Seorang pemuda yang sangat muda sedang duduk di kursi sofa panjang. Di dekatnya ada beberapa anak buahnya melaporkan beberapa misi yang sudah di kerjakan.
" Beberapa titik sudah kita kuasai bang! Cuma di daerah Deket markas geng Serigala belum bisa dikendalikan." cerita laki - laki yang masih seusia dengan pemuda yang duduk di sofa panjang.
" Berapa kira - kira omset yang masuk? Ada peningkatan tidak?" tanya pemuda yang gagah itu.
Tiba - tiba ada seorang laki-laki datang dan ingin melaporkan segala kejadian-kejadian.
" Bang Sam! Bahaya! Si Andi tertangkap.!" kata laki - laki muda yang baru melaporkan kejadian perkara.
" Hah? Apa yang kalian lakukan? Hanya menangkap bapak - bapak sudah uzur pun bisa kuwalahan kalian." gertak pemuda itu yang di panggil Sam. Kepanjangan dari Samudra.
" Mereka sudah mempersiapkan keamanan yang super ketat. Sehingga pergerakan kita terbatas." cerita laki - laki itu.
" Hah? Danu! Kasih sedikit pelajaran siapapun yang tidak bisa menjalankan misi." gertak Samudera.
" Siap bang!" kata laki - laki muda berkulit putih bernama Danu.
" Abang maaf bang! Ampuni saya bang!" kata laki - laki yang baru datang dan memberi laporan.
Danu segera mengambil samurai dan mulai menebaskan samurai itu di satu jari laki - laki itu.
" Ahhh!!" pemuda itu meringis kesakitan.
Danu super tega dengan enaknya memotong jari tangan laki - laki itu.
" Bawa Reza ke dalam! Dan obati dia!" perintah Samudra.
" Siap bang!" kata Danu.
Akhirnya setelah di potong jarinya, Reza di obati oleh rekannya.
" Siapapun itu, ini adalah contoh! Jika kalian tidak berhasil melaksanakan misi, bersiap - siaplah untuk mendapatkan kenang - kenangan dari Abang." kata Samudra beringas tak kenal ampun.
Di atas loteng, diam - diam Asmaranda mengintip kejadian tiap kejadian dari awal percakapan Samudra dan Anggota nya sampai hukuman yang di berikan untuk anggotanya yang tidak berhasil dalam misi nya.
Asmaranda tidak menyangka,kalau pimpinan dari Macan liar adalah bang Samudra. Samudra yang di kenal sebagai kawan, sahabat,teman berlatih,ternyata adalah pimpinan geng Macan liar. Samudra yang di kenal baik dan lembut,ternyata super sadis.
Bagi Asmaranda,ini sangat mengejutkannya. Banyak rahasia yang baru ia ketahui dari Samudra. Asmaranda segera bergegas meninggalkan tempat itu dan mulai keluar dari jalan rahasia.
Di pinggir jalan, sudah menunggu Wiraguna di dalam mobilnya. Asmaranda segera berlari dan masuk ke dalam mobil itu.
" Hah? Astagfirullah! Ampuni lah dosa - dosa kami ya Tuhanku." kata Asmaranda sambil komat - Kamit dan badannya masih gemetaran karena ketakutan.
" Kemari lah!" kata Wiraguna. Asmaranda mengikuti perintah Wiraguna. Lalu dengan spontan memeluk Asmaranda agar lebih tenang.
" Hah? Huff! Gila! Aku tidak pernah menyangka! Pimpinan geng Macan liar adalah sahabat dekat ku!" cerita Asmaranda.
" Apa? Bagus lah kalau begitu! Jadi kamu tidak perlu sembunyikan - sembunyikan lagi masuk ke markas mereka." kata Wiraguna.
" Bagaimana caranya?" tanya Asmaranda.
" Nanti kita bicarakan langkah selanjutnya. Bagaimana? Apa yang kamu dengar?" tanya Wiraguna sambil melepas pelukannya.
" Misi mereka tidak berhasil untuk menahan bapak - bapak, akhirnya yang menggagalkan misi itu kena potong jarinya." cerita Asmaranda.
" Lalu?"tanya Wiraguna.
" Lalu, mereka menguasai beberapa titik tetapi tidak di daerah kekuasaan geng Srigala tempat kita." cerita Asmaranda.
" Tempat kita? Hahaha. Bagus - baguslah kamu sudah mengakui kalau kamu adalah geng Srigala. Aku sangat senang." kata Wiraguna itu sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Asmaranda. Asmaranda merona tiba - tiba. Asmaranda mengalihkan pembicaraan.
" Eh? Cari makan yuk!" kata Asmaranda sambil menjauhkan tempat duduknya.
" Ahhh!!" Teriak Wiraguna sambil memukul stir di hadapan nya, lalu tersenyum menatap Asmaranda.
Asmaranda terkekeh dengan wajah kecewa Wiraguna.
" Ya ampun! Dunia geng seperti ini ya? Aku hampir pingsan dengan semua kejadian tadi." kata Asmaranda sambil meletakkan kepalanya di sandaran kursi.
" Tidak apa - apa, kamu cepat atau lambat akan terbiasa." ucap Wiraguna sambil tersenyum.
" Cepat atau lambat aku pasti akan depresi dengan kondisi seperti ini." sahut Asmaranda.
" Jangan donk! Ingin makan apa?" tanya Wiraguna lembut.
" Mau makan manusia!" jawab Asmaranda jengkel.
" Ini makan Abang saja!" sahut Wiraguna lembut.
" Hah?
" Turunlah! kata Wiraguna. Mobil itu berhenti di rumah makan sederhana.
" Kamu perlu makan, agar bisa kuat untuk menghadapi segala tantangan dan beban hidup." kata Wiraguna sambil tersenyum.
Wiraguna, Asmaranda, dan kedua anggota Wiraguna yang bernama Andik dan Didik mulai duduk di bangku rumah makan itu. Sambil menunggu pesanan datang.
Pelayanan datang menyajikan beberapa menu di atas meja.
" Kamu mau minum apa Asma?" tanya Wiraguna.
" Es jeruk saja yang kecut kayak kamu!" sahut Asmaranda yang bikin tertawa anggota Wiraguna yaitu Andik dan Didik.
" Kamu mau minum apa Ndik, Didik?" tanya Wiraguna.
" Karena hidup kita manis, kami ingin es teh yang super manis." jawab Didik sambil melirik Asmaranda.
" Hidup kalian manis karena terlalu banyak pemanis buatan." sahut Asmaranda. Wiraguna yang mendengar nya jadi tertawa terbahak - bahak.
" Kalau bang Wiraguna, pasti ingin pesan kopi pahit yah. Sepahit perjalanan percintaan Abang!" canda Andik yang garing.
" Sudahlah! Ayo kita makan!" ajak Wiraguna.
Andik, Didik dan Samudra menyantap menu yang ada di atas meja dengan lahap nya. Asmaranda hanya menikmati es jeruk manisnya.
" Kamu makanlah sedikit Asma!" kata Wiraguna sambil mengambil nasi dan beberapa lauk untuk Asmaranda.
" Makan dikit saja. Biar kamu tidak selera lagi dengan daging ku." kata Wiraguna.
" Daging mu di buat tongseng enak loh!" kata Asmaranda.
" Hahahaha." Andik dan Didik tertawa terpingkal - pingkal. Padahal tidak ada lucu - lucu nya. Mungkin karena ekspresi Asmaranda yang galak dan ceplas ceplos bikin geregetan dan menjadi lucu.
" Kalian berapa kali menertawakan Abang?" tanya Wiraguna.
" Maaf bang!" kata Andik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments