Malam hari nya Windi nge - packing semua barang-barang bawaan nya.
Saat ia sedang nge - packing barang-barang nya ia menerima telfon dari Refa. Windi mengambil ponselnya dan mengangkat telfonnya
" Halo Fa. "
" Halo sayang. kamu lagi ngapain?" ujar Refa
" Aku lagi nge- packing barang-barang ku buat besok sayang."
" Oh begitu. " ujar Refa
" Kenapa?"
" Tidak apa-apa aku hanya merindukan mu saja sayang." ujar Refa
" Aish! gombal deh."
" Tidak aku tidak gombal kok. itu emang kenyataan nya." ujar Refa
" Iya deh sayang iya."
Obrolan Refa dan Windi terus berlanjut sampai tengah malam. entah apa saja yang mereka omongin.
" Fa aku tutup dulu yah. aku ngatuk banget ni." ujar Windi
" Ya kamu mah."
" Sayang besok aku juga harus bangun pagi biar tidak ketinggalan pesawat."ujar Windi
" Gapapa itu bagus. jadi kamu tidak jadi pergi ke sana."
" Astaga sayang ".
" Kenapa? aku hanya mengatakan keinginan ku saja." ujar Refa
" Refa aku pergi hanya sebentar saja tidak akan lama. lagian kan kita mesih harus mempersiapkan pernikahan kita." perkataan Windi tentang persiapan pernikahan mereka membuat Refa sangat bahagia dan sangat senang sekali
" Baik lah kalau begitu tidur lah sayang. selamat malam sayang. mimpi indah." ujar refa
" Iya sayang selamat malam juga." ujar windi
" Ya sudah aku tutup telfon nya ya sayang." ujar Refa. Windi hanya diam sebentar ia ragu untuk mengatakan nya
" Sayang aku tutup ya telfon nya." ujar Refa kembali
" Tunggu fa."
" Ada apa? "
" Mwahh." Windi langsung menutup telfonnya karena malu sekali atas apa yang ia lakukan tadi.
Memalukan sekali astaga! pipi Windi memerah merona karena malu. Setelah menutup telfon dari refa Windi pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi sebelum tidur.
Sedangkan Refa Sendiri yang mendengar ciuman jauh Windi menjadi tersenyum dan membuat kedua pipinya memerah muda.
Astaga apakah dia barusan mencium ku dari jarak jauh. Batin refa. Ia ingin membalas ciuman windi namun sayangnya windi telah mematikan sambungan telfonnya.
“ Aish sudah dimatikan saja telfonnya." Ujar kelas refa
Refa meletakkan ponselnya di atas nakas lalu ia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Selesai dari kamar mandi refa membaringkan badannya di kasur. Saat akan memejamkan matanya ia kembali teringat tentang dirinya yang bertemu dan dua windi ditempat dan di waktu yang sama.
Aku harus mencari tau sendiri. Ucap refa sambil menatap langit-langit kamarnya.
Refa kembali mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang
Datang lah kekantor ku besok pagi Aku butuh bantuan mu sekarang. Begitu isi pesan refa. setelah mengirim kan pesan Refa kembali meletakkan ponselnya di atas nakas dan memejamkan kedua matanya.
***
di sisi lain Wisnu juga telah memerintahkan Panji untuk mencari tau lebih dalam tentang seluk beluk keluarga Windi.
“ Apakah kamu sudah menemukan sesuatu tentang windi?” Wisnu mengalihkan sebentar pandangan nya ke arah Panji dan melanjutkan kembali menatap berkas-berkas yang di atas mejanya.
“ Belum tuan. Saya hanya mendapatkan informasi yang waktu itu saya serahkan kepada tuan." Ujar panji
Wisnu yang mendengar perkataan Panji mengerutkan kedua alisnya dan heran bahkan Panji yang selama ini gampang mengulik informasi seseorang dengan mudah nya tapi sekarang ia sulit mencari informasi tentang calon istri adiknya.
Siapa dia sebenarnya sampai identitas keluarganya saja sulit sekali mendapatkannya. Gumam wisnu. Wisnu menghela kasar nafasnya
“ Terus cari tau tentangnya dan jangan lewatkan satu informasi apa pun itu." ujar wisnu
“ Baik tuan saya akan segara jalan kan perintah anda tuan." Ujar panji. Rasanya ia ingin sekali bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarga tuannya. Namun ia juga harus mengingat batasan dirinya.
