Episode 8 Menjemput impian

POV AUTHOR

Sesaat dipandanginya cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya, lalu dilepasnya perlahan dan diselipkan ke dalam saku celananya.

Hal itulah yang nanti akan terus dia lakukan setiap kali akan bertemu kekasihnya, Anna.

Ada terbetik perasaan bersalah di hati Satria ketika dia pergi begitu saja meninggalkan Danisha yang baru beberapa jam lalu di nikahinya, untuk menjemput kekasihnya.

Walaupun Danisha dengan entengnya mengijinkan tapi Satria tahu kepergiannya di malam pengantinnya ini membuat hati Danisha tergores meskipun ditutupi dengan sikap cuek dan masa bodonya. Satria tahu dan menyadari itu.

Wanita mana yang tak tersinggung mengetahui suaminya menjemput wanita lain tepat di malam pengantinnya.

Terlebih dengan Danisha yang tengah berbadan dua, pasti emosional nya makin berlipat ganda di banding wanita yang tidak sedang dalam keadaan dirinya.

Namun rasa cinta dan kangennya pada Anna, membuat Satria mengabaikan semua perasaan itu.

Dan disinilah dia sekarang. Di lobby terminal tiga pintu kedatangan luar negeri menunggu untuk menjemput kekasih hatinya. Menunggu Anna yang sudah satu minggu tak dijumpainya.

Rasa kangennya yang membuncah membuatnya berdiri tegak namun gelisah. Tak melihat wajah kekasihnya hanya tujuh hari saja sudah membuatnya begitu resah.

Selama kepergian Anna ke Italia untuk sesi pemotretan sebuah merk produk apparel ternama, setiap hari tak terlewatkan oleh Satria untuk menghubunginya. Dia tak tahan untuk tak mendengar kabar Anna barang seharipun.

Ya, begitulah cinta yang dirasakan Satria untuk Anna. Seperti seorang anak kemarin sore yang baru pertama kali mengenal cinta.

Padahal Anna bukanlah wanita pertama yang mengisi hatinya. Namun karena ada niat untuk berlabuh pada satu hati lah yang membuat cintanya untuk Anna terasa berbeda dari para wanita terdahulunya.

Senyum Satria seketika mengembang begitu tampak olehnya seorang wanita cantik bertubuh tinggi langsing berkulit kuning langsat dengan rambut tergerai indah, melangkah cepat menghampiri tempatnya dengan mendorong sebuah troli yang didalamnya berisi dua buah koper besar berwarna hijau dan merah.

Anna sudah berdiri tepat hadapannya tersenyum lebar seraya merentangkan kedua tangannya.

“Hai, Hun....” Serta merta Anna menghambur memeluk Satria yang sejak sepuluh menit tadi berdiri di pintu lobby menunggu kedatangannya.

Tanpa sungkan dengan keadaan yang begitu ramai di sekitarnya, Anna berjinjit menyejajarkan dirinya dengan Satria lalu mengecup bibir pria itu dengan mesra. Satria pun membalas dengan mengecup bibir merekah itu beberapa kali.

“Aku kangen, Mas,” ucap Anna masih melingkarkan lengannya di leher Satria.

“Sama, aku juga kangen, Yank.”

“Aku bawain sesuatu loh untuk kamu,”

“Apa?” Satria memicingkan matanya penasaran.

“Ada deeehh, pulang dulu yuk. Ntar aku kasih tau,” ajak Anna seraya meraih lengan kokoh Satria lalu bergelayutan manja menuju mobil Satria yang terparkir khusus tak jauh dari pelataran Lobi.

Satria membuka pintu mobilnya untuk Anna lalu memasukan dua buah koper milik Anna ke bangku bagian belakang.

Setelah selesai, dia bergegas memasuki mobil dan menempatkan dirinya di balik kemudi.

Tak lama Jeep hitamnya pun melaju cepat membelah jalan raya yang mulai lengang menuju apartement Anna.

****

Anna memencet kode pasword di keybox depan pintu, dan terdengar suara kunci otomatisnya terbuka.

Dengan cepat Anna mendorongnya. Lalu melangkah masuk ke dalam unit apartementnya, diikuti oleh Satria yang menyeret dua buah koper besar milik Anna.

Ruangan apartement yang begitu tertata apik dan sangat elegant. Dengan ukuran yang cukup besar untuk di huni seorang diri oleh Anna.

Sudah hampir satu tahun Anna menempati apartement milik Satria, sejak pria itu meminjamkannya sebagai fasilitas hunian yang nyaman dan aman untuknya.

Karena Satria melihat kesibukan Anna yang sangat mobile dan terkadang menuntutnya harus pulang tengah malam bahkan menjelang dini hari.

Satria menghempaskan dirinya di atas sofa panjang berwarna merah yang berada di tengah ruangan.

Sejenak meluruskan punggung dan pinggangnya yang terasa menegang. Lalu merebahkan tubuhnya membujur di sepanjang sofa itu, hingga kakinya yang panjang pun jauh melewati sandaran lengan di ujung sofa.

