Setelah delapan bulan magang di Divisi Strategi Pemasaran, hari ini Junior dipindahkan tugaskan, menjadi wakil asisten CEO. Sehingga ruang kerjanya pindah ke lantai yang sama dengan ruang kerja CEO PT. Putra Erl, yaitu di lantai tiga.
Mulai saat ini hingga sepuluh bulan ke depan, Junior akan dibimbing oleh Nico asisten Yohan, untuk mempelajari pekerjaan asisten CEO. Karena sehabis magang ini, Junior akan langsung ditempatkan menjadi asisten CEO PT. Sobat Erl, yang tidak lain adalah ayah kandungannya sendiri, Chicko Faresta.
...*...
Seminggu setelah kepindahan Junior ke lantai tiga ....
Yohan memerintahkan setiap manager dari masing-masing divisi, serta seluruh Tim Divisi Strategi Pemasaran untuk berkumpul di ruang meeting utama di lantai tiga.
"Abang!" panggil Lunara ketika dia baru saja tiba di depan ruang tunggu meeting.
"Eh, Luna ... masuk hari ini?" ucap Junior sumringah.
"Iya dong, gimana penampilan Luna di hari pertama kerja," ucap Lunara sambil berpose didepan Junior.
"Lunara selalu istimewa seperti biasanya," ucap Junior sambil mengacak kecil rambut Lunara.
"Iihhh Abang! Rusak dong rambut Luna!" ucap Lunara dengan mulut berkerut sambil menghentakkan kakinya.
Masih manja seperti dulu, gumam Reinaldo sambil menggelengkan kepalanya.
Lunara pun mengeluarkan cermin ajaibnya, kemudian merapikan kembali poninya yang sempat diacak oleh Junior. Reinaldo pun berjalan melewati Lunara dan Junior, sambil melirik Lunara yang tengah bercermin.
Lunara yang mengetahui sikap Reinaldo itu, langsung menghardiknya.
"Kenapa Kak? Mau pinjam cermin ajaib Luna?" ucap Lunara, dan berhasil membuat langkah kaki Reinaldo terhenti.
"Nih, kalau mau pinjam," ucap Lunara sambil menyodorkan cermin itu kepada Reinaldo.
"Apa?!" ucap Reinaldo.
"Ooh Luna tau. Terpesona ya dengan Lunara Erlangga. Hmm...," ucap Lunara sambil tersenyum.
"Hah!" ucap Reinaldo kaget, kemudian mulai tertawa tanpa suara sambil menggelengkan kepalanya. Reinaldo kemudian berjalan begitu saja melewati Lunara dan Junior yang sedang menahan tawanya.
"Gimana Bang, di mentorin dengan pria tua menyebalkan itu?" tanya Lunara setelah dilihatnya Reinaldo telah memasuki ruang meeting.
"Dia baik, cerdas, tapi gila bekerja," jawab Junior sambil ikut merapikan rambut Lunara.
"Membosankan pasti ya?" ucap Lunara.
"Yaa —"
Belum selesai Junior menjawab pertanyaan Lunara, tiba-tiba ada suara seorang gadis yang memanggil Junior dengan manja.
"Bang Jun ...," ucapnya seraya menghampiri Junior.
"Lidya," ucap Lunara pelan.
"Eh, Luna. Lu udah mulai masuk kerja?" tanya Lidya, kemudian memeluk dan menempelkan pipinya ke pipi Lunara, bergantian kiri dan kanan.
Namun Lunara hanya diam dan menatap Lidya dengan kesal. Junior pun merasa bingung dan heran dengan sikap Lunara. Karena biasanya Lunara adalah wanita yang selalu ramah dan bersikap ceria dengan semua orang, terlebih itu adalah orang yang dikenalnya.
Karena merasa diabaikan oleh Lunara, Lidya pun langsung bermanja dengan Junior.
"Nanti siang kita jadi lunch bareng kan Bang?" ucap Lidya sambil menggandeng lengan Junior.
"Oh iya, kemarin kita udah janji makan siang bareng ya?" tanya Junior sambil tersenyum genit ke arah Lidya.
"Iya, makan apa ya Bang?" ucap Lidya manja.
