Episode 2 Positif

POV DANISHA

Aku pandangi lebih lama benda berbentuk lempengan putih di tanganku. Menunggunya dengan cermat bersama rasa hati yang tak menentu.

Tak sampai hitungan tiga menit, tertorehlah dua garis merah di bagian oval yang berada di bagian tengah benda pipih putih itu. Bola mataku terbelalak demi memperjelas penglihatanku.

Yap, benar. Tak salah lagi. Indikator di testpack itu menghasilkan dua garis merah yang sangat jelas.

Positif.

Seketika, tubuhku serasa tak bertulang. Lemah, lunglai dan lemas, sepertinya sendi-sendi ini tak sanggup lagi menopang ragaku. Dan tanpa terasa tubuh ini merosot bagai sehelai kain sutera, jatuh terduduk tersandar pada sisi bathtub kamar mandi.

Pikiranku berkecamuk, mulai dari rasa tak percaya, gelisah, gusar, takut, kecewa, marah dan sesal, lengkap semua teraduk menjadi satu. Tangisku pun pecah. Bahuku terguncang hebat menahan isak. Semua rasa itu tertumpahkan sudah mengalir melalui air mata.

Membayangkan masa depanku akan seperti apa nantinya. Masa mudaku yang tak akan lagi sama. Mimpi yang tak lagi seindah mimpi yang dipunyai teman-teman sebaya, dan cita-cita yang terpaksa ditinggal di bagian terbelakang asa.

Aku. Danisha Freyandri. Gadis usia 22 tahun yang sudah tak gadis lagi. Di usiaku yang masih belia ini kini harus menghadapi kenyataan terpahit dalam hidupku. Hamil. Akibat hubungan terlarangku dengan laki-laki yang sudah menjalin hubungan asmara denganku selama satu tahun.

Aku anak tunggal dari seorang pengusaha ritail hypermarket ternama yang mempunyai ratusan cabang yang tersebar di seluruh negeri ini.

Andri Putra Bintang nama papaku. Seorang laki-laki berusia lima puluh lima tahun yang baik hati dan sangat memanjakan aku. Dan Freya Hasan nama Mamaku, seorang wanita blasteran Jerman dan Jawa.

Mama seorang wanita yang sangat cantik di usianya yang ke empat puluh tujuh tahun namun banyak orang bilang wajah mamaku tampak jauh lebih muda dari usianya.

Tak heran, karena mamaku adalah wanita yang sangat menjaga penampilannya demi karirnya sebagai seorang perancang busana yang cukup terkenal di negeri ini.

Hampir semua rancangan mamaku di pakai oleh kalangan sosialita level atas, mulai dari artis, pejabat, bahkan istri-istri para pemangku kuasa di negeri ini sangat mengidolakan produk rancangan mamaku.

Jika memandang siapa papaku dan siapa mamaku, jelas aku anak yang serba berkecukupan. Terutama soal materi, papa dan mamaku selalu mengabulkan apapun yang aku minta, berapapun harganya.

Namun ada satu permintaanku yang tak bisa di kabukan oleh kedua orang tuaku. Perhatian. Mama dan papaku terlalu terlena dengan kesibukan mereka masing-masing atau mungkin terlalu asyik menyibukkan diri dengan profesi mereka.

Entah kekayaan duniawi apa lagi yang mereka cari. Hingga aku anak tunggalnya merasa sangat terabaikan. Waktu yang mereka sediakan untukku pun nyaris tak pernah tersedia.

Aku beruntung mempunyai dua orang sahabat yang cantik dan ceria. Rara dan Viona. Mereka selalu setia menemaniku. Selalu punya waktu mendengar segala keluh kesahku dan selalu hadir di saat-saat kesepian menyergapku.

Namun ternyata itu saja belum cukup untuk mengisi kekosongan hatiku. Aku juga membutuhkan cinta.

Hingga suatu hari, di pesta ulang tahun kakaknya yang diadakan di sebuah club malam elite, Viona memperkenalkan aku pada Freddy, pria tampan yang usianya empat tahun lebih tua dariku.

Seorang pria yang bekerja sebagai Asisten Manager di sebuah hotel bintang lima ternama di ibukota. Pria yang mempunyai senyum terindah di pandanganku. Dengan tutur kata yang sangat menenangkan dan tatapan mata yang menyejukan.

