Malam ini Evan dan juga Dona merencanakan pesta kejutan untuk Carlos. Semua keluarga besar berkumpul kecuali Frans karena Frans sedang dinas di luar kota.
Ada Meysa, Sandy, Mery dan tak ketinggalan Si Monica, putri Sandy dan Mery yang super duper bawel dan jahil.
( Visual Monica Salsabila )
"Ngapain sih, Ma. Pakai acara kayak gini segala, lagian bang Carlos kan sudah besar. Ngapain juga ulang tahunnya harus pakai dirayain segala," ucap Monic sambil membantu Mery menyiapkan makanan di atas meja makan.
"Ya nggak apa-apa sayang, ini adalah momen penting buat abang kamu. Kamu saja setiap tahun ulang tahunnya masih dirayain," ucap Mery sambil mengusap lembut puncak kepala putri kesayangannya.
Sandy dan Evan yang mengurus semua dekorasi sedangkan yang cewek yang mengurus soal makanan dan segala persiapan seperti kue dan lain-lain.
Evan sudah menyuruh Carlos untuk pulang lebih awal, karena biasanya Carlos bisa pulang sampai pagi kalau lagi banyak pasien, ya paling tidak hari ini saja nggak sampai tengah malam.
Carlos bekerja di sebuah rumah sakit yang di bangun oleh Frans. Frans memang sengaja membangun sebuah rumah sakit untuk Carlos bekerja, karena Carlos tidak ingin mengurus perusahaan Papa nya. Carlos lebih suka dengan pekerjaannya sebagai seorang dokter bedah.
Carlos memang anak yang mandiri. Ia tidak ingin di cap sebagai orang yang sukses, karena warisan dari keluarganya tapi Carlos ingin sukses atas jerih payahnya sendiri.
Frans dan Dona bangga kepada Carlos, karena Carlos tumbuh menjadi anak yang patuh dan mandiri. Sebenarnya Frans ingin Carlos meneruskan perusahaan yang di rintis oleh Marcel dari nol tapi Carlos menolaknya.
Carlos belum siap menanggung beban seberat itu. Bagi Carlos dia belum cukup kompeten dalam menjalankan bisnis, apa lagi itu bukan bidang yang ia minati selama ini.
Waktu menunjukan pukul 23.00 WIB dan semua persiapan sudah siap. Terdengar suara mobil berhenti di halaman depan. Evan mematikan semua lampu.
Semua orang menunggu di balik pintu tak jauh dari ruang tamu. Dona membawa kue ulang tahun berbetuk hati yang sudah dinyalakan lilin dengan angka 23.
Carlos yang sudah sampai di depan rumah keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu. Carlos membuka pintu.
Carlos masuk ke dalam rumah dan terkejut karena rumah dalam keadaan gelap gulita.
"Apa sudah pada tidur ya? Nggak kayak biasanya jam segini lampu sudah di matikan semua. Apa ada yang konselet ya? Tapi lampu depan menyala," ucap Carlos saat mendapati suasana gelap gulita.
Carlos mengambil ponsel dari dalam sakunya dan menyalakan senter. Carlos berjalan maju hendak mencari stop kontak. Sebelum Carlos menyalakan lampu Evan sudah menyalakan lampu duluan.
Semua keluarga keluar dari persembunyiannya dan menyayikan lagu ulang tahun untuk Carlos.
Happy birthday Carlos..
Happy birthday Carlos..
Happy birthday..happy birthday..
Happy birthday Carlos..
Mereka berhenti di depan Carlos yang masih diam mematung. Carlos tidak menyangka keluarganya akan memberinya kejutan
seperti ini. Carlos sangat terkejut dan masih mematung.
"Hai! malah bengong, ayo cepetan tiup lilinnya!" Seru Evan sambil menepuk bahu Carlos.
"Kalian ingat ulang tahun aku," ucap Carlos terharu. Carlos tidak menyangka akan mendapatkan pesta kejutan seperti ini.
"Tentu dong sayang, mama nggak akan pernah lupa ulang tahun kamu. Ayo sekarang kamu berdoa baru tiup lilinnya," ucap Dona sambil menyodorkan kue tart di depan Carlos.
Carlos menyatukan kedua tangannya dan menutup kedua matanya. Ia mulai berdoa di dalam hati. Setelah selesai berdoa Carlos membuka matanya.
"Sekarang kamu tiup lilinnya," ucap Dona.
"Evan, ayo kita tiup berdua," ucap Carlos sambil menatap Evan.
"Kok sama aku, ulang tahun aku sudah lewat."
