Keresahan Jun

"Luna itu gak pernah naik kendaraan umum, aku hanya khawatir aja kalau ada apa-apa," jawab Junior, yang sudah melajukan sepeda motornya menuju tempat parkir di sekolahnya.

"Dia bukan murid taman kanak-kanak, Luna usianya udah tujuh belas tahun. Udah dewasa, udah punya KTP," cecar Cecilia. Junior pun hanya diam dan tidak menanggapi ocehan kekasihnya itu.

Saat jam istirahat tiba, Junior bergegas menuju ruang kelas Lunara.

"Nanti pulang sekolah naik ojek lagi?" tanya Junior, saat Lunara baru saja keluar dari kelasnya.

"Iya Bang," jawab Lunara.

"Nanti pulang sekolah abang aja yang antar, jangan naik ojek," ucap Junior, kemudian hendak pergi meninggalkan Lunara. Namun Lunara memegang pergelangan tangan Junior, hingga membuat Junior menghentikan langkahnya, dan berbalik menghadap Lunara.

"Luna lagi belajar mandiri Bang, jadi kemana-mana naik kendaraan umum, dan Luna pikir yang aman dan murah hanya naik ojek. Luna belum berani untuk naik kendaraan umum yang lain," jelas Lunara yang masih memegang pergelangan tangan Junior.

Junior memutar sedikit pergelangan tangannya, hingga pegangan tangan Lunara di pergelangannya melonggar. Dan kini Junior bergantian menggenggam jemari Lunara.

"Kenapa harus belajar mandiri? memangnya nanti sewaktu kuliah gak diantar jemput pak Narto lagi?" tanya Junior, masih sambil menggenggam jemari Lunara, dan menatap lekat netra kecoklatan Lunara.

"Luna sudah putuskan akan kuliah di almamater daddy, di Sydney" jawab Lunara tegas. Mata Junior melebar, mendengar jawaban yang keluar dari mulut Lunara.

"Udah ya Bang, gue laper," ucap Lunara, kemudian melepaskan genggaman tangan Junior, dan beranjak ke kantin sekolah menyusul Rika, teman sebangkunya yang telah lebih dulu berjalan ke kantin bersama teman-teman mereka lainnya.

Tapi Junior yang masih belum puas dengan jawaban Lunara, terus mengikuti gadis itu, sambil terus bertanya di sepanjang jalan menuju kantin. Bahkan kini Junior mengajak Lunara untuk duduk terpisah dari teman-temannya. Junior juga mengajak Lunara untuk duduk di pojokan kantin, tempat yang jarang diduduki oleh siswa lainnya. Karena Junior ingin membahas tentang latihan kemandirian yang dimaksud Lunara.

"Memangnya daddy memberi izin, adek kuliah di Sydney sendirian?" tanya Junior resah. Pasalnya dia berani untuk meninggalkan Lunara ke Oxford, karena Junior yakin, kalau Yohan Erlangga, ayahnya Lunara, tidak akan mengizinkan gadis itu untuk ke Sydney sendirian.

"Makanya Luna lagi belajar mandiri Bang, biar diizinkan. Daddy memberikan waktu selama enam bulan untuk Luna membuktikan diri," jawab Lunara antusias.

"Oh ... gitu," ucap Junior dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Junior terus memandangi Lunara yang kini tengah menyantap makanan di depannya. Lunara yang menyadari itu, membalas tatapan Junior, kemudian mengedarkan pandangannya ke atas meja. Lunara baru menyadari, kalau di atas meja itu hanya ada makanan kepunyaan dirinya.

"Abang gak pesan makanan?" tanya Lunara heran. Junior hanya menggelengkan kepalanya, dan masih tetap memandang Lunara.

"Aaak ...."

Junior mendekatkan wajahnya ke piring makan Lunara, sambil membuka mulut, karena ingin disuapi oleh gadis itu.

Bibir Lunara melengkung membentuk senyuman, kemudian menyuapi abangnya itu.

"Dulu sewaktu kecil katanya kalau sudah segede papa, Abang akan menyuapi Luna makan. Eeeh ... ini malah kebalikannya," ujar Lunara, sesaat setelah dirinya menyuapi Junior.