Wisnu melihat Panji yang terdiam dan sedang memikirkan sesuatu." Panji apa yang sedang kamu fikir kan." Tanya wisnu
Panji menatap ke arah wisnu ia rasanya ingin sekali bertanya tentang tunangan tuan muda refa. Namun rasanya ia juga sangat ragu dan takut membuat wisnu marah dan kesal kepadanya.
Wisnu yang mendapatkan tatapan panji seolah mengerti akan tatapan dari panji. Wisnu menghela nafasnya.” Katakanlah tidak usah sungkan." Ujar wisnu
Setalah mendapatkan persetujuan dari wisnu panji langsung mempertanyakan apa yang sedang ia fikir kan.
“ Tuan saya minta maaf sebelumnya. Saya ingin bertanya kenapa tuan ingin mencari tau seluk beluk dari latar belakangnya tunangan nya tuan muda refa. Apakah tuan muda menyukainya? Atau anda memiliki alasan yang lain tuan." Ujar panji yang berhasil mengeluarkan semua tanda tanya yang memenuhi isi kepalanya.
Wisnu terbelalak mendengar pertanyaan beruntun dari panji yang salah satu pertanyaan mengatakan bahwa ia menyukai tunangan dari adik nya. Wisnu menatap tajam ke arah panji. Panji yang mendapatkan tatapan tajam dari wisnu langsung menunduk kan wajahnya.
“ Ahk ma-maaf kan saya tuan." Sesal panji akan pertanyaan yang ia lontarkan kepada tuan nya.
Wisnu hanya menghela nafasnya." Aku melakukan nya karena aku merasa ada sesuatu yang di sembunyikan Windi kepada Refa." ujar Wisnu
Panji Mengerutkan kedua alisnya dan semakin bingung dengan ucapan Wisnu. ia memberanikan diri untuk menatap ke arah Wisnu.
" Maksud tuan? nona Windi menyembunyikan identitas asli nya kepada tuan muda Refa tuan?"
Wisnu hanya mengangguk kan kepala nya sebagai jawaban nya. Ia kembali melanjutkan menjawab pertanyaan Panji yang mengatakan bahwa ia tertarik kepada calon tunangan Adiknya.
" Dan yang pasti saya tidak mungkin tertarik dengan tunangan dari adik saya sendiri. saya hanya merasa bahwa Refa telah di bohongi oleh Windi." sambung Wisnu
" Maaf kan saya tuan." ujar sesal Panji
" Sudah lupakan apa yang tadi kau tanyakan dan terus lah mencari informasi tentang Windi." ujar Wisnu
Panji mengangguk kepalanya . ia masih terdiam di tempatnya ia berdiri seperti nya ia mesih memiliki satu pertanyaan lagi kepada tuannya.
" Tuan." ujar Panji
Wisnu menatap ke arah Panji. " katakanlah."
" Tuan apakah tuan waktu itu melihat nona Windi sedang berada di kafe yang sama saat kita sedang membahas pekerjaan dengan prima grup tuan?" tanya Panji
Wisnu mengerutkan kedua alisnya. " Apakah kamu juga melihat nya?" bukannya menjawab pertanyaan Panji justru Wisnu malah bertanya lagi kepada Panji
" Iya tuan." ujar Panji sambil menganggukkan kepalanya
Wisnu kembali menghela nafas nya. " Ya apa yang kamu kata kan itu benar aku merasa bahwa Windi bukan dari keluarga sembarangan karena ketika aku melihat nya tadi ia seperti orang terpandang dan terhormat." ujar Wisnu
" Tuan apakah mungkin nona Windi memiliki kembaran? dan yang kita lihat itu adalah kembaran nya."
Wisnu terdiam dan memikirkan apa yang di katakan sepupunya ada benar nya juga. tapi ia tidak bisa langsung mengiyakan perkataan Panji
" Bisa jadi benar dan tidak. "
" Iya tuan . kalau begitu saya ijin kembali ke ruangan saya tuan." Panji kembali keruangan nya namun pikiran nya mesih tetap membahas tentang calon istri Refa dan tuan mudanya
ternyata benar dugaan ku selama ini bahwa tuan sedang memikirkan tunangan nya tuan Refa. batin Panji
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like..like..
asisten dadakan hadir..😘
mampir juga yuk..
semangat kak💪
2021-01-29
1
Ruby_
aku mampir ❤
semangat thor !!
2021-01-19
1
LINA
bom like 👍 and rate 5 sudah mendarat di karya kk 😊 saling mendukung 🙂 semangat berkarya ka 💪 semangat up lagi kk 😊
2020-12-06
1