"Abang mau meninggalkan Luna di hari pertama Luna bekerja?" ucap Lunara datar, sambil menatap tajam Junior.
Luna tidak menyukai Lidya ya? Bukannya mereka dulu teman sekelas, gumam Junior dalam hati.
"Kita makan siang bertiga aja Lun, udah lama juga 'kan kita gak ngobrol," ucap Lidya sambil memperlihatkan senyum termanisnya kepada Lunara.
Namun lagi-lagi Lunara tidak menggubrisnya. Lunara masih menatap tajam Junior.
"Emm ... siang ini aku lunch bareng Luna ya, lain kali kita lunch bareng lagi, gimana?" ucap Junior.
"Yaudah gak apa-apa Bang. Lain kali jangan batal lagi loh," ucap Lidya yang masih menggandeng lengan Junior. Junior pun menganggukkan kepalanya sambil melirik kearah Lunara yang masih menatapnya tajam.
"Lu berarti masih magang dong Lun? Magang di divisi apa?" tanya Lidya.
Namun Lunara hanya menatap Lidya sambil mengangkat sebelah bibir atasnya.
"Mentornya Kak Rein ya Lun?" tanya Junior penasaran.
"Ada deeeh ...," ucap Lunara sambil tersenyum lebar kepada Junior.
Lunara melepaskan tangan Lidya yang masih memegang lengan Junior. Lunara pun bergelayut manja pada lengan Junior, kemudian mengajaknya untuk memasuki ruangan meeting, dan meninggalkan Lidya di sana.
Dasar pelakor kecil, dari dulu gak berubah. Sukanya merebut milik orang lain. Lihat aja kalau gue udah jadi pacar bang Jun. Gak akan gue biarkan dia dekat dengan lu, Luna! gumam Lidya dalam hati.
Saat memasuki ruang meeting, ada Reinaldo yang sedang duduk di samping Hana yang sudah ada di sana terlebih dahulu.
Saat Lunara dan Junior baru saja masuk ke dalam ruang meeting itu, perhatian Reinaldo langsung tertuju pada tangan Lunara yang sedang bergelayut di lengan Junior.
Memang ini bocah dari dulu gak tau adab, gumam Reinaldo sambil mendengus.
"Kenapa Kak?" tanya Hana yang tadi mendengar dengusan Reinaldo.
"Oh, gak ada apa-apa kok, Han," jawab Reinaldo sambil tersenyum lembut kepada Hana.
"Wah, ternyata pria tua itu bisa tersenyum juga Bang," ucap Lunara pelan, sambil memperhatikan Reinaldo yang duduk bersebrangan dengannya.
"Kenapa? Luna terpesona, hmm ...?" tanya Junior sambil kembali mengacak kecil rambut Lunara.
"Abang, iiih!" ucap Lunara kesal, kemudian kembali mengeluarkan cermin ajaibnya, dan merapikan kembali rambutnya. Setelah dirasa rapi dan ingin menyimpan cermin ajaibnya, Junior kembali mengacak kecil rambut Lunara.
"Iiih ... abang!"ucap Lunara, kemudian hendak beranjak berpindah tempat duduk. Namun Junior menahannya.
"Iya, iya, iya. Gak abang acak lagi rambutnya," ucap Junior sambil membantu Lunara merapikan poninya.
Mudah-mudahan bukan gue yang menjadi mentor bocah itu. Bisa stres gue kalau melihat dia selalu merapikan rambutnya seperti itu, gumam Reinaldo dalam hati.
Sementara itu Lidya yang baru masuk ke dalam ruangan, langsung duduk dan menempati kursi di sebelah Junior. Hingga kemudian, seluruh peserta rapat memasuki ruang meeting itu satu per satu.
Setelah semua peserta rapat berkumpul, tepat jam 10.00 WIB, Yohan Erlangga selaku CEO PT. Putra Erl, sekaligus Owner Yohan Corp. Memasuki ruangan meeting itu bersama Nico, asistennya dan juga Risti, salah satu sekretarisnya.
Nico pun mulai menyampaikan ucapan pembuka untuk rapat kali ini, kemudian mempersilahkan Yohan Erlangga untuk menyampaikan pengumuman.