Aku suka. Dan akhirnya menemukan cintaku pada dirinya. Begitu pun dia yang tampak sekali terpesona dan tergila-gila padaku.

Tiga bulan masa perkenalanku dengannya, kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius dari sekedar pertemanan. Kami berpacaran.

Sejak saat itu hari-hariku tak sepi lagi, hatiku tak sunyi lagi. Ada Freddy. Perlakuannya selalu menyenangkan aku. Dengan kedewasaannya dia selalu memanjakan aku. Dan kapanpun aku butuh waktu dia berusaha sebisa mungkin hadir untuk aku.

Aku terbuai oleh cintanya. Aku terlena oleh perhatiannya. Dan aku terpesona dengan semua yang ada di dirinya.

Hingga malam itu, malam dimana aku dan dia menghabiskan waktu hanya berdua. Candle light dinner di apartementnya dan berkencan merayakan satu tahun kebersamaanku dan dia yang tepat jatuh di hari Valentine. Aku rela menyerahkan satu-satunya mahkota daraku yang selama dua puluh dua tahun aku jaga baik-baik. Bagiku itu sebagai bukti besarnya cintaku pada dirinya. Terdengar naif dan bodoh, bukan.

Tapi begitulah cinta yang aku rasakan. Begitu dalam padanya hingga aku membiarkan diriku tenggelam dalam pergumulan ‘cinta yang begitu hangat’ bersamanya.

“Sayang, maafkan aku ya, aku benar-benar gak tau kalo kamu ternyata masih....” ucap Freddy memotong kalimatnya setelah mengecup keningku yang berpeluh. Bola mata teduhnya menatap wajahku dengan sayu dan penuh kilauan kasih sayang.

Aku hanya mengangguk pelan dengan menahan rasa perih seperti luka tersayat yang terasa di bagian intimacy-ku. Aku menggigit bibirku sejenak, lalu tersenyum padanya.

“Terima kasih ya, ini hadiah terindah untukku,” ucapnya lagi masih dengan nada suara lembutnya.

Kembali aku mengangguk. “Aku cinta sama kamu, Fred,” desisku seraya membalas tatapan teduh matanya. Freddy tersenyum. Sangat manis menyunggingkan kedua sudut bibirnya padaku. Lalu mengecup keningku lagi. Kali ini lebih lama. Aku suka.

Aku mendongakkan wajahku untuk menjangkau bibirnya yang sangat kenyal kurasa. Freddy paham maksudku. Dia kecup bibirku beberapa kali, lalu mengulumnya lembut. Ciuman yang tidak rakus namun demikian memabukkan.

Aku terbuai kembali ketika jemarinya mulai merambah menyusuri setiap lekukan di tubuh polosku yang terkungkung di bawah selimut bersama tubuhnya yang juga tanpa sehelai benang pun.

Demikian juga dengan ciumannya yang perlahan turun ke cerukan leher dan dadaku di sertai gigitan-gigitan kecil di bahu dan gundukan besar di dadaku. Aku merasakan sensasi gelenyar di seluruh kulit tubuhku. Namun aku suka.

Gairahku kembali bangkit. Hasratku pun meronta kembali menagih. Tak aku indahkan lagi rasa sakit yang masih tersisa di bagian intiku akibat permainan yang pertama kali tadi.

Freddy sangat paham dengan bahasa dan arti getaran di tubuhku. Perlahan dan dengan begitu lembutnya dia membuatku melayang kembali. Merasakan nikmatnya penyatuan hasrat dan gairah bercinta untuk kedua kali. Hingga cairan hangat milik Freddy pun kembali mengalir deras di dalam liang intiku.

Mata kami saling menatap disertai hembusan nafas yang saling menerpa wajah kami. Wajah yang menyiratkan kepuasan. Freddy mengecup pipiku seraya membisikkan kata 'I love you, Sha.' Dan ingin selalu bersama denganku.

Aku hanya tersenyum di sela deru nafasku yang mulai aku atur perlahan dan berkata dalam hati bahwa aku juga ingin selalu bersama dia.

Dan kini, hasil pergumulan cintaku bersama Fredy sebulan yang lalu menghasilkan dua garis berwarna merah di alat uji kehamilan ketika pagi ini aku celupkan ke cairan urineku.

Aku memberanikan diri membeli alat itu di sebuah apotik karena aku menyadari setelah dua minggu aku tak lagi kedatangan tamu bulananku.

