Ceklek....
Pintu kamarku terbuka, dan aku langsung menoleh kearah sumber suara, ternyata Arka mengikuti ku.
Arka mendekat kearah ku dan kedua tangannya memegang pundak ku, aku langsung memalingkan muka.
"Elo kenapa sih Cin, kenapa aneh gini, nggak kaya biasanya?" tanyanya.
"Jelasin ke gue Rika siapa dan apa hubungan lo sama dia!" ucapku dengan nada ketus.
"Hubungan apa maksud lo, gue sama Rika cuma temen. Oke lo pasti marah karena gue tadi ninggalin lo di rumah, tadi Rika minta anterin ke minimarket karena ada yang mau dibeli, habis dari situ dia minta anterin ke apotek dan gue juga nggak tau dia mau beli apa, jalanan macet makanya bisa malam gini baru sampai rumah." Arka menjelaskan panjang lebar kepadaku, tapi tetap saja aku tidak bisa menerima alasannya, aku tetap diam.
"Mau sampai kapan lo kaya gini, gue harus ngelakuin apa biar lo nggak marah lagi?" tanyanya.
"Gue tanya hubungan lo sama Rika?" ucapku lagi.
Arka melepas tangannya dari pundak ku dan membuang nafas dengan kasar lalu duduk di atas tempat tidur dengan kaki bergelantung ke bawah.
"Gue pernah pacaran sama dia, tapi cuma sebentar karena dia bilang dia mau fokus ujian pada waktu itu. Maaf gue nggak cerita soal ini, menurut gue ini nggak penting karena hubungan itu hanya berlangsung sebentar." jelasnya dengan tenang.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena dulu kami sudah berjanji untuk terbuka, segala persoalan segala masalah segala sesuatu yang terjadi tidak akan dirahasiakan atau ditutup-tutupi satu sama lain.
Tapi.......
Aku menunggu kata-kata Arka selanjutnya.
"Tadi dia ingin kami berhubungan seperti dulu" Arka terdiam untuk beberapa saat.
"Menurut lo gue harus gimana Cin?"
"Hah gue, gue nggak tau lo harus gimana, semua keputusan ada di elo, gue capek mau istirahat." ucapku.
"Oke, tidur yang nyenyak ya, maaf gue udah nggak jujur sama elo." lalu Arka keluar dari kamarku.
Ada apa sih dengan gue, harusnya gue seneng kan kalo sahabat gue punya pacar. Toh selama ini gue juga yang selalu mengolok-olok dia karena masih belum juga berani membuka hati untuk perempuan.
......................
Aku memutuskan untuk bersikap sewajarnya saja kepada Arka meskipun di hatiku terasa tidak enak.
Pagi ini seperti biasa Arka datang menjemput ku saat aku dan keluarga ditambah Raya sedang sarapan, Arka masuk kedalam rumah dan langsung duduk disebelah ku.
"Tante, Arka belum sarapan." Arka mengadu ke mama.
"Tiap hari kan juga gitu." ucapku.
"Tiap hari gue jemput lo lo kira nggak perlu tenaga apa, harusnya elo yang gaji gue tiap bulan." jawabnya tak mau kalah.
"Iya tapi kan itu udah jadi........."
"Sudah sudah kenapa jadi ribut begini sih, Arka cepat sarapan nanti kalian terlambat." Ucap mama melerai
Akhirnya kami menyelesaikan sarapan dengan tidak ada yang bersuara lagi.
Sebenarnya aku senang setelah kejadian semalam aku mendiamkannya dia masih tetap bersikap seperti biasa.
Di sekolah, aku belajar dengan tidak fokus, aku memikirkan apakah Arka mau menerima Rika kembali dan menjalin hubungan lagi, aku benci seperti ini. Seharusnya aku tidak begini, Arka itu bukan barang, dia bukan milikku jadi aku tidak berhak mencampuri atau mengatur jalan hidupnya.
Hari demi hari ku lewati dengan tidak bersemangat, Arka jarang menghabiskan waktu denganku lagi, dia beralasan selalu sibuk dengan hobi barunya, yaitu balapan motor.
Aku, Cindy dan Raya semakin dekat, kami sering menghabiskan waktu bersama entah itu belajar, jalan-jalan atau sekedar mengobrol di cafe.
Saat kami bertiga sedang berada di kamarku.
"Cit, coba sini deh liat nih!" Raya menunjukkan sesuatu di ponselnya, sesuatu yang membuat mood ku berantakan. Foto Arka bersama Rika diarena balap dengan caption nemenin my boyfriend latihan.
"Ih norak banget!" ucap Cindy saat melihat caption di foto itu.
Cindy sudah tidak mengejar-ngejar Arka lagi karena sekarang dia sudah memiliki kekasih, satu angkatan dengan kami, satu kelas dengan Arka, Fandy namanya.
Sedangkan Raya juga sekarang sudah memiliki lelaki idaman, bukan lagi Arka melainkan Putra, Putra adalah ketua OSIS di Sekolah, Putra berteman dengan Fandy hanya saja tidak satu kelas.
......................
Pagi itu Arka menjemput ku setelah seminggu lebih dia tidak datang.
"Selamat pagi Cina si Tuan Putriku." ucapnya dengan raut wajah yang sumringah.
Aku heran dengan Arka, setelah beberapa waktu lalu dia hilang, dan soal hubungannya dengan Rika, tapi dia kesini seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
"Wah wah wah nanti malam harus dirayakan nih karena pembalap kita ini sudi ke rumah saya ditengah kesibukannya." ucapku.
Arka mentoel keningku dan berkata apaan sih nggak jelas.
Aku mengelus keningku dan tersenyum, perlakuan yang akhir-akhir ini selalu ku rindukan. ucapku dalam hati.
"Kok tumben kesini?" tanyaku basa-basi.
"Ya mau jemput elo lah!" ucapnya sambil memegang tanganku dan menarik kearah mobilnya, setelah aku masuk dia pun masuk dan mobil melaju dengan kecepatan sedang.
Arka memberitahu aku soal hubungannya dengan Rika, dari cara dia bercerita aku bisa melihat bahwa Arka bahagia menjalaninya.
"Gue turut bahagia deh karena melihat sahabatku ini bahagia." ucapku kepadanya.
Tapi lain dengan hatiku, hatiku sangat bertolak belakang dengan ucapan yang keluar dari mulutku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments