Episode 7 Penyelamat

POV SATRIA

Dua minggu setelah pertemuanku dengan Danisha dan membuat satu kesepakatan dengannya, sekarang disinilah aku berada.

Di sebuah lounge hotel mewah yang khusus di sewa oleh Bapak Andri Putera Bintang, yang disulap dengan sangat cantik dan elegant sebagai tempat akad nikahku dengan putri tunggalnya, Danisha.

Dengan mengenakan setelan beskap putih lengkap dengan kopiah warna senada, aku duduk di hadapan bapak penghulu, menunggu calon mempelai wanitaku.

Jika di tanya bagaimana perasaanku. Aku gugup. Ya, sangat gugup. Karena ini pengalaman pertama untukku.

Terlebih di bawah tatapan puluhan pasang mata yang menjadi saksi pelepasan status bujanganku hari ini, membuat tanganku terasa gemetar dan keringat dingin mengucur deras di sisi kening dan leher belakangku.

Apa aku bahagia seperti pengantin-pengantin lain?

Boleh ku jawab?

Tentu tidak.

Mungkin jika calon mempelai yang aku tunggu sekarang adalah Anna, pasti aku bahagia saat ini.

Aku lirik sekilas ke arah Ibu yang duduk di kursi yang berada beberapa meter di samping kananku, tampak Ibu melemparkan senyum manisnya padaku.

Aku tak berdaya melihat senyum Ibu yang mampu merubah hatiku yang sekeras batu bisa jadi selembut mentega.

Ibu, wanita yang paling aku sayang. Ibu yang selalu memberiku kekuatan sekaligus ketenangan. Dan karena Ibu jugalah salah satu alasan aku akhirnya bersedia duduk di sini.

Sejak kecil Ibu selalu berpesan padaku untuk menjadi anak yang tahu berterima kasih, tahu berbalas budi, dan jangan sekalipun melupakan kebaikan seseorang, walaupun kebaikan itu hanya sekedar menyingkirkan duri yang menghalangi perjalananku.

Begitulah pesan Ibu yang selalu terngiang-ngiang di telingaku hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengabulkan permintaan ayah angkatku.

Suasana seketika hening. Alunan dentingan piano dari sang pianist di ujung ruangan berubah menjadi alunan yang sendu mendayu -dayu.

Semua yang hadir berdiri dan menoleh ke arah pintu. Aku ikut berdiri dan ikut menoleh ke arah yang sama.

Seperti terhipnotis, semua mata tertuju pada Danisha di sana. Bergeming dan terpaku menatap kagum padanya. Sejujurnya, termasuk aku.

Adik angkatku ini memang sangat cantik. Terlebih saat ini dengan kebaya modernnya yang berkerah rendah menampakkan leher jenjang dan bahu putih mulusnya.

Diapit papa dan mamanya, Danisha melangkah dengan anggun menuju tempatku.

Danisha di bimbing mama Freya menempatkan dirinya persis di sebelah ku. Dan Papa Andri duduk di seberang ku, untuk menjadi wali nikah bagi putrinya.

Sekilas Danisha melirikku dan melemparkan senyum manisnya untukku. Aku pun membalas, walaupun dengan rasa gugup yang menyergap.

Rangkaian acarapun di mulai. Aku tak terlalu serius mendengarkan sepatah dua patah kata yang disampaikan bapak penghulu di hadapanku. Aku terlalu sibuk menjinakkan kegugupanku yang sedari awal menyerangku.

Hingga Papa Andri mengulurkan telapak tangannya ke hadapanku dan aku pun membalas menjabatnya.

Gugup ku kian melanda, tanganku gemetar, pasti Papa Andri pun merasakan getaran tanganku.

Ku tatap wajah teduhnya yang tengah mengucapkan kalimat ijabnya untuk menyerahkan puteri tercintanya kepadaku. Dan aku pun mulai membalas dengan ucapan Kobul ku bahwa aku menerima putrinya untuk menjadi istriku beserta mas kawin yang disebutkan. TUNAI.

