Latihan Kemandirian

"Nah ... tahun depan Lunara sudah lulus SMA. Jadi saya lagi mencari jodoh buat anak saya —"

"Daddy apa sih!" ucap Lunara memotong perkataan ayahnya.

"Kamu mau Rein, jadi calon suami Luna?" lanjut Yohan. Tidak ada keraguan dari suara dan mimik wajah ayahnya Lunara Erlangga itu saat mengatakannya.

Reinaldo menatap Yohan dengan tidak percaya, mulutnya sedikit menganga akibat shock mendengar pertanyaan pria paruh baya itu. Dirinya tidak menyangka, kalau pemilik perusahaan di mana dia bekerja sekarang, melamar dirinya untuk menjadi suami anaknya.

"Saya ... saya mohon maaf, Pak. Saya belum ada niat untuk menikah dalam waktu dekat. Saya ingin meniti karir terlebih dulu," jawab Reinaldo sedikit gugup.

"Kalau kamu menikahi putri saya, kamu tidak perlu bersusah payah meniti karir. Kamu akan langsung saya angkat menjadi CEO Putra Erl. Dapat istri cantik, muda, penurut, sekaligus dapat jabatan. Penawaran menarik 'kan?" ucap Yohan sambil melirik ke arah putri sulung kesayangannya.

"Daddy ini menawarkan Luna kepada orang asing, seperti Luna gak laku aja!" ucap Lunara kesal.

"Ah, kamu gak pinter pilih pasangan, kalau gak di khianati, ya dimanfaatkan," ucap Yohan sambil duduk bersandar dan kembali menatap tajam ke arah Reinaldo yang sedari tadi terlihat gelisah.

"Daddy, Luna itu kesini kan mau —"

"Gimana Rein?" tanya Yohan, yang memutus ucapan anaknya itu.

Lunara hanya bisa mendengus kesal dan menghempaskan punggungnya pada sofa yang sedari tadi di dudukinya.

Ternyata tingkah Lunara itu mendapat perhatian dari Reinaldo. Pria itu kini sedang menatap Lunara yang sedang duduk bersandar sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, dengan bibir yang sedang mengerucut.

"Saya rasa putri Bapak juga belum siap menikah," ucap Reinaldo kemudian.

"Dia memang kekanakan dan sangat manja, maka dari itu saya lebih baik menikahkan dia dengan kamu setelah dia lulus SMA, ketimbang harus melepaskannya untuk kuliah di luar negeri sendirian," ucap Yohan bersungguh-sungguh.

"Maaf Pak, saya tidak bisa menikahi wanita yang tidak saya cintai," ucap Reinaldo tegas.

"Good. Jawaban bagus Kak," ucap Lunara seraya mengacungkan sebuah jempol kepada Reinaldo.

"Dia ini terlalu bergantung dengan abangnya," ucap Yohan kemudian.

Pernyataan Yohan ini membuat dahi Reinaldo berkerut hingga menaikkan satu alisnya.

"Bukannya tadi Bapak bilang kalau Lunara anak pertama Bapak?" tanya Reinaldo.

Reinaldo pun teringat perbincangan Lunara dengan ibu Sri si penjual gado-gado tadi. *Oh iya, dia kan punya abang yang akan kuliah di Oxford. Tapi tadi pak Yohan jelas-jelas bilang, kalau Lunara anak pertamanya*.

"Anaknya CEO Sobat Erl, Junior Faresta, sudah dianggap seperti abang sendiri oleh Luna. Dia akan melanjutkan pendidikannya, di Oxford University," jelas Yohan.

Reinaldo pun hanya menganggukkan kepalanya sembari menjawab 'O' tanpa bersuara.

"Jadi saya memberikan pilihan, jika Luna ingin melanjutkan pendidikannya, dia harus mengikuti abangnya ke Oxford, atau melanjutkan pendidikannya di sekitar Jakarta saja. Biar ada yang menjaga. Sedangkan dia maunya melanjutkan pendidikannya di Sydney, di almamater saya dulu," jelas Yohan.

