Kejam bener laki lo, Jeng,” seru Kak Sus mendengus sebal menatap satria yang juga menatap gemas padanya sambil berlalu meninggalkan keduanya dan melangkah cepat keluar dari butik itu
Anna dan Kak Sus pun kembali masuk ke ruang ganti dan melanjutkan kegiatan keduanya untuk fitting kebaya pengantin yang akan Anna kenakan di hari pernikahannya dengan Satria nanti.
Haiiii.... Jangan lupa. Like, Vote, Favorite/Love dan kritik dan saran di komen yah
Monggo... Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Laras Kasih
untung ngukurnya gak pake garisan anak sekolah 😂😂😂
ini nih cerita yg bener2 romantis komedi, komedinya gak basi gak kaku,bener2 lucu alamiah 😂😆😆 baru nemu cerita komedi yg bikin baper kaya gini, seruuu gak tegang 😆
saranghaeyo mak ❤
2021-01-13
3
Vera NSC
sosok satria jauuuhh dr ekspetasi gw, gw kirain satria sosok yg cool, es batu trnyata konyol dan seruuuuu bangeeettt thor 🤣🤣🤣🤣💞💞
2020-11-07
4
Jullie Barry
satria ni pribadi nya unik juga ya. nakal tapi kocak abis
2020-11-01
4