Haruskah Aku Mengalah?
"Jangan mendekat..pergi!" Teriak Carla.
"Kenapa sayang, apa kamu takut?" ( terus berjalan mendekat ).
"Kenapa kamu seperti ini, berhenti aku bilang." Teriak Carla semakin keras.
"Ini semua karena kamu sayang, kamu membuatku tergila-gila."
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu," ucap Carla dan tanpa sadar air mata menetes membasahi kedua pipinya.
"Jangan menangis sayang, karena aku tidak akan terpengaruh sama air mata kamu..( dan terus berjalan mendekat ).
Carla begitu takut, seluruh tubuhnya gemetar. Dia tidak menyangka kalau penolakannya selama ini akan mengantarkannya dalam masalah seperti ini.
"Tolong! tolong! aku mohon tolong aku!" Teriak Carla semakin keras.
"Berteriak lah karena tidak akan ada seorang pun yang akan menolong mu." Menyunggingkan senyuman.
BRAAKK
Terdengar suara pintu di dobrak. Carla menatap kearah pintu itu. Ia melihat seseorang tengah berdiri di depan pintu..
"Tolong aku.."
»»»»»
Pagi yang cerah, sinar matahari masuk menerpa kamar Evan melalui celah-celah jendela kamarnya.
Evan yang tengah asyik terlelap dan terhanyut dalam mimpi indahnya.
"Evan! Carlos! bangun! Mau sampai kapan kalian akan tidur!" Teriak Dona keras.
Semenjak sepeninggal Marcel dan Mira karena kecelakaan pesawat, Carlos tinggal bersama Frans dan Dona. Merea sudah menganggap Carlos seperti anaknya sendiri.
Carlos di tinggal kedua orangtuanya sejak Carlos berumur 7 tahun. Dan semenjak itu Carlos menganggap Frans dan Dona sebagai penggantikedua orang tuanya.
"Mama, kenapa pagi-pagi sudah berteriak-teriak," celetuk Carlos sambil meneguk air mineral di tangannya.
"Kamu sudah bangun sayang.."
"Iya Ma, apa Mama pernah melihat Carlos bangun kesiangan?" Tanya Carlos lalu memeluk Mama nya. Carlos memang selalu manja kepada Dona.
"Kamu memang anak kesayangan Mama." Dona lalu mengusap lembut pipi Carlos.
"Apa Evan belum bangun?" Tanya Carlos. Carlos menatap pintu kamar Evan yang masih tertutup.
"Itu anak memang bandel, sulit banget diatur. Coba sekarang kamu bangunkan abang kamu itu, Mama sudah capek dari tadi berteriak tapi itu anak masih belum bangun juga," ucap Dona. Evan memang sangat sudah diatur lain dengan Carlos yang penurut dan selalu manja pada Dona.
"Sabar Ma, seperti Mama tidak kenal sifat Evan saja. Ya sudah biar Carlos yang membangunkan Evan." Carlos berjalan menaiki tangga dan menuju kamar Evan. Carlos membuka pintu kamar Evan dan masuk kedalam kamar Evan.
Carlos melihat Evan masih tertidur lelap. Ia berjalan menuju ranjang Evan. Evan masih tertidur lelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Bangun pemalas!" Seru Carlos sambil menarik selimut. Pemalas adalah julukan Carlos untuk Evan. Karena Evan memang seorang yang pemalas tidak bisa bangun pagi dan kerjaannya cuma bikin orang naik darah terutama Dona.
"5 menit lagi," ucap Evan sambil kembali menarik selimutnya.
"Dasar pemalas! ini sudah siang! kamu tidak kuliah? Bukannya kamu ada kuliah pagi," ucap Carlos dengan nada sedikit meninggi. Evan memang susah untuk di bangunkan. Carlos saja selalu emosi jika di suruh membangunkan Evan.
"Ah...aku lupa, kenapa kamu tidak membangunkan aku dari tadi," ucap Evan lalu beranjak turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi.
"Dasar! kamu nya saja yang pemalas, harus di bangunin dulu baru bangun!" Teriak Carlos.
Carlos keluar dari kamar Evan dan berjalan menuju dapur menghampiri Dona yang sedang menyiapkan sarapan.
"Evan sudah bangun?" Tanya Dona sambil menyiapkan sarapan di meja makan.
"Sudah Ma." Carlos menarik salah satu kursi meja makan lalu dia duduki.
"Itu anak lama-lama bisa bikin Mama darah tinggi. Semakin dewasa semakin susah diatur. Papa nya selalu memanjakannya," ucap Dona lalu menggelengkan kepalanya.
