Episode 11 Miyabi wanna be

“Bye Sha, Bye Mas Alex, Bye Abang Saaat.....” seru Viona dari balik kemudi Honda Jazz abu-abunya bersama Rara yang duduk di sampingnya.

Melambai-lambaikan sebelah tangan mereka pada dua cowok tampan macho menawan dan seorang gadis cantik pemilik senyum manis mempesona.

Danisha yang berdiri di antara dua cowok keren itu melemparkan senyum lebar nya pada kedua sahabat error nya seraya menggamitkan lengan kanan nya pada lengan Satria dan lengan kirinya pada lengan Alex. Dan menjatuhkan kepalanya di sisi bahu Satria.

“Shaaa....Menang banyak Lo, Sha!” teriak Rara sambil mengarahkan telunjuknya bergantian pada kedua cowok matang yang mengapit tubuh ramping Danisha.

“Danisha gitu loh!” sahut Danisha ikut berteriak.

“Sha, gue titip yang kotak-kotak, jangan sampe lepas!" Viona menjulurkan kepalanya keluar jendela mobilnya ikut berteriak pada mereka.

Yang dimaksud Viona adalah Alex yang tersenyum geli seraya melambaikan tangannya pada Viona.

“Beressss! Ntar gue kandangin!” sahut Danisha lagi.

Dan Honda Jazz abu-abu itu pun mundur perlahan keluar dari halaman rumah bercat putih abu-abu itu lalu meluncur ke jalanan dengan cepat.

Satria membalikkan badan hendak masuk ke dalam rumah menyusul Alex yang sudah lebih dulu menghilang ke dalam.

“Lepas, ah. Ribet. Gandengan mulu kayak nenek-nenek mau nyebrang,” protes Satria sebal seraya menepis pelan tangan Danisha yang masih menggamit mesra lengannya.

Gadis itu merengut kesal menatap wajah cool Satria.

“Abang gak kasian ama Ibu hamil ini?“ sungut Danisha seraya memanyunkan bibirnya.

“Gak! Ayo masuk,”

“Hubby, gendoooongg....” pinta Danisha manja seraya merentangkan kedua lengannya di hadapan Satria yang sudah melangkah beberapa meter darinya.

“Ogah, ah! Berat. Kebanyakan dosa,” sahut Satria seenaknya seraya melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Danisha yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

“Huuuuu, percuma punya badan kayak Deddy Corbuzier....” ejek Danisha, lalu melangkah masuk juga mengikuti Satria.

****

“Thanx ya, Lex. Lo udah bantu gue persiapkan rumah ini dalam waktu singkat. Lo emang hebat,” puji Satria pada sahabatnya ketika mereka sudah menempatkan diri di sofa ruang keluarga.

“Ahhh, itu udah tugas gue, Sat. Gue kan asisten lo. Ya gue pasti siapin apapun keperluan lo, lah,” tutur Alex kemudian menyesap minuman bersodanya.

“By the way, Anna gimana, Sat? Apa dia tau lo pindah rumah?“ tanya Alex seraya meletakan gelas bertangkainya ke atas meja yang membatasi duduknya dengan Satria.

“Gak, Lex. Dia jangan sampe tau. Dia tau nya gue masih di rumah Ibu,”

“Kalo dia nyari lo ke rumah Ibu gimana?”

“Gue yakin Ibu gak akan ngasih tau, Apalagi Ibu gue keliatan banget kurang suka ama dia cuma karena profesinya. Heran gue juga sama Ibu yang selalu negatif thinking sama profesi Anna.”

“Ya, mungkin Ibu lo punya pemikiran lain, Sat. Terus, hubungan lo sama dia kayak gimana sekarang? Masih lanjut atau lo putusin?”

Sejenak Satria mengangkat wajahnya menatap Alex dengan kilau matanya yang meredup.

“Masih lanjut, Lex. Rasanya gue gak rela putus sama dia,” jawab Satria kemudian.

Alex menggeleng-gelengkan kepala mendengar jawaban Satria yang menurutnya sangat mengherankan.

“Lo gak mau lepasin Anna, sementara lo udah nikah sama Sha. Gimana sih?”

“Complicated lah pokoknya. Yang pasti gue jalanin aja dulu. Lex.”

