Satu bulan kemudian pertunangan windi dan refa sudah didepan mata semua telah siap dan hanya tinggal menunggu hari H nya saja.
“Sayang apakah ini tidak terlalu berlebih? Kita kan hanya bertunangan dan kenapa semeriah ini. Ini sama saja pemborosan sayang." Ucap windi
Refa memegang kedua pipi windi. “Tidak sayang ini sama sekali bukan pemborosan." Ujar Refa
“Tapi-“ Belum selesai windi melanjutkan perkataannya refa langsung menaruh jari telunjuknya di bibir windi.
“Tidak apa-apa sayang semua ini sudah di siapkan mama dan papa untuk kita berdua." Ucap refa
“Baiklah sayang."
Mereka berdua saling tatap-tatapan dan saling terkunci. Refa menatap bibir merah jambu milik windi yang sangat menggoda itu. Ia menyentuh bibir itu dengan jari telunjuknya. Refa semakin mencondongkan wajah nya ke depan. Sedangkan windi memejamkan matanya dan membayang kan bahwa refa akan menciumnya.
Refa mengangkat salah satu sudut bibirnya ketika melihat Windi Memejamkan kedua matanya. Refa semakin mendekat wajahnya ke wajah Windi.
Namun disaat bibir mereka akan menyatu wisnu memanggil refa dengan sangat keras.
"Refa…fa kamu dimana dicariin sama mama tu.” ujar wisnu dengan sedikit berteriak.
Windi langsung membuka ke dua matanya dan mendorong tubuh Refa lalu memalingkan wajah nya yang sudah merah merona karena ciuman gagal mereka.
Refa sangat kesal kakak nya memanggil di situasi yang kurang tepat.
Sial!.batin refa. Ehm sayang aku mau menemui mama dalu yah sayang." Ujar Refa .
windi hanya mengagukan kepalanya karena ia mesih sangat malu akan kejadian barusan.
Hufh untung saja tidak jadi. Ada sedikit kelegaan dalam hati windi karena baginya kalau saja mereka tadi benar-benar cium tentu saja itu akan membuat suasana menjadi canggung.
“Ada apa kak? Kenapa kau berteriak begitu.” Kesal Refa yang gagal mencium windi
Wisnu yang melihat wajah Refa yang terlihat kesal membuat nya mengerutkan kedua alisnya. “Hei kenapa muka kelihatan kesal sekali ? Apa aku menganggu kalian berdua?" Tanya wisnu
Refa mencibik kesal mendengar perkataan kakaknya. “Tentu saja kak sudah mengganggu ku. hampir saja aku mencium windi." Ujar kesal Refa
Wisnu terbelalak mendengar perkataan Refa Barusan."Hei kamu belum menjadi suaminya namun sudah nyosor saja." Ujar Refa
"Hufth aku sudah tidak sabar menikah dengannya. selain dia baik dia juga sangat polos dan penurut dia sangat berbeda dari kekasih ku yang sebelumnya. Sungguh gadis yang sangat imut dan menggemaskan." Ucap Refa
“Kamu ini selalu saja. Ingat kamu menikah untuk menjalin sebuah hubungan yang kuat dan terjalin dengan cinta dan bukan hawa nafsu. Kamu harus ingat itu." Ucap wisnu
Refa Menatap ke arah Wisnu dengan Tatapan fokus dan terkunci.“Tentu saja aku sangat mencintai kesederhanaannya. Mungkin jika kakak bertemu dengan windi duluan dan berkenalan dengannya mungkin saja kakak akan jatuh cinta kepadanya." Ucap refa
Wisnu mengerutkan kedua alisnya. “Apa yang kamu katakan. Aku tidak mudah jatuh cinta karena cinta bisa membuat seseorang jadi orang bodoh." Ujar wisnu
Refa terkekeh mendengar jawab kakaknya. “Tentu saja tidak seperti itu kaka. Cinta itu sejatinya adalah dua hati yang saling mengikat hati yang satu dengan yang lain. Bahkan benci dan cinta itu sama saja tidak ada bedanya kaka.” Ucap penjelas Refa
Wisnu mendengus kesal mendengar perkataan Refa. “Baik lah terserah kamu saja." kedua terdiam sampai Wisnu mengingat apa tujuan nya memanggil. Refa tadi
"Hei kenapa kamu mesih disni? Dan malah menasehati ku segala. Sudah sana pergi dan bertemu dengan mama." Ucap refa
“Oh iya Kaka kalau begitu aku pergi dulu." Refa pergi meninggalkan Wisnu untuk menemui mamanya.
