PT. Yohan Corporation (YOHAN CORP) merupakan salah satu perusahaan multinasional yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Yohan Corp adalah kelompok usaha milik Yohan Erlangga.
Ada tiga perusahaan yang bernaung dalam Yohan Corp.
PT. Erl Family, bergerak di bidang Perhotelan, Food & Beverage, dan berdomisili di Bali, dengan CEO Prisilla Erlangga.
PT. Sobat Erl, bergerak di bidang Lifestyle dan retail berdomisili di Jakarta Selatan, dengan CEO Chicko Faresta.
Perusahaan selanjutnya, adalah perusahaan di mana Reinaldo kini bekerja, yang merupakan induk dari Yohan Corp.
PT. Putra Erl, bergerak di bidang yang sama dengan PT. Sobat Erl, Lifestyle dan retail, berdomisili di Jakarta Pusat dengan CEO Yohan Erlangga.
Ini adalah hari pertama Reinaldo bekerja, sebagai salah satu dari tim inti Divisi Strategi Pemasaran.
Setelah bekerja selama enam bulan, Reinaldo sering mendapatkan pujian dari atasan. Nama Reinaldo bahkan terdengar hingga ke telinga Yohan Erlangga, Owner Yohan Corp sekaligus CEO PT. Putra Erl.
Yohan merasa penasaran terhadap sosok Reinaldo. Melalui Nico, asisten pribadinya, Yohan memanggil dan mewawancarai Reinaldo secara langsung.
"Baiklah Rein, saya tantang kamu menjadi asisten Nico, untuk mendapatkan proyek dari pengusaha Brunei itu. Saya akan memberikan bonus dua kali lipat di akhir tahun jika kamu berhasil mendapatkannya," tantang Yohan.
Reinaldo pun menerima tantangan dari owner Yohan Corp itu. Terlebih lagi karena Reinaldo sudah mengagumi sosok Yohan Erlangga, sejak dia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Mendapatkan mandat langsung dari idolanya, membuat Reinaldo sangat bersemangat.
Dalam waktu satu bulan, Reinaldo pun telah menyiapkan proposal untuk dikirimkan kepada pengusaha asal Brunei itu. Hingga dalam waktu enam bulan, setelah meeting beberapa kali, akhirnya Reinaldo berhasil membantu Nico dan mendapatkan proyek tersebut.
Setelah proyek dengan salah seorang pengusaha di Brunei Darussalam berjalan dengan sangat baik, Yohan pun membuat tim strategi pemasaran bayangan. Nico sebagai manajer, dan Reinaldo sebagai asistennya, dengan dua orang anggota tim bayangan yang dipilih acak oleh Nico.
Hal ini sengaja dibuat Yohan untuk menaikkan kinerja masing-masing tim strategi pemasaran. Yohan sudah menyiapkan kedudukan manajer buat Reinaldo, hanya saja Yohan merasa kalau Reinaldo harus ditempa terlebih dahulu.
...*...
Hari sangat cepat berlalu, tanpa terasa Reinaldo sudah bekerja selama satu tahun di Yohan Corp. Tim satu Divisi Strategi Pemasaran, di mana Reinaldo tergabung di dalamnya, sudah beberapa kali memenangkan tender besar.
Yohan Erlangga pun semakin yakin, untuk memberikan kenaikan jabatan kepada Reinaldo. Terlebih lagi menurut penuturan Nico, Reinaldo merupakan sosok pria pekerja keras, berdedikasi tinggi dan juga sederhana.
Jika rekan-rekannya memilih makan siang di kafe sekitar kantor, ataupun di mall dekat kantor, berbeda dengan Reinaldo. Reinaldo lebih suka untuk membeli sekaligus makan di warung makan kaki lima.
Siang ini Reinaldo memutuskan untuk makan siang dengan menu gado-gado. Reinaldo pun berjalan menyusuri pedagang kaki lima yang berdagang tertib di sebuah lapangan yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat.
Saat baru menikmati sajian itu, Reinaldo dikagetkan oleh suara seorang murid sekolah menengah atas.
"Ibuuu ... Luna kangen gado-gadonya ...!" teriak Lunara.
