Satu minggu setelah Junior kembali ke Jakarta, Junior langsung bekerja sebagai karyawan magang di PT. Putra Erl dengan Reinaldo sebagai mentornya.
Lunara pun melakukan panggilan video kepada Junior pada hari pertama Junior magang kerja di PT. Putra Erl.
Saat ini, Junior sedang berada di ruangan Nico, asisten Yohan Erlangga. Junior langsung menerima panggilan video dari Lunara.
"Babaang ... *g*anbatte!" ucap Lunara begitu Junior menerima panggilan video dari dirinya.
Junior pun ikut berpose seperti Lunara dengan menunjukkan dua jarinya. "Thank you, Dek," ucapnya.
"Cie ... yang sudah jadi karyawan magang Yohan Corp, penampilannya keren banget. Mau kerja atau mau tebar pesona tuh," cecar Lunara.
"Sekalian lah Dek, sambil menyelam minum air, hehe...," ucap Junior. Lunara hanya bisa berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
"Tadi abang udah muter-muter kantor sebentar, tapi belum bertemu wanita yang oke sih. Payah nih perusahaan!" ucap Junior.
"Huu ... dasar anak papa Chicko!" ucap Lunara sambil terkekeh.
Ketika mereka sedang asyik bercerita, Reinaldo berdiri dibelakang Junior, dan memperhatikan aktivitas Junior saat itu.
Oh, sedang melakukan panggilan video dengan Lunara. gumam Reinaldo dalam hati.
"Hai Kak," sapa Lunara dengan ceria, sambil melambaikan tangan.
Junior menoleh kebelakang dan melihat ada Reinaldo berdiri di sana.
"Eh, ada orang," ucap Junior.
"Mau ngobrol sama Luna?" tanya Junior sambil mengarahkan ponselnya ke hadapan Reinaldo.
Reinaldo mendadak membeku menatap layar ponsel Junior. Namun dirinya tetap menerima ponsel yang diberikan oleh Junior.
"Kenapa Kak? kangen ya sama Luna," ucap Lunara sambil menarik salah satu sudut bibirnya.
"Hah!" Reinaldo terperangah mendengar ucapan Lunara, hingga mulutnya menganga. Sedangkan Junior berusaha menahan tawanya.
Nih bocah kepalanya habis terbentur atau apa sih? gumam Reinaldo dalam hati.
Tidak membalas ucapan Lunara, Reinaldo pun langsung mengembalikan ponsel itu kepada Junior.
"Saya akan menjadi mentor kamu selama enam bulan ke depan," ucap Reinaldo setelah mengembalikan ponsel Junior.
Sedangkan Lunara yang masih tersambung melalui panggilan video, terkekeh mendengarnya. Mendengar suara tertawa Lunara, Junior mengarahkan kembali ponsel itu ke hadapannya.
"Pria Tua menyebalkan itu akan jadi mentor Abang?" tanya Lunara sambil terkekeh, begitu melihat wajah Junior tampil di layar ponselnya.
"Iya, hehe...," jawab Junior sambil melirik kearah Reinaldo.
Pria tua? Bocah itu panggil gue pria tua? gumam Reinaldo sambil menatap tajam layar ponsel yang menampilkan sosok Lunara.
"Hahaha ... turut berduka ya Bang atas nasib buruknya," ucap Lunara masih terkekeh. Junior kembali melirik Reinaldo setelah mendengar ucapan Lunara.
"Hei Bocah! Gue menanti untuk menjadi mentor lu suatu saat nanti," ancam Reinaldo yang tiba-tiba wajahnya tertangkap camera ponsel Junior.
Lunara langsung terdiam dan mengigit bibir bawahnya begitu mendengar perkataan Reinaldo.
M*mpus deh gue. Pria tua menyebalkan itu pasti akan ditugaskan oleh daddy untuk menjadi mentor gue, kalau gue kerja di sana. gumam Lunara dalam hati.
"Bang, Luna mau makan siang dulu ya, dah Babang Yuyun ... *g*anbatte," ucap Lunara yang langsung mengakhiri panggilan video itu.
Junior tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah Lunara yang ketakutan saat mendengar kalau Reinaldo suatu saat nanti akan menjadi mentor dirinya juga.
"Jangan kesal sama Lunara, Kak. Nanti jadi sayang loh," ucap Junior, begitu dia melihat ekspresi kesal Reinaldo. Wajah Reinaldo pun menjadi bertambah kesal setelah mendengar ucapan Junior barusan.
"Hal itu gak akan mungkin terjadi," tegas Reinaldo.
"Gak akan ada pria yang bisa menolak pesona seorang Lunara Erlangga," ucap Junior sambil berjalan mendekati Reinaldo.
