Kecemburuan Jun

Keesokan harinya sepulang sekolah, Junior kembali menemani Lunara naik Bus Trans Jakarta. Sebenarnya Cecilia tadi menawarkan kepada Junior untuk pulang bersama dirinya dan juga Rey, sepupunya. Namun Junior menolaknya, dengan alasan akan dijemput oleh ibunya.

Hari berikutnya pun Junior melakukan hal yang sama. Hari ini sudah tiga hari Junior menemani Lunara naik bus sepulang sekolah. Seperti janji Lunara dengan ayahnya, Junior hanya boleh menemaninya naik bus, selama tiga hari saja.

"Besok hati-hati ya Dek," ucap Junior, saat mereka baru saja tiba di Halte Bus Trans Jakarta.

"Iya Bang ... tenang aja," ucap Lunara sambil menepuk-nepuk lengan Junior. Junior hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya.

"Bang, traktir jajan dong. Luna pengen batagor, siomay, dan es dawet, hehe ...."

"Yaudah yuk ... kita pulang petang aja ya," ajak Junior. Lunara pun mengangguk setuju. Tidak lupa, Lunara memberitahukan kepada ibunya, kalau dia akan pulang terlambat.

Junior dan Lunara berjalan ke sekitar taman, yang memang dekat dengan halte di mana mereka turun tadi. Mereka pun menyusuri jalanan di sekitar taman itu, sambil membeli jajanan yang diinginkan oleh Lunara.

Setelah menghabiskan seporsi batagor, Lunara mengajak Junior berjalan ke gerobak penjual nasi goreng.

"Gak jadi makan siomay? Memangnya sehabis makan batagor, kamu sanggup makan nasi goreng lagi?" tanya Junior heran.

"Lunara Erlangga itu orang Indonesia sejati Bang, gak kenyang kalau belum makan nasi, hahaha ...," ucap Lunara terbahak. Junior hanya bisa tersenyum dan mengacak kecil rambut Lunara.

Junior pun berjalan menuju gerobak penjual nasi goreng, sambil merangkul pundak gadis itu. Lunara memesan satu porsi nasi goreng, yang akan dimakan oleh mereka berdua.

"Habis makan, kita ke rumah kaca yuk Dek, siapa tau lagi ada pertunjukan seni atau apa gitu," ajak Junior. Lunara pun menyetujui ajakan Junior.

Selesai memakan nasi goreng, mereka kembali berjalan menuju taman itu. Taman dengan luas tiga puluh hektar itu, ditanam dengan seribu pohon. Ada tiga puluh jenis pohon dan tanaman hias kainnya di sana, sehingga taman yang rindang itu, layaknya oase di tengah teriknya pusat ibu kota.

Taman luas itu memiliki banyak fasilitas, salah satunya adalah rumah kaca. Ada dua buah rumah kaca di sana. Biasanya di rumah kaca ini, digunakan sebagai tempat pameran lukisan seniman-seniman lokal.

Selain lukisan, terkadang di rumah kaca itu juga ada pameran foto bagus dan unik, hasil jepretan photographer lokal. Bahkan pagelaran seni seperti teater dan pembacaan puisi, juga sering dilakukan di sana.

Dengan penuh semangat, Junior dan Lunara berjalan memasuki taman itu, menuju rumah kaca.

"Abang, foto Luna di sini dong!" ucap Lunara, sambil memberikan ponselnya kepada Junior.

"Pakai ponsel Abang aja." Junior pun langsung mengeluarkan ponselnya dan memotret Lunara. Selesai Junior memotretnya, Lunara pun berlari kecil menghampiri Junior.

"Luna dekil banget ya Bang, hehe...," ucap Lunara saat melihat hasil foto pada ponsel Junior.

"Bagi abang, Lunara Erlangga selalu cantik dan imut kok," ucap Junior sambil merangkul pundak Lunara.