Wisnu mesih berdiri di depan pintu ruangan itu. saat wisnu mau melangkah pergi pintu ruangan itu terbuka dan keluar lah windi.
Seketika wisnu tidak mengurungkan niatnya untuk pergi karena Windi memanggil nya . Wisnu membalikkan badannya dan menatap ke arah Windi mereka dua saling tatap-tatapan. Windi tersenyum ke arah Wisnu yang sedang menatap nya Hal itu membuat detak jantung wisnu bergemuruh ketika mereka saling melemparkan pandangan meraka dan tidak lupa senyuman hangat windi.
“Hai calon kaka ipar.” sapa windi
“O-oh hai." Wisnu sedikit gugup dengan sapaan Windi kepadanya
“Kamu kaka wisnu kan. Kakak nya refa kan?” Tanya windi
“I-iyah." Jawab gugup wisnu yang mesih berusaha menetralkan detak jantungnya.
“Ah iyah kita belum berkenalan secara resmi. Perkenalkan nama ku Windi Andini laras panggil saja Windi.” ujar windi sambil mengulurkan tangannya. Sedangkan wisnu mesih bingung harus ngapain hingga akhirnya ia dengan sedikit canggung mengulurkan tangannya.
"Wisnu Surya Witamma kamu bisa panggil saya Wisnu.” ucap wisnu dan membalas uluran tangan windi.
“Tidak mungkin aku memanggil mu dengan sebutan nama saja. Itu sama sekali tidak sopan." Tolak windi
“Ha? Maksudnya?” Tanya Wisnu yang bingung
“kamu adalah kaka nya refa yang berarti aku harus memanggil mu dengan sebutan kaka Wisnu." Ujar windi
“Ha i-iya terserah kau saja."
Ada apa ini dengan jantung ku yang berdetak dua kali lebih kencang ketika melihat wajah windi. Batin wisnu
“Kakak ipar kalau begitu aku permisi dulu." Pamit windi
“Baiklah”.
Windi langsung pergi meninggalkan wisnu yang mesih mematung sambil memegangi dadanya yang berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya.
***
Dua hari kemudian acara pertunangan refa dan windi sudah siap dengan sempurna dan akan diselenggarakan pada malam hari nya. Pertunangan yang berwarna Navy dan abu-abu dengan dekorasi bunga mawar putih yang terpajang di sudut ruangan dan didepan pintu masuk yang semakin menambah kesan sederhana namun mewah.
Pada malam hari nya windi tengah bersiap di ruang mekup. Hari ini ia menggunakan dress panjang berwarna abu-abu dan dibalut dengan mekup natural yang semakin menambah pesonanya malam ini.
“Anda sungguh cantik malam ini nona." Puji salah satu MUA yang membantu persiapan windi.
“Terimakasih.” ucap windi sambil tersenyum
Tidak berapa lama mama refa datang untuk ke kamar nya bahwa acara akan segera dimulai.
“Sayang apakah kau sudah siap?” Tanya fitri
“Sudah tan." Jawab windi.
“Ets jangan panggil tante lagi tapi panggil mama karena sebentar lagi kamu akan menjadi Putri mama sayang." Ujar fitri
“Baik tan- eh ma maksudnya." Ucap windi yang mesih canggung memanggil mama nya Refa dengan sebutan mama
“Yasudah yu kita turun."
Mereka pun turun kebawah untuk acara tukar cincin atau pertunangan. Dibawah semua mata yang hadir begitu takjub dengan kecantikan yang dimiliki windi.
“Liat sayang kamu begitu cantik mala mini." Bisik mama
Windi tersenyum malu menanggapi ucapan calon mertuanya.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENT ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ida Blado
,pas di part atas namanya windi sarah w,,,kok di sini jdi winidi andini laras
2023-05-13
0
Nina Sari
i like, lanjut
2022-04-12
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjut like
2021-01-09
1