"Kenapa Bapak tidak memperbolehkan saja Lunara untuk berkuliah di Sydney, sesuai keinginannya?" tanya Reinaldo yang mulai sedikit enggan dengan pembicaraan di ruang CEO ini.

Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Reinaldo, Yohan malah balik bertanya kepada Reinaldo.

"Kenapa kamu anggap putri saya belum siap menikah?" tanya Yohan.

Reinaldo pun terdiam, dan melirik sekilas kearah Luna. Terlalu manja, gumam Reinaldo dalam hati.

"Kamu sudah tau kan alasan saya, Rein?" tanya Yohan, Reinaldo pun mengangguk sambil berkata, "iya Pak."

"Iya apa? Kakak tau apa? Kita aja baru kenal beberapa menit yang lalu," cecar Lunara sambil menatap tajam kepada Reinaldo.

Tatapan matanya kemudian beralih kepada Yohan, "lagian Daddy dan mommy aneh. Luna ini kan hasil didikan daddy dan mommy. Berarti sebenarnya Daddy dan mommy tidak percaya dengan didikan yang kalian berikan sejak Luna kecil kan?" cecar Lunara.

"Daddy akui, itu kesalahan kami yang terlalu memanjakan kamu," ucap Yohan sambil memandang anaknya dengan tatapan lembut.

"Yaudah ... Luna kuliah di Jakarta aja," ucap Lunara pelan. Lunara pun hanya bisa menghela nafas dan menunduk pasrah.

Entah kenapa, suara helaan nafas Lunara terdengar begitu menyedihkan. Hingga Reinaldo menaruh rasa iba kepada gadis kecil yang sedang menunduk sedih di sebelahnya.

"Di Indonesia juga banyak universitas bagus, yang tidak kalah dengan di luar negeri kok," ucap Reinaldo.

"Bukan itu ... cita-cita Luna hanya berkuliah di tempat yang sama dengan daddy, dan menjalankan perusahaan dengan baik seperti daddy," ucap Lunara yang masih menunduk, sembari menatap jari jemarinya sendiri.

"Kalau gitu kamu buktikan kalau kamu bisa mandiri. Masih ada waktu satu tahun lagi 'kan," ucap Reinaldo memberi semangat. Senyum Yohan langsung terulas mendengar perkataan Reinaldo kepada putrinya.

"Gimana caranya Kak!" ucap Lunara antusias, hingga membuat Reinaldo sedikit terlonjak.

Reinaldo pun memberikan usul, kalau mulai besok, Yohan harus membatasi fasilitas untuk Lunara. Lunara harus naik kendaraan umum untuk pergi dan pulang sekolah, atau kemana pun dia akan pergi.

Lunara juga harus membeli sendiri kebutuhan pribadi dirinya. Dan Lunara harus diberikan uang bulanan secukupnya, untuk kebutuhan di luar makan dan tempat tinggal, karena masih tinggal di rumah kedua orangtuanya.

"Gimana? Mau belajar mandiri?" tanya Yohan sambil mengangkat ujung bibirnya.

"Okey, Luna setuju Dad. Luna akan buktikan, kalau Luna bisa jadi anak mandiri," ucap Lunara tegas.

"Okey, kalau begitu. Daddy akan menilai sendiri kesungguhan kamu untuk hidup mandiri," ucap Yohan.

"Kalau dalam enam bulan tidak ada perubahan, kamu harus melanjutkan pendidikan kamu di Jakarta," lanjut Yohan. Lunara pun menyetujui tantangan dari ayahnya itu.

Setelah mengucapkan terimakasih kepada Reinaldo, Yohan pun mempersilahkan pria itu untuk kembali ke ruangannya.

"Bagaimana Reinaldo menurut kamu?" tanya Yohan sambil menaik turunkan alisnya, menggoda putri kesayangannya itu.

"Jangan aneh-aneh deh, Daddy! Nanti Luna laporin mommy, loh!" ancam Lunara sambil bertolak pinggang di hadapan ayahnya.

"Reinaldo itu karyawan kesayangan daddy. Tampan, cerdas, loyal, sederhana, gak genit. Cocok deh jadi pasangannya putri kesayangan daddy," canda Yohan.

