Evan dan Carla sedang berada di sebuah mall. Ia berencana untuk membelikan hadiah untuk Carlos. Tapi Evan tidak tahu apa yang di sukai Carlos.
Walaupun mereka tinggal satu atap, tapi Evan orangnya cuek dan tidak suka mengulik urusan tentang Carlos. Evan meminta saran kepada Carla, hadiah apa yang cocok untuk Carlos.
"Bagusnya beli apa ya?" Tanya Evan sambil memikirkan hadiah yang cocok untuk Carlos.
"Memangnya adik kamu itu orangnya seperti apa? Masak kamu tidak tahu barang kesukaannya. Misalnya jam tangan, sepatu, tas atau apa gitu?"
Sebenarnya Carla juga tidak begitu tau soal hadiah yang cocok untuk cowok, karena Carla tidak pernah memberikan hadiah kepada cowok manapun.
"Dia itu orangnya selalu rapi sih, dia juga suka joging di pagi hari. Kalau jam tangan dia sudah punya banyak, karena papa selalu membelikannya jam tangan saat papa berpergian sebagai oleh-oleh." Ucap Evan sambil terus berjalan. Carla berjalan di samping Evan sambil mendengarkan Evan bicara.
"Gimana kalau kamu belikan sepatu saja, bukannya dia suka joging?" Usul Carla.
"Boleh juga itu, ya sudah kita beli sepatu saja," ucap Evan setuju.
Evan dan Carla berjalan menuju toko yang menjual sepatu olah raga. Setelah menemukan yang Evan cari mereka keluar dari toko.
"Kamu mau beli apa? biar nanti aku yang bayar. Itung-itung buat ucapan terimakasih aku, karena kamu sudah mau menemani aku," tawar Evan. Evan memang ingin membelikan Carla sesuatu dari dulu tapi Carla selalu menolaknya.
"Tidak usah, aku ikhlas kok," ucap Carla sambil terus berjalan.
"Kalau begitu kita cari makan saja ya. Aku sudah lapar banget ini," ajak Evan. Perut Evan memang sudah keroncongan dari tadi.
"Ok, kita cari di bawah saja ya. Kayaknya tadi aku lihat ada yang menjual makanan kesukaan aku."
"Baiklah." Evan mengandeng tangan Carla.
Merekapun turun dari lantai tiga menuju lantai satu. Mereka berjalan menuju sebuah restoran yang berada di dalam mall.
"Kok disini? Ini kan cuma jual pizza dan burger doang. Kamu tidak mau makan nasi?" Evan sebenarnya ingin makan nasi karena perutnya benar-benar lapar.
"Tidak, aku lagi ingin makan pizza," ucap Carla sambil bersedekap dada. Carla mengerucutkan bibirnya sambil memalingkan wajahnya.
Evan mengambil nafas dan membuangnya perlahan. Evan paling anti kalau melihat Carla ngambek.
"Ya sudah deh, ayo kita makan pizza kesukaan kamu," ucap Evan dengan sangat terpaksa menuruti permintaan Carla.
Carla menatap Evan dan melebarkan senyumannya.
Evan mengusap lembut puncak kepala Carla. Ia mengandeng tangan Carla dan masuk ke dalam restoran. Evan dan Carla duduk di bangku dekat dengan jendela.
Carla menatap keluar jendela melihat orang lalu lalang lewat depan restoran.
Evan memanggil pelayan dan memesan pizza ukuran jumbo dan dua botol pepsi dingin.
"Beneran ini kamu tidak ingin beli apa-apa? Mumpung kita masih disini," tanya Evan lagi. Evan ingin sekali membelikan Carla hadiah.
"Tidak, lagian tidak ada yang ingin aku beli. Dari pada kamu hambur-hamburin uang kamu buat hal yang tidak penting mendingan kamu tabung." Carla tidak suka memanfaatkan cowok hanya untuk memenuhi keinganannya. Apalagi harus meminta cowok itu untuk membayarkan barang belanjaannya.
Tidak berselang lama pesanan mereka pun datang. Carla mulai menyantap pizza di depannya. Evan hanya menatap Carla yang dengan lahab memakan pizza didepannya.
"Pelan-pelan saja, lagian tidak ada yang bakal minta jatah kamu," goda Evan.