Mendengar pernyataan Lunara, Junior mengambil sendok yang sedari tadi berada di genggaman Lunara, kemudian bergantian menyuapi Lunara. Mereka pun saling melemparkan senyuman sumringah dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Udah lama ya kita gak quality time berdua begini," ucap Junior dengan menatap lembut netra Lunara.

"Iya, udah lama banget. Mungkin sejak Bang Jun punya pacar. Lunara yang tidak seberapa ini, jadi tersisihkan," sindir Lunara dengan mulut mengerucut.

"Maaf Dek," ucap Junior sambil menyodorkan satu sendok penuh lasagna. Senyum Lunara semakin mengembang, kemudian membuka mulutnya dan membiarkan satu sendok lasagna itu masuk ke dalam mulutnya.

"Permintaan maaf Babang Yuyun diterima," ucap Lunara setelah mulutnya penuh dengan lasagna. Senyum Junior pun terkembang mendengar panggilan yang sudah lama sekali tidak didengarnya.

Babang Yuyun, panggilan sayang yang diberikan oleh Lunara kepadanya sejak gadis kecil itu mulai bisa berbicara.

Lunara hendak mengambil kembali sendok yang sedang digenggam Junior, karena dia ingin bergantian untuk menyuapi abangnya itu. Namun Junior menghalanginya.

"Biar abang yang suapi Adek, lagian ini tinggal sedikit lagi kan?" ucap Junior.

Rasanya sudah lama sekali mereka tidak berbicara dengan panggilan seperti ini. Panggilan kesayangan sejak mereka berdua masih balita. Rasa rindu akan kebersamaan ini pun menyeruak di hati mereka masing-masing.

Ketika Junior hendak memberikan suapan terakhir, seorang wanita langsung mendudukkan dirinya di samping Junior. Badan Lunara reflek mundur dan langsung duduk dengan tegak, karena merasa segan dengan wanita itu.

"Aku dari tadi nungguin kamu di kelas! taunya lagi asik suap-suapan di sini," ucap Cecilia, sambil melirik tajam Lunara yang kini menurunkan pandangannya menatap pinggan kotor, bekas tempat lasagna tadi.

"Nih Dek, aaak ...," ucap Junior yang tidak memedulikan Cecilia yang ada di sebelahnya.

"Luna sendiri aja Bang," ucap Lunara, yang hendak mengambil satu sendok lasagna terakhir dari genggaman Junior.

"Satu suap lagi, Dek. Ini yang terakhir," bujuk Junior yang masih keukeuh ingin menyuapi Lunara. Tentu saja ini membuat Cecilia bertambah berang dan menatap tajam ke arah Lunara.

"Maaf Bang, biar Luna sendiri aja," ucap Luna yang kini sudah mengambil sendok, dan memakan sendiri lasagna itu.

Mereka bertiga pun hanya diam di sana, hingga Lunara menyelesaikan makannya dan menghabiskan minumannya.

"Lu masih mau disini Lun?" sindir Cecilia.

"Gak kok, ini Luna mau balik ke kelas," ucap Lunara sambil tersenyum tipis.

"Gue balik duluan ya Bang Jun, Kak Cecil," ucap Lunara. Lunara pun bergegas meninggalkan Junior dan Cecilia di kantin.

"Kamu itu sebenarnya pacar aku atau pacarnya Luna sih, Jun?!" tanya Cecilia meradang.

"Sil, semua orang di sekolah tau, Luna itu adik aku," jawab Junior yang masih menatap punggung Lunara, yang tengah berjalan meninggalkan kantin.

"Kamu aja gak pernah loh, suapin aku seperti itu!" ucap Cecilia.

Kali ini Junior merubah arah duduknya, menatap Cecilia. "Sil, apa lagi yang kamu cemburui dari Luna? Aku udah memilih untuk pergi ke Oxford bersama kamu, meninggalkan Luna," ucap Junior sembari menyampirkan rambut Cecilia ke belakang telinganya.

"Aku hanya kasihan melihat Luna, harus naik kendaraan umum. Dia itu sangat dimanja dari kecil. Bahkan dulu, saat dia jatuh dari sepeda, kami semua tidak memperbolehkannya lagi untuk menaiki sepeda, karena kami semua takut dia terluka. Luna itu adik aku, Sil," ucap Junior meyakinkan kekasihnya itu.

