Carlos keluar dari kamar Reina. Ia berjalan menghampiri Carla yang tengah asyik dengan ponselnya. Carlos duduk di depan Carla sambil menatap wajah Carla yang cantik.
" Kamu itu cantik, tapi juteknya kebangeten." Goda Carlos.
" Kamu nggak usah banyak protes, urusan kamu sama mama aku sudah kelarkan! Sekarang kamu bisa pulang." Ucap Carla dan masih fokus sama ponselnya.
" Aku lapar." Ucap Carlos sambil menyenderkan kepalanya ke sofa.
" Kalau lapar ya makan, ngapain bilang sama aku." Ucap Carla ketus.
" Jutek amat sih, peduli dikit kek."
" Memang kamu siapa aku? hingga aku harus peduli sama kamu, pacar juga bukan!"
" Aku memang bukan pacar kamu, tapi aku malaikat penolong kamu." Ucap Carlos dengan percaya diri.
" Hahaha..apa kamu bilang, malaikat penolong." Ucap Carla sambil tertawa.
" Bukankah waktu itu aku sudah menolongmu dua kali, jadi aku ini malaikat penolong kamu."
Carla lalu menghentikan tertawanya dan menatap wajah Carlos.
" Kan, aku sudah mengucapkan terimakasih sama kamu, apa itu belum cukup ?"
" Tentu saja belum, apa kamu lupa kalau sekarang kita berteman."
" Hemmm aku nggak lupa. Terus sekarang mau kamu apa ?"
" Aku mau kamu temani aku makan dan jika aku lagi butuh bantuan kamu, kamu harus selalu ada buat aku."
" Hah! maksud kamu! aku jadi pelayan kamu gitu, ihhh..ogah!"
" Bukan pelayan, tapi di saat aku butuh teman kamu harus selalu ada buat aku."
" Memangnya aku pacar kamu apa? Mendingan kamu minta itu sama pacar kamu, salah minum obat ya kamu." Ucap Carla kesal.
" Jadi kamu nggak mau, apa perlu aku bicara sama mama kamu."
" Ehhh jangan..jangan. Ok..Ok...aku akan melakukan permintaan kamu, sekarang kamu mau aku temani kemana? Awas saja kalau kamu nanti minta yang aneh-aneh. Aku akan kasih kamu pelajaran!" Ancam Carla sembari mengepalkan tangannya ke arah Carlos.
" Tenang saja, aku bukan orang brengsek yang akan memanfaatkan situasi. Aku cuma ingin berteman sama kamu, itu saja kok."
" Ok..katanya tadi kamu lapar, mau makan disini atau di luar ?"
" Makan di luar saja, aku nggak mau merepotkan kamu."
" Ini saja sudah merepotkan aku." Gerutu Carla.
Carla dan Carlos keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Carlos melajukan mobilnya.
" Kalau boleh tahu kamu masih kuliah atau sudah kerja."
" Aku masih kuliah."
" Apa kamu sudah punya pacar?"
" Kamu nggak perlu tahu soal urusan pribadi aku."
" Maaf, aku nggak bermaksud apa-apa kok."
" Kenapa sih kamu bersikap kayak gini sama aku? Padahal kita baru saja kenal. Kamu nggak punya maksud terselubungkan?" Tanya Carla penasaran.
" Nggak ada, memangnya aku punya tampang penipu apa. Aku itu tulus ingin berteman sama kamu."
" Syukurlah, oya tadi apa yang kamu bicarakan sama mama aku ?"
" Ra..ha..si..a.." Ucap Carlos sambil tersenyum.
" Ihhh..dasar!" Ucap Carla sambil cemberut.
Mereka akhirnya sampai di restoran. Mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran. Carla kagum melihat restoran yang suasananya begitu romantis. Carla sampai terbengong-bengong melihatnya.
" Ayo masuk, malah bengong." Ucap Carlos lalu menarik tangan Carla.
" Kita nggak salah tempatkan, kayaknya ini restoran khusus buat pasangan deh, suasananya romantis banget."
" Nggak, aku sudah lama ingin kesini tapi nggak ada teman, makanya aku mengajak kamu."
" Dari pada mengajak aku, mendingan kamu ajak pacar kamu, dia pasti senang. Carlos menghentikan langkahnya lalu menatap Carla.
" Kamu lah pacar aku, kamu lah orang yang spesial buat aku. Restoran ini memang di khususkan untuk pasangan, makanya aku mengajak kamu kemari." Bathin Carlos.
Carla dan Carlos duduk di bangku paling pojok dekat dengan jendela. Mereka bisa melihat keindahan kota.
" Kamu mau pesan apa?" Ucap Carlos sambil membuka buku menu.
