Episode 18 Stempel Bertebaran

Sudah dua malam ini Satria berada satu atap dengan istri keduanya yang baru dia nikahi dua hari lalu.

Dua malam yang sangat indah menurut Satria yang di usia tiga puluh tahunnya baru merasakan kenikmatan bercinta, kenikmatan penyatuan badaniah seutuhnya dengan seorang wanita.

Walaupun ada sedikit rasa kecewa ketika mendapatkan kenyataan bahwa dia bukanlah laki-laki yang pertama berhasil mendobrak benteng dara milik Anna, namun kekecewaan itu mampu dia redam dengan cinta yang begitu besar yang dia miliki untuk wanitanya itu.

Malam ini, Anna keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk putih yang membelit tubuh rampingnya. Dengan gerakan seduktifnya Anna mendekati Satria yang sudah mengenakan celana jeans dan kemeja hitamnya.

Sambil menggulung lengan baju nya ke batas siku, Satria memperhatikan tampilan dirinya di muka cermin. Tampan. Satu kata yang tergambarkan untuk pria bertubuh tinggi dengan otot-otot yang tercetak sempurna di beberapa bagian tubuhnya itu.

Dibalik punggung pria itu, Anna melingkarkan kedua lengannya merengkuh tubuh tegap itu. Merapatkannya ke tubuh rampingnya.

Di rebahkan kepalanya tepat di bahu satria dengan manja, lalu mengirimkan beberapa kecupannya ke leher pria itu.

Satria yang mendapatkan serangan itu hanya mengulas senyum tanpa menoleh, hanya memperhatikan apa yang Anna lakukan lewat pantulan di cermin saja.

“Mas, jangan pulang dulu dong. Aku masih pengen di manja-manja,” pinta Anna merengek lembut di balik bahu tegap pria itu.

“Aku harus pulang, Ann. Besok-besok aku ke sini lagi,” jawab Satria santai masih berkutat dengan gulungan lengan bajunya yang sebelah lagi.

Jilatan liar dan gigitan-gigitan kecil dilancarkan Anna pada belakang leher satria, berusaha membangkitkan gairah kejantanannya.

Tentu saja memancing Satria untuk membalikkan badan nya dan berhadapan dengannya.

“Ann, aku udah rapi nih.” Satria berusaha menolak halus.

“Aku pengen main sekali lagi sebelum kamu pulang, please,” pinta Anna manja.

Dilingkarkannya kedua lengannya pada leher Satria dan menariknya untuk mendekat ke wajahnya. Satria pun tak kuasa menolak.

Di raupnya bibir Anna dengan bibirnya yang lembut. Namun Anna membalasnya dengan lumatann yang rakus dan sangat bernafsu.

Merasa tak mendapat penolakan dari Satria dan dirasanya suaminya itu memang menginginkannya, jari jemari Anna lincah membuka kancing kemeja Satria satu persatu dan menguaknya kasar kemudian melempar kemeja hitam itu ke sambarang arah hingga terpampang kembali dada bidang yang merebakkan harum maskuline yang sangat khas dan menyegarkan.

Tanpa melepaskan pagutannya, Anna membuka handuknya dan membiarkannya jatuh ke lantai.

Tangan Satria yang sedari tadi melingkar di pinggangnya, perlahan dia arahkan menuju dua gundukan berukuran sedang yang bergantungan di dadanya. Tak disia-siakan, Satria meremas salah satunya dengan lembut dan perlahan.

Dengan gairahnya yang kian memuncak, Anna mendorong tubuh Satria ke atas ranjang. Lalu dengan cekatan membuka ikat pinggang dan pengait celana jeans nya lalu di tariknya cepat. Tinggallah tubuh Satria yang hanya terlapisi dengan boxer abu-abu nya yang menutupi 'Si Jeki' nya.

Anna menaiki tubuh Satria dengan menatap wajah tampan pria itu penuh nafsu dengan sorot matanya yang liar. Dia menunduk untuk menjangkau bibir Satria yang sedikit terbuka, dikecup dan dilumatnya bibir tipis itu penuh gairah.

Satria yang berada di bawah tubuh Anna hanya terpejam merasakan nikmatnya sentuhan istri keduanya itu, terlebih ketika Anna memberikan begitu banyaknya tanda kepemilikan di sekujur tubuhnya, membuatnya makin melayang dan terbuai dalam nafsunya.

Anna begitu mendominasi permainan mereka. Seolah-olah ingin mengajarkan Satria bagaimana cara melayani hasratnya dengan kenikmatan yang penuh sensasi.

