PoV Author
Layaknya sepasang suami istri yang tengah menantikan kelahiran sang buah hati, Satria dan Danisha duduk berdampingan dengan mesra di kursi tunggu di depan ruangan dokter spesialis kandungan. Bersama beberapa pasangan suami istri lainnya yang berada dalam satu ruang tunggu yang sama dengan mereka.
Satria mengamati seorang laki-laki yang tampak sedikit lebih berumur darinya duduk persis di seberang meja kecil yang membatasi, tengah mengusap-usap lembut perut istrinya yang tampak sudah membuncit.
Sesekali laki-laki itu mendaratkan kecupan hangat ke kening istrinya, Satria terrenyuh melihat begitu perhatiannya laki-laki itu pada pasangannya. Terlebih lagi melihat sang Istri meremas jemari pria itu dan meletakkan kepalanya di bahu suaminya.
Laki-laki itu menyadari di perhatikan begitu dalam oleh Satria. Lalu tersenyum dan mengangguk sekilas.
“Anak pertama?” tanya Satria membuka obrolan pada pria itu.
“Anak kelima, Mas,” jawabnya penuh rasa bangga.
Satria terperangah mendengarnya. ”Rajin ya bikinnya, Mas?”
“Ya, abis enak,” jawab pria itu sekenanya seraya tersipu-sipu malu melirik istrinya di sampingnya.
Glek..., Satria menelan saliva nya kasar saking terkesiapnya mendengar jawaban singkat namun penuh kejujuran dari si pria itu.
‘Enak katanya? Jadi pengen buruan bikin’ ucap bathin Satria.
“Kalo Mas sendiri? Lagi menunggu anak keberapa?” tanya pria itu seraya menunjuk Danisha dengan jempolnya.
“Anak pertama, Mas,“ jawab Satria lalu melingkarkan lengannya ke bahu Danisha yang tengah asik berchat ria dengan kedua teman somplaknya, Viona dan Rara.
“Ooow, pengalaman pertama dong, ya.“
“Iya, Mas.“ jawab Satria santai sambil mengangguk-angguk.
“Ibu Danisha Freyandri? Ibu Danisha Silahkan.”
Tiba-tiba seorang suster dengan pakaian hijau lengkap dengan atributnya masuk ke ruang tunggu dan memanggil nama Danisha.
“Iya, suster!” sahut Satria kemudian.
Lekas dia beranjak dari duduknya dan menarik tangan Danisha yang tampaknya masih enggan bangkit dari posisinya karena masih sibuk cengangas-cengenges membalas chat dari teman-temannya itu.
“Ayo, Sha. Buruan.“ Satria meraih bahu Danisha dan berhasil membuat Danisha mengikuti langkahnya untuk masuk ke ruangan dokter.
“Selamat sore, Mas. Selamat sore, Sha.” Seorang dokter pria menyambut keduanya dengan ramah dari tempat duduknya.
“Met sore, Dokter Miki. Apa kabar?” balas Danisha dengan wajah sumringah seraya menghenyakkan dirinya tepat di hadapan Dokter Miki.
Seperti saat ini, Danisha selalu semangat empat lima setiap kali dirinya mengontrol kehamilannya pada dokter yang di rekomendasi oleh Ibu Freya, mamanya.
Bagaimana tidak, yang ditemuinya adalah Seorang dokter yang tampak masih muda, good looking dengan senyum yang sangat mempesona. Membuat ibu-ibu hamil yang menjadi pasiennya betah berlama-lama menyinggahi dokter tamvan itu.
Hingga pertanyaan yang keluar jalur dari seputar kehamilan pun ikut di konsultasikan pada dokter Miki saking ingin menikmati senyuman manis Pak Dokter.
Bahkan tak sedikit juga yang mengkonsultasikan masalah rumah tangga mereka pada dokter Miki. Sebenarnya dokter kandungan atau konsultan Rumah tangga sih?
“Kabar saya baik, Sha. Gimana? Ada keluhan gak sejauh ini?” tanya Dokter Miki sambil mengamati buku catatan kunjungan kontrol kehamilan Danisha.
“Keluhannya, sekarang Sha jadi sering haus, Dokter,“ jawab Danisha dengan manja.
Dokter Miki mengangkat wajahnya menoleh pada Danisha. ”Haus? Minum yang banyak, Sha. Air putih bagus untuk kandungan kamu.”
“Haus belaian, Dokter....” potong Danisha lekas seraya mengerlingkan sebelah matanya pada Dokter Miki. Membuat dokter muda itupun tersipu-sipu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Oiya Dok, Kok sekarang Sha jadi hobi ngemil ya, ga papa itu, Dok?”
