Selesai acara makan malam wisnu pulang kerumahnya. Selama di perjalanan wisnu terus memikirkan kehadiran calon istri adiknya di acara pembukaan keluarga aditama. Karena setau wisnu hanya kolega-kolega bisnis keluarga aditama saja yang dapat hadir. Dalam fikiran wisnu dia bertanya-tanya siapa sebenarnya windi ini? Apakah dia anak orang kaya atau jangan-jangan dia wanita penggoda pria-pria kaya?.
Pakaian yang di kenak kan Wanita itu waktu di pesta terbilang cukup terkesan mewah dan terbuka. sedangkan setiap bertemu dengan Windi ia selalu mengenakan pakaian yang lebih sopan dari yang ia lihat di pesta.
Siapa sebenarnya dia? Apakah ia anak dari keluarga aditama?Batin wisnu yang mesih bertanya-tanya tentang windi
“Tuan kita sudah sampai dirumah tuan." Ucap panji sambil melirik wisnu. Namun wisnu mesih tetap melamun dalam fikiran ya.
“Tuan muda." Kali ini panji sedikit menaikkan suaranya. Sontak membuat wisnu sadar dalam lamunannya.
“Hei kenapa kau berteriak. Emang kamu pikir saya Tuli ha?!” Tanya wisnu dengan sangat kesal pada panji
“Maaf tuan muda. Kita sudah sampai."
Huh habis kau tidak mendengar kan ku ketika aku memanggil mu tadi tuan muda. Umpat panji dalam hatinya.
Panji turun duluan dari mobil untuk membukakan pintu untuk wisnu.
"Kenapa tidak bilang dari tadi kalau kita sudah sampai huh. sekarang kamu boleh kembali ke apartemen mu.” Ujar wisnu
“Baik tuan muda saya permisi. "
Sabar panji sabar jangan emosi . Batin panji
Panji pun pergi meninggalkan rumah wisnu dan menuju ke apartemennya.
Saat Wisnu melangkah kan kaki nya masuk kedalam rumah ia melihat windi yang tengah berada dirumah orang tua nya dengan pakaian yang berbeda. Padahal belum lama ia pulang dari acara itu ia tadi juga mesih melihat windi yang masih sedang menikmati acara pestanya.
Kenapa windi sudah berada disini dan lebih cepat darinya? Tanya wisnu dalam hati.
Wisnu mesih diam terpaku melihat keberadaan Windi yang sudah berada di rumahnya dan yang lebih mengejutkan lagi pakaian Windi sangat berbeda dengan yang di pesta tadi.
Fitri yang tidak sengaja melihat Wisnu yang sedang terdiam di depan pintu membuat nya heran dan bingung. “Loh nu kenapa kamu berdiri disitu saja?” tanya Fitri dengan heran.
Semua orang yang mendengar perkataan Fitri langsung beralih menatap ke arah Wisnu yang berdiri di depan pintu dan terdiam seperti patung.
Mendengar perkataan mamanya membuat nya tersentak kaget dari lamunan. “Ehm tidak apa - apa.” jawab wisnu. wisnu berjalan menghampiri mereka dan bergabung untuk duduk dengan keluarganya di ruang tamu.
"Ada apa ini?" Tanya wisnu setalah ia duduk di sofa
“Begini windi dan refa akan bertunangan 1 bulan ke depan dan akan menikah 3 bulan lagi. Karena windi ingin menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.” Ujar mama
mengerutkan kedua alisnya mendengar perkataan mama nya. “Apa tidak terlalu cepat fa?" Wisnu mengalihkan pandangannya menatap ke arah Refa
“Bukankan lebih cepat lebih baik lagian aku dengan windi sudah berkenalan sejak 2 thun lalu. lagian Windi juga sudah sangat akrab dengan mama dan papa jadi tidak ada alasan lagi untuk menunda kak.” Ucap Refa dengan penuh keyakinan.
Wisnu mengangguk-ngangguk paham akan ucapan Refa barusan. “Baiklah kalau itu keputusan mu. Lalu bagaimana dengan papa? Apakah beliau sudah tau tentang Masalah ini?” Tanya wisnu
“Tenang saja papa sudah tau soal masalah ini."
Wisnu tersenyum tipis."Syukur lah kalau begitu."
Setalah berbincang cukup lama dengan mereka Wisnu pamit mau ke kamar.
“Ma wisnu ke kamar duluan yah." pamit undur diri Wisnu
“Baiklah sayang." Wisnu pun pergi meninggalkan refa, windi dan juga mamanya di ruang tamu .