Aku panik. Aku bingung. Aku takut dan gemetar. Takut jika papa dan mama tahu. Pasti mereka sangat kecewa dan murka. Putri semata wayang mereka tidak bisa menjaga kehormatan dan nama besar keluarga yang dibangun susah payah oleh papa dan mama selama ini.

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

“Freddy....” sebutku. Ya, pastinya dialah orang pertama yang harus tahu soal ini.

Perlahan aku beranjak dari dudukku di lantai kamar mandi yang kering dan dingin. Lututku masih terasa lemas namun aku paksakan berdiri dan melangkah menuju walk in closet. Aku ganti pakaian tidurku dengan celana jeans dan t-shirt warna merah.

Dengan tubuhku yang masih gemetaran, aku langkahkan kaki perlahan menapaki anak tangga satu per satu menuju lantai satu.

Tampak Papa dan Mama di sana duduk berdampingan di meja makan. Walaupun posisi duduk mereka memunggungi aku namun tetap saja membuatku tersentak dan nyaliku menciut seketika. Karena yang aku harapkan untuk saat ini aku tidak ingin kedua orang tuaku melihat  keadaanku yang pucat dan lemah seperti ini.

Apa aku harus urungkan saja niatku untuk keluar rumah dan kembali ke kamarku?

Ya, nanti saja aku keluar ketika mama dan papa sudah berangkat ke tempat aktifitas mereka masing-masing.

Pelan tanpa suara aku membalikkan badan untuk kembali menapaki anak tangga menuju kamarku.

“Morning, Sha....”

Ups, terlambat untuk menghindar. Mama beranjak dari duduknya dan menoleh ke arahku. Terpaksa aku memutar lagi tubuhku dan berjalan menghampiri tempat mereka.

“Morning, Ma.” Aku kecup pipi mulus mama sekilas.

“Morning, Pa.” Tak aku lewatkan juga mengecup pipi papa. Pria kesayanganku yang masih terlihat tampan di usianya yang sudah lewat setengah abad.

“Kamu mau sarapan apa, Sha? Mau sandwich atau nasi goreng?” tanya Mama disertai dengan senyum manisnya.

Aku henyakkan diriku persis di seberang mereka. Dan aku hanya menggeleng malas. Aku pandangi satu per satu hidangan makan pagi yang terhampar di hadapanku.

Entahlah, tak terbit sedikitpun seleraku ketika mengamati semua hidangan itu. Aku bergedik sejenak.

“Lagi malas makan. Susu aja, Ma,” jawabku singkat.

Mama menyodorkan segelas susu putih hangat yang memang sudah di persiapkan untukku. Kebiasaanku sejak kecil ketika sarapan dan hendak tidur malam, susu putih hangat selalu menjadi minuman favoriteku.

“Anak cantik papa lagi diet?“ tegur Papa setelah menuntaskan suapan nasi goreng terakhir dari piringnya.

“Gak, Pa. Lagi malas aja.”

“Papa gak suka kamu ikut-ikutan diet kayak mama kamu ini. Kamu lagi masa pertumbuhan jadi jangan ditahan-tahan. Makan yang banyak. Biar gembul kayak dulu kamu kecil,“ ujar papa lagi seraya tersenyum padaku.

“Ehhh, Pa. Mama diet juga karena kebutuhan. Kalo mama gendut apa kata orang? Masa perancang busana ternama bodynya gendut, malu dong.“ Mama protes namun tetap dengan suara lembut nya. Jemari lentik dan putihnya mendaratkan cubitan gemas ke bahu papa.

“Kalo mama jadi gendut ya bikin rancangan busana untuk kalangan Big size. Dan mama jadi model pertamanya. Gampang, kan. Gitu aja kok repot,” celetuk Papa ringan tanpa mempedulikan manik mama yang mendelik sebal pada papa.

Aku yang menyaksikan obrolan absurb kedua orang tuaku ini hanya tersenyum kecil.

Ya begitulah papa dan mama. Walaupun keduanya jarang bertemu karena kesibukan, namun moment-moment kecil kebersamaan mereka selalu diwarnai dengan canda mesra.

Teringat lagi tujuan awalku, ke apartement Freddy, menemui kekasihku untuk memberitahukan perihal penting yang terjadi pada diriku.

