Sudah hari ketujuh aku berada di rumah opa dan oma. Selama disini aku tidak pernah keluar dari lingkungan rumah karena memang ucapan Rika waktu itu selalu terngiang-ngiang di pikiranku sehingga membuat mood ku buruk.
Hari ini aku, papa dan mama kembali ke rumah kami.
Saat kami sampai di rumah aku melihat Arka dan Rika serta Cindy dan juga Raya sudah berada didepan rumah menunggu kedatangan kami.
"Akhirnya balik juga, berasa lama banget ditinggalin. " ucap Raya ketika kami berpelukan.
"Ehh mulai deh lebay nya. " ucap Cindy.
Aku bingung harus bersikap seperti apa kepada Arka, tapi tiba-tiba Arka mendekat dan memeluk aku.
"Ah akhirnya Cina gue pulang, lo pasti udah kangen banget kan sama gue? " ucap Arka.
Arka lepasin bisik ku ke telinganya.
Arka melepas pelukannya lalu mentoel keningku.
"Kebiasaan banget sih! " ucapku dengan wajah cemberut. Sedangkan Rika menatap aku dengan tatapan tidak suka.
Papa dan mama mengajak kami semua masuk kedalam rumah.
"Oleh-olehnya mana Cit? " tanya Raya.
"Hah sorry-sorry aku nggak ada keluar dari rumah oma jadi nggak beli apa-apa. " jawabku.
"Tau nih jauh-jauh ke Luar Negeri pulangnya nggak bawa apa-apa. " Arka mengejek.
"Boro-boro kepikiran beli oleh-oleh, mikir pulang aja males rasanya ya kan Cit? " Cindy menimpali.
Aku gelagapan mendengar perkataan Cindy dan hanya ku jawab dengan senyum dipaksakan.
"Lo nggak ada niatan buat tinggal di sana kan Cin? " Arka bertanya menyelidik.
"Hahaha ya enggaklah. " ucapku gugup.
Rika hanya diam mendengar obrolan tidak penting kami berempat, entah apa yang sedang dipikirkannya.
Beberapa jam kemudian mereka semua pamit pulang. Setelah mereka semua pergi aku langsung keatas menuju kamar. Kamar yang selama seminggu ini tidak ku tempati. Ah rindunya ucapku sambil merebahkan diri di atas tempat tidur.
Saat aku memainkan ponsel, ada satu pesan yang tidak mengenakkan.
💬Gue harap lo mau menjauhi Arka.
Pesan itu dari Rika.
Aku yang sudah bertahun-tahun dengannya tapi kenapa seolah-olah dia yang memilikinya. Aku berbicara sendiri
Tapi jika Arka lebih bahagia dengan dia, lalu aku bisa apa. Mengapa aku harus berada diposisi seperti ini.
........
Waktu berjalan cepat. Aku, Raya dan Cindy diterima di kampus Z. Hari ini hari pertama kami menjadi mahasiswa di kampus itu. Mungkin akan menjadi hari berat bagi kami karena OSPEK dimulai dari hari ini sampai tiga hari ke depan.
Saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus berlangsung, Mahasiswa baru dibagi menjadi beberapa kelompok, di setiap kelompok dibimbing oleh tiga mahasiswa senior. Aku, Raya dan Cindy berada di kelompok yang sama, syukurlah.
Kakak senior kami semuanya laki-laki, bernama Anton, Riza dan Topan. Diantara mereka bertiga kak Riza lah yang paling sabar menghadapi mahasiswa baru.
"Kamu masih kuat? " tanya kak Riza kepadaku.
"Eh iya masih kok kak. " jawabku.
"Kalo sudah tidak kuat jangan dipaksakan, kamu bisa istirahat dulu. " lanjutnya.
"Cie cie udahlah istirahat aja dulu, Citra itu sebenarnya punya penyakit asma kak dan kalo kecapekan biasanya kambuh. " ucap Cindy yang tiba-tiba datang.
Aku memelototkan mata ketika mendengar ucapan Cindy, itu sungguh mengada-ngada.
Akhirnya kak Riza mengantarkan aku ketempat duduk yang ada didekat kami. Sebenarnya kegiatan belum selesai tapi aku sudah istirahat lebih dulu dari pada yang lain.
"Kak, tapi kan nggak enak sama yang lain kalo saya istirahat duluan. " ucapku.
"Sudah tidak apa-apa, dari pada kamu kenapa-kenapa nanti, lagipula kenapa kamu tidak memberitahu saya dari awal kalau kamu mempunyai riwayat penyakit asma. " ucap kak Riza dengan tersenyum.