"Habis ini pizza enak sekali, kamu mau coba?" Ucap Carla sambil menyodorkan satu potong ke mulut Evan. Evan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa tidak mau? ini enak banget tau." Carla terus memaksa Evan hingga Evan mau membuka mulutnya dan mengigit pizza dari tangan Carla lalu mengunyahnya.
"Gimana, enakan?" Ucap Carla sambil menatap raut wajah Evan yang sedang menikmati pizza di mulutnya.
"Em...benar, rasanya enak sekali. Beda dari pizza yang biasa aku makan, suapin aku lagi ya," ucap Evan lalu membuka mulutnya lagi.
"Dasar! modus." Carla lalu memasukan potongan pizza ke mulut Evan. Carla senang dia bisa menyuapi Evan. Ini momen langka untuk Carla.
"Habisnya kalau lewat tangan kamu rasanya semakin mak yus," goda Evan lalu mengigit pizza dari tangan Carla.
Evan melihat sisa mayones di sudut bibir Carla. Ia mencondongkan tubuhnya dan mengusap lembut bibir Carla dengan jempol tangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Carla terkejut.
"Aku cuma membersihkan sisa mayones di sudut bibir kamu. Kamu itu ya makannya kayak anak kecil saja, sampai belepotan begitu," ucap Evan seraya tersenyum menatap wajah Carla.
Saat ini entah mengapa jantung Carla berdebar tidak karuan. Carla sangat terkejut atas perlakuan Evan tadi terhadapnya.
"Ada apa dengan jantungku? kenapa jantung ini semakin berdetak kencang?" Gumam Carla dalam hati. Carla melirik kearah Evan yang kini tengah menatapnya.
"Kenapa kamu malah bengong? Lihat itu muka kamu sudah merah kayak kepiting rebus," goda Evan.
"Masak sih." Carla yang langsung menutup wajahnya.
"Kenapa kamu malu? Atau jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta sama aku ya?" Goda Evan lagi. Jika benar Carla sudah jatuh cinta padanya, berarti ini adalah hari yang paling membahagiakan untuk Evan.
"Ih...jangan GR ya, siapa juga yang jatuh cinta sama playboy seperti kamu," ucap Carla ketus.
"Siapa yang playboy? Aku nggak playboy kali," ucap Evan tidak terima di cap playboy oleh wanita pujaan hatinya.
"Iya, tapi kamu suka PHP sama cewek-cewek yang suka sama kamu, kamu juga suka tebar-tebar pesona ke semua cewek," ucap Carla kesal. Carla memang tidak suka dengan sifat Evan.
"Ya bukan salah aku kalau mereka suka sama aku. Lagian aku kan tampan, ya wajarlah kalau banyak cewek yang suka sama aku," ucap Evan membanggakan diri.
"Cih...sudah ayo kita pulang, aku mendadak sudah kenyang." Carla lalu berdiri dan meninggalkan Evan. Carla berjalan keluar restoran. Ia sangat kesal dengan sikap Evan yang tidak bisa mengerti perasaannya.
Carla paling tidak suka saat Evan mulai membicarakan para cewek-cewek yang tertarik padanya. Sampai sekarang Evan belum juga menyadari kalau sebenarnya Carla cemburu saat Evan sedang tebar pesona dan membicarakan cewek lain di depannya.
Evan beranjak dari duduknya dan mengejar Carla yang berjalan begitu cepat. Sesampainya di mobil Evan mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena berlari mengejar Carla.
"Kamu itu kenapa sih, tiba-tiba ngambek tidak jelas gitu!" Seru Evan penasaran.
"Sudah, aku mau pulang," ucap Carla sambil cemberut.
"Kamu lagi PMS ya, kok mood kamu labil gitu, sensian lagi."
"Nggak usah banyak tanya, kamu mau mengantar aku pulang atau aku pulang naik taksi!" Ancam Carla.
"Iya-iya aku akan mengantar kamu pulang, dasar tukang ngambek," gerutu Evan lalu melajukan mobilnya.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Al Amin
emang judulnya apa marcel dan mira n frans dan dona kak
2020-11-16
0
🤯kissmoy
ka aku mampir hehehe tidak tau klo ada cerita baru 😍 semangat ka cinta segi tiga ya 😁😁😊
2020-08-29
0
Lily
beda bget sifat frans sama evan...
2020-02-22
1