Satria meraup wajahnya kasar dan meremas rambutnya gemas pada dirinya sendiri.

Kesal pada dirinya yang merasa tidak bisa mempertahankan prinsip cintanya. Dan geram pada dirinya yang tak sanggup menolak permintaan ayah angkatnya yang memang sangat berjasa besar dalam hidupnya selama ini.

“Coba seandainya gue nikahin Anna lebih dulu, mungkin gue udah hepi sekarang dan gak berada di situasi sekarang,” lirihnya kemudian menoleh pada Alex.

“Lo gak boleh gitu, Sat. Ini udah jalan hidup lo yang harus lo jalanin. Optimis dong. Gue liat Danisha juga orang nya baik, asik lagi, rame kayak pasar malem,” ujar Alex menilai pribadi Danisha dengan tepat.

“Iya, gue juga heran sama bocah satu itu. Dengan keadaan dia sekarang kok masih bisa-bisanya ngakak sana sini  kayak gak punya beban hidup. Kalo cewek-cewek lain yang ngalamin masalah kayak dia mungkin ada yang gantung diri atau bersedia ngopi bareng Jesica kali,” tutur Satria dengan dilingkupi rasa heran dalam benaknya.

“Hahaha, minum kopi sianida maksud lo?” Alex tertawa geli menanggapi ucapan Satria yang mulai tertular kegesrekan Danisha.

Satria mengangguk dan ikut tertawa renyah.

“Tapi lo emang kakak yang baik, Sat. Mau mengorbankan cinta lo ke Anna demi menjaga kehormatan keluarga angkat lo. Gue salut. Kalo gue di posisi lo mungkin gue udah kabur kali,“ puji Alex untuk Satria yang membuang pandangannya ke arah lain.

Dan dengan sorot mata nanar, dia membayangkan nasib percintaannya dengan Anna seperti apa selanjutnya nanti.

“Ya abis mau gimana lagi. Yang bisa gue lakukan sekarang cuma berdoa, semoga Allah kasih gue kekuatan untuk ngejalanin ini semua,” ucap Satria penuh kepasrahan.

“Amin, Pak Ustadz....”

Sementara di atas, di lantai dua,

‘Maapin Sha, ya Bang.’ gumam Danisha lirih seraya menatap punggung Satria dari sandaran tangga.

Dia mendengar semua pembicaraan kedua laki-laki yang duduk saling bersebrangan di sofa bawah sana. Hatinya terasa begitu miris mendengar apa yang Satria katakan.

Rasa bersalah yang membuncah tak dapat dia pungkiri lagi. Karena dia merasa dirinya menjadi sumber perusak masa depan kakak angkatnya yang kini berstatus suaminya.

****

Tok....Tok....Tok....

Terdengar tiga kali ketukan di pintu. Danisha mendongak dan menoleh ke asal suara.

Tampak Satria melongokkkan kepalanya seraya melemparkan nyengir kudanya pada Danisha yang sedang tertelungkup di atas ranjangnya dengan dua kakinya yang terangkat dan menyilang.

“Boleh masuk?” ijin Satria basa basi tanpa melepaskan senyumnya.

“Masuk aja, Bang. Kayak orang mau minta sumbangan aja masuk pake minta ijin segala,” sambut Danisha cuek dengan suaranya yang melemah.

Dia hanya menoleh sekilas pada Satria yang menghampiri tempatnya lalu kembali mengalihkan pandangan pada Iphone digenggamannya.

Satria geleng-geleng kepala melihat tumpukan baju-baju Danisha yang masih berserakan di lantai yang di lapisi dengan karpet tebal.

Kembali dia mengarahkan bola matanya pada Danisha dan menatapnya gemas.

Gadis itu sama sekali tak menggubrisnya, jarinya masih saja asyik menari-nari di atas layar gawainya.

“Sha, beresin nih baju-baju kamu. Cepetan!" perintah Satria akhirnya dengan nada suara meninggi.

Danisha menoleh sekilas pada Satria yang kini sudah berkacak pinggang dan melotot gemas padanya.

“Ntar aja lah, Bang, Sha cape banget nih.” Cuma alasan Danisha dan kembali dia mengutati layar Iphonenya.

