POV Author
“Anna, Please, jangan ngambek lagi dong. I am so sorry. Maaaaaf banget.” Satria meraih jemari Anna lalu meremasnya dan mengecupnya sekilas.
Dengan sorot mata penuh pengharapan Satria menatap wajah Anna yang masih memasang raut geram nya.
“Kamu bohong, Mas. Bisa-bisanya kamu ‘jajan’ dibelakang aku,” ucap Anna ketus seraya menarik tangannya yang berada di genggaman Satria.
“Sumpah, aku gak begituan sama siapa-siapa kok kemarin. Masa kamu gak percaya ama aku, Yank? Kamu tau 'kan aku gak pernah mau begituan sebelum dibayar TUNAI.”
“Hah? Jadi kamu laki-laki bayaran? Mau ML minta di bayar tunai?“ tuding Anna sambil membelalakan matanya dengan geram pada Satria.
“Ya ampun, Maksud aku sah di depan penghulu, gitu loh, Yank. Kamu LOLA juga ya ternyata.”
“Siapa lagi tu Lola? Selingkuhan?” Anna makin melotot pada Satria disertai dengan nafas yang memburu menahan kesalnya
“Lola itu Loadingnya Lama. Bahasa perancisnya Lemot. Hehehehe....” canda Satria semakin membuat Anna terbakar amarah.
Tak ayal lagi, sebuah cubitan gemas mendarat di lengan kokoh Satria. Pria itu meringis seraya mengelus-elus lengannya yang berasa perih akibat cubitan maut itu.
“Jadi Miyabi kemarin itu siapa?” selidik Anna masih dipenuhi rasa curiga.
“Oooh, itu Sha, adek ku. Kebetulan lagi main ke rumah, dia orangnya emang jail banget. Dia punya penyakit apa gitu namanya, kalo gak salah nama penyakitnya Jahiliyah syndrome, jadi kalo gak jailin orang sehari aja badannya langsung gatel-gatel, Yank,” jawab Satria sekenanya sambil menatap mesra wajah Anna yang tampak masih menyatakan ‘perang’ padanya.
“Adek? Adek ketemu gede?”
“Iya...eh, maksud aku adek angkat. Tapi udah aku anggap adek sendiri. Masih bocah, kok. Masih ABK, Anak Bau Kencur. Suwer deh. Masa kamu gak percaya sih sama aku?”
‘Adek koplak jadi bini’ ucap Satria terkekeh dalam hati saja.
Anna memperhatikan raut wajah Satria, mencari kedustaan dalam sorot matanya. Tapi tak dia temukan.
Sebenarnya dia percaya Satria tak akan berani berselingkuh darinya. Yang dia tahu Satria begitu cinta mentok padanya. Walaupun beberapa kali dia mendapati sesama rekan modelnya terang-terangan mengejar Satria, namun pria itu sama sekali tak pernah meladeni mereka.
Pria itu seperti memakai kacamata kuda, yang dilihat nya hanya Anna yang paling sempurna untuk dirinya.
Seperti saat ini, demi meredam rasa cemburunya yang bergejolak kemarin, Satria rela meninggalkan tugas nya yang menumpuk untuk menemui nya di apartement.
“Oke, aku percaya sama kamu, Mas. Aku Maafin. Tapi ada syaratnya....” pinta Anna dengan nada suara yang sudah mulai melunak.
“Syarat mulu, ah. Apa lagi sih?”
“Beliin cincin berlian,“ sebut Anna kemudian.
Satria membelalakan matanya. ”Cincin lagi? Kan bulan lalu udah.”
“Yang sekarang aku minta dibeliin cincin untuk pernikahan kita bulan depan, Mas.”
Satria terdiam sejenak membuang pandangannya ke arah lain. Jantungnya mulai memompa lebih cepat ketika Anna menyebut kata pernikahan.
Ada perasaan bergejolak dalam bathinnya. Dia terpaksa dihadapkan pada dua pilihan lagi, memilih mengkhianati cintanya dengan Anna atau mengkhianati pernikahannya dengan Danisha. Pilihan yang sulit baginya.
Namun dalam benaknya kembali terngiang-ngiang kesepakatannya dengan Danisha bahwa pernikahannya dengan gadis itu hanya sampai Danisha melahirkan bayinya.