"Duh, bisa aja anaknya papa Chicko, hahaha ...," ucap Lunara sambil tertawa. Junior pun ikut tertawa bersama Lunara.

Setelah itu mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka menuju rumah kaca. Dan benar saja, saat ini sedang ada pameran lukisan di sana. Lunara yang sangat menyukai lukisan, berjalan lebih dulu dan meninggalkan Junior menuju lukisan-lukisan yang terpajang di sana.

Lunara selalu merasa takjub ketika melihat lukisan, karena menurut Lunara, seni lukis merupakan hal tersulit untuk dilakukan. Sedangkan Junior hanya menatap Lunara yang tengah memperhatikan lukisan-lukisan itu dengan serius.

Sebenarnya sampai saat ini, abang masih belum sanggup untuk meninggalkan kamu, Luna. gumam Junior dalam hati, sambil menghela nafas beratnya.

"Eh ... ada apa itu? Seperti ada life drawing di sana," ucap Lunara. Gadis itu kemudian bergegas menuju seorang pria yang sedang melukis model di depannya. Sedangkan Junior hanya mengikuti Lunara dengan langkah yang lebih lambat, sambil menatap sendu punggung gadis yang dicintainya itu.

"Kak Rein!" ucap Lunara dengan mata melebar, saat dilihatnya bahwa pria yang sedang melakukan life drawing itu adalah Reinaldo, karyawan kesayangan ayahnya.

Sedangkan Junior yang mendengar pekikan suara Lunara, berlari kecil menghampiri gadis itu.

"Kak Rein? Apa Reinaldo yang dijodohkan oleh daddy Yoo?" ucap Junior pelan sembari berlari kecil menghampiri Lunara.

"Kak Rein bisa melukis? memang jam segini sudah pulang kerja? Kakak sering melukis di sini? Luna bo—"

"Stop!" ucap Reinaldo tanpa menoleh ke arah Lunara. Reinaldo kemudian menghampiri model yang di gambarnya tadi, dan memberikan hasil karyanya kepada model itu.

"Gue sudah izin pulang lebih cepat dengan pak Nico," ucap Reinaldo masih tidak melihat ke arah Lunara dan melanjutkan menggambar dengan model yang sudah berbeda.

Dalam waktu tidak sampai lima menit, Reinaldo telah menyelesaikan gambarnya. Lunara saat ini berdiri di sisi sebelah kanan Reinaldo yang sedang menggambar. Dia melihat dengan mulut ternganga, merasa takjub, karena dalam waktu sesingkat itu, Reinaldo bisa menghasilkan gambar yang sangat bagus.

"Kak ... Luna mau dilukis juga, boleh ya ... ya, ya, ya!" ucap Luna sedikit memaksa.

"Ngantri," jawab Reinaldo singkat, hingga membuat Lunara memberengut menatap Reinaldo yang tidak menoleh sedikit pun sedari tadi.

Angkuh banget karyawan daddy, sama sekali tidak cocok dengan Luna! gumam Junior dalam hati, sambil menatap kesal kepada Reinaldo.

"Sudah Kak, kita gantian saja. Jadi Kak Rein bisa membuat sketsa si adik imut ini," ucap salah satu anggota Klub Melukis, di Universitas tempat Reinaldo berkuliah dulu.

"Sikat Kak, cantik banget itu. Jangan jomblo terus, sikat gih, sikaaat ...." Reinaldo hanya menatap malas kepada adik tingkatnya yang tengah berbisik itu.

Reinaldo pun menghela napas kasar, kemudian langsung beranjak dari kursinya, sambil membawa alat untuk menggambar sketsa.

"Yuk."

"Kemana Kak?" tanya Lunara yang berjalan mengikuti Reinaldo di belakangnya. Bahkan Lunara meninggalkan Junior yang sedang terpaku di sana, di samping pelukis yang tadi menggantikan tugas Reinaldo.

"Kak, mau kemana?" tanya Lunara lagi.