"Saya hari ini mengumpulkan seluruh manajer dari tiap-tiap divisi, serta seluruh team dari divisi strategi pemasaran, karena ada beberapa pengumuman yang akan saya sampaikan," ucap Yohan.
"Yang pertama saya akan menyampaikan berita gembira. Karena saya dan CEO Sobat Erl, Bapak Chicko Faresta, secara pribadi berhasil mendapatkan tender Emerald Project di Sydney," ucap Yohan sambil tersenyum dan menatap putri manja kebanggaannya.
Seluruh peserta meeting, bertepuk tangan mendengar kabar gembira itu. Terlebih lagi Divisi Strategi Pemasaran, karena mereka tau, bahwa Emerald Project itu, adalah salah satu proyek yang cukup besar dan sangat menguntungkan buat perusahaan.
"Pengumuman kedua. Dikarenakan ibu Meira sudah memasuki masa pensiun, sehingga bulan ini, adalah bulan terakhir beliau bergabung di Putra Erl sebagai Manajer Tim Dua Divisi Strategi Pemasaran." Mendengar ucapan Yohan, semua mata peserta rapat, menatap Bu Meira.
"Silahkan Bu Meira," ucap Yohan seraya mempersilahkan ibu Meira untuk berdiri di samping dirinya dan berpidato.
Ibu Meira pun menerima microphone yang diserahkan oleh Risti. Ibu Meira mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Yohan Erlangga selaku CEO Putra Erl, dan juga kepada seluruh staf yang sudah membantunya selama ini.
Setelah menyampaikan pidatonya itu, Yohan Erlangga menyerahkan lempengan emas seberat dua puluh gram kepada Bu Meira. Sebagai balas jasa, karena Bu Meira telah mengabdikan dirinya selama dua puluh tahun di PT. Putra Erl.
Setelah penyerahan cenderamata itu, Bu Meira pun kembali ke tempat duduknya.
"Baiklah, saya akan sampaikan pengumuman terakhir, mengenai karyawan yang akan menggantikan posisi Bu Meira sebagai manajer tim dua Divisi Strategi Pemasaran." Seluruh peserta rapat menjadi riuh karena saling berbisik dan menebak siapa yang akan menempati posisi itu.
Yohan pun berdehem, hingga ruangan itu pun kembali menjadi hening. Yohan memanggil Lunara agar berdiri disebelahnya.
Lunara berjalan, kemudian berdiri di samping ayahnya itu.
"Perkenalkan ini adalah putri pertama saya. Lunara Erlangga. Dia yang akan menggantikan posisi bu Meira sebagai Manajer Tim Dua Divisi Strategi Pemasaran," tegas Yohan.
Junior ternganga karena merasa sangat senang mendengar pengumuman itu, hingga akhirnya dia berdiri dan bertepuk tangan dengan kencang. Lunara pun tersenyum menatap Junior.
Sedangkan Lidya yang duduk di sebelah Junior, merasa kesal, karena itu berarti Lunara akan langsung menjadi atasannya walaupun berbeda tim. Karena Lidya berada di team yang sama dengan Hana, dengan Reinaldo sebagai manajernya di Tim Satu Divisi Strategi Pemasaran.
Wah, ternyata Pak Yohan bisa nepotisme juga, gumam Reinaldo dalam hati, kemudian berdiri dan bertepuk tangan sambil menatap sinis kepada Lunara.
Karena secara tidak langsung, Lunara akan menjadi rivalnya di divisi strategi pemasaran.
Tuh, udah dikasih dua episode. Jangan lupa Like dan komen juga di episode sebelum ya yaa 💕
.
.
.
...Terimakasih sudah membaca 💕...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Kurniaty Balfas Haruna
penasaran, bagaimana nanti persaingan kedua manager👏👏😁
2021-01-05
3
u
karakter luna gimana gitu.. masa udah kuliah merantau di luar negeri, tapi sikapnya diceritain agak lebay dan terlihat sangat kekanakan gimana gitu penggambarannya,,aku nangkapnya gt .. sorry ni pendapatku aja terserah outhor layah
2020-10-31
7
Anggra Anggra
gk suka sikap rey terlalu pangkuh sombong
2020-10-28
2