Cecilia pun bergeser menghadap Junior, "benerkan, kamu hanya anggap dia, adik?" tanya Cecilia sambil mengenggam tangan Junior.

"Tentu aja Sil, aku hanya menganggap Luna sebagai adik, kan kamu kekasih aku. Dan kita akan bersama-sama melanjutkan pendidikan dan hubungan kita sampai ke Inggris sana," ucap Junior membalas genggam tangan Cecilia.

Senyum Cecilia terus mengembang mendengar ucapan pria yang sudah dua tahun menjalin hubungan dengannya itu. Cecilia pun meminta Junior untuk menyuapinya juga, seperti Junior menyuapi Lunara tadi.

Junior pun menuruti permintaan Cecilia, dengan telaten Junior menyuapi kekasihnya itu, begitu juga sebaliknya. Kelakuan dua muda mudi yang sedang dimabuk asmara itu, mendapat perhatian dari adik-adik kelas mereka.

...*...

"Luna ... babang tamvan so sweet banget sih," ucap Erika, salah satu teman sekelas Lunara.

Lunara menanggapi ocehan temannya itu dengan tersenyum tipis. Karena Lunara sudah sering mendengar tanggapan seperti itu, selama dia bersekolah di sekolah menengah atas yang sama dengan Junior.

"Iya Lun, lagi suap-suapan di kantin, so sweet .... Memang bang Jun dan kak Cecil itu couple goals banget gak sih," ucap Nikita menanggapi.

"Iya, memang abang gue itu udah sweet banget dari kecil," jawab Lunara tersenyum.

"Gue dari kelas satu nungguin mereka putus, tapi gak juga putus sampai sekarang. Malah tambah romantis aja," timpal teman Lunara yang lainnya.

Karena aksi suap-suapan Junior dan kekasihnya siang ini di kantin, sekarang Lunara terpaksa harus melayani sekumpulan temannya yang kini sedang mengerubungi mejanya.

"Gak akan putus mereka. Mereka berdua bahkan akan kuliah bareng di Oxford," jelas Lunara, yang makin membuat heboh kelas itu.

"Wah ... Berarti itu bukan gosip ya? Hebat ... udah sama-sama cakep, sama-sama pinter. Kalau mereka nikah, anaknya sesempurna apa ya?" oceh teman-teman Lunara.

"Ya sesempurna gue lah, hahaha ...," ucap Lunara terkekeh, yang disambut dengan sorakan dari teman-temannya.

Suara riuh kelas itu mereda setelah seorang guru masuk ke dalam ruangan.

...* *...

"Luna, udah datang belom abang ojeknya? Ingat plat yang gue kirim tadi kan? nama abangnya ingat kan?" Cecar Keitaro, saat Lunara sedang menunggu pengemudi ojek online yang sudah dipesan olehnya.

"Iya Kei, masih inget kok. Lagian yang pesan ojek online di sekolahan gue paling hanya ada dua atau tiga orang, jadi gak banyak abang ojek di sini. Nah tuh dia udah datang ojeknya," jawab Lunara kemudian mengakhiri panggilan telepon dengan adiknya.

Junior yang melihat Lunara sudah menaiki ojek, langsung mengikuti dari belakang. Setelah sebelumnya meminta izin untuk tidak mengantar pulang Cecilia, dengan alasan diminta untuk mengantarkan ibunya.

Sedangkan Keitaro terus menatap layar ponselnya, memantau perjalanan ojek online yang mengantarkan kakak manja kesayangannya.

Setibanya di depan rumah, saat hendak mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar jasa ojek online, Lunara melihat sebuah sepeda motor yang dikenalinya melintas di depan rumahnya.

Itu bukannya bang Jun, ya? gumamnya dalam hati.

Setelah memberikan sejumlah uang untuk pengemudi ojek online itu, Lunara pun bergegas masuk ke dalam rumah.

"Gimana anak mommy, pengalaman pertamanya naik ojek?" ucap Mikayla, ibunya Lunara, saat menyambut anak sulungnya itu.

"Seru Mom! abangnya ngebut, gak seperti Bang Jun, lelet," jawab Lunara antusias.

"Kamu istirahat dulu sebentar, nanti sebelum petang, kumpulkan baju kotor kamu, mommy ajarkan cuci baju. Kamu belum bisa pakai mesin cuci kan?" tanya Mikayla.

"Siap Mom!" jawab Lunara semangat.

"Semangat bener, jadi nih kuliah ke Sydney," ujar Keitaro yang baru tiba di rumah.

"Harus dong ...!" Ucap Lunara sumringah.

Seakan menular, ibu dan adiknya pun ikut sumringah bersama Lunara.

...* * *...

Sebelum petang, seperti janjinya, Mikayla pun mengajarkan Lunara untuk menggunakan mesin cuci. Lunara sangat antusias sekali.

Lunara sudah mengumpulkan beberapa pakaian kotornya dan memasukkannya ke dalam mesin cuci. Lunara pun mengoperasikan mesin cuci itu sesuai arahan Mikayla, ibunya.

Ya, diusianya yang sudah tujuh belas tahun ini, jangankan mencuci baju sendiri, Lunara bahkan belum bisa untuk mengoperasikan mesin cuci.

Keitaro yang ikut berada di laundry room itu, mengabadikan kegiatan Lunara dalam sebuah video, dan kemudian menampilkannya pada status WhosApp disertai caption 'asisten rumah tangga yang baru.'

Seluruh keluarga yang melihat video yang dibagikan Keitaro itu, mengirimkan pesan semangat untuk Lunara. Sementara Junior di ujung sana, malah terlihat resah, setelah menyaksikan video Lunara tadi.

"Pa, apa daddy benar-benar menyetujui Luna kuliah di Sydney sendirian?" tanya Junior, ketika dia dan kedua orangtuanya sedang berkumpul di meja makan, dan menyantap makan malam.

"Tergantung Luna, kalau selama enam bulan ini Lunara sudah terlihat mandiri, daddy kamu akan menyetujuinya. Tapi kalau dalam waktu enam bulan Luna tidak ada perubahan, Luna akan melanjutkan pendidikannya di sekitar Jakarta saja," Jawab Chicko Faresta, ayahnya Junior.

Junior hanya bisa menghela kasar napasnya, dan berharap Lunara tidak bisa menjawab tantangan yang diberikan oleh ayahnya.

Kedua orangtua Junior, saling melirik saat mendengar dengusan dan ekspresi resah anak tunggal mereka.

 

...Terimakasih sudah membaca 💕...

...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......

...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...

...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...

Terpopuler

Comments

Rina Triwinnarni

Rina Triwinnarni

sama2 cinta tapi sama2 oon🤪

2021-01-02

1

@azma@

@azma@

Yuyun vs Reina ... 😜😜😜

2021-01-01

1

Wardatul Jannah

Wardatul Jannah

kal cinta d ungkapin bang bukan d pendam kuy lanjut baca ...