"Males ngobrol sama Daddy! mending Luna minta dianterin muter-muter sama pak Narto, menikmati fasilitas di detik-detik terakhir," ucap Lunara, yang kemudian meninggalkan ruangan ayahnya dengan mulut mengerucut.

Yohan pun tergelak melihat tingkah dan ocehan putri kesayangannya. "Persis Mikayla" ucap Yohan, membandingkan kebawelan dua wanita kesayangannya itu, Lunara anaknya dan Mikayla istrinya.

...*...

Ketika Lunara berjalan menuju elevator, sudah ada Reinaldo berdiri di sana. Lunara pun menyapa Reinaldo dengan ramah.

"Hai Kak," ucap Luna sembari melambaikan tangan dengan ceria kepada Reinaldo. Namun hanya ditanggapi dengan lirikan oleh Reinaldo.

Idih ... kok bisa model begini jadi karyawan kesayangan daddy. Kalau didepan daddy pasti berpura-pura jadi karyawan baik deh, padahal mah aslinya zonk, gumam Lunara dalam hati.

"Hei bocah, naik gak!" teriak Reinaldo dari dalam elevator, ketika dilihatnya kalau Lunara tengah melamun.

Lunara pun terkejut, ternyata pintu elevator sudah terbuka dan lelaki zonk di dalam pikirannya tadi, sudah berada di dalamnya. Sialnya lagi, mereka hanya berdua di dalam elevator itu.

Lunara pun bergegas naik ke dalam elevator itu dan berdiri di sisi yang bersebrangan dengan Reinaldo.

"Denger ya bocah, gue gak tertarik dengan wanita manja dan gak bisa apa-apa. Jadi jangan berharap lebih," ucap Reinaldo datar, tanpa intonasi, dan tanpa memandang Lunara sebagai lawan bicaranya.

Mendengar pernyataan Reinaldo, Lunara hanya diam dan menatap pria menyebalkan itu. Tidak mendapat tanggapan dari lawan bicaranya, Reinaldo pun menoleh, menatap Lunara.

Dia melihat Lunara sedang berdiri menyandar pada badan elevator, dengan kedua tangan bersidekap di atas perut, dan menatap tajam ke arah dirinya.

"Kak, daddy-nya Luna juga cuma bercanda. Dia hanya ingin menakuti Luna, biar Luna mau melanjutkan pendidikan di sini. Jadi kakak jangan Ge-Er," ucap Lunara dengan suara lembut tapi terdapat ketegasan di dalamnya.

"Baguslah kalau begitu," ucap Reinaldo datar.

Ketika elevator tiba di lantai dua, Reinaldo pun keluar dan terus berjalan tanpa membalikkan badan atau pun mengucapkan selamat jalan kepada Lunara.

"Dasar orang aneh," ucap Lunara pada pintu elevator yang sudah tertutup.

...* *...

Keesokan harinya, Lunara berangkat ke sekolah dengan menggunakan jasa ojek online. Pada awalnya Keitaro, adiknya Lunara, menentang usul ayahnya yang mencabut beberapa fasilitas untuk kakaknya itu.

Sehingga dia meminta pak Narto untuk mengikuti Lunara yang tengah menjadi penumpang ojek online. Namun karena kondisi lalu lintas yang padat, pengemudi ojek online itu memutuskan, untuk melewati jalan pintas yang tidak bisa dilalui oleh mobil.

Melihat hal itu, mata Keitaro melebar. Anak lelaki itu terus menghubungi Lunara, karena khawatir akan kondisi kakaknya itu.

"Kenapa sih Luna, dihubungi dari tadi gak diangkat!" ucap Keitaro jengkel.

"Lagi di motor gak boleh bermain ponsel, Nak," ucap pak Narto.

"Tadi pesan ojeknya pakai aplikasi Nak Kei, kan? Coba aja dilihat, sudah sampai mana nak Luna-nya," ucap pak Narto.

"Oh iya Bapak bener, terimakasih ya Pak," jawab Keitaro.

Keitaro pun membuka aplikasi ojek online tadi, dan terus memantau lokasi terkini ojek online yang ditumpangi oleh Lunara. Ketika Lunara sudah terlihat sampai di lokasi tujuan, Keitaro langsung menghubunginya.

