Setelah menunggu cukup lama dan aku sudah merasa bosan, akhirnya aku melihat Arka mendekat dengan membawa dua mangkok mie ayam di tangannya, aku langsung membukakan pintu mobil.
"Ini makanannya Tuan Putri." ucap Arka dan aku hanya tertawa cekikikan.
Aku mengambil satu mangkok mie ayam dari tangan Arka.
"Wah akhirnya datang juga," ucapku sambil memulai ritual makan. "Loh tapi minumnya mana?" tanyaku.
Arka hanya memajukan bibirnya kearah botol air mineral yang berada di sebelahnya.
"Aku kan maunya es jeruk," rengek ku.
"Pohon jeruknya belum berbuah." jawab Arka asal dan melanjutkan makan lagi.
Selesai makan Arka mengembalikan mangkok dan membayar.
"Jadi kita mau kemana lagi Tuan Putri?" tanya Arka.
"Kita pulang aja yuk, aku capek." jawabku dan di angguki oleh Arka.
...........
Seminggu sudah berlalu, hari ini Raya dan keluarganya akan datang, aku dengar om Iyan sudah membeli rumah di komplek ini juga, berarti om Iyan dan keluarga pasti akan lama disini.
Saat hari mulai siang, aku mendengar suara ramai di depan rumah, aku melihat kearah luar di jendela kamar ternyata Raya dan keluarganya sudah sampai. Aku segera turun menghampiri mereka.
Setelah melihat aku, Raya langsung berjalan kearah ku dan memeluk aku.
"Aaaaa aku tu kangen banget tau" katanya, dan aku hanya mencubit pipi Raya. Raya memang manja dan sedikit lebay, dia mudah sekali ngambek kan.
Setelah bersalaman dengan om Iyan dan istrinya, kami bersama-sama duduk di ruang keluarga.
Kami dikagetkan dengan kedatangan Arka yang tiba-tiba sudah berjalan mendekat kearah kami, dengan membawa 2 buah rantang ditangan kanan dan kirinya, Arka sedikit terkejut karena melihat ada banyak orang dari biasanya, lalu papa mengenalkan om Iyan dan keluarga ke Arka, Arka menyerahkan rantang ke mama. Kata Arka tante Mei sengaja memasak banyak karena tau kalau Arka mau ke rumahku.
Arka mengajakku menemaninya membeli buku, entah buku apa padahal di kamarnya sudah sangat banyak buku-buku. Lalu papa menyarankan agar Raya ikut dengan kami, hitung-hitung supaya dia cepat hafal daerah sini, Raya langsung setuju. Aku izin ganti baju dan bersiap-siap setelah itu aku masuk ke kamar.
Kami bertiga pergi menggunakan mobil Arka, aku dan Arka duduk di depan sedangkan Raya duduk di belakang.
"Mau nyari buku apa sih?" tanyaku.
"Beli buku yang bisa buat lo pinter!" jawabnya.
Aku mengernyitkan dahi.
"Elo yang mau beli buku kenapa gue yang jadi pinter, lagian gue udah pinter ya asal lo tau!" jawabku tak mau kalah.
Arka hanya tertawa mendengarkan.
"Oh ya Ray jadi kamu mau sekolah dimana, padahal tanggung banget ya bentar lagi udah ujian, tapi kamu malah pindah." ucapku.
"Ke sekolah kamu, papa udah ngurus semuanya, jadi besok aku udah bisa mulai sekolah. Lagian kan tugas papa nggak bisa ditunda-tunda jadi mau nggak mau aku harus ikut pindah, nggak mungkin juga kan kalo aku ditinggal di sana sendirian." jawab Raya.
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala.
Kami pun sampai di toko buku, Arka sibuk memilih dan memilah buku, sedangkan Raya sibuk membuntuti Arka di belakang, aku mendengar Raya mengajak Arka jalan-jalan keliling kota setelah selesai dari sini, tapi Arka hanya diam saja.
"Udah belum Ar, gue bosen nih!" ucapku, karena sudah cukup lama kami berada di toko ini, dan Arka masih tetap sibuk berkeliling, entah buku apa yang dia cari.
Akhirnya Arka mengambil satu buku dan dibawanya ke kasir.
"Kita mau kemana lagi?" tanyaku ke Arka.
"Kita pulang saja ya, gue tiba-tiba sibuk." kata Arka dan aku pun mengangguk.
Sesampainya di rumah, aku dan Raya turun sedangkan Arka langsung pulang.
"Kamu sudah lama berteman sama Arka Cit?" Raya bertanya padaku.
"Hemm." aku mengangguk dan berjalan mendahului Raya.
"Apa Arka punya pacar?" tanya nya lagi.
Aku tidak menghiraukan pertanyaannya, aku langsung masuk kedalam kamar tapi dia tetap mengikuti ku dibelakang.
"Citra jawab dong!" rengek nya.
"Tanya aja lah sendiri!" jawabku, lalu aku berbaring membelakangi dia, aku tau pasti dia sedang cemberut karena tidak mendapat jawaban. Entah mengapa aku merasa Raya memiliki rasa terhadap Arka, dan dengan tidak tau diri aku merasa tidak suka akan hal itu.
Aku terbangun mendengar suara ketukan pintu, ah rupanya aku tertidur gumam ku.
Ceklek (suara pintu terbuka)
Rupanya mama yang masuk. Mama menyuruhku mandi dan bersiap-siap karena kami akan mengantarkan Raya dan keluarga ke rumah baru mereka.
Setelah siap aku turun kebawah, terlihat semuanya sudah berkumpul menungguku, aku jadi tidak enak dengan mereka.
"Akhirnya Tuan Putri turun juga." ejek Ernan.
Kami semua pergi ke rumah baru om Iyan, ternyata hanya terhalang lima buah rumah dari rumahku. Saat aku masuk aku melihat perabotan di dalam rumah sudah tersusun rapi, rumahnya cukup luas dengan cat berwarna putih polos. Raya mengajakku masuk untuk melihat kamarnya, ukuran kamar yang sama dengan kamarku. Raya terus mengoceh memberitahu aku apa saja yang akan ditaruhnya di kamarnya nanti. Rupanya Raya sudah lupa dengan pertanyaannya siang tadi ucapku dalam hati.
"Besok kita berangkat bareng ya Cit," ajaknya.
"Ah iya gampang." jawabku. Lalu kami sekeluarga pamit pulang karena hari sudah gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments