Di kediaman keluarga Windi. setalah mendapatkan kabar bahwa Windi akan pulang Keylly sangat senang dan bahagia.
" kenapa wajah mu terlihat nya sangat bahagia sekali? " Tanya James
" Aku bahagia karena putri ku akan pulang. " ujar Keylly
" Apa yang kamu maksud adalah Windi?" tanya James
Keylly menganggukkan kepalanya dan membenarkan pertanyaan suami nya. James senyum mengejek saat mengetahui putri bungsunya akan pulang ke rumah.
" Ternyata dia masih ingat pulang juga. " Ledek James
Keylly yang mendengar perkataan suaminya membuat nya sangat kesal.
" Bagaimana pun dia juga putri mu James. " ujar Keylly
" Putri? jika dia putri dia akan menuruti setiap perkataan ku." ujar James
" Tidak semua permintaan mu bisa di kabulkan James. "
" Apa maksud mu sebenarnya?"
" Maksud ku setiap orang berhak memilih bukan? termasuk dengan Windi dia juga berhak memilih ingin melanjutkan pendidikan nya di bidang apa James. lagian kan jurusan farmasi tidak terlalu buruk." ujar Keylly
James menatap kesal kepada Keylly yang terus-menerus membela putri bungsu nya
" Kenapa kamu malah membelanya ?"
" Aku tidak membela nya aku hanya berpendapat saja dengan keputusan yang di ambil Windi." ujar Keylly
James mendengus kesal dengan istrinya " terserah kamu saja." James pergi meninggalkan Keylly di ruang keluarga dan pergi menuju ke ruang kerjanya yang berada di lantai 2 rumahnya.
*E*mang apa salah nya jika Windy mengambil jurusan yang berbeda dari keluarganya nya. Batin Keylly.
Keylly tidak terlalu pusing akan fikiran suaminya. Sekarang ia sangat bersemangat untuk menyambut putri nya pulang ke rumah setalah sekian lama tidak pulang.
***
Ke esok kan hari nya telah bersiap untuk pergi. segala keperluan nya juga Telah ia siapkan. ia hanya membawa 1 koper sedang untuk baju dan keperluan nya saat di sana.
Tiga jam lagi jadwal keberangkatan nya. ia harus Segera tiba di bandara. kalau ia terlambat pasti ia akan ketinggalan pesawat.
Windi memperhatikan jam yang ada ditangannya" Aku harus segera pergi ke bandara kalau tidak pasti aku akan ketinggalan pesawat". saat Windi ingin memesan taksi online Refa menelfon nya.
Windi menekan tombol hijau untuk mengangkat telfon dari Refa lalu meletakkan nya di ditelinga nya
" Halo Fa. "
" Halo sayang aku sudah berada di bawah." ujar Refa
" Di bawah?"
" Iya aku akan mengantarkan mu ke bandara."
" Tapi aku tidak meminta mu untuk mengantar ku Refa."
" kamu memang tidak meminta nya untuk mengantar mu." ujar Refa
" Jadi kenapa kamu mengantar ku? bukan kah kamu harusnya sibuk di kantor?" tanya Windi
Refa yang mendengar perkataan Windi membuat nya mencelos karena ada benarnya. akhir-akhir ini iya terlalu sibuk akan pekerjaan nya.
" Tidak aku akan meluangkan waktu yang banyak untuk mu. sudah lah lebih baik kamu cepat turun kebawah dan kita berangkat sekarang dari kamu nanti ketinggalan pesawat." ujar Refa
" Baiklah tunggu sebentar." Windi mematikan telfonnya. lalu bergegas pergi ke Parkiran apartemen nya. Di sana ia sudah melihat mobil milik Refa yang telah terparkir menunggu dirinya.
*D*ia benar-benar menungguku. batin Windi
Saat ingin menghampiri mobil Refa Windi di buat terkejut saat mengetahui bahwa ada salah satu anak buah papa nya yang sedang mengawasi nya.
Astaga itu bukannya anak buah papa. sedang apa dia di sini? apa dia sedang memata-matai ku. batin Windi
Ada perasaan cemas dan khawatir dalam benaknya. tapi seberusaha mungkin untuk tenang dan tidak panik agar Refa tidak terus bertanya kepadanya.
Windi terus berjalan ke arah mobil Refa dan sesekali ia memperhatikan anak buah papanya yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik nya.
