Selesai makan siang, Yohan Erlangga mengajak mereka semua untuk berbincang di ruang keluarga.
"Gimana Jun persiapan ke Inggris, sudah beres semua?" tanya Yohan memulai pembicaraan siang itu.
"Udah Dad, tinggal urus residence permit ke kedutaan."
"Good. Semoga lancar kuliah kamu di sana ya ... Babang Yuyun," ucap Yohan sambil menatap Junior dengan lembut.
Junior punya tempat tersendiri di hati pasangan Yohan Erlangga dan Mikayla. Pasalnya beberapa minggu setelah Junior lahir, Mikayla dinyatakan positif hamil, setelah menanti selama empat tahun. Bahkan Mikayla ada di samping Gea sahabatnya, saat proses kelahiran Junior.
"Jangan pacaran mulu di sana Bang!" celetuk Keitaro. Lunara yang duduk tepat di sebelah Keitaro, menyikut dada adiknya itu.
"Mau di sana pacaran terus atau gak, yang jelas dalam waktu empat tahun harus udah kembali ya Jun, bantuin papa di kantor," ucap Chicko memperingati.
Junior pun mengangguk dengan tegas, "iya ... siap Pa!"
"Calon mantu mama gimana? Masih mau ke Sydney?" tanya Gea penasaran.
"Tentu aja Ma, Luna harus kuliah di Sydney!" jawab Lunara dengan mata yang menyala, penuh semangat.
Semua yang berada di ruangan itu, tersenyum melihat semangat Lunara.
"Okey sayang, karena daddy melihat kamu sangat antusias sekali untuk kuliah di Sydney, daddy mau memberi kamu kesempatan memilih sekali lagi, tentunya dengan option yang berbeda," ucap Yohan yang kini sudah menegakkan duduknya, dan menatap tajam ke arah Lunara.
Lunara yang ditatap seperti itu, turut menegakkan duduknya dan membalas tatapan mata ayahnya.
"Ini hari terakhir kamu bisa memilih untuk kuliah di Jakarta. Setelah lewat hari ini, kamu gak akan punya pilihan itu. Pilihannya daddy ganti, rulesnya juga daddy ganti. Daddy mau lihat, kamu masih antusias kuliah di Sydney atau tidak," ucap Yohan serius.
"Apapun rules yang Daddy buat, Luna akan berusaha menjalankannya. Karena pilihan Luna tetap University of Sydney."
"Okey, dengarkan daddy." Lunara pun bersiap mendengarkan dengan seksama.
"Kamu hanya boleh naik ojek saat pergi sekolah aja. Mulai besok, ketika pulang sekolah, kamu silahkan naik MRT atau Bus Trans Jakarta." Pernyataan Yohan itu mendapat penolakan keras dari Keitaro, Gea dan tentu saja Junior.
Lunara memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan, mencari ketenangan. Sebenarnya Lunara sudah bisa menebaknya, kalau ayahnya itu akan memberikan pilihan untuk naik transportasi umum lainnya.
"Daddy yang bener aja dong! stasiun MRT jauh dari sekolah Luna, berarti Luna harus naik bus. Daddy tau sendiri, naik bus itu pasti penuh banget. Luna harus berdiri dan —"
"Luna setuju, Dad!" Keitaro langsung menatap tajam Lunara yang menyela ucapannya.
Junior sedikit menggeser posisi duduknya, hingga kini dia bisa melihat Lunara yang saat ini tengah duduk di antara dirinya dan Keitaro. "Dek, kamu tau kan kondisi didalam Bus Trans Jakarta? kamu yakin mau naik bus? Di sana nanti desak-desakan loh."
"Kalian ini ... Luna hanya mau naik Bus Trans Jakarta, bukan mau pergi perang. Mommy dulu pergi dan pulang sekolah jalan kaki, sambil membawa kue dagangan!"
"Jangan disamakan dong Mika. Lagian lu ini, gak kasihan apa sama Luna," ucap Gea kesal.
"Kalian ini nih, kalian semua yang buat Luna jadi manja gak ketulungan seperti ini. Untung daddy-nya udah sadar, walaupun telat! Ini baru naik bus loh, nanti Luna sendirian di Sydney, kalau dia gak kuat mentalnya trus ada apa-apa di sana, gimana?! Siapa yang bisa menolong dia, kalau bukan dirinya sendiri! Mikir gak kalian!"
Mereka semua terdiam, sibuk mencerna setiap kalimat yang terlontar dari ibu kandung Lunara itu. Terlebih Junior, dirinya sedikit merasa bersalah. Mereka semua memanjakan Lunara selama ini, karena Junior berjanji kalau dia akan selalu menemani dan menjaga Lunara.
"Iya Mom, Luna mau kok naik Bus Trans Jakarta," ucap Lunara lembut.