Saat Lunara hendak mengangkat panggilan telpon dari Keitaro, Junior yang sedang mengendarai sepeda motor pun berhenti tepat di depan Lunara.

"Naik ojek Dek?" tanya Junior heran. Karena seumur hidupnya, Lunara tidak pernah naik kendaraan umum, karena selalu diantar oleh supir keluarganya.

"Iya Bang! mulai sekarang Luna naik ojek. Hebat kan!" ucap Lunara bangga.

Setelah menjawab pertanyaan dari Junior, Lunara langsung menerima panggilan telepon yang sudah berdering sedari tadi.

"Iya Adikku sayang ... udah sampai sekolah kok, udah ya, gue masuk kelas dulu," ucap Lunara kemudian memutuskan panggilan telepon dari adiknya.

"Luna masuk dulu ya Bang. Daah Kak Cecil," ucap Lunara berpamitan kepada Junior dan pacarnya, Cecilia.

Lunara pun bergegas masuk ke sekolah dan berjalan menuju kelasnya.

Sedangkan Junior yang merasa khawatir karena Lunara naik ojek, langsung menghubungi Keitaro.

"Kok Luna naik ojek sih, Kei? Lu naik ojek juga? Kalau gak ada pak Narto biasanya juga bareng daddy," cecar Junior setelah Keitaro menerima panggilan telepon darinya.

"Gue diantar pak Narto kok, gue takut telat kalau pak Narto harus mengantarkan Luna lebih dulu," jawab Keitaro asal.

"Kenapa bukan lu aja yang naik ojek sih!" ucap Junior kesal, setelah mendengar jawaban dari Keitaro.

"Kalau lu khawatir, lu aja yang antar-jemput Luna setiap hari, Bang!" ucap Keitaro kesal dan langsung memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak.

"Kenapa sih kamu Honey, heboh banget Lunara naik ojek doang! Nyebelin!" ucap Cecilia cemburu.

"Luna itu gak pernah naik kendaraan umum, aku hanya khawatir aja kalau ada apa-apa," jawab Junior, yang sudah melajukan sepeda motornya menuju tempat parkir di sekolahnya.

"Dia bukan murid taman kanak-kanak, Luna usianya udah tujuh belas tahun. Udah dewasa, udah punya KTP," cecar Cecilia. Junior pun hanya diam dan tidak menanggapi ocehan kekasihnya itu.

 

...Terimakasih sudah membaca 💕...

...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......

...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...

...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...

Terpopuler

Comments

NaMika

NaMika

next

2021-06-20

1

Emmaniez

Emmaniez

lebih menarik kisah nya Luna sm Rein, dibanding sm Jun, ... hehehe
seperti kisah daddy dan mommy mika yg usia nya terpaut jauh🤭

