Evan sangat patuh pada Frans. Bahkan Evan tidak berani membantah apa yang di ucapkan oleh Frans. Frans memang tegas, tapi Frans tak pernah memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya, karena bagi Frans kebahagiaan anak-anaknya adalah yang utama.
" Papa mau bicara apa?" Tanya Carlos.
" Gimana pekerjaan kamu?"
" Baik Pa."
" Terus kapan kalian akan mengenalkan cewek kalian ke papa dan mama?"
" Carlos nggak punya cewek Pa, Carlos ingin fokus sama pekerjaan Carlos." Ucap Carlos sambil menatap Evan.
Carlos tidak ingin kedua orangtuanya tahu kalau dia sedang menyukai seseorang. Carlos tidak ingin orangtuanya ikut campur soal percintaannya. Bahkan hubungannya juga belum pasti.
" Kalau kamu Evan? Sampai kapan kamu akan terus gonta-ganti pacar ? Kamu mau jadi playboy? " Goda Frans.
" Memang Evan playboy." Sindir Carlos.
" Emmm..Evan juga belum punya pacar Pa, tapi ada seseorang yang Evan sukai. Tapi papa tenang saja, Evan akan tetap fokus sama kuliah Evan kok."
" Papa nggak melarang kalian untuk pacaran, asal kalian bertanggungjawab sama apa yang kalian lakukan sekarang. Jangan lupakan kuliah kamu dan tetap fokus sama tujuan kalian. Dulu waktu papa kuliah papa nggak pernah punya pacar." Ucap Frans sembari mengenang masa lalu.
" Kenapa Pa? Apa nggak ada cewek yang suka sama papa? Padahal papa begitu tampan." Sindir Evan.
" Bukannya nggak ada yang suka sama papa, tapi papa ingin mengejar impian papa. Papa ingin menjadi orang yang sukses dan membuktikan kepada orang-orang yang memandang papa sebelah mata, kalau papa bisa menjadi orang yang sukses suatu hari nanti. Papa dan juga Marcel terus berjuang tanpa menyerah hingga sampai di titik ini."
" Asal kalian tahu, papa kalian ini dulunya sangat angkuh dan juga sombong. Mama pertama kali bertemu papa kalian ini benci sekali sama papa kalian, karena sikapnya yang angkuh dan egois." Dona ikutan menimpali sembari menatap Frans.
" Tapi akhirnya mama jatuh cintakan sama papa." Goda Frans sembari menggerakan kedua alisnya.
" Ya..karena perjuangan papa yang tak pernah menyerah untuk mendapatkan mama."
" Berkat mama kalian lah papa bisa berubah menjadi seperti sekarang ini. Mama kalian adalah cinta pertama dan terakhir papa."
" Wah, Evan nggak menyangka papa cinta sama mama pada pandangan pertama. Walau pun Evan sering gonta-ganti cewek, tapi Evan menghormati mereka dan nggak melakukan hal yang melewati batas."
" Papa bangga padamu."
" Makasih Pa."
" Carlos, kalau kamu punya pacar cepat kenalkan sama mama dan papa. Kami akan segera melamarnya untuk kamu." Ucap Dona.
" Enggak Ma, Carlos nggak mau buru-buru menikah. Dan maaf Ma, Pa, Carlos harus pergi dulu, Carlos lupa kalau Carlos ada janji." Ucap Carlos lalu berdiri dan berjalan menjauh.
" Evan juga Ma..Pa. Evan harus mengerjakan tugas kampus dan harus selesai hari ini juga." Ucap Evan. Evan berdiri dan mengejar Carlos.
Evan dan Carlos tidak mau lama-lama bersama Frans dan Dona jika membicarakan masalah percintaan mereka. Situasinya sudah semakin mengancam kalau sudah membicarakan perihal pernikahan.
" Mama dan papa nggak akan pernah berhenti kalau membicarakan perihal pernikahan. Padahal umur kita baru 23 tahun sudah di suruh menikah saja." Ucap Carlos kesal.
" Kalau kamu sudah pantas menikah karena kamu kan sudah punya pekerjaan yang menjamin. Tapi kalau aku kan masih kuliah jadi mama dan papa nggak akan menyuruh aku untuk menikah." Ucap Evan senang.
" Tapi kamu lebih tua dari aku. Kamu kan abang, jadi kamu yang harus menikah duluan." Ucap Carlos kesal.
" Sudahlah, aku mau kekamar dulu, ngantuk." Ucap Evan lalu menaiki tangga.
Carlos sangat merindukan Carla. Ia ingin menemui Carla, tapi Carlos binggung harus mencari alasan apa untuk bisa menemui Carla.
" Aku punya ide, mendingan aku bilang saja kalau aku ingin memantau kesehatan tante Reina. Good job Carlos, kamu memang pintar." Ucap Carlos lalu berjalan keluar.