“Oke, siap lah...” seru Satria mantap seraya mengangkat jempolnya.
“Ehhh, satu lagi, Mas....”
“Opo meneh?”
“Abis beli cincin kita ke butik untuk fitting kebaya sama jas kamu, Oke.”
“Ya ampun, harus gitu ya? pake kebaya sama jas?”
“Maaasss, aku pengen pake kebaya baru pas pernikahan kita. Masa pake baju biasa doang. Gak mau, ah!” rajuk Anna kembali dengan mengerucutkan bibir merahnya.
“Ngapain sih pake kebaya-kebayaan segala. Cuma nikah siri aja ribet amat, selesai nikah tinggal di pelorotin kok, Yank.”
“Kamu kok perhitungan banget sih ama aku sekarang? Pokoknya aku mau pake kebaya yang baru walaupun cuma nikah siri. Titik.”
“Yo wis, up to you lah.... “ ucap Satria menyerah saja dengan permintaan Anna. Demi cinta, pikirnya.
“Yuk sekarang, Mas. Mumpung hari ini aku day off,“ ajak Anna kemudian menarik tangan Satria untuk segera bangkit dari duduknya.
Dengan langkah tak bersemangat dan helaan nafas yang terdengar malas akhirnya Satria menurut juga mengikuti kemauan sang kekasih.
****
“Nah cincin udah, sekarang kita ke butik langganan aku,” ajak Anna dengan wajah yang full sumringah seraya menenteng paperbag elegant berisi sepasang cincin cantik untuk pernikahan sirinya dengan Satria yang akan berlangsung tak lama lagi.
Satria membukakan pintu mobil untuk Anna, kemudian menuju posisinya di belakang kemudi.
“Dimana tempatnya?” tanya Satria saat menstarter mesin mobilnya.
“Jalan aja, ntar aku kasih tau arahnya. Deket kok dari sini,” jawab Anna santai sambil menarik sabuk pengaman dan melingkarkan ke pinggangnya.
“Baik, Bu....”
Satria melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalan raya Ibukota yang sudah padat merayap.
Disisi kirinya Anna sibuk mengeluarkan cincinnya dari kotak kecil yang terbuat dari kaca lalu dipasangnya di jari manisnya.
Dengan bola mata berbinar-binar dia mengamati cincin emas putih itu sambil tersenyum lebar.
Satria melirik sekilas ke arahnya lalu menarik nafas dan menghelanya pelan.
‘Kejadian deh gue berpoligami. Ya Tuhan...’ ucap Satria lirih dalam hati.
Tak lama berselang, Satria membelokkan mobilnya ke halaman parkir sebuah Butik yang ditunjuk oleh Anna.
Di rapikannya posisi kendaraannya yang terparkir beberapa meter di samping pintu masuk butik itu.
Di edarkan pandangannya pada bangunan dengan design cantik di hadapannya yang terdapat deretan pajangan maneqin yang mengenakan baju-baju kebaya pengantin di dalam dinding yang di lapisi kaca.
“Mas, ayo turun. Ngapain bengong?” panggil Anna yang sudah membuka pintu mobil dan bersiap untuk keluar.
“Ann, kamu aja yang pesan kebaya ya, aku gak usah. Jas aku udah banyak.”
“Yaaaa, terserah Mas aja deh ah,” sengit Anna menyerah pada kemauan Satria..
Satriapun ikut turun dari mobilnya dan mengikuti langkah Anna memasuki butik dengan interiornya yang tertata sangat cantik dan mewah itu.
“Haiiii, selamat siang, Jeng Anna. Apa kabar?“ Seorang pria bergelagat kemayu menghampiri keduanya.
Lalu menyambut Anna dengan cipika cipiki gemulainya, seraya mengerlingkan sebelah matanya pada Satria yang berdiri di belakang punggung Anna.
Spontan Satria bergedik ngeri melihat laki-laki kemayu dengan gestur yang sangat lentur gemulai namun dengan brewok yang tertata rapi di bagian rahangnya itu.
“Ini toh calonnya Jeng Anna?” pria kemayu itu pun menatap sosok Satria dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan sorot mata penuh nafsu dan mengulum senyuman penuh arti.
“Iya, Kak Sus. Kenalin ini Mas Satria.”