Reinaldo langsung melihat ke asal suara. Dilihatnya seorang gadis sekolah menengah atas, yang masih berjarak tiga meter dari warung tenda gado-gado itu.
Nih anak gak punya adab apa? gumam Reinaldo sambil menatap kesal kearah Lunara.
Tidak seperti Reinaldo, ibu penjual gado-gado itu tampak sumringah menyambut gadis SMA itu.
"Pesanan Luna udah selesai, Bu? Dua belas bungkus kan?" ucapnya ketika sampai di depan ibu penjual gado-gado yang juga merupakan langganan Reinaldo itu. Bahkan Lunara juga mencium punggung tangan ibu itu.
"Aduh Neng Luna, tangan ibu kotor," ucap bu Sri, si penjual gado-gado.
"Gak apa-apa, tangannya ibu baunya enak, bikin tambah laper, hehe ...," ucap Lunara tersenyum, hingga menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Neng Luna dadakan sih tadi bilangnya, coba kalau hubungi saya dari pagi, jadi begitu sampai di sini tinggal ambil aja," ucap Bu Sri.
"Sengaja kok biar bisa ngobrol dulu. Udah lama banget 'kan Luna gak ke sini," ucap Luna sumringah.
"Kok sendirian Neng, biasanya sama abang. Mana abangnya?" tanya Bu Sri.
"Abang lagi sibuk, Bu. Dia lagi persiapan untuk masuk kuliah di Oxford University, di Inggris. Kemarin sudah lulus tes. Hebat kan abangnya Luna!" ucap Lunara riang.
Reinaldo pun melirik ke arah Luna sambil bergumam dalam hati. Hebat juga abangnya, bisa lulus di Oxford.
"Waduh jauh amat, tahun depan Neng Luna nyusul ke sana dong ya?" tanya Bu Sri.
"Gak ah, Bu. Luna gak mau kuliah di sana. Luna mau kuliah di tempat daddy kuliah dulu. Di Sydney," jawab Lunara.
Lu gak mau, atau memang gak mampu. Ejek Reinaldo dalam hati.
"Pak Yohan dan bu Mika kesepian dong nanti di rumah, anaknya pada pergi keluar negeri," ucap Bu Sri.
"Luna juga belum tau nih, diizinkan atau gak kuliah di Sydney sendirian. Ini lagi mau merayu daddy pakai gado-gado Bu Sri, hehe ...," ucap Lunara.
Oh, anaknya Pak Yohan. Manja begini, pantas aja orangtuanya gak percaya. Gumam Reinaldo sambil melirik gadis imut yang duduk didepannya kini.
Reinaldo pun mengabaikan pembicaraan selanjutnya antara Lunara dan ibu penjual gado-gado itu. Reinaldo terfokus untuk menghabiskan gado-gado yang ada di depan matanya.
"Nih Neng, udah selesai," ucap Bu Sri sambil meletakkan dua belas bungkus gado-gado di atas meja.
Tidak lama setelah itu, pak Narto, supir pribadi keluarga Erlangga, datang menghampiri Lunara.
"Nih Pak, satu bungkus buat makan siang Bapak, tiga bungkus buat security, lima bungkus buat di ruangan cleaning service. Tolong ya Pak," ucap Luna tersenyum.
"Siaap!" ucap Pak Narto, kemudian berjalan mengantarkan semua makanan itu sesuai permintaan gadis itu.
Setelah pak Narto berjalan meninggalkan warung gado-gado itu, Lunara pun menyelipkan bayarannya pada saku celemek yang digunakan bu Sri.
"Terimakasih banyak Neng, salam buat bu Mika dan pak Yohan ya," ucap Bu Sri. Lunara pun mengangguk cepat dan tersenyum.
"Dah Ibu ... sehat-sehat yaa ...," ucap Lunara sambil membawa tiga kantong gado-gado yang tersisa. Gadis itu pun kemudian meninggalkan warung tenda itu dan melambaikan tangan kepada ibu Sri.
...* *...
Selesai makan, Reinaldo pun menghampiri Bu Sri yang tengah mengulek bumbu gado-gado.