Dia pejamkan matanya demi merasakan letih di sekujur tubuhnya. Setelah seharian menjalani hari sakralnya dengan Danisha kemudian menyetir selama satu jam untuk menjemput Anna.

Tiba-tiba sesuatu yang kenyal dan hangat menyergap bibirnya, memaksa kelopak mata Satria untuk terbuka.

Di dapatinya Anna duduk bersimpuh tepat menghadap wajahnya setelah mendaratkan kecupan di bibirnya. Senyum Satria mengembang tipis dan menatap wajah kekasihnya dengan mesra.

“Ini oleh-oleh untuk kamu.” Anna meletakkan sebuah kotak berwarna hitam berukuran sepuluh kali dua puluh centimeter di atas dada Satria.

“Apa ini?” Satria meraih kotak itu lalu bangkit dari rebahannya.

“Buka aja,” suruh Anna disertai kerlingan genitnya.

Satria membukanya dengan hati-hati. Senyumnya pun tampak mengembang ceria melihat isi kotak tersebut.

Gulungan selembar dasi berwarna biru tua berbahan saten dengan tag merk dari designer terkenal Italia.

Ya, Satria memang sedang mengidamkan dasi berwarna biru dengan merk tersebut. Dan Anna sangat tahu itu.

“Terima kasih ya, Sayang. Aku suka,“ ucap Satria seraya menyentuh dagu Anna dengan ujung jarinya.

“Cuma bilang terima kasih aja?“ rajuk Anna manja.

“Terus?“

“Gak ada yang lain gitu?”

“Yang lain apa dong? Apa jangan-jangan aku disuruh gantiin duit untuk dasi ini, gitu ya?” canda Satria sembari tersenyum lebar pada Anna, menampilkan deretan giginya yang putih dan berbaris rapi.

“Iiihhh, gak peka banget sih jadi cowok. Kesel.” Anna makin merajuk manja membuat Satria tertawa kecil.

Tanpa menunggu ke-peka-an Satria, Anna mendongakkan wajahnya lalu menyorongkan bibir merekahnya ke arah Satria seraya merapatkan kelopak matanya yang masih terhiasi dengan eye shadow berwarna ungu muda.

Satria sudah pasti mengerti apa yang diminta kekasihnya itu.

Di tangkupnya wajah Anna untuk lebih mendekati wajahnya, lalu dengan sedikit menunduk dan memiringkan kepala dia menempelkan bibirnya pada bibir Anna yang sudah sedikit terbuka, kemudian mengulumnya lembut dan menyesapnya perlahan penuh perasaan, Anna pun membalasnya.

Dengan lihainya bibir merah itu melummat bibir satria yang terasa hangat dan kenyal. Menyapu bagian dalamnya dengan lidahnya yang bergerak sensual. Membuat Satria pun terhanyut dengan ciuman yang memabukkan itu.

Anna melepaskan ciumannya lalu bangkit dari simpuhnya tanpa melepaskan tatapannya ke arah bibir Satria dengan kilauan nafsu yang sudah membara.

Perlahan dia menempatkan bok0ng sekssi nya di atas paha kokoh Satria dengan kedua kakinya yang terlipat di sisi kiri kanan pria itu.

Di buka nya blusnya dengan gerakan slow motion lalu dilemparnya ke sembarang tempat.

Terpampanglah kulit dada Anna yang putih mulus dengan sepasang gundukan besar yang terbalut bra putih berenda.

Satria menelan salivanya berat melihat pemandangan yang sangat menggiurkan di depan matanya.

Sementara Anna perlahan mendekatkan lagi bibirnya meraih bibir satria yang terkatup menahan nafsunya.

Di lumattnya kembali bibir satria dengan penuh gairah. Dan menuntun kedua tangan Satria untuk menjelajahi punggungnya. Satria pun menurut.

Tanpa melepaskan pagutan bibirnya, Anna melepaskan kancing celana jeans Satria dan berusaha menurunkan resletingnya dengan susah payah. Dan Satria menyadari itu.

Satria melepaskan ciumannya dan menarik bibirnya perlahan. Dia tatap wajah Anna dengan binar mesra, lalu menggeleng lemah. Memberi isyarat agar Anna menghentikan aksinya.

Anna mengerti maksud Satria. Tampak sekali raut wajah Anna yang sangat kecewa.

“Kenapa sih, Mas? Nolak mulu. Sebel!” sungut Anna kesal.

Satria menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman samar.

“Nanti aja, kalo kita udah nikah. Biar sensasi nya gimanaaaa gitu,” alasan Satria kemudian, seraya membelai pipi Anna dengan punggung jemarinya.

“Terus, kita kapan dong nikahnya? Kamu PHP-in aku mulu,“ rajuk Anna menjepit hidung lancip Satria dengan gemas.

“Tunggu yah, Sayang. Bulan Desember tahun ini, Oke.”

Sejenak Anna berpikir menghitung-hitung jumlah bulan menuju waktu yang disebut Satria.