Aku hanya nyengir menanggapi ucapan kak Riza.
Kak Riza mau aja dibohongin Cindy ucapku dalam hati, tanpa sadar aku tertawa.
"Kamu kenapa tertawa, apa yang lucu? " tanya kak Riza bingung.
"Oh hah nggak papa kak. " jawabku.
Kami mengobrol sampai kegiatan OSPEK hari ini selesai, menurutku kak Riza orangnya ramah dan mudah bergaul.
Saat aku turun dari mobil dan ingin masuk kedalam rumah aku melihat Arka sudah duduk di depan pintu.
"Lo ngapain duduk di sini? " tanyaku.
"Ya nungguin elo lah. Gimana hari ini, apa elo capek, apa senior-senior lo ngerjain lo? " Arka bertanya dengan mentoel keningku.
"Mana ada orang yang berani ngerjain Citra Naisyila Ilyas. " ucapku dengan berlalu meninggalkan Arka.
Arka mengekor dibelakang ku.
"Dih sombong amat. " ucapnya.
Aku masuk kedalam kamar tapi Arka masih tetap mengikuti aku.
"Lo ngapain deh ikut masuk? " tanyaku tak mengerti.
"Apa sih orang gue mau numpang istirahat sebentar dikamar lo, gue capek. " jawabnya sambil merebahkan tubuh di atas tempat tidur.
Aku hanya geleng-geleng kepala. Apa jadinya jika Rika sampai tau hal ini. Gumam ku dalam hati.
Aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan karena merasa lengket akibat aktifitas yang ku kerjakan di kampus tadi.
Setelah selesai mandi aku baru ingat kalau aku tidak membawa baju ganti.
Aku membuka pintu kamar mandi sedikit mungkin untuk mengintip Arka masih ada atau tidak di kamarku. Rupanya Arab masih tetap berada di atas tempat tidur, tidak ada pergerakan pasti dia sudah tertidur, pikirku.
Dengan pelan dan hati-hati aku keluar menuju lemari dengan hanya menggunakan handuk yang panjangnya hanya sampai paha.
Dengan cepat aku mengambil pakaian, aku menengok kearah Arka, aku melihat dia masih tertidur lalu aku memutuskan untuk memakai baju didepan lemari saja, toh dia juga tidur. Ucapku
Selesai memakai pakaian lengkap lalu aku mengeringkan rambut di depan cermin, tak lama aku mendengar Arka memanggil namaku.
"Cina, kok lo udah selesai mandi? " tanyanya.
"Ya kenapa emang? " ucapku tanpa menengok kearahnya tapi aku bisa melihat dia lewat cermin.
"Gue ikut mandi di sini sekalian ya, " ucapnya.
Aku memelototkan mata, bisa bisanya dia berbuat seenaknya.
"Lo diusir sama Tante Mei atau gimana sih, tidur disini mandi juga mau disini, lagian gue nggak punya baju cowok, lo mau pakai daster? " ucapku dengan kesal.
"Gue males pulang. " ucapnya lalu dengan cepat berlari kearah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian saat aku sedang membereskan tempat tidur aku melihat pintu kamar mandi terbuka, Arka keluar dengan hanya menggunakan handuk yang dilingkarkan di pinggangnya.
Aku terperangah melihat perut six-pack nya, aku tidak menyangka dia memiliki badan sebagus itu karena aku tidak pernah melihat Arka berolahraga atau pergi ke gym.
Sampai pada,
"Heh lo biasa aja dong melihat kesempurnaan yang ada di depan lo. " ucapnya menyadarkan aku dari lamunan.
Aku tidak menghiraukannya dan aku melanjutkan kegiatan beres-beres tempat tidur.
Aku kaget saat Arka sudah berada dibelakang ku, sangat dekat hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya di telingaku. Aku sangat terkejut dengan apa yang dilakukannya, ada apa dengan dia sebenarnya?
" Bisa minta tolong ambilin tas gue nggak didalam mobil, ini kuncinya. " bisik nya tepat di telingaku.
Rasanya jantungku ingin melompat mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Valent Bie
aq pengen liat visualnya arka sama citra donk thor
2021-01-14
2
Zahfira Khairani
kasih tau tu Arka SMS si Rika...gt ja repot..terus blg sm arka jaga jarak & bila perlu gk usah Deket lg..( itu sih klu di dunia nyata)
2021-01-12
2