"Termasuk diri lu sendiri?" sindir Reinaldo. Dan Junior hanya tertawa mendengar pernyataan Reinaldo itu.
...*...
Sementara itu Lunara merasa sedikit cemas setelah mengakhiri panggilan video nya bersama Junior tadi.
"Kalau melihat gelagat daddy, sudah pasti dia akan memberi tugas kepada pria tua menyebalkan itu menjadi mentor gue," gumam Lunara.
"Gawat nih, kalau pria tua menyebalkan itu sampai menjadi mentor gue nanti. Bisa-bisa dia bakalan menyiksa gue habis-habisan," ucap Lunara berbicara pada dirinya sendiri.
"Seperti drama yang gue tonton kemarin, gue pasti diberikan pekerjaan yang menumpuk hingga harus lembur setiap hari," ucap Lunara sambil membayangkan dirinya sedang duduk dengan tumpukan berkas yang menggunung di atas meja kerjanya.
Lunara langsung menghentak-hentakkan kakinya di kasur, karena dia sedang berbaring saat ini.
"Aarrgghh ... dasar pria tua menyebalkan!" ucap Lunara geram.
...* *...
Setelah selesai melakukan panggilan video dengan Lunara, Reinaldo membawa Junior turun ke lantai dua dan masuk ke sebuah ruangan dimana semua team satu divisi strategi pemasaran berkumpul.
"Hari ini saya sengaja mengumpulkan seluruh tim di sini, karena ada beberapa pengumuman yang akan saya sampaikan," ucap Reinaldo kepada enam orang anggota tim yang berkumpul di sana.
"Pertama saya mau mengucapkan selamat kepada Hana Adelia yang hari ini telah menyelesaikan masa magangnya dan sudah resmi diangkat menjadi karyawan di PT. Putra Erl," ucap Reinaldo sambil tersenyum dan menatap Hana. Seluruh anggota tim satu bertepuk tangan dan ikut bergembira atas kabar itu.
"Terimakasih semuanya," jawab Hana sambil berdiri tegak dan tersenyum malu-malu.
Senyuman malu-malu khas Hana. gumam Reinaldo yang tanpa sadar terus menatap Hana sambil tersenyum.
Setelah Hana kembali duduk, Reinaldo pun berdiri dan menyampaikan pengumuman yang kedua.
"Pengumuman kedua, saya mau menyampaikan kalau kita kedatangan dua anggota baru. Mereka berdua akan magang di tim kita selama enam bulan. Ada Lidya dan Junior Faresta, putra CEO Sobat Erl. Silahkan kalian berdua memperkenalkan diri," ucap Reinaldo.
"Wah ... anaknya pak Chicko." Begitulah bisik-bisik yang terdengar saat Reinaldo menyebutkan kalau Junior adalah putra dari CEO Sobat Erl.
Junior pun memperkenalkan dirinya kepada seluruh anggota tim. Setelah itu dilanjutkan dengan Lidya.
"Saya dulu adik kelasnya Bang Jun sewaktu SMA," ucap Lidya sambil tersenyum menatap Junior, pada saat memperkenalkan diri.
"Oh ya?" ucap Junior kaget sambil menatap Lidya yang tengah tersenyum menatap dirinya.
Wah, mangsa pertama nih. gumam Junior dalam hati.
"Abang gak ingat saya? Saya teman sekelas Luna," ucap Lidya.
"Oh, temannya —"
"Okey, cukup perkenalannya. Kalau mau reuni silahkan dilakukan pada saat jam istirahat ataupun di luar jam kerja," ucap Reinaldo memotong pembicaraan antara Lidya dan Junior.
"Nanti kita lanjutkan kembali obrolannya saat jam makan siang ya. Kamu mau kan makan siang bareng aku," ucap Junior sambil duduk lebih mendekat kepada Lidya di sebelahnya.
"Iya Bang," ucap Lidya sambil mengangguk dan tersenyum malu-malu.
Lidya memang menyukai Junior sejak SMA, dia yang selalu mengharapkan agar Junior putus hubungan dengan Cecilia, sehingga dia bisa mendekati Junior.
Dan Lidya juga yang membully Lunara. Saat dia mendengar Cecilia bertengkar dan berpisah dengan Junior karena Lunara, Lidya pun menyebarkan berita kalau Lunara lah penyebab kandasnya hubungan Junior dengan Cecilia. Dia juga menjuluki Lunara dengan panggilan pelakor kecil. Sehingga di tahun terakhir masa SMA-nya, Lunara dikucilkan dan dijauhi oleh para siswi di sekolahnya. Bahkan julukan pelakor kecil, menjadi panggilan Lunara sejak saat itu.