"Duh, orang tua kamu memang kejam Lun, mending kamu jadi anak mama aja. Tinggal sama mama, tukar tambah nih sama Jun!" ucap Gea kesal dengan keputusan orang tua Lunara.
"Gak apa-apa Ma, Luna udah mempersiapkan diri selama satu bulan ini kok. Luna udah memprediksinya juga," ucap Lunara masih dengan mulut yang terus menampakkan sebuah senyuman lebar. Sehingga membuat orang di sekitarnya merasa sedikit tenang.
"Ternyata kamu sudah memprediksinya. Okey, kamu setuju ya sayang. Kalau begitu hari Senin sudah mulai naik Bus Trans Jakarta," ucap Yohan dan dijawab Lunara dengan anggukan dan senyuman.
"Daddy tegaskan lagi ya rules-nya, dalam satu bulan ini, Luna pulang sekolah harus naik Bus Trans Jakarta. Nah, setelah percobaan itu, bulan depan dan seterusnya, Luna pulang dan pergi sekolah naik Bus Trans Jakarta, yaa ...."
"Siap Daddy," jawab Lunara santai, bahkan Lunara menjawab dengan wajah ceria. Namun hal itu ditanggapi geram oleh Gea, Junior dan Keitaro.
"Sekarang daddy akan memberikan option-nya," ucap Yohan.
"Option apalagi Daddy? Bukannya sudah Daddy hapus, option berkuliah di Jakarta?" tanya Lunara bingung.
"Daddy bukan menghapus, tapi mengganti pilihannya. Kamu boleh kuliah di Sydney, kalau dalam waktu enam bulan ini kamu lalui dengan baik dan tanpa mengeluh.
"Tapi ... seandainya dalam rentang waktu itu kamu menyerah, begitu lulus SMA, daddy akan menikahkan kamu dengan Rein," ucap Yohan tegas.
"Menikah?!"
Mereka semua yang berada di sana terperanjat, terkecuali Chicko yang memang sudah tau rencana Yohan. Bahkan Mikayla, istrinya pun tidak tau-menau perihal ini.
"Dad, bercandanya gak lucu!" ucap Lunara menatap malas kepada ayahnya.
"Daddy serius, Lunara Erlangga. Kalau kamu menyerah atau gagal, daddy akan menikahkan kamu dengan Reinaldo," ucap Yohan sambil menatap tajam Lunara.
Semua yang berada di ruangan itu hanya terdiam dan menatap dengan penuh kebingungan. Terlebih Junior, rahangnya terlihat mengeras mendengar pernyataan orang yang biasa dipanggilnya dengan sebutan daddy Yoo itu.
Mereka semua berusaha untuk tidak memercayai pernyataan ayahnya Lunara itu, tetapi jika mereka melihat dari cara bicara dan mimik wajahnya, Yohan terlihat sangat serius dan tidak ada keraguan di dalam setiap kalimat yang terlontar.
"Daddy mau membunuh cita-cita Luna? Pria itu anak rekan bisnis Daddy, ya? hingga Daddy rela melepas anak gadis Daddy untuk melebarkan sayap bisnisnya Daddy?" cecar Keitaro. Lunara yang tadinya kesal, mendadak terkekeh mendengar ocehan Keitaro.
"Lu kebanyakan nonton FTV Viral sama mommy ya? Cerita lu klise banget, Kei. Reinaldo itu karyawan ke-sa-ya-ngan Bapak Yohan Erlangga, selaku Owner PT. Yohan Corporation," ucap Lunara melirik malas kepada ayahnya.
Yohan hanya bisa tersenyum mendengar sindiran Lunara.
"Oh hanya karyawan biasa. Dad, sudah banyak pria yang mendekati Luna hanya untuk memanfaatkan uangnya aja. Sekarang Daddy Yoo akan menikahkan Luna dengan orang seperti itu?" ucap Junior yang berusaha meredam emosinya.
"Rein bukan pria seperti itu Jun. Gak mungkin daddy menyerahkan anak kesayangan daddy sama pria seperti itu. Menurut Luna, Kak Rein orang seperti itu gak?" Yohan menaik turunkan alisnya menggoda Lunara.
"Gak ... dia bukan pria seperti itu kok. Dia itu orang yang memberikan ide kepada daddy, agar mencabut semua fasilitas yang Luna dapatkan dari Daddy," ucap Lunara.
Ucapan Reinaldo sewaktu di elevator, tiba-tiba terlintas di benaknya. Denger ya bocah, gue gak tertarik dengan wanita manja dan gak bisa apa-apa. Jadi jangan berharap lebih.
Bibir Lunara yang mengerut sedari tadi, langsung berubah menjadi senyuman kecil, dan lengkungan di bibirnya itu terus mengembang, dan membentuk sebuah senyuman yang sangat lebar, hingga matanya menyipit.