Windi sudah berada di depan pintu mobil. ia segara membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam
"Fa kita pergi sekarang cepat." ujar Windi
" kenapa kamu panik begitu sayang." Refa melihat ke raut wajah Windi yang terlihat panik dan cemas
" Sudah ayo cepat nanti aku bisa ketinggalan pesawat." ujar Windi
Refa pun melajukan mobil yang meninggalkan parkiran apartemen. Di sepanjang perjalanan Reva memperhatikan gerak-gerik ini yang terlihat sangat gelisah.
Sepanjang perjalanan Windi selalu melihat ke arah luar jendela dan memperhatikan kaca spion mobil milik Refa ia melihat ada mobil yang terus-menerus mengikuti mobil Refa.
Selama di perjalanan Windi hanya diam saja begitu pun dengan Refa yang sedang fokus mengemudi mobil. Namun sesekali Refa memperhatikan Windi yang mesih tampak sedang gelisah dan cemas.
" Sayang kamu kenapa kamu terlihat gelisah seperti itu?" Refa sangat khawatir dengan wajah gelisah Windi
Windi mantap ke arah Refa dan tersenyum." Aku tidak apa-apa fa aku hanya takut ke tinggal pesawat saja." ujar berbohong Windi
" Baik lah kalau begitu aku akan ku naikkan kecepatan nya agar kamu tidak ketinggalan pesawat." Refa pun menaikkan kecepatan laju mobilnya.
***
Mobil Refa dan Windi sudah sampai di Bandara dengan tepat waktu. Refa membantu Windi mengeluarkan barang-barang bawaan nya dari bagasi. Selesai mengeluarkan barang-barang nya Windi masuk ke dalam Bandara untuk Cek-in tiket.
Windi menghampiri Refa yang sedang menunggu nya Cek-in tiket. Windi tersenyum manis kepada Refa. Refa membalas senyuman dari Windi
" Fa aku pergi dulu ya. aku tidak akan lama kok paling seminggu aku akan kembali dan mempersiapkan pernikahan kita nanti." ujar Windi
Refa meraih tangan Windi dan mengecup nya dengan lembut.
" Berjanji lah pada ku bahwa kamu akan setia terhadap ku dan akan selalu mencintai ku dengan setulus hatimu."
Windi menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Refa. " Baiklah Sayang." ujar Windi. Windi memeluk Refa dengan sangat erat dan lama sekali. Refa yang mendapat kan pelukan dari Windi pun membalas dengan sangat erat juga.
mereka melepaskan pelukannya saat panggilan untuk pesawat yang ditumpangi Windi akan segara berangkat. Windi kembali berpamitan kepada Refa. begitu juga dengan Refa ia terus memandangi wajah Windi rasanya ia berat sekali melepaskan kepergian Windi walaupun karena pekerjaannya.
" Kamu tidak usah khawatir ya sayang." Windi mengerti akan kekhawatiran Refa saat ini.
"Baik lah. cepat kembali aku akan merindukan mu sayang." Refa mencium dahi Windi dengan begitu dalam dan sangat lama.
Windi pun pergi melangkah meninggalkan Refa di ruang tunggu bandara. ia melihat kebelakang dan melambaikan tangannya. Refa juga melambaikan tangannya dan memberikan kiss jarak jauh kepada Windi.
saat Windi sudah menghilang Refa menerima pesan dari sekertaris bahwa ada yang sedang menunggu nya di kantor. dia mesih belum berubah ketika mendapat kan perintah. Refa tersenyum saat mendapat pesan dari sekertaris.
ia pun bergegas ke parkiran untuk pergi ke kantornya
saat ia akan pergi ke parkiran ia tidak sengaja menabrak seseorang bertopi yang tak di kenal.
" Maaf." Refa sudah meminta maaf tapi orang itu justru jalan begitu saja meninggalkan Refa. dasar orang aneh. umpat Refa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
likeku singgah lagi di sini
2021-01-29
1
apta Ghaisan
penasaran.. gimana lanjutannya
2020-10-10
1
PULPEN TANPA TINTA
Aku mampir lagi thor..😁
semangat dan terus berkarya..
sukses slalu thor.. 🙂🙂
Salam dari "DUO BUCIN 21+"
2020-10-09
1