“Aaaww! Namanya keren banget sesuai dengan bodynya, Bok. Satria. Cucok meyong, euy. Kenalin aku Susi Susanto. Mas Satria nama panjangnya apa?” tanya pria gemulai yang di panggil Kak Sus itu seraya menjulurkan tangan lentiknya ke hadapan Satria.
“Satria bergitar,” sebut Satria seenaknya dan membalas jabatan tangan Kak Sus dengan malas.
“Aawww, Bang Haji Rhoma dong, ah. Aku kirain Satria baja hitam, weiceehh.... Hihihihi....” gelak Kak Sus sambil meremas jemari Satria dengan gemas, tak ketinggalan dengan kerlingan nakalnya.
“Whatever lah,” gumam Satria memutar bola matanya malas, lalu lekas menarik tangannya dari genggaman mesra Kak Sus.
“Ayo Yank, buruan selesaikan urusannya. Aku mau balik kantor lagi ini,” desak Satria pada Anna yang tersenyum-senyum geli menanggapi celotehan dua pria berbeda varian di depannya itu.
“Oh iya, Kak Sus. Mana contoh kebaya yang kamu WA kemarin?” pinta Anna akhirnya demi melihat gelagat Satria yang tampak sudah tak nyaman dibawah tatapan genit Kak Sus.
“Ahh, iya. Ada. Ayo ikut aku, Mas Satria nya duduk dulu yah disini. Mas nya mau minum apose?”
“Ada nya apa?” Satria balik tanya pada Kak Sus.
“Ada Beer, Brandy, Martini, Vodka, Tequilla....?“
“Teh kotak aja kalo gitu,” sebut Satria lekas karena tak sabar menghadapi ocehan Kak Sus itu.
“Hahahahahay.....Ashiiiaappp! Sebentar ya, Mas.”
“Malika.... Malika....!” panggil Kak Sus setengah berteriak dengan suara berirama lembut pada salah seorang karyawannya yang tengah berada di ruangan lain.
Namun yang dipanggil tak juga menampakan batang hidungnya membuat Kak Sus terlihat jengkel dan gemas.
“Huuh....Malik !!!....Woy Malik....!!!” Saking tak sabar, akhirnya keluar juga suara aslinya Susi Susanto yang nge- Bass membahana.
Yang namanya dipanggilpun akhirnya keluar juga dari sarangnya dengan langkah tergopoh-gopoh menghampiri tempat mereka.
Ternyata yang bernama Malika itu sebelas-dua belas dengan Bossnya, berasal dari varian yang sama. Biji kedelai hitam pilihan.
“Cepat kamu beliin teh kotak satu aja, di warung rokok di seberang itu tuh,” perintah Kak Sus pada karyawannya itu seraya mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan dari kantong celana kulotnya.
Satria menautkan kedua alisnya dan menggeleng-geleng kepalanya heran.
‘Ya amplop, butik semewah ini gak ada teh kotak?’ pikirnya kesal dalam hati
“Eh, Bro, udah-udah, gak usah. Saya gak jadi minum. Udah gak haus. Buruan deh di ukur tuh pacar saya, ini udah kelamaan saya ninggalin kantor,” tukas Satria cepat dengan nada suara sedikit kesal sambil menunjuk arloji di pergelangan tangannya.
“Ahhh Oke, Mas. Ditunggu yah. Ayo Jeng Anna, kita fitting dulu yah. Capcuusss Say,” ajak Kak Sus menggiring Anna yang sudah tak sabar untuk segera memamerkan kebaya pengantinnya pada Satria.
Dia yakin Satria pasti jadi makin tergila-gila padanya ketika kebaya cantik yang dia minati melekat di tubuh rampingnya.
Happy Reading...Gaess
Jangan Lupa : Like, Vote, Favorite, kritik dan saran di komen yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Yessyka June
udah donk mak, gagalin lah pasangan satria dg anna....
buat satria cemburu dg shaa....
2021-05-29
0
Desi Astria 0412
othor lucu bgt sich, tiap part bikin ngakakkk 😂😂😂
2021-03-31
1
Laras Kasih
aduhh cucok meyong yahh tuh 2 laki, bahasa alaynya 'kemenyek' 😂😂😂
2021-01-13
1