Carlos masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah Carla. Ia tidak lupa membeli buah-buahan untuk Reina. Sesampainya di rumah Carla, Carlos keluar dari mobil dan tidak lupa di bawanya sekeranjang buah-buahan. Carlos mengetuk pintu.
Tokk..tokk..tokk..
" Ya sebentar." Teriak bik Inah. Bik Inah berjalan menuju pintu dan membuka pintu.
" Carla nya ada bik?"
" Ada dok..silahkan masuk." Ucap bik Inah mempersilahkan Carlos masuk.
" Makasih bik." Ucap Carlos sambil masuk ke dalam rumah. Carla menuruni tangga dan berjalan menuju ruang tamu.
" Siapa bik yang datang? kamu!" Seru Carla terkejut.
" Hai.." Sapa Carlos sambil melambaikan tangannya.
" Untuk apa kamu datang kemari lagi?"
" Kalau ada tamu itu di tawari minum kek bukan malah di interogasi kayak penjahat gini." Sindir Carlos.
" Tapi kamu itu tamu yang tak di undang." Ucap Carla lalu duduk di sofa.
" Ini buat mama kamu, aku kesini cuma ingin melihat kondisi mama kamu saja."
" Mama aku baik-baik saja, sekarang kamu bisa pulang."
" Idih..jutek amat! jangan suka marah-marah nanti kulit kamu keriput lo. Apa kamu mau wajah kamu kelihatan cepat tua?"
" Aku nggak percaya sama mitos kayak gituan."
" Terserah, tapi nanti kalau itu benar kamu kamu jangan menyesal karena wajah kamu berubah jadi jelek." Goda Carlos. Carla meraba-raba wajahnya dan menatap Carlos.
" Kamu mau membohongiku ya." Ucap Carla kesal. Carlos hanya tersenyum sambil menatap Carla.
" Boleh aku ketemu sama mama kamu?" Tanya Carlos. Carla tidak tega jika harus mengusir Carlos.
" Baiklah, mama ada di kamarnya sedang istirahat."
" Kamu mau menemaniku menemui mama kamu? Aku nggak ingin masuk kamar orang sembarangan."
" Ya sudah, kamu itu bisanya cuma ngerepotin saja."
" Tapi kamu itu ngangenin." Ucap Carlos pelan.
" Apa kamu bilang?"
" Enggak kok..bukan apa-apa." Ucap Carlos lalu tersenyum. Carla dan Carlos menaiki tangga dan berjalan menuju kamar Reina. Carla mengetuk pintu lalu membuka pintu kamar Reina.
Carla dan Carlos masuk ke dalam kamar. Carla menghampiri mamanya yang tengah tidur di ranjang.
" Ma, ada dokter Carlos ingin bertemu sama mama." Ucap Carla sambil duduk di tepi ranjang.
" Nak Carlos, ayo duduk di sini." Ucap Reina sambil menyandarkan tubuhnya.
" Kalau gitu Carla keluar dulu ya Ma dan ingat Ma jangan bicara yang aneh-aneh lagi sama dokter Carlos." Ucap Carla lalu berjalan keluar dari kamar Reina. Carlos menarik kursi dan membawanya ke tepi ranjang.
" Gimana kabar tante? " Tanya Carlos sambil duduk di kursi."
" Kabar tante baik, makasih sudah mau jengukin tante."
" Sama-sama tante."
" Tante tahu, kamu datang kemari sebenarnya ingin ketemu sama Carla kan." Goda Reina.
" Tante tahu saja." Ucap Carlos malu.
" Tante tahu kalau kamu suka sama Carla, tapi tante mohon kamu harus bisa mengerti Carla. Sifat Carla memang seperti itu,judes dan susah di ajak bicara. Tapi jika kalian sudah mulai dekat Carla tidak akan bersikap seperti ini lagi."
" Carlos mengerti tante, Carlos akan memahami Carla. Carlos ingin lebih mengenal Carla tante, itu pun jika tante mengizinkan."
" Tentu tante akan mengizinkan, bukankah tante sudah memberikan restu tante."
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Lina agustin
kak aku like ya.. tapi maaf gak bisa kasih jejak satu satu
2020-05-08
1
sivana..cut
kasian Evan nantinya... .waktu SMA juga suka sama cewek Carlos juga menyukai cewek itu. malah jadian sama Carlos...Evan nya mengalah demi Carlos🤗🤗.
2020-04-18
2
Sarmiyati Fikhairelyn
w salut dg perjuangan Carlos, Carlos lebih dewasa & bertanggung jawab bila dibandingkan dg Evan,,,,,w berharap semoga Carlos berjodoh dg Carla,,,,,lanjut Thor
2020-01-13
4