Sah....!

Kini aku menjadi suami dari adik angkatku. Dan Papa Andri yang selama ini aku anggap sebagai papaku sendiri sekarang menjadi mertuaku.

Ya Tuhan.

Walaupun aku dan Danisha tidak ada pertalian darah setitikpun tapi rasanya aku seperti menikahi adik kandungku sendiri.

Terbayang ‘kan bagaimana perasaanku?

Tak terasa tiba-tiba pipi ku terasa basah. Ada buliran air yang keluar dari sudut mataku. Danisha melihat itu ketika aku menyematkan cincin emas putih dengan beberapa butiran berlian di jari manisnya. Dia pun menyematkan bentuk cincin yang sama ke jari manisku.

Dia terus menatap mataku yang sudah berkilau karena air mata. Tapi tidak dengannya. Aku melihat dia begitu tenang menghadapi ini seolah tanpa beban.

Ya iya lah, pantas kamu begitu santainya, Sha. Kamu yang mencorengkan aib dan sekarang aku yang menutupinya.

Papa Andri menghampiri ku dan memeluk tubuhku. Aku pun demikian.

“Terima kasih, Sat. Kamu penyelamat nama baik keluarga kita. Kamu memang anak yang baik. Papa bangga sama kamu,” bisik Papa Andri di telingaku, suaranya terdengar bergetar dan lirih.

Aku tahu dia tengah bersusah payah meredam emosionalnya. Dia tak mau terlihat lemah di mata kerabat dan keluarga besarnya yang hadir saat ini.

Begitulah Papa Andri menjaga wibawanya selama ini. Pantang terlihat lemah di mata orang lain.

“Iya Pa,“ jawab ku seraya menepuk-nepuk punggungnya yang masih tampak kokoh di usianya yang sudah melewati angka lima puluh tahun itu.

Begitupun Mama Freya yang bergandengan tangan dengan Ibu menghampiri aku dan Danisha.

Ibu memelukku dengan perasaan haru. Dia mengusap-usap punggungku dengan lembut.

“Ibu bangga sama kamu, Nak. Jadilah suami yang baik dan bertanggung jawab untuk Sha,” pesan Ibu berbisik di telingaku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum pada ‘pintu surga’ ku itu.

Giliran Mama Freya yang merengkuh tubuhku dengan erat. Wanita cantik yang aku panggil mama itu pun terisak-isak. Air matanya terasa hangat membasahi bahuku.

“Mama titip Sha sama kamu, Nak. Tolong jaga dan bimbing adikmu. Dan kamu sabar-sabar ya menghadapi kelakuan dia.”

“Iya, Ma. Mama tenang aja. Sha pasti baik-baik aja sama aku.”

Aku hapus air mata Mama Freya yang membasahi pipi mulusnya. Aku tak tega melihat wanita yang baik ini menangis.

Aku tahu hatinya sangat terluka dengan perbuatan Danisha yang telah menorehkan aib di keningnya.

Dan kini aku hanya bisa pasrah menerima dan menjalani apa yang sudah aku putuskan untuk menyelamatkan nama baik keluargaku. Menikahi Danisha. Walaupun hatiku tetap terpatri untuk sebuah nama. Anna.

****

POV AUTHOR

Di kamar hotel yang super mewah yang tampak terhiasi dengan taburan dan rangkaian aneka bunga, pasangan yang baru saja melepas status kesendirian nya itu kini berada di dalamnya.

Keduanya duduk saling menjauh. Danisha duduk berhadapan dengan cermin besar seraya melepaskan satu persatu hiasan di kepalanya. Dan Satria duduk di sofa di sudut kamar, sibuk berkutat dengan gawainya.