Namun tentu saja Junior tidak mengetahui cerita ini. Bahkan tidak ada satupun keluarga dan orang terdekat Lunara yang mengetahuinya.
Saat meeting selesai, Reinaldo langsung beranjak ke toilet. Tidak seperti biasanya, kali ini Reinaldo sedikit lebih lama di dalam toilet itu. Dia sibuk memerhatikan wajah dan penampilannya pada cermin panjang yang terdapat di samping wastafel.
"Apa penampilan gue terlihat setua itu?" gumam Reinaldo pelan, sambil memperhatikan gaya berbusananya.
Reinaldo terus memperhatikan penampilannya saat ini. Dia sedikit berputar menghadap ke kiri dan ke kanan. Kemudian merapikan dasi yang dia kenakan.
"Perasaan sama saja seperti karyawan lainnya," ucapnya yang masih sibuk melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
Reinaldo berjalan menghampiri cermin itu lebih dekat.
"Atau ... wajah gue yang terlihat lebih tua dari usia gue." Kali ini Reinaldo Bergumam sambil memperhatikan wajahnya.
"Sepertinya tidak juga," ucap Reinaldo setelah puas memperhatikan wajahnya.
"Lantas kenapa bocah itu memanggil gue dengan sebutan pria tua?" ucap Reinaldo yang kembali memperhatikan pantulan wajahnya di cermin. Hingga kemudian dibenaknya terlintas wajah Lunara.
"Bukan gue yang tua, memang dasar si bocah itu saja yang terlalu imut!" gumam Reinaldo.
Hingga kemudian Reinaldo tersadar akan ucapannya. "Eh ...."
Reinaldo terdiam beberapa detik dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Seperti anak-anak, iya ... seperti anak-anak. Dasar dia saja yang seperti anak-anak!" ucap Reinaldo meralat kata-katanya.
Reinaldo pun hendak keluar dari toilet itu, sampai tiba-tiba ada satu orang cleanning service yang masuk ke sana untuk membersihkan toilet.
Reinaldo pun menjadi penasaran. Dia menahan cleanning service itu hanya demi bertanya pendapatnya mengenai sesuatu.
"Mas, menurut Mas, apakah penampilan saya terlihat tua?" tanya Reinaldo. Namun petugas kebersihan itu menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Reinaldo.
"Kalau menurut Mas, usia saya kira-kira berapa?" tanya Reinaldo lagi.
"Seperti sekitar dua puluh dua atau dua puluh tiga tahun, Pak."
Senyum Reinaldo langsung terkembang mendengar jawaban cleanning service itu. "Padahal usia saya dua puluh lima tahun loh, Mas," ucap Reinaldo riang.
Tuh kan benar. Bukan gue yang terlihat tua. Tapi bocah itu yang wajahnya masih seperti anak-anak. gumam Reinaldo dalam hati sambil tersenyum.
"Terimakasih ya Mas," ucap Reinaldo kemudian melangkah keluar dari toilet itu dengan perasaan tenang.
...* * *...
Sementara itu, pada saat jam istirahat, Junior pun mengajak Lidya makan siang bersama di salah satu cafe yang berada di dekat kantor mereka.
"Dulu kamu sekelas dengan Luna ya?" ucap Junior memulai percakapan mereka.
"Iya Bang. Lidya dan Luna itu satu kelas ketika kelas dua dan tiga. Padahal Lidya sering bersama Luna loh Bang. Abang sama sekali gak ingat dengan Lidya?" ucap Lidya dengan penuh semangat.
"Iya aku gak ingat. Kok aku bisa gak sadar ya, kalau Luna punya teman secantik kamu." Lidya langsung tersipu malu mendengar ucapan Junior.
Junior terus saja melempar jurus-jurus gombalnya kepada Lidya. Bahkan Junior juga mengantarkan Lidya pulang setelah jam kerja mereka selesai.
Namun Junior masih merahasiakan kepada Lunara tentang Lidya. Karena Junior tau, kalau Lunara pasti tidak akan suka jika salah satu temannya dipermainkan oleh Junior.
...Terimakasih sudah membaca 💕...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
HEny VElizah
dasar junior playboy cap kapak🤪
2021-03-12
2
Kurniaty Balfas Haruna
hahaha bener2 ini Jun foto copy nya papa Chiko ya😂
Tapi yang bikin senang karena mereka ternyata sama2 masih menyimpan perasaan yang mendalam dengan wanita yang sudah dijodohkan sjk mereka masih baby😍
2021-01-05
1
Yeyen Yusuf
kapan jun ama luna nyadar perasaan masng2 sih thor🤔🤔🤔
2020-12-02
2