2020-12-21

2

lihat semua
Episodes
1 Reinaldo
2 Bertemu Lunara
3 Latihan Kemandirian
4 Keresahan Jun
5 Asisten Rumah Tangga Baru
6 Rencana Perjodohan Luna
7 Berdebar Gak Sih?
8 Penolakan Rein
9 Luna Takut, Bang
10 Kecemburuan Jun
11 Kecemburuan Jun-2
12 Ingkar Janji
13 Gak Lebih Berarti
14 Sydney
15 Persahabatan
16 Bertemu Hana Kembali
17 Pria Tua?
18 Emerald Project
19 Tidur Bersama
20 Pelakor Kecil
21 Eps. 21
22 Eps. 22
23 Eps. 23
24 Eps. 24
25 Eps. 25
26 Eps. 26
27 Eps. 27
28 Eps. 28
29 Eps. 29
30 Eps. 30
31 Eps. 31
32 Eps. 32
33 Eps. 33
34 Eps. 34
35 Eps. 35
36 Eps. 36
37 Eps. 37
38 Eps. 38
39 Eps. 39
40 Eps. 40
41 Eps. 41
42 Eps. 42
43 Eps. 43
44 Eps. 44
45 Eps. 45
46 Eps. 46
47 Eps. 47
48 Eps 48
49 Eps. 49
50 Eps. 50
51 Eps. 51
52 Eps. 52
53 Eps. 53
54 Eps. 54
55 Eps. 55
56 Eps. 56
57 Eps. 57
58 Eps 58
59 Eps. 59
60 Eps. 60
61 Eps. 61
62 Eps. 62
63 Eps. 63
64 Eps. 64
65 Eps. 65
66 Eps. 66
67 Eps. 67
68 Eps. 68
69 Eps. 69
70 Eps. 70
71 Eps. 71
72 Eps. 72
73 Eps. 73
74 Eps. 74
75 Eps. 75
76 Eps. 76
77 Eps. 77
78 Eps. 78
79 Eps. 79
80 Eps. 80
81 Eps.81
82 eps. 82
83 Eps.83
84 Eps. 84
85 Eps. 85
86 Eps. 86
87 Eps. 87
88 Eps.88
89 Eps.89
90 Eps.90
91 Eps. 91
92 Eps. 92
93 Eps. 93
94 Eps. 94
95 Eps. 95
96 Eps. 96
97 Eps. 97
98 Eps. 98
99 Eps. 99
100 Eps. 100
101 eps. 101
102 Eps.102
103 Eps.103
104 Eps. 104
105 Eps. 105
106 Eps. 106
107 Eps. 107
108 Eps. 108
109 Eps. 109
110 LUNARA
111 PENGUMUMAN
112 KARYAKU YANG LAIN
113 NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Reinaldo
2
Bertemu Lunara
3
Latihan Kemandirian
4
Keresahan Jun
5
Asisten Rumah Tangga Baru
6
Rencana Perjodohan Luna
7
Berdebar Gak Sih?
8
Penolakan Rein
9
Luna Takut, Bang
10
Kecemburuan Jun
11
Kecemburuan Jun-2
12
Ingkar Janji
13
Gak Lebih Berarti
14
Sydney
15
Persahabatan
16
Bertemu Hana Kembali
17
Pria Tua?
18
Emerald Project
19
Tidur Bersama
20
Pelakor Kecil
21
Eps. 21
22
Eps. 22
23
Eps. 23
24
Eps. 24
25
Eps. 25
26
Eps. 26
27
Eps. 27
28
Eps. 28
29
Eps. 29
30
Eps. 30
31
Eps. 31
32
Eps. 32
33
Eps. 33
34
Eps. 34
35
Eps. 35
36
Eps. 36
37
Eps. 37
38
Eps. 38
39
Eps. 39
40
Eps. 40
41
Eps. 41
42
Eps. 42
43
Eps. 43
44
Eps. 44
45
Eps. 45
46
Eps. 46
47
Eps. 47
48
Eps 48
49
Eps. 49
50
Eps. 50
51
Eps. 51
52
Eps. 52
53
Eps. 53
54
Eps. 54
55
Eps. 55
56
Eps. 56
57
Eps. 57
58
Eps 58
59
Eps. 59
60
Eps. 60
61
Eps. 61
62
Eps. 62
63
Eps. 63
64
Eps. 64
65
Eps. 65
66
Eps. 66
67
Eps. 67
68
Eps. 68
69
Eps. 69
70
Eps. 70
71
Eps. 71
72
Eps. 72
73
Eps. 73
74
Eps. 74
75
Eps. 75
76
Eps. 76
77
Eps. 77
78
Eps. 78
79
Eps. 79
80
Eps. 80
81
Eps.81
82
eps. 82
83
Eps.83
84
Eps. 84
85
Eps. 85
86
Eps. 86
87
Eps. 87
88
Eps.88
89
Eps.89
90
Eps.90
91
Eps. 91
92
Eps. 92
93
Eps. 93
94
Eps. 94
95
Eps. 95
96
Eps. 96
97
Eps. 97
98
Eps. 98
99
Eps. 99
100
Eps. 100
101
eps. 101
102
Eps.102
103
Eps.103
104
Eps. 104
105
Eps. 105
106
Eps. 106
107
Eps. 107
108
Eps. 108
109
Eps. 109
110
LUNARA
111
PENGUMUMAN
112
KARYAKU YANG LAIN
113
NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!