Keduanya belum menanggalkan pakaian pengantin yang mereka kenakan. Masih lengkap. Hanya Sha yang sudah selesai dengan urusan sanggul dan hiasan di kepalanya dan membiarkan rambut panjangnya tergerai indah menjuntai di sisi kiri kanan bahunya.

“Makan yuk, Bang. Sha lapar banget nih,” ucap Danisha seraya menghenyakkan dirinya di kursi makan yang tak jauh dari posisi sofa yang di duduki Satria.

Satria menoleh padanya. Memperhatikan Danisha yang sibuk melahap hidangan makan malamnya yang sudah diantarkan oleh petugas hotel sepuluh menit setelah mereka memasuki kamar.

“Silahkan kamu duluan, aku belum lapar,” sahut Satria, kemudian kembali mengalihkan perhatiannya pada gawai yang masih berada di genggamannya.

“Bang....” panggil Danisha setelah mengunyah halus irisan daging bersaus barbeque dan menelannya.

“Hm....”

“Abang udah punya pacar?”

“Udah.”

Hanya dengan secuil jawaban itu, mampu membuat Danisha menghentikan kunyahannya seketika.

Lalu menoleh pada Satria dan menatapnya dengan sorot mata penuh penyesalan dan rasa bersalah.

“Abang serius sama pacar abang?”

“Banget, tadinya aku ada niat mau nikahin dia, Tapi yaaaa.... Akhirnya begini ceritanya,” lirih Satria seraya menarik nafasnya panjang dan menghelanya kembali dengan sedikit tersendat.

“Maaf...” Hanya kata itu yang keluar dari bibir Danisha.

Satria mengangguk pelan dan menghela kembali nafasnya berat. Lalu beranjak dari duduknya dan melangkah menghampiri meja Danisha.

“Makan yang banyak, supaya dedek di dalam perut kamu itu sehat,” ucap Satria datar. Sekilas senyumnya mengembang tipis pada Danisha. Gadis cantik itupun menjawab dengan anggukan lemah.

“Kamu udah periksa kehamilan kamu, Sha? Apa kata dokter?”

“Kata dokter, sehat, Bang. Udah masuk minggu ke lima,” jawab Danisha seraya mengusap-usap perutnya yang masih tampak rata.

“Di jaga baik-baik, jangan terlalu cape kamu tuh, Sha.”

Kembali Danisha hanya mengangguk menanggapi saran Satria untuknya.

“Bang....” panggilnya lagi.

“Hm...”

“Sha bener-bener merasa bersalah, Bang. Gara-gara kelakuan Sha, Abang jadi berkorban begini.“ Danisha menunduk terpekur, hanya memainkan alat makannya saja. Nafsu makannya mendadak sirna.

“Udahlah, Sha. Semua udah terjadi. Gak guna lagi menyesali diri. Makanya kalo main begituan tuh pake APD, Alat Pelindung Diri. Kebablasan gini deh jadinya....” seloroh Satria tanpa mengindahkan perasaan bersalah yang Danisha rasakan.

“Ah, Rese!” hardik Danisha mendelik kesal pada Satria. Pria itu hanya tersenyum lebar menanggapi kekesalan adik angkatnya itu yang kini telah resmi menjadi istrinya.

Sejenak Danisha kembali sendu menatap Satria. “ Bang....” panggilnya kembali.

“Apa, Sha?”

“Nanti setelah kita cerai Abang pasti akan nikahin pacar Abang, kan? Tapi untuk sementara ini suruh dia sabar sebentar. Kasih alasan apa kek supaya dia mau nunggu Abang,”

“Udahlah, jangan dipikirin dulu soal itu. Yang penting Sha sehat, nanti melahirkan anak yang sehat dan tak kurang satu apapun,” ucap Satria dengan bijaksana.

DRRRTT....DRRRTTT.....

Getaran gawai Satria di atas meja. Nama dan foto wajah Anna terpampang di layarnya. Lekas Satria meraihnya dan membawanya menjauh dari Danisha.

“Hallo, Sayang....” sapa Satria dengan mesra.