“Ya gak papa, Sha. yang penting ngemilnya yang menyehatkan.”
“Kalo ngemilikin kamu selamanya boleh gak, Dok?”
Kali ini Dokter Miki mengeluarkan suara tawanya yang renyah dan gurih terdengar ditelinga.
Satria yang duduk di samping Danisha seketika menganga dan terbelalak geram mendengar ocehan Danisha yang berani-beraninya menggoda Dokter muda di hadapannya.
Di jepitnya dengan gemas paha Danisha dengan jempol dan samping telunjuknya.
“Hhssstttt....Sakiiittt...!” pekik Danisha tertahan pada Satria yang melotot geram padanya.
Dokter Miki tertawa kembali melihat kedua suami istri di hadapannya itu yang saling menatap geram.
“Kita cek dulu yuk, Sha. Baring di sana,” perintah Dokter Miki sembari beranjak dari duduknya, diikuti Danisha bersama suster pendamping yang juga berada di ruangan itu.
Dengan gerakan gemulai yang dibuat-buat dengan maksud menggoda Dokter Miki, Danisha membaringkan tubuhnya di ranjang.
Dokter Miki hanya tersenyum lebar menghadapi kelakuan Danisha yang memang sudah dia pahami sejak awal pertemuannya sewaktu cek kehamilan pertamanya beberapa minggu yang lalu.
Jadi semua kelakuan absurb Danisha benar-benar sudah dia maklumi. Anggap aja bawaan orok, mungkin begitu pikir dokter Miki.
“Maaf ya, Mba....” suster asisten dokter Miki menyingkap baju kaos Danisha sebatas bawah payudaranya lalu mengoleskan gel bening ke seluruh area perut danisha.
“Kita mulai ya, Sha,“ ucap Dokter Miki seraya menempelkan transducer ke kulit perut Sha yang masih tampak rata.
“Kok langsung mulai? Kita gak foreplay dulu, Dok?” celetuk Danisha seenaknya.
Dokter Miki pun kembali mengumbar senyum gelinya menanggapi kicauan pasien error nya itu.
“Aduh geli, Dok. Ahhh....Shhhhh....Ahhh....” Danisha mendesah-desah merasakan geli di kulit perutnya yang di sapu dengan alat transducer yang di gerakkan oleh Dokter Miki.
Satria yang mendengar desahan Danisha yang tak wajar di telinganya spontan bangkit dari duduknya dan langsung menyingkap tirai biru pembatas ruangan.
Dihampiri ranjang Danisha lalu berdiri di sisi tubuh istrinya sambil mengamati dokter Miki yang tengah melakukan tugasnya.
“Ini ya, Sha. Bebi nya sudah masuk delapan minggu dan sudah mulai terbentuk. Ini cairan ketubannya, kondisinya bagus,” beritahu dokter Miki sambil mengamati layar monitor di samping ranjang Danisha.
“Yang mana bebi nya, Dok?” Satria ikut mengamati dan penasaran dengan apa yang dikatakan dokter Miki.
“Ini, Mas. Nih yang kecil kayak kacang polong, liat ‘kan?”
Danisha dan Satria sama-sama mengamati layar monitor yang di putar sedikit oleh dokter Miki untuk menghadap ke arah mereka.
Seketika senyum keduanya mengembang di sudut bibir mereka. Terlebih Danisha dengan bola mata yang berkaca-kaca menatap layar monitor itu dan fokus pada titik kecil yang di tunjuk Dokter Miki.
“My baby....” desis nya pelan.
“My baby too....” desis Satria ikutan berkaca-kaca melihat titik kecil itu. Dengan lembut di usap nya kening Danisha dan mendaratkan kecupan di sana.
Danisha menoleh pada Satria, demikian juga dengan satria yang menatap dalam wajah Danisha. Pandangan mereka bertemu dan keduanya pun bertukar senyum.
“Oke, done, Sha,“ beritahu dokter Miki seraya menekan satu tombol di perangkat USG dan keluarlah foto berukuran kecil berwarna hitam abu-abu dan sedikit putih.
Assisten dokter Miki pun dengan cekatan membersihkan gel yang masih bersisa di permukaan perut Danisha.
Dokter Miki kembali ke tempat duduk nya, diikuti Satria dan Danisha yang kembali menempati posisinya di hadapan dokter Miki.
Tampak oleh mereka Dokter Miki sedang menuliskan sesuatu di buku kontrol rutin kehamilan milik Danisha.
“Kontrol lagi bulan depan ya, Sha, jangan lupa jadwalnya,” ucap dokter Miki mendongak pada Danisha dan tersenyum manis.