Satria menarik nafas nya dan menghembusnya dengan kesal. Menunggu Danisha untuk menuruti perintahnya untuk bebenah seperti menunggu pohon pisang berbuah semangka, mustahil bin mustahal.

Akhirnya dia putuskan untuk turun tangan membereskan baju Danisha yang terhampar di depan matanya.

Satria memungut satu persatu baju yang sudah terlipat. Lalu di satukan ke dalam satu tumpukan dengan jenis yang sama. Dan membawa nya ke dalam lemari di walk in closet yang terletak beberapa meter dari tempatnya dan disusunnya dengan rapi.

Begitu juga dengan gaun-gaun Danisha yang terbungkus dengan kantong baju masing masing, dia satukan dengan yang sejenis, lalu kembali dia deretkan di dalam lemari khusus untuk pakaian formal.

Danisha memperhatikan Satria yang bolak-balik membereskan baju-bajunya, hanya cengengesan seraya menutupi mulutnya dengan Iphonenya.

“Malah cengar-cengir. Bantuin, kek!“ protes Satria dengan nada kesal melihat Danisha hanya berbaring terlentang santai sambil melempar senyum lebarnya.

“Sha bantu doa aja deh, untuk saat ini cuma itu yang Sha bisa,” jawab Danisha enteng tanpa peduli pada Satria yang makin melebarkan kelopak matanya dan menarik kedua sudut bibirnya dengan gemas.

Kesal, Satria meraih satu celana dalam Danisha berwarna hitam motif polkadot yang tergeletak didekatnya, lalu di remas remasnya seperti bola.

Dan..... Plok....!

Celana dalam hitam itu mendarat tepat menutupi wajah Danisha.

“Baaang, iihhh jahatnya kamu sama ibu hamil ini!” pekik Danisha setelah mengangkat celana dalamnya itu dari wajahnya.

“Bodo!”  ketus Satria seraya membaringkan tubuh tingginya di lantai berkarpet persis di antara tumpukan-tumpukan pakaian dalam dan lingerie Danisha yang beraneka warna dan model.

Penat pun mulai menjalari seluruh persendiannya.

“Wuiiidihh, dia dapet posisi uenak, nyaman bener hidup mu, Bang.” ledek Danisha seraya bangkit dari rebahannya.

Satria hanya tersenyum kecil menanggapi ocehan Danisha, lalu memejamkan matanya sejenak meresapi dinginnya udara dari penyejuk ruangan yang melingkupi kamar itu.

Danisha turun dari ranjangnya dan ikut membaringkan diri persis di sebelah tubuh Satria. Pria itu hanya bergeming dan masih memejamkan mata.

“Bang....“ panggil Danisha pelan seraya menoleh pada wajah maskuline yang dekat di sampingnya.

“Hm....”

“Sha mau bilang makasih sama Abang.”

“Untuk?”

“Untuk pengorbanan Abang buat Sha.”

Satria membuka kelopak matanya perlahan, lalu menoleh pada Danisha di sisinya hingga pandangan mereka pun bertemu.

Satria mengukir senyum manisnya dan mengedipkan matanya satu kali untuk menjawab ucapan terima kasih Danisha.

Danisha ikut menyungging senyum pada pria pemilik hidung tegak dan bentuk rahang yang bagus disertai lesung pipi di kedua sisinya itu.

Satria menatap wajah mungil Danisha lekat, lalu lebih mendekat dan makin mendekat. Di liriknya bibir tipis Danisha yang sedikit terbuka. Hatinya pun bergemuruh, ada rasa tak menentu di sana.

Begitupun Danisha yang menyadari tatapan mata Satria yang mengarah pada bibirnya. Hatinya pun sangat kacau seperti ketika meletusnya balon hijau.

Jantungnya berdegub kencang, darahnya berdesir cepat, terlebih ketika bibir Satria yang nyaris menempel di bibirnya. Dia pejamkan sepasang kelopak matanya merasakan hembusan hangat nafas satria yang beraroma mint yang menerpa kulit wajahnya.