Aku beranjak dari dudukku setelah aku tenggak habis segelas susu putih di tanganku.

“Aku berangkat, Ma, Pa,” ucapku seraya menghampiri tempat papa dan mama. Aku raih punggung tangan mereka dan kukecup dengan takzim.

“Ya, hati-hati. Uang bensin masih ada gak?” tanya Papa menghentikan langkahku yang beberapa meter sudah berlalu.

“Masih, Pa. Tenang....” jawabku ringan sambil mengedipkan sebelah kelopak mataku dan mengacungkan jempol ke arah Papa.

“Hati-hati, Sha. Jangan ngebut!” Terdengar seruan Mama. Aku hanya mengangkat telapak tangan tanpa menoleh lagi pada mereka.

Lalu bergegas aku hampiri mobil sedan warna merah maroon buatan eropa keluaran terbaru yang dua minggu lalu dibelikan oleh papa ketika aku merengek karena bumper belakang mobil lamaku ringsek menabrak batang kayu dipelataran parkir kampusku.

Aku pacukan sedan mewahku membelah jalan raya yang sudah tampak begitu padat dan tersendat karena volume kendaraan pagi ini yang tumpah ruah menuju ke tempat aktifitas masing-masing.

Sesekali aku berdecak kesal dan melirik jam digital pada dashboard di depanku, lima belas menit menuju pukul delapan pagi. Aku takut terlambat menuju apartement kekasihku karena aku tahu rutinitasnya. Dia berangkat ke kantornya setiap jam delapan lewat tiga puluh menit.

Baru mulai yah gaesss.... nanti lanjut lagi.

Silahkan yang suka untuk like, vote, komen, rate nya bintang lima yah gaess, kalo bintang tujuh namanya puyer.

Happy Reading...

Terpopuler

Comments

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

gk enak banget thor . bilang bang .. sat



satria

2020-10-31

1

Kini Wulandari

Kini Wulandari

bagus thor,,,,kosa katanya n susunan katanya enak dibaca þokoknya kereen dech

2020-10-29

3

Me Shien

Me Shien

Keren. aku baru nemeuin ini cerita. pas aku baca plrolog nya. dan lanjut sampai sini cerita nya bagus👍