"Anaknya pemilik Yohan Corp itu Mas," ucap Bu Sri kepada Reinaldo.
"Berisik dia ya, Bu" ucap Reinaldo sembari mengeluarkan uang dua puluh ribu rupiah dan membayar pesanannya tadi.
"Tapi baik banget, persis ayah-ibunya. Bu Mika itu, kalau ke perusahaan, mesti mampir dan makan di sini bersama pak Yohan," jelas bu Sri menerima uang yang diberikan oleh Reinaldo.
"Tuh lihat, padahal harga pesanannya tidak sampai dua ratus ribu rupiah, tapi Neng Luna memberi uang segini," ucap bu Sri sambil menunjukkan lima lembar uang seratus ribu yang telah digulung. Reinaldo pun menatap takjub ketika melihatnya.
"Setiap ke kantor ayahnya, neng Luna selalu membelikan makanan buat security dan cleaning service," ucap bu Sri sumringah sembari memberikan uang kembalian untuk Reinaldo.
Reinaldo pun menerima uang kembalian itu, "walaupun manja dan berisik, ternyata baik juga itu bocah ya, Bu," ucap Reinaldo tersenyum. Bu Sri si penjual gado-gado itu pun mengangguk sambil tersenyum.
Reinaldo pun meninggalkan warung itu dan mempercepat langkahnya kembali ke kantor, hingga dia kini bertemu kembali dengan Lunara yang sedang menunggu di depan elevator.
Ketika pintu elevator sudah terbuka, Lunara bergegas masuk. Namun Lunara yang terburu-buru itu tersandung oleh kakinya sendiri dan hampir saja terjatuh. Beruntung Reinaldo langsung menangkapnya.
"Terimakasih ya Kak, udah menolong Luna," ucap Lunara ketika mereka sudah berada di dalam elevator.
"Lain kali hati-hati," ucap Reinaldo datar sambil melirik Lunara. Lunara pun mengangguk cepat dan tersenyum.
"Mau ke lantai tiga kan?" tanya Reinaldo ketika akan menekan tombol lantai tujuan Luna.
"Gak, sama seperti Kakak kok, lantai dua," ucap Lunara, sesaat setelah dia melihat kalau Reinaldo menekan tombol angka dua.
Setelah tiba di lantai dua, Lunara pun keluar terlebih dulu dan berjalan pelan sambil mengedarkan pandangannya, mencari seseorang.
"Mencari siapa?" tanya Reinaldo datar.
"Om Nic, asisten daddy aku. Kakak tau?" jawab Lunara lembut.
"Siapa daddy kamu?" tanya Reinaldo berpura-pura tidak mengetahuinya.
"Oh iya, Kakak karyawan baru ya? pantas aja gak kenal Luna. Aku anaknya pak Yohan, hehe ...," jawab Lunara tertawa, berharap mencairkan suasana yang membeku sejak di elevator tadi.
"Di depan sana, belok kiri," ucap Reinaldo.
"Kenapa Kak?" tanya Lunara bingung.
"Kamu kan tadi bertanya ruangan pak Nico, itu ruangannya, belok kiri," ucap Reinaldo, kemudian berjalan ke arah yang berlawanan dan meninggalkan Lunara.
"Kakak itu aneh banget," ucap Lunara, berbicara pada dirinya sendiri sambil menatap punggung Reinaldo yang perlahan menjauh.
Lunara pun berjalan menuju ruangan yang diberitahukan oleh Reinaldo tadi.
"Om!" sapa Lunara.
"Hei Luna, udah lama kamu gak ke sini, sejak jadi anak SMA gak pernah ke sini lagi bawain om gado-gado," ucap Nico kemudian mengambil sebungkus gado-gado yang diberikan Luna.
"Triknya dong Om, membujuk daddy," ucap Lunara.
"Itu mah seharusnya kamu tanya sama bu boss, jangan tanya sama om Nic," balas Nico sambil tertawa kecil.
"Kalau kata mommy, tinggal kedip-kedip mata aja. Sebel Luna!" ucap Lunara sambil mengerucutkan bibirnya. Nico pun jadi semakin tergelak mendengar pernyataan gadis sekolah menengah atas itu.
