Penolakan Rein

Hari ini adalah hari pertama Lunara akan pulang sekolah dengan menaiki Bus Trans Jakarta. Semua orang mewanti-wanti Lunara, agar selalu berhati-hati dan waspada selama perjalanan pulang.

Junior yang berjanji akan menemani hari pertama Lunara naik Trans Jakarta pun, hari ini tidak membawa sepeda motor kesayangannya ke sekolah. Sehingga hari ini, Junior berangkat ke sekolah dengan menggunakan jasa ojek online. Bahkan ketika di persimpangan jalan, dia juga bertemu Lunara yang juga menaiki ojek online. Mereka pun berjalan beriringan sampai ke sekolah.

"Kok naik ojek Bang?" tanya Lunara ketika mereka baru saja tiba bersama di sekolah.

"Kan nanti pulangnya mau menemani Adek tersayang naik Bus Trans Jakarta," jawab Junior seraya menaik turunkan alisnya.

"Cecilia gimana?"

"Abang udah bilang kok, kalau sepeda motor abang lagi di bengkel, jadi dia bisa pulang dan pergi sekolah bareng dengan Rey," Jawab Junior sambil merangkul pundak Lunara. Junior bahkan mengantarkan Lunara hingga ke kelasnya.

Wanita seisi kelas langsung heboh melihat Junior yang mengantar Lunara ke kelas.

"Tumben babang tamvan nganter lu ke kelas Lun? Lagi bertengkar sama kak Cecilia ya? Atau malah sudah putus hubungan?" tanya Lidya penasaran.

"Haduuuh ... jelek banget do'a lu, Lidya. Jangan ngarepin abang gue deh, dia cinta mati sama Cecilia," ucap Lunara tegas.

"Kok lu bisa bilang cinta mati sih Lun?" timpal teman Lunara yang lain.

"Kita berdua itu seharusnya melanjutkan pendidikan ke University Of Sydney, almamater orang tua kita, tapi dia lebih memilih ke Oxford University bareng kak Cecilia. Apalagi namanya kalau tidak cinta mati," jelas Lunara.

Beberapa teman Lunara mendengus kecewa mendengarkannya. Sedangkan Lunara malah terkekeh melihat teman-temannya yang sering disebut oleh Lunara, sebagai para bucin babang tamvan.

Junior memang banyak penggemar di sekolahnya. Karena bukan hanya berparas tampan, dia juga selalu berprestasi, baik di bidang akademik ataupun olahraga. Bahkan semenjak kelas dua belas, Junior menjadi ketua tim basket di sekolahnya.

Begitu juga dengan Cecilia. Jika Junior selalu juara umum di jurusan IPA, Cecilia selalu juara umum di jurusan Bahasa. Sehingga pasangan Junior dan Cecilia selalu dianggap pasangan terbaik sepanjang sejarah oleh para siswa, bahkan oleh para guru.

...*...

Sementara itu di PT. Putra Erl, Yohan Erlangga memanggil Reinaldo ke ruangan kerjanya. Yohan menjelaskan maksud dirinya menghubungi Reinaldo tempo hari.

"Jadi Bapak membohongi Lunara? Bapak mengatakan kalau saya menyetujui untuk menikah dengan Lunara kalau dia gagal pada tes kemandiriannya?" tanya Reinaldo dengan tegang. Yohan Erlangga pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Rasanya Yohan ingin terkekeh melihat ekspresi Reinaldo saat ini. Terlihat jelas ketegangan di wajah pria itu.

"Jangan lupa bernafas Rein," ucap Yohan menahan tawanya.

"Pak, seandainya Lunara gagal, saya ... saya, tidak bisa —"

"Iya ... iya ... saya tau, kamu pasti akan menolak anak saya. Kenapa sih Rein? anak saya itu cantik, baik hati loh dia, pintar juga. Kamu mencari wanita yang seperti apa lagi, Lunara itu sempurna," ucap Yohan Erlangga yang sedikit terluka karena anaknya ditolak oleh Reinaldo.

"Lunara bukan tipe wanita idaman saya, Pak," jawab Reinaldo tegas hingga membuat Yohan Erlangga mendengus kesal.