“Baik, Dokter Miki.... Eh dokter namanya lucu deh, Miki KSS...?” celetuk Danisha setelah membaca nama Dokter Miki di lembaran resep vitamin nya.
“Iya, nama saya kepanjangan jadi disingkat aja KSS. Miki Karim Sultandi Sabah,” jawab Dokter Miki dengan santai.
“Oooow, Sha kirain Mikirin Kamu Setiap saat....” balas Danisha sembari mengullum senyum.
“Hehehe, Bisa aja kamu, Sha. Jadi ge er," gumam Dokter Miki di sela tawa renyahnya.
Satria tampak makin jengah melihat Danisha yang selalu menggoda dokter tampan di hadapannya itu. Tak tahan rasanya ingin kembali memelintir pipi Danisha agar berhenti membuat malu dirinya karena kelakuan ganjen gadis yang sudah memiliki dua rangkap jabatan itu, sebagai adik angkatnya dan sebagai istrinya.
“Naahh, pasti istrinya dokter Miki nama nya Mini, ya kan? Ya kan?” timpal Satria.
“Baaang, itu Miki mouse sama Mini mouse. Please, Jangan bikin malu deh,” sanggah danisha lekas.
‘Diiih, aku cuma nanya kok dibilang bikin malu? Lah dia yang ngerayu dokter sampe klepek-klepek gak ngerasa mempermalukan aku sebagai pak su nya.’ Pikir Satria penuh keheranan dan rasa gemas.
“Nama istrinya ya Ibu Miki, bukan begitu, Dok?” lanjut Danisha.
“Bukan, Sha. Saya kebetulan belum nikah. Masih single,” jawab Dokter Miki santai
“Aiihhh, dokter lagi promosi diri terang-terangan nih, Sha demen nih yang kayak gini. Lanjut Dok. Semangat. Apa perlu Sha cariin kandidatnya?” timpal Danisha seraya membetulkan posisi duduknya lebih serius menatap dokter Miki.
“Sha, apa-apaan sih kamu? Ya ampun. Maluuuu aku,” sela Satria menepuk bahu Danisha.
“Iiihhh, Abang, diem deh. Rewel amat!”
“Ya udah, dokter. Kita pamit dulu. Terima kasih. Ayo Sha,“ ajak Satria akhirnya bergegas bangkit dari duduknya dan menarik tangan Danisha yang masih asik menikmati wajah kalem dokter Miki.
“Iya, Mas. Trima kasih kembali,” ucap Dokter Miki masih dengan senyum ramahnya.
“Iiihh Abang, Sha ‘kan belum kelar konsul nya sama Pak dokter Miki.” Danisha protes keras karena belum puas menikmati senyum simpul dokter Miki, namun Satria tak menggubrisnya.
“Ntar aja kamu konsul nya ama Dokter Satria aja di rumah. Gratis.”
“Dokter apaan? Dokter kejiwaan?”
“Iya, cocok untuk kamu.”
Tanpa memperdulikan Satria yang menyeret tangannya keluar dari ruangan itu, Danisha tersenyum dan melambai manja pada dokter Miki dan tak lupa melemparkan kerlingan genit nya pada dokter muda itu.
Pak dokter yang menerima kerlingan itu hanya balas tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala, maklum.
****
Satria terpaksa menghentikan mobilnya di tepi jalan karena Danisha memberi kode keras bahwa dirinya sudah tak tahan dengan rasa mual yang membelit perutnya.
Bergegas Danisha keluar dari mobil dan berjongkok di trotoar jalan dengan kepala menunduk menghadap saluran air kecil dan berjuang mengeluarkan isi perutnya yang sedari tadi bergumul hebat di dalam sana.
Satria yang ikut berjongkok di belakang punggung Danisha, membantu perjuangan istrinya itu dengan memijit-mijit tengkuk dan punggung Danisha dengan lembut.
“Ayo, Sha. Kamu bisa! Ganbate! Semangat kakak!” canda Satria sambil tersenyum lebar melihat wajah Danisha yang memucat.
Danisha yang kesal di candai di waktu yang tak tepat melirik sebal pada Satria dengan ekor matanya.
“Aaaww....Sakit, Sha!” pekik Satria ketika cubitan geram Danisha mendarat di paha kirinya.
“Bang, Sha mual banget nih,“ rengek Sha seraya menjatuhkan kepalanya lemah ke bahu Satria.
Satria yang jatuh iba pada nya membelai puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang.
“Iya, sabar ya. Kamu ngidam sesuatu gak?“ tanya Satria lembut.
Danisha mengangguk lemah. “Sha pengen banget ketemu sama bapaknya anak ini, Bang,” ucap Danisha lirih.