Deru nafas kedua insan itu pun terdengar jelas, erangan dan lenguhan saling bersahutan. Seperti di buru waktu, permainan ranjang itu pun ingin segera di tuntaskan oleh Satria. Dengan gerakan dan hentakannya yang dia percepat akhirnya keduanya pun mendapatkan pelepasan secara bersamaan.

Anna menjatuhkan tubuh nya ke atas tubuh Satria yang basah karena keringat ketika semua gairahnya tersalurkan sempurna. Dia mendongak perlahan kemudian menjangkau bibir satria dan mengecupnya lembut.

“Good player,” bisik Anna setelah mengecup dagu Satria.

Satria tersenyum manis mendapat pujian itu. “Lumayan lah yang penting bisa kukuruyuk,” candanya pelan.

Tiba tiba dia teringat ucapan Alex yang menirukan kata-kata Danisha yang terdengar sangat lucu baginya.

‘Sha, ngapain sih kamu tiba-tiba nongol di pikiran aku. Dasar bandel.’ umpatnya dalam hati.

“Yank, aku pulang ya. Udah malam,“ pamit Satria seraya merebahkan perlahan tubuh polos Anna ke samping nya.

“Nginep aja, ini udah malam banget, Mas.” Rengek Anna seraya melingkarkan tangannya ke dada Satria untuk menahan gerak pria itu.

“Gak bisa, Ann. Aku harus pulang,” tolak Satria dengan nada halus.

“Dasar anak mami. Takut sama ibu. Aku jadi ngerasa kayak istri kedua, Mas. Karena kamu lebih mentingin Ibu kamu di banding aku.”

‘Emang istri kedua.’ gumam Satria hanya dalam hati.

Anna sama sekali tak mengetahui bahwa Satria sudah lebih dua bulan ini tidak tinggal bersama Ibu nya lagi, sejak dirinya menikahi Danisha.

Itupun justru atas saran dari Ibu kandungnya yang sejak lama selalu mengingatkannya jika suatu hari dia menikah silahkan pisah rumah dari Ibu untuk kenyamanan Istri nya, walaupun sebenarnya Danisha lebih suka tinggal dengan Ibu mertuanya yang baik itu.

Namun begitu, hampir setiap hari Satria mengunjungi Ibunya sebelum memulai aktifitasnya di kantor, karena kebetulan rumah Ibu nya tak jauh dari lokasi tempatnya mengais rejeki.

Dan untuk mengurus semua keperluan sang Ibunda, Satria juga mempekerjakan dua orang asisten rumah tangga dengan tugas masing-masing, namun yang terpenting adalah menjaga Ibu nya dua puluh empat jam.

“Pokoknya kamu harus meyakinkan Ibu kamu untuk bisa menerima aku, Mas. Aku gak mau hubungan kita diumpet umpetin terus. Apalagi sekarang aku udah sah jadi istri kamu.” Nada suara Anna sedikit meninggi.

“Iya, sabar, Ann. Ibu kan lagi sakit, aku gak mau Ibu kenapa-napa pas tau aku masih berhubungan sama kamu. Pelan-pelan nanti aku coba bicara sama Ibu. Pokoknya aku minta kamu sabar, Oke.”

Anna menghela nafasnya kesal lalu mengangguk samar, walaupun dalam hati sama sekali tak setuju dengan apa yang diminta Satria.

Satria tersenyum kecil lalu mengecup pucuk hidung Anna sekilas. Dia memindahkan lengan Anna dari dadanya lalu bangkit dari ranjang dan meraih handuk yang tergeletak di lantai.

Dilangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk segera menunaikan mandi wajibnya sebelum pulang.

****

Pov Satria.

Ku parkirkan mobil ku ke dalam garasi persis sejajar dengan mobil sedan merah maroon milik Danisha. Ku toleh sebentar arloji di pergelangan tanganku. Sudah jam dua belas lewat tiga puluh menit. Aku yakin pemilik mobil sedan mewah ini pasti sudah terlelap dalam alam mimpinya.

“Sha udah tidur, mbak?” tanya ku pada Mbak Cicih. Asisten rumah tanggaku, yang membukakan pintu rumah untukku.

“Kayaknya udah, Pak,“ jawabnya dengan suara serak karena kantuk yang menyerangnya.

Aku hanya mengangguk samar, lalu melangkah ringan menuju kamarku di lantai dua. Aku berusaha langkahkan kakiku menapaki anak tangga satu persatu tanpa menimbulkan suara karena takut terdengar oleh Sha dan membuatnya terbangun.

Pintu kamar Sha masih terbuka. Tumben dia tidur tanpa menutup pintu. Ku putuskan untuk menengok sejenak penghuninya.

Ku langkahkan perlahan memasuki kamarnya yang tampak sangat berantakan, kertas-kertas bertebaran dimana-mana, baju-baju bekas pakainya pun tampak berserakan di lantai.

Ck, ck, ck.... Benar-benar seperti kapal pecah. Sebenarnya aku tak heran, karena aku tahu persis memang sejak dulu Sha paling malas merapikan kamarnya.

Indera rungu ku menangkap suara kucuran flush toilet di dalam kamar mandi. Dan seketika itu juga pintunya terbuka. Sosok cantik itupun keluar dari sana.

Dan....Ya Tuhan, terpampanglah pemandangan yang sangat menggugah gairah kejantananku.

“O my God. Baaang!!!” pekiknya kaget ketika dia menyadari ada aku di dalam kamarnya. Pandangan kami pun bertabrakan.

Dia berusaha menutupi bagian dada dan bawahnya dengan kedua tangannya.

Aku pun terperanjat. Namun kenapa aku tak memalingkan wajahku? Mubazir lah menyia-nyiakan pemandangan yang menarik itu.

Aku tergugu menatap tubuh semampainya yang hanya terbalut dengan bra dan cd hipster berwarna hitam.

Ya Tuhan... Seksi nya.

Walaupun baru beberapa saat lalu aku disuguhkan oleh tubuh Anna, namun melihat Danisha dengan keadaan polos seperti itu rasanya ada getaran yang sangat berbeda.

Entahlah, ku lihat dia kini lebih ranum dan lebih berisi. Si 'Jeki' yang tadinya sudah tertidur pulas di bawah sana, kini terjaga kembali dan mulai meronta-ronta hingga menegang. Please, Jeki, Not now!

Spontan Danisha masuk kembali ke dalam kamar mandi, dan menyembunyikan tubuhnya di balik pintu. Hanya kepalanya yang tampak tersorong dari baliknya.

“Ketok pintu dulu, kek, kalo mau masuk. Kebiasaan!” semburnya kesal pada ku.

“Sorry Sha, tadi pintunya nganga, ya aku langsung masuk aja.”

“Tolong ambilin bathrobe atau apa kek, Bang. Di dalam sini gak ada handuk.”

Aku celingak-celinguk mencari keberadaan bathrobe yang dia minta. Namun tak juga tampak.

“Gak ada, Sha. Jas ujan mau gak?” canda ku.

“Jangan becanda, Bang. Dingin nih, cepetan dong!” Setengah berteriak Sha menggerutu kesal. Aku tersenyum geli melihatnya yang kini melotot geram ke arah ku dari balik pintu.

Ku raih bathrobe yang dia minta yang ternyata tergantung di depan salah satu lemari di walk in closet nya. Dan bergegas ku berikan padanya.

Tak lama Sha keluar dari kamar mandi dengan balutan bathrobe dan rambut panjangnya yang di cepol tinggi, menampilkan leher jenjangnya yang putih bersih dan sangat menggoda.

“Kamu abis mandi atau ngapaian?” tanyaku penasaran.

“Abis mandi, Bang. Gerah,“ jawabnya nyantai.

“Eh, kamu bisa masuk angin loh mandi tengah malam gini.” Namun peringatanku tak digubrisnya. Dia hanya berlalu dengan santainya melewati aku.

“Gimana kerjaan abang di Bali? Udah kelar?” tanya nya ringan namun dengan raut wajah datar dan tanpa senyum.

Aku meneguk saliva ku berat. Bingung menjawab apa. Karena aku tau jawaban apapun yang aku katakan saat ini tak akan membuat Sha percaya.

“Bang?” ulangnya. Sembari menghenyakkan dirinya di atas ranjang dan menghujam wajah ku dengan tatapan mata nya yang tajam. Jelas saja membuatku makin grogi dan salah tingkah.

“Iya, udah.” Hanya itu yang keluar dari lisanku dan menyungging senyum berusaha menutupi kegugupanku.

Tiba-tiba dia bangkit dari duduknya dan menghampiri aku. Dekat dan sangat dekat dia berdiri tepat di hadapanku. Makin gugup saja aku dibuatnya.

Masih dengan bola matanya yang menatap lurus ke kedua mataku, tangannya terangkat.

Dan .... Satu persatu kancing kemejaku di bukanya dengan cara yang sangat menggoda.