"Dih, anak daddy senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin Rein ya?" ucap Yohan yang sudah tertular senyum lebar Lunara. Lunara pun mengangkat alisnya beberapa kali sambil tersenyum.
"Luna setuju option dari Daddy," ucapnya dengan bibir yang masih tersenyum lebar.
Semua orang terkejut dengan pernyataan Lunara, terlebih lagi, Lunara mengatakannya dengan ceria dan tersenyum lebar.
"Dek ... serius?" ucap Junior sambil menatap sendu.
"Wah ... seperti ada suara sesuatu yang patah, nih," sindir Keitaro sambil melirik kearah Junior. Mendengar sindiran itu, Junior langsung menurunkan pandangan sendunya kepada Lunara.
"Abang tenang aja, kata kak Rein, dia gak tertarik dengan wanita manja seperti Luna!" ucap Lunara, sambil menepuk dada dan tersenyum sumringah, seakan merasa sangat bangga dengan sifat manjanya itu.
"Kapan Rein bicara begitu?" tanya Yohan penasaran.
"Waktu Luna ke kantor Daddy. Sehabis dari ruangan Daddy, Luna ketemu di elevator, trus kak Rein bilang begini, 'denger ya bocah, gue gak tertarik dengan wanita manja dan gak bisa apa-apa. Jadi jangan berharap lebih,' " ucap Lunara, sambil menirukan gaya bicara datar Reinaldo sewaktu di elevator kala itu.
Keitaro terkekeh mendengar dan melihat gaya Lunara sewaktu menirukan Reinaldo. Sedangkan Junior langsung mengembangkan senyumnya.
Ayahnya Lunara, Yohan Erlangga, tiba-tiba terlihat menghubungi seseorang.
"Hai Rein, lagi apa kamu?" ucap Yohan ketika panggilan itu tersambung pada Reinaldo.
Yohan pun langsung menekan tanda loudspeaker pada layar ponselnya, dan meletakkan ponsel itu di meja, agar semua orang dapat mendengarkan dengan jelas pembicaraannya dengan Reinaldo.
Reinaldo : Lagi di rumah aja Pak, ada yang bisa saya bantu?
Yohan : Saya hanya mau bertanya tentang permintaan saya kemarin. Kamu setuju kan?
Reinaldo : Iya Pak, saya setuju.
Yohan langsung menatap Lunara, anaknya, sambil menyeringai.
Yohan : Tapi kamu suka kan Rein? Saya tidak akan memberikannya kalau kamu tidak suka.
Reinaldo : Saya menyetujuinya justru karena saya suka Pak.
Yohan : Oh iya Rein, Lunara juga ada di sini loh, kamu mau sapa dia? Ponselnya saya beri ke Luna ya.
Reinaldo : Ooh ... i - iya Pak.
Lunara pun berdehem agar Reinaldo tau kalau dia sedang mendengarkan.
Reinaldo : Hai Luna.
Lunara : Kak, kakak bener setuju dengan rencana daddy Luna?
Reinaldo : "Kamu tau?
Lunara : Iyalah tau, ini kan menyangkut masa —
Yohan : Nanti kita sambung di kantor ya Rein.
Yohan pun mengakhiri panggilan teleponnya dengan Reinaldo.
"Rein sengaja bicara seperti itu sama kamu. Biar kamu bisa memantaskan diri jadi pasangannya Rein," ucap Yohan memprovokasi.
"Astaga ... Daddy kerasukan apa sih! seharusnya karyawan itu yang memantaskan dirinya buat Luna!" ucap Junior yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Yohan dan Chicko, terlihat menyeringai ketika Junior meluapkan amarahnya. Keitaro pun menyadari hal itu.
"Daddy akan memberi kamu tenggat waktu sampai jam sembilan malam untuk menjawabnya. Pikirkan baik-baik, kamu masih bisa memilih untuk berkuliah di Jakarta sampai jam sembilan malam nanti," ucap Yohan yang kini sudah menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Luna akan tetap memilih kuliah di Sydney Dad, apapun risikonya," jawab Lunara tegas, hingga membuat semua orang terperanjat dengan tekadnya itu.
"Dek!"
Lunara pun menatap Junior.
"Udahlah Dek, lu kuliah di Jakarta aja. Jangan buat semua orang khawatir dengan keputusan lu!" ucap Junior meluapkan rasa kesalnya, karena mendengar pilihan Lunara tadi.
"Memikirkan lu akan naik Bus Trans Jakarta aja, gue udah pusing!"
...Terimakasih sudah membaca 💕...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Kurniaty Balfas Haruna
so sweetnya si Jun😍
2021-01-05
1
Rina Triwinnarni
aku sampe sakit kepala gara2 kurang tidur demi baca novel mamak tercintah🤣🤣🤣
2021-01-02
1
@azma@
Yuyun ... lope lope lope 😍😍😍😍😍
2021-01-01
2