"Saya akan ingat loh kata-kata kamu itu, Rein. Kalau suatu saat kamu menyukai Lunara, saya yang akan menolak kamu," ucap Yohan Erlangga.

"Maaf Pak, bukan maksud saya menyinggung perasaan Bapak," jawab Reinaldo segan.

"Iya ... iya ... tidak apa-apa. Saya juga tau kalau perasaan tidak bisa dipaksa. Kamu persiapkan saja diri kamu untuk menetap di Singapore selama tiga bulan."

"Baik Pak, untuk keperluan pekerjaan yang akan saya bawa ke Singapore sudah saya persiapkan semua kok, Pak," jawab Reinaldo.

"Oke, Good. Pastikan semuanya berjalan lancar di sana."

"Baik Pak."

Setelah selesai membicarakan tentang proyek yang akan ditangani oleh Reinaldo di Singapore, Reinaldo pun meninggalkan ruangan Yohan.

Awas saja kamu Rein, kalau Lunara sudah dewasa dan memesona. Jangan sampai kamu tergoda. Cih! ucap Yohan Erlangga yang masih merasa kesal dengan sikap Reinaldo yang terang-terangan menolak anaknya, Lunara.

...* *...

Sementara itu, sepulang sekolah, Lunara ditemani oleh Junior berjalan menuju halte Bus Trans Jakarta, yang ada di dekat sekolah mereka.

"Kita transit di Halte Kuningan Barat, Dek. Diingat ya, jangan sampai kamu lupa, nanti nyasar," ucap Junior sehabis dia menanyakan kepada petugas di Bus Trans Jakarta.

Lunara pun mengangguk, tersenyum dan menunjukkan dua jempolnya kepada Junior. Lunara dan Junior sekarang tengah menunggu kedatangan Bus Trans Jakarta.

Mereka pun menaiki bus pertama yang melintas, kemudian turun di Halte Persinggahan Kuningan Barat.

"Ya ampun Baang ... kapan berakhirnya ini jembatan, Bang?" ucap Lunara ketika melintasi jembatan penyeberangan dari Halte Kuningan Barat menuju Halte Kuningan Timur, yang jaraknya diperkirakan hampir 500 meter.

"Biar seru dan gak berasa capek, gimana kalau Luna kejar Abang, Yuk. Satu ... dua —"

"Please deh Bang, jangan seperti anak kecil. Kalau kita berlarian di jembatan, itu namanya mengganggu ketertiban umum!" ucap Lunara.

"Oh iya, hehe ... terkadang abang suka lupa kalau Lunara Erlangga sudah dewasa," ucap Junior, sambil merangkul pundak Lunara.

Mereka pun terus berjalan, menyusuri jembatan penghubung antara Kuningan Barat dengan Kuningan Timur, agar mereka bisa berpindah dan menaiki Bus Trans Jakarta menuju halte yang tidak jauh dari rumah mereka.

Tiba-tiba Lunara menghentikan langkahnya, "lihat ke bawah deh Bang, biasanya Luna melintas di bawah jembatan ini. Naik mobil, disupirin oleh pak Narto. Tinggal duduk manis, gak kepanasan, tanpa tau aktivitas di atas jembatan ini. Tanpa tau ternyata orang-orang setiap hari bekerja melintasi jembatan sepanjang ini," ucap Luna menatap takjub kepada orang-orang yang melewatinya karena dirinya dan Junior berjalan dengan lambat.

"Luna harus berterima kasih nih dengan Kak Rein," ucap Lunara tersenyum dan sambil terus berjalan, meninggalkan Junior yang sedang terpaku mendengar pernyataan Lunara.

Apa kamu sudah mulai menyukai pria itu Lun? gumam Junior dalam hati, saat melihat Lunara yang tengah berjalan riang.

"Bang! Kok diam aja di situ?" tanya Lunara bingung. Junior pun berjalan cepat menghampiri Lunara. Mereka kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka menyebrangi jembatan itu.

"Akhirnya sampai juga setelah hampir sepuluh menit berjalan," ucap Luna dengan nafas terengah-engah.

"Kalau Luna gak sanggup, bilang daddy aja Dek," ucap Junior sambil menatap iba kepada Lunara.

"Abang mau kalau Luna dinikahkan dengan Kak Rein?" tanya Luna sambil berdecak pinggang.