Jantungku berpacu cepat. Darahku berdesir kencang. Sumpah, Aku deg-deg an, pemirsah.

Terlebih lagi, di kuak nya kemeja hitam ku tanpa memutuskan tatapannya dari manik ku. Bahkan wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat dan wangi strobery menerpa kulit wajahku.

Ingin sekali ku kecup bibir mungilnya yang hanya berjarak hitungan senti saja dari bibirku, namun aku takut akan berlanjut ke hal yang lebih jauh.

My God, Please, Jangan Sha....!

Walaupun Sha istri ku yang sah tapi aku di larang keras untuk menidurinya saat ini.

“Jreng....Jreeeennggg! Waaah... Ada macan tutul...?!”

Aku terperanjat dengan pekiknya ketika dia menguak lebar kemeja hitam ku dan memperlihatkan seluruh bagian dadaku. Nyaris jantungku merosot jatuh dari tempatnya.

“Hahaha....Cupangan ni yeeee!!!” seru nya lagi seraya tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk leher dan dada ku.

Spontan aku menunduk memperhatikan area dada ku dengan seksama.

Yassalam....

Stempel kepemilikan hasil karya bibir Anna bertebaran disekujur tubuhku. Aku Malu sekali, terlebih lagi melihat Sha yang tergelak geli sembari meledekku.

“Ehh, ini....Mmm, apa ya.” gugup dan salah tingkah melingkupi diriku.

“Udahlah, Bang. Jangan grogi gitu. Kita udah sama-sama gede ini. Cuek aja lah,” ujar Sha dengan nada yang begitu santainya setelah dia menyudahi gelaknya. Aku jadi makin tak enak hati karenanya.

“Maaf, Sha....” desisku.

“Maaf kenapa? Karena Abang bohongin Sha ‘kan?”

Seketika aku terdiam, tak tau lagi harus berkata apa. Yang ku bisa saat ini hanya berusaha menenangkan jantungku yang tadi nyaris loncat dari tempatnya.

“Dua hari ini abang jalan sama pacar abang ya?” tebaknya seraya melangkah kembali ke ranjangnya. Dan duduk bersila di atasnya. Lagi-lagi aku terdiam tak mampu menjawab pertanyaannya.

“Seharusnya abang gak perlu pake acara bohong segala. Bilang aja terus terang abang pengen kencan sama pacar. Sha gak marah, kok. Waktu malam pengantin kita juga abang langsung ngacir ninggalin Sha untuk ketemu pacar abang. Sha maklum, Bang,” tuturnya dengan begitu lugas dan ringannya seolah tanpa beban.

Ku hela nafasku yang sudah mulai teratur. Ku hampiri ranjangnya dan ku dudukan diriku di sebelah nya.

“Beneran kamu gak cemburu, Sha?” tanyaku pelan sambil ku tatap maniknya yang masih bersinar cerah.

Tampak Sha menggeleng mantap sambil tersenyum.

“Berarti kamu gak cinta sama aku,” vonisku sembari menunjuk pucuk hidungnya dan mencubitnya gemas.

Sha hanya tersenyum lebar dan sama sekali tak membantah ucapanku barusan.

Apa aku berharap dia mencintaiku?

Entah ada apa denganku ini. Ketika dia menggeleng mantap ada perasaan tak nyaman menyelinap di hatiku.

Ya ampun, Satria. Serakahnya dirimu, Bang Satria. Di saat kamu sudah menikahi Anna sekarang kamu berharap Danisha punya perasaan yang lebih dalam pada mu?

Ingin rasanya ku tempeleng wajah ku sendiri karena rasa bersalahku pada Sha.

Aku pernah berjanji untuk tidak menikahi Anna sebelum Sha bersalin nanti. Tapi sekarang aku justru mengingkari janjiku sendiri.

Pengkhianat, mungkin itulah sebutan yang pantas disematkan untuk ku.

Haiiii....Readers.

Jumpa lagi di karya Othor yang kedua.

Cerita nya ringan-ringan aja yah. Udah Cape kan dengan konflik yang berat.

Yuk enjoy,

Jangan Lupa. Like, Vote, Favorite, kritik dan saran di komen yah.

Happy Reading....

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Jadi kezel, dasar cowok bang sat

2023-02-24

0

Yessyka June

Yessyka June

hahhh.... entah lahh sakit sih di posisi shaa.....
jahara kamu bang satu🥺😡😭

2021-05-29

0

cahya.rien

cahya.rien

dalam hati sha pasti nyesek bget..
rasanya ga karuan ☹️😢

2021-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!