2020-10-25

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 PROLOG
2 Episode 2 Positif
3 Episode 3 Panik
4 Episode 4 Ketahuan
5 Episode 5 Permohonan
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Penyelamat
8 Episode 8 Menjemput impian
9 Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10 Episode 10 Rumah Baru
11 Episode 11 Miyabi wanna be
12 Episode 12 cincin dan kebaya
13 Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14 Episode 14 Dokter Kandungan
15 Episode 15 Yana Maryana?
16 Episode 16 Malam kecewa
17 Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18 Episode 18 Stempel Bertebaran
19 Episode 19 Witing Tresno
20 Episode 20 Pencegah kehaliman
21 Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22 Episode 22 Gundah Gulali
23 Episode 23 Tresno karo kowe
24 Episode 24 Pak Joseph
25 Episode 25 Atur Strategy Perang
26 Episode 26 Simalakama (lagi)
27 Episode 27 Tabur Tuai
28 Episode 28 A day with Dokter Miki
29 Episode 29 Panaashhh menanti
30 Episode 30 Battle is begin
31 Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32 Episode 32 Gencatan Senjata
33 Episode 33 KamuFlase
34 Episode 34 Kedatangan Ibu
35 Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36 Episode 36 Choose one or another
37 Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38 Episode 38 Cemburu Buta
39 Episode 39 Buka dulu topengmu
40 Episode 40 Going Home
41 Episode 41 First Kiss
42 Episode 42 Maaf
43 Episode 43 Tragedi opor ayam
44 Episode 44 Bad Intention
45 Episode 45 Gagal lagi
46 Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47 Episode 47 Hasrat Ngidam
48 Episode 48 Six Months
49 Episode 49 Kartu As Kedua
50 Episode 50 Di antara dua pilihan
51 Episode 51 Tak harap kembali
52 Episode 52 Rebut dan pertahankan
53 Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54 Episode 54 Bersekutu
55 Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56 Episode 56 Di sidang
57 Episode 57 Dinner for Reward
58 Episode 58 Shoping and kidnaping
59 Episode 59 Confession
60 Episode 60 Dilema Danisha
61 Episode 61 Prepare for the worst
62 Episode 62 Prepare for the worst 2
63 Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64 Episode 64 Keputusan
65 Episode 65 Ranjang Biru
66 Episode 66 The Angryman
67 Episode 67 Facing The Fact
68 Episode 68 Facing the Fact #2
69 Episode 69 Luluh Lantak
70 Episode 70 Vonis Hakim
71 Episode 71 Two Musketers
72 Episode 72 Smackdown
73 Episode 73 Mak comblang
74 Episode 74 Backstreet
75 Episode 75 Backstreet #2
76 Episode 76 Rebelation
77 Episode 77 Escape For Nothing
78 Episode 78 Separation
79 Episode 79 Secret of Anna
80 Episode 80 Never leave you alone
81 Episode 81 Take you Home
82 Episode 82 Something Close fit
83 Episode 83 Black Cloud
84 Episode 84 Using for Loving
85 Episode 85 Thanx to CeceTipi
86 Episode 86 Mission UnComplished
87 Episode 87 Interogation cause of curigation
88 Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89 Episode 89 Two Daddies
90 Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91 Episode 91 Last Assignment
92 Episode 92 Second War
93 Episode 93 Who's that guy?
94 Episode 94 Only God Knows
95 Episode 95 Little Angel has lying down
96 Episode 96 Feeling Guilty
97 Episode 97 Keputusan
98 Episode 98 Goodbye First Love
99 Episode 99 Endless Regret
100 Episode 100 Forgiving for Moving on
101 Episode 101 Make a Peace to Memories
102 Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103 Episode 103 Damn, I Love You
104 Episode 104 Falling Down
105 Episode 105 Escape from You
106 Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107 Episode 107 Feeling the same
108 Episode 108 Somewhere only she knows
109 Episode 109 Damn, I meet you again!
110 Episode 110 Meeting and Missing
111 Episode 111 Meet Satria
112 Episode 112 Hide and seek
113 Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114 Episode 114 Kung Fu Master
115 Episode 115 Loving You, Not Having You
116 Episode 116 Wait for me!
117 Episode 117 Good bye, Good guy
118 Episode 118 Pursuit of Happiness
119 Episode 119 Heart Breaker
120 Episode 120 Family is everything
121 Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122 Episode 122 my ex rival
123 Episode 123 Cancellation
124 Episode 124 Scary Moment
125 Episode 125 Absurb moment
126 Episode 126 Lovely moment
127 Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128 Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129 Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130 Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131 Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132 Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133 Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134 Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135 Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136 Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137 Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138 Episode 138 (The End) Si Trouble Maker