“Berarti sembilan bulan lagi, dong?” serunya dengan raut wajah merengut.

Satria mengangguk mantap. “Gak lama lagi kok, Yank.“

“Kelamaan, Mas. Aku jadi kayak ibu-ibu yang lagi hamil nunggu persalinan sembilan bulan lagi,” sungut Anna Kesal.

Deg....!

Seketika Satria terkesiap dan tersentak mendengar kata-kata Anna barusan.

‘Ibu hamil? Danisha.’ sebutnya tiba-tiba di dalam hati.

Teringat pada istrinya yang baru saja dia nikahi dan dia tinggal seorang diri di kamar hotel.

“Aku maunya bulan depan,” pinta Anna menangkup wajah Satria lalu mengecup bibirnya sesaat.

“Ya gak bisa buru-buru juga, Yank. Nikah itu kan butuh persiapan,” jelas Satria berusaha menenangkan suasana hatinya.

“Yaaaah, sambil mempersiapkan, kita nikah siri aja dulu, Mas,“ usul Anna kemudian.

Satria menautkan kedua alis tebalnya. Bingung mendengar usul Anna itu.

"Nikah siri? Gak mau, ah. Ntar gigi kita jadi pada merah. Malu, Yank. Pas senyum di depan orang nanti kita disangka abis makan orok,” seloroh Satria namun dengan ekspresi polos seolah olah tak mengerti apa maksudnya Nikah siri.

“Huuh! kamu tuh selalu gini, gak pernah serius ngomongin pernikahan.” Anna semakin kesal menanggapi candaan Satria.

Pria itu tertawa renyah, lalu mencubit kedua pipi Anna dengan gemas.

“Justru aku serius, Ann. Ngapain sih pake nikah nikah siri segala. Nikah resmi aja langsung. Makanya tunggu bulan Desember aja, Oke.”

“Ga papa, Mas. Aku mau kita nikah siri aja dulu bulan depan, nanti di bulan Desember baru deh kita resmikan secara negara. Gimana?“

Satria menatap manik Anna yang masih berada dekat sekali dihadapannya. Dia mencari keseriusan di dalam ucapan kekasihnya itu.

Karena baru kali ini dia dengar ada wanita yang di tawari nikah resmi justru maunya nikah siri. Aneh, pikirnya.

Apa susah nya menunggu sembilan bulan lagi, setelah Danisha melahirkan. Sesuai dengan kesepakatannya dengan Danisha sebelum menikah.

“Udah ngebet yah pengen begituan?” goda Satria lagi seraya menunjuk hidung Anna yang seketika memerah karena malu.

“Iisshhh, Maass, jangan terang-terangan gitu dong nuduhnya,” protes Anna, lalu menyembunyikan wajahnya ke cerukan leher Satria.

Satria makin terkekeh mendengarnya. “Nikah kok cuma karena pengen begituan, Yank. Cantik-cantik mesum, ih.”

“Abis kamunya nolak mulu sih. Ribet,” cicit Anna seraya mencubit gemas dagu Satria.

“Ya, terserah kamu deh, atur aja. Aku sih sebagai cowok oke oke aja. Di kasih enak ya pasti gak nolak.“

Akhirnya Satria mengiyakan apa yang diminta Anna walaupun benaknya masih terganjal dengan pernikahannya dengan Danisha.

‘Apa aku harus ijin dulu sama Danisha? Tapi aku takut dia kaget terus kenapa napa dengan kandungannya. Berabe, aku bisa di gantung sama papa nanti. Lebih baik diam-diam aja lah, namanya aja nikah siri, ya diam-diam.’ ucap bathin Satria dengan pergulatannya.

Annapun tersenyum lebar, tersirat seperti sebuah senyum kemenangan yang tampak karena Satria mau mengabulkan apa yang dia minta.

‘Walaupun hanya nikah secara siri yang penting aku bisa segera memiliki dirinya, menguasai tubuhnya, dan hartanya. Jika aku menunggu sembilan bulan lagi? Hadeeeuhh keburu ditikung cewek lain. Persaingan ketat, Boss. Apalagi yang direbutin ini laki-laki kayak kamu, Mas. Cakar-cakaran sama cewek lain pun aku mau.’ pikirnya bersama fantasi liarnya.

Happy Reading, Gaesss...

Jangan Lupa jejaknya, yank.

Like 

Vote

Koment

5 Rate

Favorite 

Thank you

Happy Reading

Terpopuler

Comments

Siti Fajar Herlina

Siti Fajar Herlina

Ternyata ada udang di balik bakwan. kirain beneran cinta si Markonah ama bang Sat...

2022-01-30

0

Yessyka June

Yessyka June

hehhh🙄, dah lah aku tetep team satria sha....
buat satria cemburu dg sha donk thorr.... 😁🤭

2021-05-29

0

Nanna Mappe Mansyur

Nanna Mappe Mansyur

eaa thor semoga gk jadi Nikah thu si Anna sama sat..

2021-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!