Setalah dikamar Wisnu langsung mandi untuk menyegarkan badannya yang terasa lengket dan lelah.
Selesai mandi wisnu mengenakkan pakaian santai nya.
ia duduk di atas ranjangnya sambil memangku laptop nya dan mengecek email dari Panji tentang laporan latar belakang Windi.
Windi Sarah W. kelahiran di Jakarta ditinggal di jalan melati no 31A. Anak tunggal . Pendidikan terakhir sarjana farmasi. umur 23 tahun.
W? kenapa tidak ada kepanjangan nya dan hanya ada huruf W saja? . Wisnu bertanya-tanya dalam fikiran nya tentang Kepanjangan dari nama belakang Windi yang hanya bertuliskan huruf W saja.
Wisnu yang dipenuhi rasa penasaran akan nama panjang Windi Ia pun segara menelpon Panji untuk menanyakan secara jelas. Mungkin saja Panji lupa untuk menulis nama panjang Windi.
“Halo tuan ada apa?” Tanya panji
“Apakah kau yakin latar belakang windi sudah lengkap semua?”
“Sudah tuan.”
“Lalu apakah kau tau W? nama belakang nya windi.”
“Tidak tuan tapi itu memang sudah jelas tertulis bahwa nama belakang nona windi hanya W saja tuan tidak ada kepanjangannya lagi tuan."
“Baiklah kalau begitu terimakasih. selamat malam." Ujar wisnu
“Selamat malam tuan." Setalah sambungan telepon sudah terputus Wisnu kembali fokus pada dokumen dan juga fotonya windi. Ia seperti pernah melihat windi ketika ia berada di paris waktu itu.
"Aish dia menelfon hanya karena itu. benar-benar menyebalkan sekali tuan muda." Grutu Panji
Panji sangat kesal melihat Wisnu yang menelfon nya hanya untuk menanyakan sesuatu yang sudah ia jelaskan tentang apa yang di butuhkan Wisnu.
"Lebih baik aku melanjutkan mandi air hangat ku untuk menghilangkan rasa lelah ku setalah seharian bekerja." karena telfon dari Wisnu membuat Panji terpaksa menghentikan ritual mandi air panasnya.
Tak lama Wisnu pergi meninggalkan Ruang keluarga Refa pamit ke mamanya untuk mengantar Windi pulang ke apartemen nya.
Selama di perjalanan Refa selalu menggenggam erat tangan windi dan tak jarang dia mencium tangan Windi berulang kali. Hal itu membuat Windi tersenyum gemas melihat Refa yang menggenggam tangannya dan berulang kali mencium tangannya.
Refa sudah tiba di lobby apartemen Windi. ia membuka seat belt milik Windi apa yang di lakukan Refa membuat jantung Windi berdetak 2 kali lebih cepat karena wajah Refa yang terlalu dekat dengan wajah nya. hembusan nafas Refa yang dapat ia rasa kan membuat kedua pipinya memerah merona.
Refa yang selesai membuka seat belt nya Windi menatap ke arah wajah Windi yang sudah memerah merona. Refa seketika panik dan mengira bahwa Windi sedang sakit namun nyata wajah merah Windi disebabkan oleh Refa sendiri karena hembusan nafas Refa yang begitu hangat menyentuh kulit wajahnya.
"Wajah kamu kenapa memerah seperti itu? apakah kamu sedang tidak enak badan." suara Refa terdengar sangat khawatir.
"Ti - tidak! " seraya menggeleng kepalanya
"Lalu? " kali ini Refa memegang kepala Windi untuk menatap nya. sedangkan Windi sendiri semakin membuat kedua pipinya memerah merona karena tatapan mata Refa yang penuh dengan cinta
"Aku bukannya sedang tidak enak badan mungkin karena aku lelah an." Windi meyakinkan Refa bahwa ia baik-baik saja
Refa tersenyum lega mendengar perkataan Windi. "Baik lah kalau begitu kamu harus istirahat sekarang yah." ujar Refa dan memberikan kecupan di dahi Windi.
Windi mengangguk kepalanya lalu turun dari mobil dengan perasaan yang bahagia karena sikap Refa yang sangat mencintainya.
Refa terus memperhatikan Windi dari mobil sampai Windi menghilangkan dari pandangan nya. setalah di rasa Windi sudah masuk kedalam. ia pun segera melajukan mobilnya dan kembali ke rumahnya.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
m.ria
mgkin tu kembar nye
2023-10-26
0
Nina Sari
i like, like, like
semangat Thor💪🏻
2022-04-12
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut
2021-03-02
1