2021-01-07

1

@azma@

@azma@

Jun vs rei ... 🙄🙄🙄

2021-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Reinaldo
2 Bertemu Lunara
3 Latihan Kemandirian
4 Keresahan Jun
5 Asisten Rumah Tangga Baru
6 Rencana Perjodohan Luna
7 Berdebar Gak Sih?
8 Penolakan Rein
9 Luna Takut, Bang
10 Kecemburuan Jun
11 Kecemburuan Jun-2
12 Ingkar Janji
13 Gak Lebih Berarti
14 Sydney
15 Persahabatan
16 Bertemu Hana Kembali
17 Pria Tua?
18 Emerald Project
19 Tidur Bersama
20 Pelakor Kecil
21 Eps. 21
22 Eps. 22
23 Eps. 23
24 Eps. 24
25 Eps. 25
26 Eps. 26
27 Eps. 27
28 Eps. 28
29 Eps. 29
30 Eps. 30
31 Eps. 31
32 Eps. 32
33 Eps. 33
34 Eps. 34
35 Eps. 35
36 Eps. 36
37 Eps. 37
38 Eps. 38
39 Eps. 39
40 Eps. 40
41 Eps. 41
42 Eps. 42
43 Eps. 43
44 Eps. 44
45 Eps. 45
46 Eps. 46
47 Eps. 47
48 Eps 48
49 Eps. 49
50 Eps. 50
51 Eps. 51
52 Eps. 52
53 Eps. 53
54 Eps. 54
55 Eps. 55
56 Eps. 56
57 Eps. 57
58 Eps 58
59 Eps. 59
60 Eps. 60
61 Eps. 61
62 Eps. 62
63 Eps. 63
64 Eps. 64
65 Eps. 65
66 Eps. 66
67 Eps. 67
68 Eps. 68
69 Eps. 69
70 Eps. 70
71 Eps. 71
72 Eps. 72
73 Eps. 73
74 Eps. 74
75 Eps. 75
76 Eps. 76
77 Eps. 77
78 Eps. 78
79 Eps. 79
80 Eps. 80
81 Eps.81
82 eps. 82
83 Eps.83
84 Eps. 84
85 Eps. 85
86 Eps. 86
87 Eps. 87
88 Eps.88
89 Eps.89
90 Eps.90
91 Eps. 91
92 Eps. 92
93 Eps. 93
94 Eps. 94
95 Eps. 95
96 Eps. 96
97 Eps. 97
98 Eps. 98
99 Eps. 99
100 Eps. 100
101 eps. 101
102 Eps.102
103 Eps.103
104 Eps. 104
105 Eps. 105
106 Eps. 106
107 Eps. 107
108 Eps. 108
109 Eps. 109
110 LUNARA
111 PENGUMUMAN
112 KARYAKU YANG LAIN
113 NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Reinaldo
2
Bertemu Lunara
3
Latihan Kemandirian
4
Keresahan Jun
5
Asisten Rumah Tangga Baru
6
Rencana Perjodohan Luna
7
Berdebar Gak Sih?
8
Penolakan Rein
9
Luna Takut, Bang
10
Kecemburuan Jun
11
Kecemburuan Jun-2
12
Ingkar Janji
13
Gak Lebih Berarti
14
Sydney
15
Persahabatan
16
Bertemu Hana Kembali
17
Pria Tua?
18
Emerald Project
19
Tidur Bersama
20
Pelakor Kecil
21
Eps. 21
22
Eps. 22
23
Eps. 23
24
Eps. 24
25
Eps. 25
26
Eps. 26
27
Eps. 27
28
Eps. 28
29
Eps. 29
30
Eps. 30
31
Eps. 31
32
Eps. 32
33
Eps. 33
34
Eps. 34
35
Eps. 35
36
Eps. 36
37
Eps. 37
38
Eps. 38
39
Eps. 39
40
Eps. 40
41
Eps. 41
42
Eps. 42
43
Eps. 43
44
Eps. 44
45
Eps. 45
46
Eps. 46
47
Eps. 47
48
Eps 48
49
Eps. 49
50
Eps. 50
51
Eps. 51
52
Eps. 52
53
Eps. 53
54
Eps. 54
55
Eps. 55
56
Eps. 56
57
Eps. 57
58
Eps 58
59
Eps. 59
60
Eps. 60
61
Eps. 61
62
Eps. 62
63
Eps. 63
64
Eps. 64
65
Eps. 65
66
Eps. 66
67
Eps. 67
68
Eps. 68
69
Eps. 69
70
Eps. 70
71
Eps. 71
72
Eps. 72
73
Eps. 73
74
Eps. 74
75
Eps. 75
76
Eps. 76
77
Eps. 77
78
Eps. 78
79
Eps. 79
80
Eps. 80
81
Eps.81
82
eps. 82
83
Eps.83
84
Eps. 84
85
Eps. 85
86
Eps. 86
87
Eps. 87
88
Eps.88
89
Eps.89
90
Eps.90
91
Eps. 91
92
Eps. 92
93
Eps. 93
94
Eps. 94
95
Eps. 95
96
Eps. 96
97
Eps. 97
98
Eps. 98
99
Eps. 99
100
Eps. 100
101
eps. 101
102
Eps.102
103
Eps.103
104
Eps. 104
105
Eps. 105
106
Eps. 106
107
Eps. 107
108
Eps. 108
109
Eps. 109
110
LUNARA
111
PENGUMUMAN
112
KARYAKU YANG LAIN
113
NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!