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Episode 1 PROLOG
2
Episode 2 Positif
3
Episode 3 Panik
4
Episode 4 Ketahuan
5
Episode 5 Permohonan
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Penyelamat
8
Episode 8 Menjemput impian
9
Episode 9 Malam Pengantin yang Hampa
10
Episode 10 Rumah Baru
11
Episode 11 Miyabi wanna be
12
Episode 12 cincin dan kebaya
13
Episode 13 Mertua ohhh Mertua...
14
Episode 14 Dokter Kandungan
15
Episode 15 Yana Maryana?
16
Episode 16 Malam kecewa
17
Episode 17 Kutukan Nyai ratu
18
Episode 18 Stempel Bertebaran
19
Episode 19 Witing Tresno
20
Episode 20 Pencegah kehaliman
21
Episode 21 Pertemuan Dua Ibu Negara
22
Episode 22 Gundah Gulali
23
Episode 23 Tresno karo kowe
24
Episode 24 Pak Joseph
25
Episode 25 Atur Strategy Perang
26
Episode 26 Simalakama (lagi)
27
Episode 27 Tabur Tuai
28
Episode 28 A day with Dokter Miki
29
Episode 29 Panaashhh menanti
30
Episode 30 Battle is begin
31
Episode 31 Panaaash membara (lagi)
32
Episode 32 Gencatan Senjata
33
Episode 33 KamuFlase
34
Episode 34 Kedatangan Ibu
35
Episode 35 Tiga hati yang tersakiti
36
Episode 36 Choose one or another
37
Episode 37 Gara-gara Dokter Miki (lagi)
38
Episode 38 Cemburu Buta
39
Episode 39 Buka dulu topengmu
40
Episode 40 Going Home
41
Episode 41 First Kiss
42
Episode 42 Maaf
43
Episode 43 Tragedi opor ayam
44
Episode 44 Bad Intention
45
Episode 45 Gagal lagi
46
Episode 46 Yang pudar Yang mekar
47
Episode 47 Hasrat Ngidam
48
Episode 48 Six Months
49
Episode 49 Kartu As Kedua
50
Episode 50 Di antara dua pilihan
51
Episode 51 Tak harap kembali
52
Episode 52 Rebut dan pertahankan
53
Episode 53 Tak bisa ke lain hati
54
Episode 54 Bersekutu
55
Episode 55 Atur Strategi jilid 2
56
Episode 56 Di sidang
57
Episode 57 Dinner for Reward
58
Episode 58 Shoping and kidnaping
59
Episode 59 Confession
60
Episode 60 Dilema Danisha
61
Episode 61 Prepare for the worst
62
Episode 62 Prepare for the worst 2
63
Episode 63 BangS4t Vs Kampret
64
Episode 64 Keputusan
65
Episode 65 Ranjang Biru
66
Episode 66 The Angryman
67
Episode 67 Facing The Fact
68
Episode 68 Facing the Fact #2
69
Episode 69 Luluh Lantak
70
Episode 70 Vonis Hakim
71
Episode 71 Two Musketers
72
Episode 72 Smackdown
73
Episode 73 Mak comblang
74
Episode 74 Backstreet
75
Episode 75 Backstreet #2
76
Episode 76 Rebelation
77
Episode 77 Escape For Nothing
78
Episode 78 Separation
79
Episode 79 Secret of Anna
80
Episode 80 Never leave you alone
81
Episode 81 Take you Home
82
Episode 82 Something Close fit
83
Episode 83 Black Cloud
84
Episode 84 Using for Loving
85
Episode 85 Thanx to CeceTipi
86
Episode 86 Mission UnComplished
87
Episode 87 Interogation cause of curigation
88
Episode 88 Ada Apa Dengan Duren (AADD)
89
Episode 89 Two Daddies
90
Episode 90 A Thousand Kindness erased by a Mistake
91
Episode 91 Last Assignment
92
Episode 92 Second War
93
Episode 93 Who's that guy?
94
Episode 94 Only God Knows
95
Episode 95 Little Angel has lying down
96
Episode 96 Feeling Guilty
97
Episode 97 Keputusan
98
Episode 98 Goodbye First Love
99
Episode 99 Endless Regret
100
Episode 100 Forgiving for Moving on
101
Episode 101 Make a Peace to Memories
102
Episode 102 Wanita Angkatan Empat Lima
103
Episode 103 Damn, I Love You
104
Episode 104 Falling Down
105
Episode 105 Escape from You
106
Episode 106 Kiranti Vs Kuku Bima
107
Episode 107 Feeling the same
108
Episode 108 Somewhere only she knows
109
Episode 109 Damn, I meet you again!
110
Episode 110 Meeting and Missing
111
Episode 111 Meet Satria
112
Episode 112 Hide and seek
113
Episode 113 Ada fulus Semua Mulus
114
Episode 114 Kung Fu Master
115
Episode 115 Loving You, Not Having You
116
Episode 116 Wait for me!
117
Episode 117 Good bye, Good guy
118
Episode 118 Pursuit of Happiness
119
Episode 119 Heart Breaker
120
Episode 120 Family is everything
121
Episode 121 Prejudice Leads to Sorrow
122
Episode 122 my ex rival
123
Episode 123 Cancellation
124
Episode 124 Scary Moment
125
Episode 125 Absurb moment
126
Episode 126 Lovely moment
127
Episode 127 (BonChap 1) Crazy Presents from Crazy Friends
128
Episode 128 (BonChap 2) Ampun Bang Jago !
129
Episode 129 (BonChap 3) Second Round
130
Episode 130 (BonChap 4) Dust in Honeymoon
131
Episode 131 (BonChap 5) Jangan ada mantan diantara kita
132
Episode 132 (BonChap 6) Fifty Shade of Sha
133
Episode 133 (BonChap 7) Revenge of Satria
134
Episode 134 (BonChap 8) Dildo Penyelamat Bang Sat
135
Episode 135 (BonChap 9) Love of My Life
136
Episode 136 (BonChap 10) What's wrong with you?
137
Episode 137 (BonChap 11) Tekdung Tralala
138
Episode 138 (The End) Si Trouble Maker

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!