Sesampainya di rumah Carla keluar dari mobil Evan. Evan melambaikan tangannya dan melajukan mobilnya pergi dari depan rumah Carla.
Carla berjalan menuju pintu dan membuka pintu. Ia masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Carla menaiki tangga dan berjalan menuju kamar mamanya lalu mengetuk pintu.
Tokk..tokk..tokk..
Karena tidak ada sahutan dari dalam Carla membuka pintu kamar ( ceklek ). Carla masuk ke dalam kamar mamanya. Ia menghampiri mama nya yang tengah berbaring di ranjang. Carla duduk di tepi ranjang.
" Gimana keadaan mama?" Ucap Carla sambil menggenggam tangan mamanya.
" Mama sudah mendingan kok sayang." Ucap Reina sambil tersenyum.
Carla memeluk mama nya. Carla tidak ingin
kehilangan mama nya. Hanya mama nya yang di miliki Carla saat ini. Setelah papa nya meninggal karena sakit jantung.
Saat ini mama Carla sedang menderita sakit gagal ginjal dan dia harus rutin cuci darah. Perusahaan papa Carla saat ini di kelola oleh adik mamanya atau om Carla.
" Maafin Carla ya Ma karena Carla belum bisa membuat mama bangga."
" Sayang, mama sekarang saja sudah bangga sama kamu. Belajar yang rajin dan terusin perusahaan papa kamu hanya itu keinginan mama."
" Carla janji Ma, Carla akan selesain kuliah Carla dan bekerja di kantor papa."
" Mama juga ingin melihat mu menikah sayang sebelum mama meninggal."
" Mama jangan bilang seperti itu Ma, mama pasti sembuh. Besok Carla akan mengantar mama untuk cuci darah, sekarang mama istirahat." Ucap Carla sambil menarik selimut. Carla menyelimuti tubuh mamanya.
Reina tidak tega melihat anaknya bersedih karenanya. Reina ingin melihat anak semata wayangnya bahagia.
" Jangan bersedih sayang, mama baik-baik saja." Ucap Reina sambil mengusap pipi Carla.
" Carla sayang sama mama, Carla nggak ingin terjadi apa-apa sama mama. Hanya mama yang Carla miliki di dunia ini. Carla nggak sanggup hidup tanpa mama. Carla mohon mama jangan bicara seperti itu lagi." Ucap Carla sedih. Mata Carla mulai berkaca-kaca.
" Maka dari itu menikahlah sayang agar mama bisa tenang."
" Carla nggak mau menikah Ma karena Carla ingin membahagiakan mama dulu." Ucap Carla lalu memeluk mamanya.
✓✓✓✓
Hari ini Carla izin tidak masuk kuliah untuk mengantarkan mama nya ke rumah sakit. Saat ini jadwalnya untuk Reina cuci darah.
Carla mendudukan mama nya ke kursi roda dan mendorongnya melewati koridor rumah sakit. Carla duduk di ruang tunggu sambil menunggu Reina selesai cuci darah.
Carlos yang baru selesai melakukan operasi berniat untuk makan siang. Ia keluar dari ruangan dan berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Carlos melihat kearah wanita yang sedang duduk sendirian.
" Bukannya itu wanita yang waktu itu." Guman Carlos. Carlos menatap lekat wajah wanita itu. Carlos ingin memastikan ia salah melihat atau tidak.
" Benar..dia wanita judes itu." Bathin Carlos.
Carlos berjalan mendekati Carla yang sedang menunggu mamanya menjalani cuci darah.
" Kamu bukannya yang waktu itu? Si cewek judes." Seru Carlos. Carlos berdiri di depan Carla. Carla mendongakan wajahnya dan menatap Carlos.
" Kamu!" Seru Carla yang sama-sama terkejut.
" Sedang apa kamu disini?" Tanya Carlos.Carlos duduk di samping Carla.
" Aku sedang menemani mama aku untuk cuci darah, aku bukan cewek judes asal kamu tahu." Ucap Carla kesal. Hanya Evan yang berani mengatainya judes.
" Oya, bukannya pertama kali kita ketemu kamu sangat judes saat aku tawari bantuan." Sindir Carlos sambil menyungingkan senyuman.
" Itu karena aku nggak kenal sama kamu, aku kira kamu penculik atau apa kan aku nggak tahu." Ucap Carla tanpa berani menatap Carlos. Carla merasa bersalah karena telah berfikiran buruk tentang Carlos.
" Memangnya tampang aku ada tampang penjahat gitu! Orang tampan gini kok." Ucap Carlos sok cool.
" Tampan dari mana coba, dasar jadi orang kok PD banget." Guman Carla.
" Kamu bilang apa?"
" Eng...nggak kok, aku nggak bilang apa-apa." Ucap Carla gugup.
" Oya, waktu itu nggak adil buat aku."
" Maksudnya?" Tanya Carla kurang paham ucapan Carlos. Carla menatap Carlos dan Carlos tersenyum kepada Carla.
" Kamu sudah tahu nama aku tapi aku belum tahu nama kamu."
" Emmm..maaf aku lupa memperkenalkan diri, aku Carla." Ucap Carla sambil mengulurkan tangannya.
" Nama yang Cantik kayak orangnya." Ucap Carlos sambil menjabat tangan Carla.
" Baru kenal sudah gombal. Ngomong-ngomong kamu dokter di rumah sakit ini?" Tanya Carla. Carla penasaran kenapa Carlos ada di rumah sakit ini.
" Ya aku dokter bedah di rumah sakit ini, walaupun belum lama sih. Memangnya mama kamu sudah lama cuci darah di rumah sakit ini?" Tanya Carlos penasaran.
" Belum, kalau nggak salah baru 2 bulan ini."
Carlos menatap wajah Carla yang cantik tanpa mengedipkan mata sedetik pun. Carla tahu saat ini Carlos sedang menatapnya. Carla merasa sangat canggung dalam situasi seperti ini apa lagi mereka baru dua kali bertemu.
" Jangan melihat aku seperti itu."
" Emmm..maaf, habis kamu cantik sih." Goda Carlos.
" Maaf aku nggak mempan sama gombalan seperti itu."
" Ini bukan gombalan tapi kenyataan. Memangnya kamu nggak merasa kalau kamu cantik."
" Maaf, kayaknya kita nggak terlalu dekat untuk mengobrol seperti ini."
" Ok kalau gitu, boleh nggak aku berteman sama kamu? "
" Emmm..baiklah, aku mau jadi teman kamu karena kamu sudah menolong aku waktu itu."
" Sekarang kita teman ya, kalau gitu kamu mau dong temani aku makan." Ucap Carlos sambil tersenyum.
" Dasar..modus." Ucap Carla lalu tersenyum.
" Bukan modus tapi biar lebih bisa saling mengenal."
" Tapi aku lagi menunggu mama aku."
" Tenang saja nggak akan lama kok, aku juga banyak kerjaan kali."
" Emmm..baiklah, aku juga lapar." Ucap Carla lalu tersenyum.
" Senyum yang manis.." Bathin Carlos.
Carlos senang akhirnya dia bisa berkenalan dengan wanita yang selama ini selalu menganggu pikirannya. Carla dan Carlos berjalan menuju kantin.
" Kamu mau makan apa?"
" Terserah kamu saja."
Carlos memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman.
" Sudah berapa lama mama kamu menderita gagal ginjal?"
" Sekitar 2 tahun yang lalu."
" Kenapa hanya kamu yang mengantar mama kamu ? Papa kamu--"
" Papa aku sudah meninggal sejak aku lulus SMA." Ucap Carla memotong ucapan Carlos.
" Maaf." Ucap Carlos seraya menyentuh tangan Carla.
" Untuk apa kamu minta maaf." Ucap Carla lalu menarik tangannya dari meja. Carlos menatap wajah Carla yang terlihat sedih.
" Karena sudah mengingatkan kamu sama papa kamu."
✓
✓
✓
Carla saat ini sedang menemani Reina yang masih terlihat sangat lemah. Setiap kali Carla menemani Reina cuci darah dia merasa sangat sedih melihat kondisi Reina.
" Jangan sedih sayang, mama tidak apa-apa kok." Ucap Reina sambil menggenggam tangan Carla.
" Maafin Carla Ma, jika selama ini Carla sudah menyusahkan mama." Ucap Carla sambil memeluk Reina. Carlos berjalan menuju kamar inap Reina dan mengetuk pintu.
Tokk..tokk..tokk..
Carlos membuka pintu dan masuk ke dalam ruang inap Reina.
" Gimana kabar anda nyonya Reina?" Tanya Carlos sambil berjalan kearah Reina dan Carla.
" Baik Dok." Ucap Reina sembari tersenyum menatap Carlos.
" Mama kenal dokter Carlos?" Tanya Carla terkejut.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
Lanjut
2020-06-16
0
Lily
author nya bkin cerita yg membuat smua pemain nya merasa sakit
2020-02-22
4
Sarmiyati Fikhairelyn
mkin seru ceritanya Thor, w suka,,,,,
lanjut
2020-01-13
3