Pagi sebelum matahari menampakkan sinarnya aku sudah terbangun, dengan pelan dan hati-hati aku keluar dari tenda agar tidak membangunkan dua manusia super kepo itu. Sebelum keluar aku membawa pakaian untuk kupakai nanti sehabis mandi. Ah syukurlah, ucapku saat sudah berada di luar, kulihat hanya ada beberapa Panitia berjaga yang sedang menikmati kopinya.
Aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Selesai mandi dengan pakaian lengkap aku keluar dan berjalan kearah tepi pantai, awalnya aku takut karena memang masih gelap tapi aku sangat ingin menikmati saat munculnya Matahari nanti.
Sekitar setengah jam aku duduk disitu, beruntungnya baju yang kupakai berlengan panjang jadi aku tidak terlalu merasa dingin karena angin yang bertiup kencang saat itu.
Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara seseorang yang bertanya,
"Ngapain di sini jam segini, mau menyerahkan diri untuk hantu laut?"
Saat aku menengok, ternyata Arka sudah berada tepat di belakangku.
Dia duduk di sampingku, lalu bertanya,
"Kenapa suka Pantai?"
"Aku selalu suka suara dan gulungan ombaknya, semilir anginnya, warna airnya, menginjak pasirnya, matahari terbitnya, matahari tenggelamnya membuat aku merasa tenang."
"Kalo lo diberi satu permintaan, lo bakal minta apa?" tanyanya lagi.
"Gue bakal minta pulau yang dikelilingi air dan ombak yang indah, gue akan hidup bahagia di pulau itu sama suami dan anak-anak gue nanti." jawabku dengan bersemangat.
Arka tak memberi tanggapan apa-apa, jelas saja mana mungkin ada orang yang benar-benar menyanggupi itu hanya untuk aku.
Kami menikmati Sunrise hanya berdua. Kalian tau, aku sangat bahagia pada saat-saat seperti ini.
Sore hari setelah kami semua bersiap-siap dan merapikan barang-barang akhirnya Kami pulang, disepanjang perjalanan aku hanya tidur aku merasa sangat lelah.
......................
Sehari setelah pulang dari liburan, sepulang dari sekolahaku ikut Arka kerumahnya, karena sudah cukup lama aku tidak bertemu tante Mei.
Saat aku dan Arka masuk rumah aku melihat tante Mei sedang mengobrol dengan seorang gadis, aku menghampiri mereka lalu mencium tangan tante Mei dan diikuti dengan Arka.
Saat gadis itu melihat Arka, dia langsung memeluk Arka, tante Mei mengenalkan gadis itu kepadaku. Namanya Rika, anak dari temannya tante Mei dari kota B yang sudah lulus sekolah tahun lalu, dan baru akan melanjutkan kuliah nanti berbarengan dengan Arka.
Aku melihat Arka dan Rika sangat dekat, mereka saling tertawa entah sedang membahas hal apa. Selama kenal dengan Arka aku tidak pernah melihat dia dan Arka pun tidak pernah menceritakan tentang dia kepadaku.
Aku bertanya kepada tante Mei,
"Sejak kapan mereka berteman Tan?"
"Sudah lama, kakek dan nenek Arka tinggal di kota B, jadi setiap Arka ke sana pasti mereka bertemu, tante dengar mereka sempat menjalin hubungan. Apakah Arka tidak pernah memberitahu kamu sayang?" ucap tante Mei.
"Tidak Tan, mungkin belum sempat." jawabku.
Arka pernah menjalin hubungan dengan dia, tapi aku tidak pernah tau, padahal hampir setiap hari kami bersama.
Aku membantu tante Mei memasak sedangkan Arka entah pergi kemana bersama Rika, aku kesal karena Arka lebih memilih bersama temannya itu dibanding menemaniku.
Saat hari sudah malam aku dan tante Mei sudah selesai menyiapkan makanan di atas meja, tante Mei menyuruh aku menelpon Arka karena sampai sekarang Arka belum pulang.
Panggilan terhubung..
"Lo kemana aja sih jam segini belum pulang? Udah lupa jalan pulang apa lupa kalo punya rumah?" tanyaku dengan nada ketus.
"Astaga Cina, kenapa marah-marah sih, ini gue masih dijalan, macet nih. Bentar lagi sampai kok." jawab Arka.
Aku langsung mematikan sambungan tanpa merespon ucapan Arka. Sebenarnya aku kesal dengan dia, ada aku dirumahnya tapi dia malah pergi entah kemana.
Tak berapa lama kudengar ada suara mobil memasuki area rumah, ku pikir itu mobil Arka tapi saat asisten rumah tangga membuka pintu ternyata om Han yang masuk rumah. Om Han menghampiri aku dan tante Mei yang sedang berada dimeja makan.
Tante Mei mencium tangan suaminya lalu aku pun mengikutinya.
"Arka mana ma, kok tumben bisa pisah dengan Cina nya ini?" ucap om Han sambil mengusap kepalaku.
"Tadi Rika datang pa, dan sekarang mereka lagi pergi tapi nggak tau kemana, tadi juga nggak pamit." jawab tante Mei.
"Selamat malam papa dan mamaku!" teriak orang gila yang baru masuk dan langsung mencium pipi tante Mei.
Aku memutar bola mataku saat melihatnya, aku sangat tidak berminat melihat dia.
"Habis darimana sih Ar kok jam segini baru pulang?" tanya mamanya.
"Udahlah ma, anak muda paling juga cari angin, ya sudah ayo lebih baik kita makan!" ucap papanya.
Akhirnya kami semua makan malam. Hal wajib yang tidak boleh dilanggar di rumah Arka adalah saat makan sedang berlangsung tidak boleh ada yang bersuara, berbeda dengan di rumahku.
Selesai makan aku langsung pamit pulang, awalnya aku bersikeras ingin pulang sendiri jalan kaki karena tadi aku ke sini bersama Arka, alasan aku ingin pulang sendiri adalah aku masih marah atas sikap dan kelakuannya yang meninggalkan aku tadi. Tapi Arka memaksa untuk mengantarkan aku, karena sudah malas berdebat akhirnya aku mengalah.
Saat diperjalanan aku diam tidak membuka mulut sama sekali.
Tumben diem aja, ada apa sih Cin?
Hey kesambet ya lo?
Cina gue tanya lo kenapa?
Mulut lo ketinggalan di rumah gue?
Aku hanya diam tidak menjawab sederetan pertanyaan dari Arka.
Karena rumahku dan rumah Arka jaraknya dekat jadi hanya beberapa menit kami sudah sampai, saat mobil berhenti aku langsung turun tanpa mengucapkan apa-apa.
Saat aku masuk kedalam rumah, papa dan mama sedang duduk di ruang keluarga.
"Loh sayang habis dari rumah tante Mei kok mukanya ditekuk gitu?" mamaku bertanya.
"Enggak apa-apa ma." jawabku dan langsung masuk ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Novy Tae
keren critax lnjut
2021-01-20
1