Satria melepaskan rengkuhannya mengambil jarak untuk memandang wajah Danisha yang masih tampak pucat dan lemah. Menatap maniknya yang meredup lekat dan dalam untuk mencari kesungguhan ucapannya di sana.
“Kamu beneran cinta ya sama si kampret itu?”
Sha mengangguk lemah namun cukup menjawab pertanyaan Satria.
“Freddy cinta pertama Sha, Bang. Sha tergila-gila sama dia makanya sampe akhirnya jadi hamil begini,” tutur Sha dengan polosnya.
Satria menghela nafasnya berat seraya menggelengkan kepala. Dia tak menyangka sebegitu dalamnya pengharapan Danisha pada cowok tak bertanggung jawab berlabel Freddy itu.
“Sha, udahlah. Jangan di harap lagi si Freddy nightmare itu. Sekarang 'kan ada aku, suami kamu yang tampannya gak ketulungan dan mempesona seperti para CEO. Aku siap menjaga kamu dan anak kamu lahir bathin.”
Danisha yang masih dalam posisi jongkok kembali menyandar kan tubuhnya pada tubuh Satria yang juga masih berjongkok dengan bertumpu pada satu lututnya.
“Bener Abang siap jagain Sha lahir bathin?” tanya Danisha untuk meyakinkan dirinya sendiri.
Karena dia sangat tahu Satria tidak akan bisa mencintainya. Pria itu hanya bertanggung jawab untuk menjaga dan menemani dirinya menjalani masa-masa kehamilan sampai waktunya melahirkan nanti.
“Bener, Sha. Aku kan udah janji sama papa, mama, ibu dan di depan penghulu.“
“Tapi cuma sampe Sha melahirkan doang ‘kan, Bang?“
“Ya ampun, Sha Itu kan status kita sebagai suami istri aja. Tapi untuk menjaga kamu itu kewajiban aku sampe kapanpun dan selamanya, Sha. Kamu satu-satunya orang terdekat aku yang bukan sedarah, Sha. Kamu gak punya kakak, aku gak punya adek. Dari kecil aku tuh udah sayang sama kamu dan selalu jagain kamu.“
“Iya Bang, Sha tau abang sayang sama Sha. Tapi gak bisa di kiss, Sha ‘kan butuh kehangatan juga, Bang,“ lirih Sha dengan polosnya.
“Yeeee, biar gini-gini aku kissable kok, Sha.”
“Iya, tapi kalo Abang kiss Sha ngerasa incess gak sih?” tanya Sha dengan wajah polos seraya mendongakkan wajahnya menatap wajah Satria yang sangat dekat dengannya.
“Ya gak lah. Sini ta’ cip0k cangkemmu.”
Lekas Satria menangkup wajah Danisha dan menempelkan bibirnya pada bibir Danisha. Namun Danisha spontan mendorong bahu nya untuk mengambil jarak jauh darinya.
“Katanya minta di kiss, udah ready nih....”
“Gak jadi ah, masa di pinggir jalan sambil jongkok gini lagi. Ntar ada yang masukin ke Youtube, judulnya mesum dipinggir jalan, jatuh pasaran Sha nanti. Iiiihh malu-maluin,” ujar Danisha seraya bangkit dari jongkoknya dengan bertumpu pada bahu Satria lalu bergegas masuk ke dalam mobil kembali.
‘Bener juga sih, kalo ada yang masukin ke Youtube, terus Anna liat, bisa -bisa ke unit gawat darurat urusannya, bisa heboh dunia persilatan ntar,‘ pikir Satria dalam hati.
Segera dia bangkit dari posisinya lalu bergegas menyusul Danisha masuk ke dalam mobil, tepat di belakang kemudi.
Lalu bergegas membawa Jeep nya itu membelah jalanan ibu kota yang mulai lengang menuju kediaman mereka.
**Hai Reader yang baik. **
Terima kasih sudah mampr ke karya kedua Othor di Noveltoon/ Mangatoon ini.
**Mohon dukungannya ya. dengan cara. Love, Like, Vote, kritik dan saran silahkan di komen ya. **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Yessyka June
udah donk mak, kasian mereka....
bolak balik in hati mereka biar saling jatuh cinta gituuu....
kl dlm hal ini skrg engkaulah mak yg maha Berkuasa😁
hahahha
2021-05-29
1
Desi Astria 0412
pasangan somplak bikin ngakakkk 🤣🤣🤣
2021-03-31
2
Rizky Kasmawati
astaga.....dari awal udah ngakak akunya...Ampe sakit nih perut😂😂😂😂😂
2021-03-04
1