"Ya nggak apa-apa, aku ingin kita rayakan ulang tahun aku bersama kamu," ucap Carlos lalu menarik tangan Evan agar mendekat.
"Em...baiklah." Evan tidak ingin membuat Carlos kecewa dengan menolak keinginannya.
Carlos dan Evan pun meniup lilin bersama-sama.
"Selamat ulang tahun ya sayang, semoga kamu panjang umur, murah rejeki dan sukses dalam pekerjaan kamu," ucap Dona sambil memeluk Carlos.
"Makasih ya, Ma."
"Selamat ya, semoga kamu menjadi adik yang lebih hormat kepada abangnya," ucap Evan lalu memeluk Carlos.
"Kadonya ada dikamar kamu," imbuhnya. Evan melepaskan pelukannya.
"Itu sih mau kamu," ucap Carlos sambil tersenyum.
Semua orang mengucapkan selamat kepada Carlos. Acara di lanjutkan dengan potong kue. Dona orang pertama yang mendapatkan potongan kue pertama.
Mereka bercerita dan tertawa bersama. Suasana rumah Dona menjadi ramai. Carlos bahagia masih banyak orang yang sangat perduli dan menyayanginya.
"Ma...Pa, aku hari ini berulang tahun yang ke 23 tahun. Aku sangat merindukan Mama dan Papa. Sudah 16 tahun Mama dan Papa meninggalkan aku sendirian. Semoga Mama dan Papa bahagia di Sisi Tuhan. Aku selalu berdoa untuk Mama dan Papa. Aku nggak tahu harus menemui Mama dan Papa dimana, saat aku sangat merindukan kalian karena aku tidak mempunyai makam Mama dan Papa. Aku hanya bisa memandangi foto kalian saja. Makasih ya Ma..karena selama ini Mama selalu mengajarkan aku untuk selalu bersabar. Makasih ya Pa..karena selalu memberi ceramah kepada aku agar menjadi laki-laki yang bertanggungjawab. Semua yang Mama dan Papa ajarkan akan selalu aku ingat. Aku sayang sama Mama dan Papa. Kalian akan selalu ada di hati aku."
Saat ini Carlos sedang memandangi foto Marcel dan Mira di ponselnya. Tanpa sadar air mata menetes membasahi kedua pipinya.
Dona yang sedari tadi mengamati Carlos berjalan mendekati Carlos dan memeluknya.
"Kamu pasti merindukan Mama dan Papa kamu."
Air mata Carlos semakin tidak bisa ia bendung lagi. Air mata itu semakin mengalir deras membasahi kedua pipinya dan juga baju Dona.
"Menangis lah," ucap Dona sambil mengusap lembut punggung Carlos.
"Marcel dan Mira pasti bangga mempunyai anak seperti kamu," sambung Dona lagi.
"Makasih ya Ma, karena selama ini sudah mau membesarkan Carlos dan mencurahkan semua kasih sayang mama kepada Carlos. Mama juga tidak membedakan Carlos dengan Evan. Terimakasih," ucap Carlos lalu menghapus air matanya.
"Mama menyayangi kamu seperti Mama menyayangi Evan. Bagi Mama kamu adalah anak kedua Mama, adik Evan. Mama senang kamu mau menganggap Mama seperti Mama kandung kamu sendiri."
Evan sebenarnya iri dengan kedekatan Mama nya dengan Carlos, tapi Evan menyadari kalau Carlos lebih membutuhkan dukungan dari Mama dan Papa nya.
Monic berjalan menghampiri Evan yang tengah asyik dengan ponselnya.
"Hai bang," sapa Monic.
"Apa!" Sahut Evan ketus.
Evan memang tidak bisa akur dengan Monic, karena mereka berdua sama-sama keras kepala dan juga jahil. Evan yang biasanya menjadi korban kejahilan Monic dari dulu.
"Ce elah...judes amat." Monic lalu duduk di samping Evan.
"Bang..."
"Hem..."
"Lihat Monic dong bang!"
"Apaan sih! bawel amat!" Evan lalu mengalihkan pandangannya menatap Monic.
"Aaaaa....." Teriak Evan histeris dan langsung berdiri dari duduknya dan menjauh dari Monic.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Yani mulyani
visual monic yg baru muncul kond tampilkan...knp clara ga ada hdeuh
2021-06-06
0
linasijabat nysinurat
wah.... monica usil juga ya, ngak lupa dia dengan kejadian waktu mereka masih kecil padahal monica saat itu berumur 3 tahun.... pasti dia sedang megang mainan ular. 😂😂😂😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣
2020-06-05
1
Dhita Tata
ikut mewek thor
2020-04-22
1