Pagi itu Asmaranda sudah bersiap siap joging di lapangan gubernur. Di depan teras kost nya sudah menunggu, Ramon dengan celana spot dan kaos casual. Ramon sudah mulai gelisah menunggu Asmaranda yang tidak kunjung keluar menjumpai nya.
" Ayo Bang!" kata Asmaranda yang tiba - tiba datang dari pintu depan rumah.
" Gila! Bikin kaget saja." sahut Ramon dengan kesal.
" Aidah! Gitu saja kaget." kata Asmaranda.
" Lari dari sini atau naik motor dulu?" tanya Ramon.
" Naik motor dulu ke gubernur, baru kita jogging di sana." jawab Asmaranda.
" Takut kecapekan ya?" tanya Ramon.
" Tidak perlu memforsir tenaga kita. Olah raga yang secukupnya dan rutin saja sudah bagus." kata Asmaranda sok bijak.
" Ya sudah. Ayo kalau begitu." kata Ramon sambil menghidupkan motornya. Asmaranda mulai membonceng di belakang.
" Kamu sudah sarapan Bang?" tanya Asmaranda.
" Yaelah! Belum juga olah raga, sudah nanyak sarapan belum. Kamu sudah kelaparan Ya Asma?"
" Sedikit!" jawab Asmaranda sambil tertawa.
" Nanti saja makan pagi nya. Setelah 10 kali putaran di kantor gubernur, baru ku traktir kamu makan." janji Ramon.
" Aku tidak minta di traktir Lo bang." sahut Asmaranda.
" Sejak kapan kamu menolak kalau aku yang bayarin?"
" Sejak hari ini. Aku akan jual mahal sedikit." jawab Asmaranda sambil tertawa.
" Kamu tidak cocok kalau di jual mahal." sahut Ramon.
" Sialan!" umpat Asmaranda sambil memukul punggung Ramon.
" Eh? Sakit Asma! Aku lagi nyetir, kalau oleng dan jatuh bisa geger dunia persilatan."
" Aidah!"teriak Asmaranda.
Ramon mengendarai motornya dengan kencang. Seperti semangat nya hari ini, bersama Asmaranda serasa menyenangkan baginya.
" Turunlah!" perintah Ramon. Asmaranda turun dari boncengannya.
" Masih ramai orang - orang berolahraga." kata Asmaranda.
" Langsung kita?" tanya Ramon.
" Pemanasan dulu bang." kata Asmaranda sambil melakukan gerakan pemanasan yang ringan.
" Minat orang - orang untuk berolahraga ternyata banyak juga ya?" kata Ramon.
" Iya!" jawab Asmaranda singkat.
" Kita mulai larinya?" tanya Ramon lagi.
" Ayolah!" jawab Asmaranda singkat.
Asmaranda dan Ramon berlari kecil mengelilingi bangunan yang megah dan luas itu. Sesekali mata Ramon melihat cewek - cewek kece yang berpakaian seksi.
" Woy! Pandangannya ke depan bang!" teriak Asmaranda sambil memukul bahu Ramon.
" Sayang! Ada pemandangan yang indah. Ini salah satu bentuk mensyukuri nikmat Tuhan."
" Dasar!"
" Kamu kenapa tidak pakai baju seksi seperti mereka?" tanya Ramon sambil melihat penampilan Asmaranda.
" Rugi kalau aku mengenakan pakaian seperti itu. Yang ada jadi tontonan gratis, seperti kamu bang. Harga ku masih tinggi kalau untuk di obral di sini." cerita Asmaranda.
" Ais! Pede habis!!" teriak Ramon sambil menarik hidung Asmaranda, dan seketika jadi merah hidung itu.
" Di sini, ajang berkencan juga yah? Lihatlah ada orang duduk mojok di sudut bangunan itu!" kata Ramon sambil menunjuk jarinya.
" Gila! Mata Abang ini liar sekali. Kalau soal beginian,cepat sekali menangkap nya."
" Hahahaha."
" Aku laki - laki normal Asma!"
" Ayo kita percepat lari kita!" ajak Asmaranda sambil mempercepat larinya.
Asmaranda berlari meninggalkan Ramon cukup jauh. Tiba - tiba ada seorang yang memotong larinya dan menyenggol bahunya.
" Eh?" Asmaranda terkejut dan mulai mengejar seorang yang menyenggolnya.
" Hai!" sapa Asmaranda.
" Hai juga!" jawab seseorang itu sambil melirik Asmaranda.
" Ih sombong nya!" sahut Asmaranda sambil berhenti dari larinya.
Seseorang yang di bilang sombong oleh Asmaranda menoleh dan berbalik mendekati Asmaranda yang duduk istirahat di rumput yang basah.
" Apa tadi bilang?" tanya pemuda itu.
" Oh ho! Aku tadi bilang, kamu sombong!" jawab Asmaranda dengan tegas.
" Mau mu apa? Aku tidak kenal kamu, kenapa kamu nyari gara - gara?" kata pemuda itu sambil menyiram air mineral dalam botol itu ke kepala Asmaranda.
Sontak Asmaranda terkejut dan mulai panas matanya.
" Kenapa? Tidak terima?" teriak pemuda itu.
" Pergilah kamu, monyet! Sebelum ku rontok kan gigi - gigi mu." teriak Asmaranda.
" Hahahaha. Aku ingin tahu, seberapa hebatnya kamu." kata pemuda itu.
" Sudahlah! Aku tidak perlu menanggapi kamu." kata Asmaranda sambil pergi meninggalkan pemuda itu.
Asmaranda lari ke tempat parkiran. Menunggu Ramon datang. Mood nya jadi hilang gara - gara pemuda yang sombong tadi.
" Ini nomer telpon ku. Hubungi aku jika kamu ingin merontokkan gigi ku." kata pemuda itu yang tiba - tiba datang sambil memberikan kartu namanya.
" Sial! Di dunia ini ternyata ada orang yang gila seperti mu." sahut Asmaranda.
" Hai Asmaranda! Aku cari - cari ternyata sudah duduk santai di sini. Eh? Dapat brondong baru kamu?" kata Ramon sambil melihat pemuda itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
" Oh ho!..Namanya Asmaranda!" sahut pemuda itu dengan tersenyum.
" Iya betul Asmaranda. Kalau mau nyari dia di kampus sebelah jurusan politeknik." kata Ramon sambil tersenyum.
" Ayo! Cari makan kita!" ajak Asmaranda sambil meninggalkan pemuda sombong itu. Ramon mengikutinya dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
✈전Arynn
jempol
2020-10-23
1