KELUARGA PAK MARON

Di suatu tempat, ada sebuah bangunan rumah kayu yang cukup elegan. Di sana ada Pak Maron dengan putra putri nya yang bernama Sita dan Sanjaya.

Usia Sita masih tergolong muda 19 tahun tepatnya sedangkan Sanjaya berumur 22 tahun.

Ibu Sita dan Sanjaya meninggal dunia dikarenakan penyakit dalam. Sudah hampir lima tahun,mereka hidup tanpa didampingi seorang ibu. Tentu saja Pak Maron berstatus duda keren.

Di pagi itu, mereka sedang duduk - duduk santai,ditemani secangkir kopi dan beberapa cemilan di atas meja. Segelas susu low fat di depan Sita. Segelas jus jeruk di depan Sanjaya.

" Bagaimana kuliahmu Sita?" tanya Pak Maron sambil menghisap batang rokok yang menyala di celah jarinya.

" Tidak ada masalah,ayah!" jawab Sita sambil mengunyah makanan yang ada di tangannya.

" Kalau kamu Sanjaya?"

" Aman, ayah!" sahut Sanjaya sambil menyalakan batang rokoknya.

" Jangan merokok,didepan ayah dong Bg!" kata Sita sambil mengambil batang rokok yang dinyalakan Sanjaya lalu mematikannya.

" Tidak apa - apa Sita!" sahut Pak Maron.

" Ye, ayah saja tidak keberatan kalau Abang merokok sama ayah."

" Gak papa, kalau tidak merokok berarti bukan laki - laki." sahut Pak Maron sambil tertawa.

" Beberapa hari ini,Alex tidak kelihatan kemari?" tanya Pak Maron.

" Lagi nyusun skripsi Yah!" sahut Sita.

" Nyusun skripsi atau sibuk pacaran?" sahut Sanjaya.

" Hehehe..mumpung masih muda gak papa, kalian juga tidak ayah larang kalau mau pacaran."

" Mana ada yang mau sama Bg Sanjaya Yah!" sahut Sita sambil tersenyum geli.

" Belum ada yang pas dengan Abang." sahut Sanjaya.

"Oh, entar aku kenalin sama kawan - kawan Sita deh, mana tahu ada yang pas di hati Abang."

" Memangnya baju, pas..pas..saja!" kata Sanjaya sambil tersenyum.

" Lho memang benar! wanita itu ibarat pakaian untukmu,dia bisa menjadikan kamu lebih dihargai." kata Pak Maron.

" Carilah pasanganmu nanti berdasarkan bibit,bobot,bebet" sambung Pak Maron.

" Seperti Bunda mu dulu, selain dia cantik,baik hati, patuh suami, juga memiliki karakter yang kuat"

" Iya, jadi kangen bunda." kata Sita pelan.

" Besok sore,kita kunjungi Bunda mu yah!"

" Baik Yah!"

Tidak berapa lama Alex datang bersama Asmaranda.

" Assalammualaikum om!" sapa Alex sambil menjabat tangan Pak Maron dan menciumnya.

Asmaranda ikut menjabat tangan itu dan memberi salam.

" Asmaranda" kata Asmaranda sambil menjabat tangan Sita dan Sanjaya.

" Benar kan Yah, bg Alex sibuk!" sahut Sita.

" Iya, sibuk pacaran!" sahut Sanjaya.

" Duduklah Lex, dan siapa tadi kawanmu Lex? tanya Pak Maron.

" Asmaranda,om!"

" Iya, Asmaranda! duduklah!"

" Sita, ambilkan minum untuk abangmu dan kawannya"

" Baik Yah!" jawab Sita sambil bangkit dari tempat duduknya.

" Jadi, apa kegiatanmu beberapa Minggu ini?" tanya Pak Maron.

" Masih menggarap skripsi om!"

" Pengkaderan jalan kan?"

" Tentu om!"

" Ini salah satu hasil dari pengkaderan itu Yah hehehe." sahut Sanjaya.

" Hehehe bisa saja Sanjaya!" kata Alex sambil menggaplok lengan Sanjaya keras.

" Aww..keras juga geplakan nya."

" Latihan yuk bg!" ajak Sanjaya sambil bangkit dari tempat duduknya.

" Pemanasan dulu lah kamu!" kata Alex.

" Asmaranda ini,berlatih di sanggar beladiri A om." kata Alex menjelaskan.

" Oh, baguslah kalau begitu,kalian sama - sama punya basic beladiri."

" Saya masih belajar om, belum bisa apa - apa." sahut Asmaranda sambil menunduk.

" Ais, jangan merendah diri gitu. Kita juga masih sama - sama belajar."

" Iya Om."

" Sanjaya, kamu ditantang Asmaranda!" teriak Alex.

" Mana aku berani bg! menyakiti cewek Abang." kata Sanjaya sambil teriak. Sanjaya sudah mulai pemanasan.

" Apaan sic bg!" kata Asmaranda pelan sambil menyiku perut Alex pelan.

" Kalau kamu menang melawan Sanjaya, aku kasih semua yang kamu mau." kata Alex pelan membisikkan ke telinga Asmaranda.

" Eh aku cancel, biar aku tentukan hadiahnya untukmu, Hem mobil mau?."

" Bodoh amat!" sahut Asmaranda.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***