Tidak lama kemudian, Reinaldo pun ingin masuk ke dalam ruangannya, namun tertahan oleh suara atasannya.
"Hei Rein, kenalkan nih anaknya big boss," panggil Nico.
"Lunara," ucap Lunara yang terlebih dulu mengulurkan tangannya. Reinaldo pun membalas uluran tangan Lunara, "Reinaldo," ucapnya datar.
"Reina?" canda Lunara sambil menahan tawanya.
"Rei-nal-do" ucap Reinaldo dengan menekan setiap suku kata namanya.
"Oh, Reinaldo. Seperti nama pelawak ya," ucap Lunara hingga membuat dahi Reinaldo berkerut.
"Memangnya ada pelawak yang namanya Reinaldo?" tanya Nico yang jadi penasaran karena ucapan Lunara.
"Itu loh Om, pelawak yang juga presenter acara talkshow kalau malam hari, yang suka bawa laptop. Rei ... Rei ... Reinaldo," jawab Lunara sambil tersenyum lebar hingga membuat matanya menyipit.
Nico pun tergelak mendengar jawaban Lunara. Sedangkan Reinaldo hanya menatap malas kepada gadis remaja itu. Kemudian tanpa berpamitan, Reinaldo langsung masuk ke dalam ruangannya. Ruangan yang sama dengan Nico.
"Sombong banget kakak itu, karyawan baru ya, Om?" ucap Lunara kesal.
"Asisten om. Memang begitu dia kalau sama gadis cantik," ucap Nico sambil mengajak kecil rambut Lunara.
"Salah Luna dong kalau gitu, karena Luna terlahir cantik," ucap Lunara dengan suara yang lebih kencang. Lagi-lagi Nico tergelak mendengar celotehan Lunara.
Reinaldo yang mendengar celotehan Lunara, tidak bisa menahan senyum tipisnya, "dasar bocah," ucapnya sambil menggelengkan kepala.
Setelah berbicara sebentar dengan Nico, Lunara pun pergi ke lantai tiga, untuk menemui ayahnya yang sudah sedari tadi menunggunya.
Ketika sudah berada di ruangan CEO, Lunara pun makan bersama dengan ayah kesayangannya itu. Setelah itu Lunara merayu ayahnya agar dia diperbolehkan untuk kuliah sendiri di Sydney. Namun Yohan masih dengan pendiriannya, tidak memberikan izin kepada anak gadisnya itu, untuk berkuliah di Sydney.
Hingga akhirnya Yohan memanggil Reinaldo ke ruangannya.
"Kenalkan Rein, ini anak pertama saya," ucap Yohan ketika Reinaldo sudah duduk di sofa, di samping Lunara.
"Sudah kenal tadi Pak. Dikenalkan oleh Pak Nico," jawab Reinaldo.
"Oh gitu ... Lunara cantik gak Rein?" tanya Yohan.
"Iya Pak," jawab Reinaldo sambil mengangguk kecil dan melirik Lunara.
"Kamu tau gak Rein, dulu saya menikahi mommy-nya Luna, saat usianya tujuh belas tahun, beberapa bulan setelah mommy-nya Luna lulus SMA," ungkap Yohan Erlangga.
"Iya Pak, saya pernah mendengar ceritanya," jawab Reinaldo.
"Nah ... tahun depan Lunara sudah lulus SMA. Jadi saya lagi mencari jodoh buat anak saya —"
"Daddy apa sih!" ucap Lunara memotong perkataan ayahnya.
"Kamu mau Rein, jadi calon suami Luna?" lanjut Yohan. Tidak ada keraguan dari suara dan mimik wajah ayahnya Lunara Erlangga itu saat mengatakannya.
...Terimakasih sudah membaca 💕...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
trm j sh lmrn lumayan dpt yg bening alias muda
2021-12-09
1
Mamahnya Rifda Maharani
cerita nya keren
2021-06-07
1
Emmaniez
Padahal aku lebih suka babanh Ichang drpd babang Park Seo Joon,
Tapi krn babanh Jun msh galau sm hati nya,
gpp dah kaga jadi sm babang Jun , babang Rein ga kalah ganteng 🤭
2021-01-07
1