Carlos tahu betul sebenarnya Evan itu anak yang baik. Cuma sifatnya yang badung dan pemalas itu sudah menjadi ciri khasnya. Bukan Evan namanya kalau tidak membuat mamanya selalu khawatir.
Evan yang sudah selesai bersiap-siap keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur.
"Itu si pemalas sudah datang," sindir Carlos sambil memasukan satu suapan ke mulutnya.
"Pemalas...pemalas..panggil aku abang! Aku lebih tua dari kamu 4 bulan," celetuk Evan tidak terima Carlos memanggilnya pemalas di depan mama nya. Evan berjalan menghampiri Dona.
"Pagi Ma." Evan lalu mengecup pipi Dona. Dona mengusap lembut pipi Evan.
"Itu julukan yang pantas buat kamu karena kamu memang pemalas," goda Dona.
"Mama! kenapa malah membela Carlos," ucap Evan kesal. Evan mengerucutkan bibirnya karena kesal.
Evan duduk di samping Carlos dan mengambil makanan untuk sarapan.
"Papa mana Ma?" Tanya Evan sambil memasukan satu suapan ke mulutnya. Evan tidak melihat papa nya ada di ruang makan.
"Papa kamu pagi-pagi sekali sudah berangkat, papa kamu ada dinas di luar kota selama satu minggu," ucap Dona lalu duduk di depan Evan. Dona menaruh nasi dan lauk ke dalam piring. Ia memasukan satu suapan ke mulutnya.
"Yah..nggak dapat dukungan dong," ucap Evan lalu cemberut.
Frans memang selalu mendukung Evan dan Carlos dalam hal apa pun asal tidak melebihi batas. Frans selalu percaya kepada kedua anaknya yang sudah sama-sama dewasa.
"Ma..Evan berangkat ke kampus dulu ya, Evan sudah kesiangan ini." Evan berdiri lalu mencium tangan Mama nya.
"Hati-hati jangan mengebut di jalan. Keselamatan itu paling utama. Terlambat tidak apa-apa yang terpenting kamu selamat sampai tujuan," ucap Dona memberi nasehat.
"Siap Ma, Evan akan ingat semua pesan Mama. Oya, aku pinjem mobil kamu ya, mobil aku mogok lagi, lama-lama aku ganti juga itu mobil. Dari dulu tidak pernah bener," ucap Evan sambil menepuk bahu Carlos. Mobil Evan memang sering sekali mogok. Bahkan Evan pernah sampai tidak masuk kuliah hanya gara-gara mobilnya mogok di tengah jalan.
"Makanya, mobil jangan di pakai buat balapan," sindir Carlos lalu memberikan kunci mobil kepada Evan. Carlos tersenyum menatap wajah Evan yang saat ini tengah cemberut sambil menahan marah.
"Apa! Balapan!" Teriak Dona terkejut.
"Nggak Ma..sumpah! Carlos saja bicaranya sembarangan. Evan tidak pernah memakai mobil untuk balapan Ma. Evan nggak bohong." Evan mengambil kunci dari tangan Carlos dan menatap tajam kearah Carlos.
"Iya Ma..Carlos cuma bercanda tadi," ucap Carlos sambil tersenyum menatap Evan. Carlos suka sekali menggoda Evan karena Evan lucu kalau lagi cemberut.
"Awas ya kamu!" Seru Evan lalu berjalan keluar. Evan berjalan meninggalkan meja makan dengan terus menggerutu kesal.
Evan berjalan menuju mobil Carlos dan masuk ke dalam mobil. Evan melajukan mobilnya menuju kampus.
"Mobil Carlos enak juga ternyata, tidak seperti mobil aku yang sering mogok. Carlos sialan, bisa-bisanya dia menuduh aku suka balapan. Aku kan cuma lihat saja, mana berani aku ikutan hal kayak gitu, bisa-bisa aku kena marah sama papa. Mama juga bisa-bisanya percaya sama ucapan Carlos mentang-mentang dia anak kesayangan," gerutu Evan di sepanjang perjalanan menuju kampus.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Rena Nainggolan
tyrhduyfyfffydyxzg chjzdgfyytydushssfstr?vhchfdddtfttgtrdrddddddddddfteeyw6tzi7e8pht??hdttzvzxjtdgutdfftdyetyzfuschfdsrsget dyz????
2021-03-05
0
☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣
Baru mampir
2021-01-02
0
Danu Ibrahim
mampir y thor
2020-12-16
0