Mendengar pertanyaan Lunara, Reinaldo menghentikan langkahnya hingga Lunara hampir saja menubruk punggung pria itu. Lunara pun berjalan dan berdiri di samping Reinaldo.

"Masih mau di lukis gak?" tanya Reinaldo datar. Lunara pun mengangguk riang.

Reinaldo menunjukkan sebuah bangku taman, di mana dia akan duduk dan menggambar Lunara. Kemudian dia meminta kepada gadis imut itu untuk berdiri sejauh dua meter dari depan bangku itu. Lunara pun mengangguk dan mengikuti arahan dari Reinaldo.

Saat Lunara sudah berdiri dan siap untuk digambar, Junior berlari kecil menghampiri Lunara dan merangkul pundaknya.

"Ketemu cowok tampan, abang yang gak seberapa ini langsung ditinggalkan," ucap Junior sambil melirik tajam kepada Lunara.

"Luna cuma mau dilukis sebentar kok Bang. Gak apa-apa ya, hehe ...," ucap Lunara.

"Yaudah ... dilukis berdua aja ya, Dek," pinta Junior, dan Lunara mengangguk senang dan tersenyum kepada Junior.

Reinaldo yang hendak mulai menggambar sketsa Lunara, merasa heran ketika dia melihat dua pasang sepatu ada di depannya.

Reinaldo mengangkat wajahnya, dan menatap seorang pria yang tengah merangkul Lunara.

"Kita dilukis berdua aja, Kak," ucap Junior.

"Maaf, saya tidak bisa menggambar sketsa dua orang dalam waktu tiga menit, bergantian saja," ucap Reinaldo datar, sambil menatap Junior.

"Yaudah, kalau gitu Luna yang dilukis terlebih dulu ya Bang. Setelah itu bergantian dengan Abang," ucap Lunara. Entah kenapa Junior merasakan nyeri di dadanya mendengar ucapan gadis itu.

Apalagi saat Reinaldo sudah menyelesaikan gambar sketsanya, Lunara menghampiri Reinaldo dengan riang, kemudian menatap takjub dengan hasil karya Reinaldo.

Mata kamu berbinar Lun. Binar itu karena lukisannya atau pelukisnya? apa kamu benar-benar tidak membutuhkan abang lagi, Dek. gumam Junior dalam hati, sambil terus menatap lekat Lunara yang tengah takjub melihat gambar sketsa dirinya.

"Kak, gambar Luna lagi dong ... Luna mau pasang gaya yang lain!" ucap Luna bersemangat.

"Gantian lah, tuh udah ada yang antri," ucap Reinaldo sambil mengangkat dagunya menunjuk Junior.

"Oh iya, Bang Jun belom ya, hehe ...," ucap Lunara.

"Yuk Bang ... berdiri di sana, biar digambar kak Rein" ucap Lunara yang membuyarkan lamunan Junior.

"Gue gak usah lah, turuti aja permintaan Luna. Gambar dia sekali lagi," ucap Junior sambil membalas tatapan Reinaldo.

Lunara pun melompat senang, "terimakasih Bang Jun ...," ucap Lunara sambil melompat. Reinaldo pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Lunara.

"Gue hanya menggambar satu orang, satu sketsa. Kalau gitu gue permisi, mau balik ke sana lagi," ucap Reinaldo yang kemudian melangkah kembali bersama teman-temannya.

"Kak Rein kok gitu sih, satu kali lagi aja Kak," rengek Lunara. Namun Reinaldo mengabaikan rengekan gadis itu dan terus berjalan meninggalkan Lunara dan Junior.

"Huuu ... dasar pria tua menyebalkan!" ucap Lunara pelan dengan wajah memberengut, setelah Reinaldo menjauh dari mereka.

Tapi senyum Lunara kembali merekah, ketika kembali melihat hasil karya Reinaldo.

"Pulang yuk Lun, gue capek," ucap Junior kesal.