“Mas, aku udah sampe Soetta nih, baru aja landing, jemput aku di Bandara, ya. Sekarang,” sambut suara manja Anna dari ujung telepon.

“Hah? Kata kamu minggu depan baru balik?”

“Iya, jadwal pemotretanku di Milan di cancel klien. Jadi nya aku ikut satu sesi yang di Roma aja. Udah selesai aku pulang aja, ngapain lama-lama di sana.”

Satria melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah jam sembilan malam.

“Mas, jemput ya. Aku tunggu di lobby terminal tiga. Sekarang ya. Jangan pake lama.” seru suara Anna lagi yang terdengar tak sabar.

Dan tanpa menunggu jawaban dari Satria, sambungan telpon diakhiri.

Tanpa ingin buang waktu lagi, Satria bergegas menuju lemari dan mengambil celana jeans yang sudah dia siapkan sebelumnya.

Dia tanggalkan pakaian pengantinnya dan lekas dia kenakan celana jeans birunya.

Satria menghampiri Danisha yang masih berkutat dengan hidangan makan malamnya.

“Sha...” panggilnya.

“Awww....Roti sobek! Jadi lapar aku....!” Jerit Danisha ketika menoleh pada Satria dan terkesima pada penampakan perut Satria yang datar dengan tiga pasang otot yang berjajar rapi.

Buru-buru Satria menutupinya dengan kedua telapak tangannya. Lalu segera meraih polo shirt nya yang tergeletak di sofa lalu mengenakannya cepat.

“Awas napsu!” omelnya mendelik pada Danisha.

“Kagaaaakk! Masih kerenan punya si kampret, kok,” kelit Danisha lekas.

“Kampret? Maksudnya siapa tuh?” tanya Satria tak mengerti.

“Bapaknya anak ini,” tunjuk Danisha pada perutnya.

Satria tersenyum lebar menanggapi jawaban Danisha yang seolah tanpa beban.

‘Ooo, si laki-laki hit and run itu.’ ucapnya dalam hati.

“Sha.... Sorry aku tinggal dulu, mau jemput___“

“Ya, udah sana pergi, buruan. Sha mau tidur....Ngantuk.”

Tanpa Satria beritahupun Danisha sudah paham siapa yang membuat Satria tampak tergesa-gesa saat ini.

“Oke lah.... Met tidur ya, Sha. Bye.”

Dengan langkah bergegas Satria meraih ponsel dan kunci mobilnya dari atas meja nakas lalu keluar dari kamar itu meninggalkan Danisha sendirian di malam pengantinnya demi menjemput wanita yang dicintainya.

Perlahan Danisha mengelus perut nya yang masih tampak rata. Benaknya kembali mengingat wajah tampan Freddy, laki-laki yang menanamkan benih di dalam perutnya yang kini entah berada dimana.

Walaupun rasa kecewanya masih jauh lebih membuncah, namun Danisha mengakui bahwa masih terselip rasa cinta dan pengharapan di hatinya untuk laki-laki itu.

Setiap hari dia membuka media sosial Freddy berharap ada kabar dari laki-laki itu melalui berandanya. Tapi tak ada.

Dan kini tinggallah dirinya sendirian menghadapi masa-masa kehamilannya dengan menyandang status istri dari kakak angkatnya.

Haiiii.....Readers....

Jangan lupa : Like, Vote, Kritik, Saran diKomeng yah...

Thank you

Happy Reading.

Terpopuler

Comments

Yessyka June

Yessyka June

buat satria cinta mayi donk sm sha donk thor....
kasian juga shaa.... 🥺

2021-05-29

0

Nanna Mappe Mansyur

Nanna Mappe Mansyur

aqupun jadii Mewek..huhuhuuu...

2021-02-28

2

Laras Kasih

Laras Kasih

gak kebayang gmn perasaanya bang sat..auto mewek 😢

2021-01-13

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!