" Terserah kamu saja, tapi minumnya aku mau jus apel."
Carlos memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman.
" Tadi kamu nggak menjawab pertanyaan aku."
" Soal apa?"
" Kenapa kamu malah mengajak aku kesini dan bukan mengajak pacar kamu?"
" Aku nggak punya pacar. Aku sibuk di rumah sakit, jadi nggak sempat mikirin soal pacar."
" Kalau kamu? Apa kamu udah punya pacar?" Sambung Carlos lagi.
" Kalau pacar sih aku nggak punya, tapi ada seseorang yang aku sukai."
" Siapa?"
" Kamu nggak perlu tahu."
Tak berselang lama pesanan mereka pun datang. Carla mulai memakan makanan yang ada di depannya.
" Wah...makanan ini enak banget." Ucap Carla sambil mengunyah makanan.
" Tentu dong, makanan disini memang terkenal enak."
" Kapan-kapan aku mau kesini lagi." Ucap Carla lalu memasukan makanan ke mulutnya. Carlos menatap Carla yang sedang makan dengan lahabnya.
" Ternyata ada seseorang yang sedang kamu sukai. Tapi aku tidak akan menyerah, aku akan pastikan kamu jatuh cinta sama aku. Kamu boleh datang kesini hanya denganku." Bathin Carlos.
" Katanya lapar, kok cuma di diemin saja." Ucap Carla sambil menatap piring Carlos yang masih penuh.
" Ini aku baru mau makan, melihat kamu makan saja rasanya sudah kenyang." Ucap Carlos sambil tersenyum.
" Sudah cepetan di makan, nanti keburu dingin dan rasanya jadi nggak enak lagi." Ucap Carla. Carlos memasukan satu suapan ke mulutnya.
" Emmm enak..kamu mau coba." Ucap Carlos sambil menyodorkan satu sendok makanan di depan Carla.
" Emmm...nggak usah."
" Ayolah..satu suap saja, please! Tangan aku sudah mulai pegal ini."
" Baiklah." Ucap Carla sambil membuka mulutnya dan memakan makanan dari tangan Carlos.
" Gimana?"
" Emmm..benar, enak banget."
" Ini..aku suapin lagi." Ucap Carlos lalu menyodorkan satu suapan lagi.
" Tapi..kamu--"
" Sudah, ayo buka mulut kamu."
Carla akhirnya membuka mulutnya dan menerima beberapa suapan dari tangan Carlos. Akhirnya tanpa sadar Carla menghabiskan makanan Carlos.
" Ahhh..kenyang." Ucap Carla sambil mengusap perutnya yang kekenyangan.
" Tentu saja kenyang, kamu makan dua piring sekaligus." Goda Carlos.
" Tapi kan kamu yang memberikannya ke aku, jadi bukan salah aku."
" Gimana enak nggak, makan dari tangan aku." Goda Carlos sambil mengedipkan matanya.
" Biasa saja." Ucap Carla sambil memalingkan wajahnya.
Saat ini wajah Carla memerah karena malu. Kenapa dia bisa makan begitu rakusnya di depan laki-laki yang belum lama ia kenal. Biasanya dia menunjukan sikapnya ini hanya pada Evan. Hanya Evan yang tahu semua tabiat buruknya.
" Sial! kenapa aku nggak bisa mengendalikan diriku saat merasakan makanan enak. Malu aku, mau di taruh dimana muka aku ini. Tapi aku harus bersikap tenang agar Carlos tidak semena-mena sama aku." Bathin Carla.
" Kenapa bengong? apalagi muka kamu yang merah itu, sudah kayak kepiting rebus. Kamu malu ya." Goda Carlos.
" Eng...nggak, siapa yang malu. Untuk apa aku malu." Ucap Carla gugup.
" Kalau kamu nggak malu terus kenapa muka kamu merah gitu? Atau jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta sama aku ya, karena aku tadi menyuapi kamu makan jadi kamu merasa terharu..benar kan!" Ucap Carlos dengan PD nya.
" Siapa juga yang jatuh cinta sama kamu, yang ada aku enek lihat muka kamu." Ucap Carla kesal.
" Kok gitu, padahal muka aku ganteng lo, banyak cewek-cewek yang naksir sama aku."
" Jadi orang jangan terlalu ke PD an."
Tutt..tutt..tutt..( ponsel Carla berbunyi )..
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Sarmiyati Fikhairelyn
mantap,,,,,lanjutkan Carlos w dukung u, semoga u berjodoh ama Carla,,,,,lanjut Thor
2020-01-13
4
Anindita Salsabila
So sweet bgt 😍😍😍 aq jdi baper nie thorrr 🤗🤗🤗🤗
2020-01-03
3