"Gak lah Dek!" jawab Junior tegas.

"Maka dari itu, Abang jangan menyuruh Luna untuk menyerah atau mengeluh kepada daddy. Luna gak mau menikahi pria tua menyebalkan itu!" ucap Lunara ketika mereka sedang menanti Bus Trans Jakarta kembali.

"Pria tua menyebalkan? pria bernama Reinaldo itu, maksudnya?" tanya Junior dan dijawab anggukan oleh Lunara.

"Memangnya dia sudah tua?" tanya Junior penasaran.

"Tidak terlalu tua sih kelihatannya. Tapi kata daddy, dia itu magister. Kemungkinan usia dia tujuh tahun di atas kita," jelas Lunara. Junior hanya mengangguk pelan mendengarnya.

Tidak lama setelah perbincangan itu, bus yang mereka nanti pun tiba. Tidak terlalu lama di perjalanan, mereka sampai di tempat tujuan. Wajah Lunara terlihat sangat lelah, setelah sebelumnya berjalan dari sekolah menuju halte bus, kemudian harus transit dan berjalan jauh di halte transit, serta harus berdiri sedari awal menaiki bus.

Junior menatap iba kepada Lunara yang terlihat sangat kelelahan itu. Tidak bisa dibayangkannya, kalau Lunara akan menjalani hari-harinya selama enam bulan dengan penuh kesusahan seperti itu. Dan yang lebih membuatnya merasa bersalah, karena ini semua akibat ulahnya yang telah mengingkari janji.

"Mau istirahat di taman dulu, Dek? Kamu lelah banget sepertinya."

"Gak lah, Bang. Biar sekalian istirahat di rumah aja," ucap Lunara. Junior pun hanya bisa mengangguk kecil, mengiyakan pernyataan Lunara.

Mereka pun berjalan menuju pangkalan ojek, yang berada di sekitar taman tersebut. Junior meminta pengemudi ojek yang ditumpanginya, untuk berjalan mengikuti ojek yang ditumpangi oleh Lunara.

Ojek yang ditumpangi Junior pun ikut berhenti, ketika mereka tiba di rumah keluarga Erlangga.

"Abang mau mampir dulu?" ucap Lunara ketika dia sudah turun dari sepeda motor ojek yang ditumpanginya.

"Gak deh, Abang —"

'Tiinn'

Terdengar suara klakson menyapa mereka. Ternyata itu adalah suara klakson mobil yang dikendarai oleh Yohan Erlangga, yang baru saja kembali dari kantornya. Yohan pun membuka kaca jendela mobilnya dan menyapa Junior dan juga Lunara.

"Ooh ... diantar oleh babang Yuyun, toh." Bibir Lunara langsung berkerut mendengar ucapan ayahnya itu.

"Dad ... please lah! Ini pertama kalinya Lunara naik bus," ucap Junior sambil menatap sinis ayahnya Lunara itu, dari atas sepeda motor.

"Okey ... kali ini nilainya tidak daddy kurangi, tapi kalau besok ketauan masih diantar sama bang Jun, ke Sydney-nya daddy batalkan. Dan kamu langsung bertunangan dengan Rein, sebelum dia berangkat ke Singapore besok lusa," ucap Yohan memberi peringatan. Junior langsung menatap geram, menahan amarahnya kepada ayah kandungnya Lunara itu.

Tanpa pamit dan permisi, Junior langsung meminta pengemudi ojek yang ditumpanginya itu untuk melajukan sepeda motornya. Yohan menatap kepergian Junior dengan senyuman.

"Sini masuk, biar daddy antar sampai ke dalam rumah, jarang-jarang 'kan kamu menikmati naik mobil mewah, hahaha ...," ucap Yohan mengejek Lunara. Dengan langkah gontai, Lunara pun masuk ke dalam mobil ayahnya itu.

"Besok jangan mau diantar bang Jun lagi, nanti kamu di Sydney sendirian. Abangmu itu tidak akan menemani kamu di sana. Kamu mengerti Luna?"

"Iya Daddy," jawab Lunara, yang kemudian turun dari mobil ayahnya, ketika mobil itu sudah terparkir di garasi rumahnya.

Lunara pun berjalan memasuki rumahnya. Ketika hendak menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua, Mikayla, ibunya Lunara pun memanggilnya.

"Duh, anak gadis mommy yang sudah mandiri. Gimana pengalaman pertama naik Bus Trans Jakarta?" tanya Mikayla dengan antusias.

"Lelah Mom. Jembatan di halte transit tadi, panjang banget. Luna baru bisa menyebranginya dalam waktu sepuluh menit," jawab Lunara dengan wajah lesu.

"Jadi apa mau menyerah aja nih, biar besok Daddy atur untuk pertemuan dengan keluarganya Rein, biar kalian cepat bertunangan," ucap Yohan yang baru saja menghampiri istri dan anaknya yang tengah berbincang.

"Hal itu hanya ada di dalam angan-angan Daddy saja!" jawab Lunara, kemudian bergegas menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Lunara langsung merebahkan badannya, begitu dia melihat kasur yang terhampar di depan dirinya.

"Haaah ... lelahnya. Seperti ini ya, yang orang-orang itu rasakan setiap hari. Berdiri sepanjang perjalanan dan melintasi jembatan yang jauhnya seperti ingin mengambil kitab suci ke Barat. Mereka semua hebat banget!" ucap Lunara sebelum akhirnya tertidur, dengan masih menggunakan seragam sekolahnya.

Sementara itu, orang tua Lunara masih membahas perihal anak manjanya.

"Aku takut Luna tertekan sayang. Apa kita tidak terlalu keras ya?" tanya Yohan dengan wajah resah.

"Luna itu kelihatannya aja manja, Beb. Tapi dia itu anak yang tegar, anak yang kuat jiwanya. Kamu sudah lihat kan, selama satu bulan ini dia sudah berubah jauh sekali," jelas Mikayla.

"Aku ingin Luna menggapai cita-citanya, Beb. Aku tidak mau dia mengalah dengan keadaan," sambung Mikayla.

"Iya sayang. Aku mau Luna sehebat kamu, sayang. Biar dia bisa mendapatkan pria sehebat aku, hehe ...," ucap Yohan sambil memeluk manja istrinya.

"Idiih ... ujung-ujungnya malah memuji diri sendiri. Merasa lelaki paling sempurna kamu ya, Paman Yoo!" ucap Mikayla, melepaskan pelukan suaminya itu, kemudian bertolak pinggang.

"Ooh, jelas dong sayang ... bagaimana mungkin kamu jatuh ke pelukanku, kalau bukan karena paman Yoo mu ini lelaki yang sempurna!" ucap Yohan menyombongkan diri, sambil bersidekap dan menatap istrinya.

 

Hayoo ... Siapa yang kangen Daddy Yoo???

👆 Saya ... Saya ...

Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkw

...Terimakasih sudah membaca 💕...

...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......

...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...

...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...

Terpopuler

Comments

Mamahnya Rifda Maharani

Mamahnya Rifda Maharani

visual rein dong

2021-06-08

1

Emmaniez

Emmaniez

gong Yoo oppa😍

2021-01-08

1

@azma@

@azma@

uncle Yoo no.1 ... 😍😍😍😍😍

2021-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Reinaldo
2 Bertemu Lunara
3 Latihan Kemandirian
4 Keresahan Jun
5 Asisten Rumah Tangga Baru
6 Rencana Perjodohan Luna
7 Berdebar Gak Sih?
8 Penolakan Rein
9 Luna Takut, Bang
10 Kecemburuan Jun
11 Kecemburuan Jun-2
12 Ingkar Janji
13 Gak Lebih Berarti
14 Sydney
15 Persahabatan
16 Bertemu Hana Kembali
17 Pria Tua?
18 Emerald Project
19 Tidur Bersama
20 Pelakor Kecil
21 Eps. 21
22 Eps. 22
23 Eps. 23
24 Eps. 24
25 Eps. 25
26 Eps. 26
27 Eps. 27
28 Eps. 28
29 Eps. 29
30 Eps. 30
31 Eps. 31
32 Eps. 32
33 Eps. 33
34 Eps. 34
35 Eps. 35
36 Eps. 36
37 Eps. 37
38 Eps. 38
39 Eps. 39
40 Eps. 40
41 Eps. 41
42 Eps. 42
43 Eps. 43
44 Eps. 44
45 Eps. 45
46 Eps. 46
47 Eps. 47
48 Eps 48
49 Eps. 49
50 Eps. 50
51 Eps. 51
52 Eps. 52
53 Eps. 53
54 Eps. 54
55 Eps. 55
56 Eps. 56
57 Eps. 57
58 Eps 58
59 Eps. 59
60 Eps. 60
61 Eps. 61
62 Eps. 62
63 Eps. 63
64 Eps. 64
65 Eps. 65
66 Eps. 66
67 Eps. 67
68 Eps. 68
69 Eps. 69
70 Eps. 70
71 Eps. 71
72 Eps. 72
73 Eps. 73
74 Eps. 74
75 Eps. 75
76 Eps. 76
77 Eps. 77
78 Eps. 78
79 Eps. 79
80 Eps. 80
81 Eps.81
82 eps. 82
83 Eps.83
84 Eps. 84
85 Eps. 85
86 Eps. 86
87 Eps. 87
88 Eps.88
89 Eps.89
90 Eps.90
91 Eps. 91
92 Eps. 92
93 Eps. 93
94 Eps. 94
95 Eps. 95
96 Eps. 96
97 Eps. 97
98 Eps. 98
99 Eps. 99
100 Eps. 100
101 eps. 101
102 Eps.102
103 Eps.103
104 Eps. 104
105 Eps. 105
106 Eps. 106
107 Eps. 107
108 Eps. 108
109 Eps. 109
110 LUNARA
111 PENGUMUMAN
112 KARYAKU YANG LAIN
113 NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Reinaldo
2
Bertemu Lunara
3
Latihan Kemandirian
4
Keresahan Jun
5
Asisten Rumah Tangga Baru
6
Rencana Perjodohan Luna
7
Berdebar Gak Sih?
8
Penolakan Rein
9
Luna Takut, Bang
10
Kecemburuan Jun
11
Kecemburuan Jun-2
12
Ingkar Janji
13
Gak Lebih Berarti
14
Sydney
15
Persahabatan
16
Bertemu Hana Kembali
17
Pria Tua?
18
Emerald Project
19
Tidur Bersama
20
Pelakor Kecil
21
Eps. 21
22
Eps. 22
23
Eps. 23
24
Eps. 24
25
Eps. 25
26
Eps. 26
27
Eps. 27
28
Eps. 28
29
Eps. 29
30
Eps. 30
31
Eps. 31
32
Eps. 32
33
Eps. 33
34
Eps. 34
35
Eps. 35
36
Eps. 36
37
Eps. 37
38
Eps. 38
39
Eps. 39
40
Eps. 40
41
Eps. 41
42
Eps. 42
43
Eps. 43
44
Eps. 44
45
Eps. 45
46
Eps. 46
47
Eps. 47
48
Eps 48
49
Eps. 49
50
Eps. 50
51
Eps. 51
52
Eps. 52
53
Eps. 53
54
Eps. 54
55
Eps. 55
56
Eps. 56
57
Eps. 57
58
Eps 58
59
Eps. 59
60
Eps. 60
61
Eps. 61
62
Eps. 62
63
Eps. 63
64
Eps. 64
65
Eps. 65
66
Eps. 66
67
Eps. 67
68
Eps. 68
69
Eps. 69
70
Eps. 70
71
Eps. 71
72
Eps. 72
73
Eps. 73
74
Eps. 74
75
Eps. 75
76
Eps. 76
77
Eps. 77
78
Eps. 78
79
Eps. 79
80
Eps. 80
81
Eps.81
82
eps. 82
83
Eps.83
84
Eps. 84
85
Eps. 85
86
Eps. 86
87
Eps. 87
88
Eps.88
89
Eps.89
90
Eps.90
91
Eps. 91
92
Eps. 92
93
Eps. 93
94
Eps. 94
95
Eps. 95
96
Eps. 96
97
Eps. 97
98
Eps. 98
99
Eps. 99
100
Eps. 100
101
eps. 101
102
Eps.102
103
Eps.103
104
Eps. 104
105
Eps. 105
106
Eps. 106
107
Eps. 107
108
Eps. 108
109
Eps. 109
110
LUNARA
111
PENGUMUMAN
112
KARYAKU YANG LAIN
113
NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!