"Yaudah, yuk pulang," ucap Lunara dengan senyum merekah. Lunara pun menyimpan dengan baik, hasil karya Reinaldo tadi ke dalam tasnya.

"Pamit ke kak Rein dulu yuk, Bang." Mendengar itu, Junior langsung melirik tajam kepada Lunara, tatapan yang tidak pernah Lunara lihat sebelumnya. Lunara hanya terdiam karena merasa takut dengan tatapan Junior itu.

"Harus banget ya pamit dengan dia?" tanya Junior datar, dan masih dengan tatapan tajam dan rahang mengeras.

"Gak enaklah Bang. 'Kan kita kenal, masa gak pamit," ucap Lunara lembut. Namun ucapan lembut gadis itu tidak ditanggapinya, Junior pun membuang pandangannya ke sembarang arah.

"Yasudah kalau Abang gak mau, biar Luna pamit sendiri aja ya." Lunara pun hendak berjalan untuk menghampiri Reinaldo, tetapi Junior langsung menggenggam tangan gadis itu, dan sedikit menariknya. Junior terus menarik tangan Lunara yang kini ada di genggamannya, hingga ke pangkalan ojek.

Tidak seperti dua hari belakangan, hari ini Junior tidak ikut berhenti di rumah Lunara. Pengemudi ojek yang di tumpangi oleh Junior, hanya berjalan melewati rumah Lunara. Bahkan Junior tidak mau menatap Lunara saat itu.

Lunara hanya bisa menatap Junior yang telah menjauh dari pandangannya.

"Abang kenapa sih?" gumam Luna bingung.

 

Alhamdulillah udah masuk episode 10.

Masih episode-episode galaunya Junior Faresta yang gak jelas mau-nya apa 😂

Kamu team siapa?

#TeamReiNa (Rein - Luna)

Atau ...

#TeamJuNa (Jun - Luna)

Kalau Author masih teamnya Daddy Yoo 😳

.

.

.

...Terimakasih sudah membaca 💕...

...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......

...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...

...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...

Terpopuler

Comments

Ida Rubaedah

Ida Rubaedah

apa salahnya sih Yun.. ngaku cinta ma luna .
kalau gk boleh dekat ma orang lain....
jangan muna. weww.. 😁😁

2022-10-04

1

Itin

Itin

Reina... aku team Reina 🥰

2021-12-03

1

Suri Ani

Suri Ani

jun luna....

2021-07-21

2

lihat semua
Episodes
1 Reinaldo
2 Bertemu Lunara
3 Latihan Kemandirian
4 Keresahan Jun
5 Asisten Rumah Tangga Baru
6 Rencana Perjodohan Luna
7 Berdebar Gak Sih?
8 Penolakan Rein
9 Luna Takut, Bang
10 Kecemburuan Jun
11 Kecemburuan Jun-2
12 Ingkar Janji
13 Gak Lebih Berarti
14 Sydney
15 Persahabatan
16 Bertemu Hana Kembali
17 Pria Tua?
18 Emerald Project
19 Tidur Bersama
20 Pelakor Kecil
21 Eps. 21
22 Eps. 22
23 Eps. 23
24 Eps. 24
25 Eps. 25
26 Eps. 26
27 Eps. 27
28 Eps. 28
29 Eps. 29
30 Eps. 30
31 Eps. 31
32 Eps. 32
33 Eps. 33
34 Eps. 34
35 Eps. 35
36 Eps. 36
37 Eps. 37
38 Eps. 38
39 Eps. 39
40 Eps. 40
41 Eps. 41
42 Eps. 42
43 Eps. 43
44 Eps. 44
45 Eps. 45
46 Eps. 46
47 Eps. 47
48 Eps 48
49 Eps. 49
50 Eps. 50
51 Eps. 51
52 Eps. 52
53 Eps. 53
54 Eps. 54
55 Eps. 55
56 Eps. 56
57 Eps. 57
58 Eps 58
59 Eps. 59
60 Eps. 60
61 Eps. 61
62 Eps. 62
63 Eps. 63
64 Eps. 64
65 Eps. 65
66 Eps. 66
67 Eps. 67
68 Eps. 68
69 Eps. 69
70 Eps. 70
71 Eps. 71
72 Eps. 72
73 Eps. 73
74 Eps. 74
75 Eps. 75
76 Eps. 76
77 Eps. 77
78 Eps. 78
79 Eps. 79
80 Eps. 80
81 Eps.81
82 eps. 82
83 Eps.83
84 Eps. 84
85 Eps. 85
86 Eps. 86
87 Eps. 87
88 Eps.88
89 Eps.89
90 Eps.90
91 Eps. 91
92 Eps. 92
93 Eps. 93
94 Eps. 94
95 Eps. 95
96 Eps. 96
97 Eps. 97
98 Eps. 98
99 Eps. 99
100 Eps. 100
101 eps. 101
102 Eps.102
103 Eps.103
104 Eps. 104
105 Eps. 105
106 Eps. 106
107 Eps. 107
108 Eps. 108
109 Eps. 109
110 LUNARA
111 PENGUMUMAN
112 KARYAKU YANG LAIN
113 NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Reinaldo
2
Bertemu Lunara
3
Latihan Kemandirian
4
Keresahan Jun
5
Asisten Rumah Tangga Baru
6
Rencana Perjodohan Luna
7
Berdebar Gak Sih?
8
Penolakan Rein
9
Luna Takut, Bang
10
Kecemburuan Jun
11
Kecemburuan Jun-2
12
Ingkar Janji
13
Gak Lebih Berarti
14
Sydney
15
Persahabatan
16
Bertemu Hana Kembali
17
Pria Tua?
18
Emerald Project
19
Tidur Bersama
20
Pelakor Kecil
21
Eps. 21
22
Eps. 22
23
Eps. 23
24
Eps. 24
25
Eps. 25
26
Eps. 26
27
Eps. 27
28
Eps. 28
29
Eps. 29
30
Eps. 30
31
Eps. 31
32
Eps. 32
33
Eps. 33
34
Eps. 34
35
Eps. 35
36
Eps. 36
37
Eps. 37
38
Eps. 38
39
Eps. 39
40
Eps. 40
41
Eps. 41
42
Eps. 42
43
Eps. 43
44
Eps. 44
45
Eps. 45
46
Eps. 46
47
Eps. 47
48
Eps 48
49
Eps. 49
50
Eps. 50
51
Eps. 51
52
Eps. 52
53
Eps. 53
54
Eps. 54
55
Eps. 55
56
Eps. 56
57
Eps. 57
58
Eps 58
59
Eps. 59
60
Eps. 60
61
Eps. 61
62
Eps. 62
63
Eps. 63
64
Eps. 64
65
Eps. 65
66
Eps. 66
67
Eps. 67
68
Eps. 68
69
Eps. 69
70
Eps. 70
71
Eps. 71
72
Eps. 72
73
Eps. 73
74
Eps. 74
75
Eps. 75
76
Eps. 76
77
Eps. 77
78
Eps. 78
79
Eps. 79
80
Eps. 80
81
Eps.81
82
eps. 82
83
Eps.83
84
Eps. 84
85
Eps. 85
86
Eps. 86
87
Eps. 87
88
Eps.88
89
Eps.89
90
Eps.90
91
Eps. 91
92
Eps. 92
93
Eps. 93
94
Eps. 94
95
Eps. 95
96
Eps. 96
97
Eps. 97
98
Eps. 98
99
Eps. 99
100
Eps. 100
101
eps. 101
102
Eps.102
103
Eps.103
104
Eps. 104
105
Eps. 105
106
Eps. 106
107
Eps. 107
108
Eps. 108
109
Eps. 109
110
LUNARA
111
PENGUMUMAN
112
KARYAKU YANG LAIN
113
NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!