‘Waduh, kejadian deh nih kayaknya gue dicium abang gue. Haduuhh, incess gak yah? Bismillah, mudah-mudahan cuma Inces Syahrini aja yang dijulukin Inces. Gue enggak.’ ucapnya dalam hatinya yang kini tengah meletup -letup dahsyat.

Danisha menghitung detik demi detik, tapi tak kunjung benda kenyal empuk itu mendarat di bibirnya.

Perlahan dia angkat lagi kelopak matanya. Dan.... Mendapati Satria tengah mengangkat sebuah bra warna merah fanta miliknya dan mengamati benda feminis itu dengan seksama. Danisha pun terbelalak dan menganga melihatnya.

“Buset cup nya gede amat, ukuran berapa ni? Harganya mahal banget sih cuma untuk kain segini kecil,” ujar Satria terheran, seraya mengamati price tag nya yang masih tergantung di ujung tali bra itu.

“Bang Saaattt! Bikin malu Sha aja!“ omel Danisha seraya bangkit dari rebahannya dan mendaratkan cubitan gemas ke lengan Satria.

Pria itu gelagapan menangkap tangan Danisha yang siap mendaratkan cubitannya berkali-kali di sekujur tubuhnya.

“Idiiihh, emangnya aku bikin malu kenapa?“ protes Satria tergelak geli karena Danisha beberapa kali mencubit pinggang nya.

“Tau ‘ah...” rajuk Danisha seraya membuang muka ke arah lain, menutupi semu merah di kedua pipinya agar tak terlihat oleh Satria yang masih cengengesan menatapnya.

“Malu karena bra kamu yang segede gaban ini? Atau karena gak jadi cip0kan?” tanya Satria menggoda Danisha yang masih mengerucutkan bibirnya.

“Udah 'ah, jangan bikin Sha kesel mulu, ntar anak Sha mirip abang lagi,“ ketus Danisha dengan memasang raut judesnya.

“Ya bagus, dong kalo mirip aku. Aku kan tampan mempesona dengan wajah dingin dan datar persis CEO -CEO di novel -novel gitu,” jawab Satria sekenanya masih di sela-sela tawanya.

“Hadeeeeh.... Halu Abang ketinggian. Mana ada CEO mukanya dingin dan datar. Emangnya kulkas?” sahut Danisha seraya memutar bola matanya.

Drrrrttt....Drrrttt....Drrttttt....

Getaran dari Iphone Satria di dalam saku samping celananya. Lekas di raihnya gawai tersebut dan di tengoknya layar yang menampakkan wajah cantik Anna.

Danisha pun berusaha untuk melihat penampakan itu dengan rasa penasaran. Namun tak jelas tertangkap oleh netranya karena Satria lekas menghalanginya.

“Halo, Sayang....” jawab Satria mesra setelah menggeser logo terima panggilan.

“Mas, aku kangen,“ sahut suara manja dari seberang telepon.

“Iya sama, aku juga kangen. Kamu udah makan siang?”

Danisha yang memperhatikan mimik wajah Satria yang begitu sumringah dengan bola mata berbinar-binar segera mengambil posisi tepat di samping tubuh Satria yang masih merebahkan diri.

‘Ini saatnya gue bales lo karena PHP-in cip0kan tadi....’ Ide jahil Danisha seketika muncul dari otak bisulannya.

“Belum Mas, nanti pas break aja, sebentar lagi.”

Satria hanya membulatkan bibirnya.

“Mas, lagi apa, sibuk yah?“ suara Anna lagi.

“Ini aku lagi___”

“Ooohh....Mas. Aahhhh.... Ssssshh, pelan-pelan dong Maass....Oohhhh.”

Tiba-tiba Danisha membelah percakapan Satria dan Anna dengan mendesah-desah di ceruk leher Satria dekat dengan gawainya yang masih menempel di telinga.

Satria tersentak kaget menoleh pada Danisha yang menggeliat-geliat seduktif ke tubuh nya seraya memelet meletkan lidahnya seperti kadal lapar.

“Ehhh, Sha....? Wah, kacau nih anak!” Satria bangkit dari rebahannya dan mendorong jidat Danisha dengan telunjuknya.

“Heh! Siapa tu, Mas? Kamu lagi ngapain? Itu suara cewek, kan?” cecar suara Anna sengit.

