Keesokan paginya.
Nampak Kila tengah duduk bersandar di kursi penumpang, dan tak beberapa lama pesawat yang di tumpanginya pun lepas landas.
Tak lupa sebelum pergi Kila berpamitan dengan ayahnya itu, dengan semua trik dan tingkahnya ayahnya berusaha membuat Kila terlambat sampai ke bandara.
"Jika ibu masih ada mungkin dia juga akan bahagia." Gumam Kila, lalu Kila pun mencoba memejamkan matanya karena perjalanannya ke Indonesia cukup memakan waktu yang lama.
Sementara itu...
Jakarta, Indonesia.
Nampak Andi tengah mengendarai mobil sport miliknya, dengan wajah santai andi mulai memarkirkan mobil sport miliknya itu.
Setelah itu, Andi langsung keluar dari dalam mobil, tak lupa sebelum keluar Andi memakai sebuah kacamata dan itu menambah kesan tampan untuknya.
Saat dia berjalan menuju ruangannya, tak henti-hentinya para karyawan wanita menatapnya dengan tatapan memuja. Dan Andi hanya tersenyum mengejek pada wanita-wanita tersebut.
Kini Andi pun sampai di ruangannya, nampak sudah ada berkas yang menumpuk di mejanya.
"Apa-apaan ini?" Tanya Andi sambil melepas kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya. Lalu tak beberapa lama datang asistennya.
"Apa kau bisa menjelaskan apa ini?" Tanya Andi.
"Ini semua adalah data yang harus anda periksa. Pak." Jawabnya.
"Apa kau ingin membuatku gila, dan kau ingin membuat otakku meledak." Ucap Andi.
"Tidak pak." Jawabnya.
"Keluar." Ucap Andi.
Lalu asistennya pun langsung keluar dari ruangan miliknya, Andi hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Pagi-pagi sudah di suguhi setumpuk berkas-berkas.
Kemudian dengan terpaksa, Andi pun langsung menyelesaikan semua pekerjaannya. Karena jika tidak ayahnya pasti akan mengomel dan itu akan membuat telinganya sakit.
Andi harus secepatnya mencari sekertaris baru, tapi dia tak ingin melihat wanita-wanita yang sangat manja dan juga genit padanya.
Jam sudah menunjukkan waktunya makan siang, nampak Andi mulai meregangkan semua otot-otot tangannya yang kaku.
"Pak." Panggil Randi.
"Ada apa?" Tanya Andi.
"Di lobi ada nona Nadia." Jelas Randi.
"Untuk apa dia kemari?" Tanya Andi.
"Sepertinya nona Nadia membawakan makan siang untuk anda." Jawabnya lagi.
"Haiss... Perempuan itu sangat merepotkan." Gumam Andi.
Nadia adalah anak dari teman ibunya dan Andi tak menyukainya karena dia sangatlah manja dan itu sangat membuat Andi muak. Dan ingin rasanya Andi mengusirnya dari perusahaan tapi jika dia melakukan itu, Nadia pasti akan mengadu pada ibunya dan ibunya akan mengomeli Andi.
"Kak Andi." Sapa Nadia ramah.
"Hem.." Jawab Andi.
"Kebiasaan deh, jawaban itu Hem dan Hem. Emang gak ada kata-kata yang lain apa?" Oceh Nadia.
"Mau apa lagi kau kemari?" Tanya Andi.
"Nadia cuman mau nganterin makan siang ini buat kak Andi." Ucap Nadia.
"Untuk apa kau membawaku makan siang, kau kira aku orang miskin yang tak mempu membeli makanan." Ucap Andi dengan kata-kata pedas miliknya.
"Kak Andi itu selain tampan, kata-katanya itu. Uh, bikin sakit tahu gak." Ucap Nadia.
Dan Andi hanya memutar bola matanya bosan, bukan hanya pada. Nadia tapi pada semua wanita Andi selalu cuek dan juga berkata kasar, meski wanita itu anak pejabat sekalipun Andi gak pernah memandang bulu pada setiap wanita.
"Taruh saja di sana." Ucap Andi.
"Ayo kakak makan dulu." Ucap Nadia sambil menarik tangan Andi. Dan dengan terpaksa Andi harus memakan makanan Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
dhanieera
bagus thor .. cerita andi lebih enak dibaca .. gaya bahasa nya lebih bagus dari pada part nya angga .. yg ini lebih santai gak terburu2 seperti cerita angga
2021-03-27
2
Noviatul Walidah
kalo bukan anak sahabat ibunya mgkin andi akan lbih kasar
2021-01-06
1
Suryatina Handayani
Nadia itu anak ny siapa thor?
2020-11-17
5