Seketika emosinya memuncak karena menangkap jelas suara desahan-desahan Danisha di saluran telepon Satria.

“Ahhhh, Mas Satria ku sayang.... Asshhh, aahhhh....Ohhhh. Dorong, Mas....” lagi Danisha mendekatkan bibirnya ke gawai yang masih menempel di telinga Satria.

“Ehhh, Anna. Ini___ Si___” Satria terbata-bata seraya melotot geram pada Danisha yang tersenyum lebar menggodanya.

“Siapa? Kamu lagi ML ya? Buaya kamu, Mas. Ama aku gak mau tapi ama cewek lain kamu mau....”

“Ann....Ann.... Bukan.... Ini aku lagi nonton drama Korea, itu suaranya Miyabi. Beneran....” dusta Satria dengan raut panik.

Kemudian bergegas bangkit dari duduknya dan berusaha menjauh dari Danisha yang terus memepet tubuhnya masih dengan mengeluarkan desahan dan lenguhannya yang dibuat-buat sedemikian hot.

“Miyabi? Sejak kapan Miyabi main di drakor. Dia kan artis bokep, Mas.....” seru Anna setengah melengking terdengar di telinga Satria.

“Aaahh iya, aku lagi nonton bokep. Ini___” jawab Satria gugup lalu mencubit pipi Danisha dan memelintirnya dengan geram, membuat gadis itu meringis kesakitan.

“Ahhhh, sakitttt, Mas Satria.... Aku masih perawan, Mas, sakiiittt, pelan pelan.... Aaahhhh.....” pekik Danisha masih disertai suara desahannya.

Namun kali ini memang benar-benar sakit yang dirasakan Danisha di pipi kirinya.

“Hah? Miyabi kok nyebut nama kamu? Dan masih perawan? Tukang bohong! Dasar buaya darat!”

“Ann... Ann. Bukan. Ini si mie yamin____”

Klik....

Sambungan telepon seketika terputus diakhiri oleh Anna.

Satria melempar kasar gawainya ke atas ranjang. Lalu melotot geram pada Danisha yang meringis kesakitan di sampingnya seraya mengelus-ngelus pipinya yang tampak memerah karena cubitan Satria.

“Kamu puas, Miyabi?!” ketus Satria geram pada Danisha dengan gigi-gigi rapinya yang menggeretuk ketat seolah-olah akan mencabik-cabik tubuh Danisha.

Namun gadis itu tampak terkekeh-kekeh tanpa rasa bersalah.

“Ya elahhhhh. Becanda, Bang. Segitu esmosinya....”

“Parah kamu nih! Untung aja cuma sampe sembilan bulan aku jadi suami kamu, kalo selamanya aku bisa ketularan gila, Sha!” umpat Satria seraya berlalu dari hadapan Danisha dengan hati dongkol dan geram.

“Jiaahhh.... Hahaha....Dia marah, pemirsa.” ledek Danisha menunjuk punggung Satria yang hendak memasuki kamarnya melalui pintu konekting.

“Abang Cakeeep, nih handphonenya ketinggalan, Sayang,” panggil Danisha masih dengan nada menggoda menunjuk gawai Satria yang tergeletak di atas ranjangnya.

“Oh iya, lupa.....” Satria membalikkan badannya lagi lalu menghampiri gawainya di atas ranjang dan meraihnya kasar.

Dengan bola mata yang masih melotot gemas pada Danisha dia kembali menuju kamarnya dan membanting pintu itu dengan keras.

Dasar tak berperikesatriaan, Danisha malah terkekeh-kekeh menyaksikan kemarahan Satria yang disebabkan oleh kelakuan jahilnya.

Haiii Readers, Jangan Lupa Like, Love, Vote, kritik dan saran di komeng ya.

visual cast Satria Sechan, brewok nyeeee.... mana tahaaaannn....

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Visual nya Satria mirip ama ponakan sy...😃

2023-02-24

0

dwi alfiah

dwi alfiah

seru thor ceritanya kocak ngakak mulu jdnya

2021-06-13

0

Yessyka June

Yessyka June

tahan ga, tahan ga,
ya ga tahan lahhh.... meleleh aku makkk liat bang satria, 😁

2021-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!