Evan sedang mencari sosok cantik yang sedari tadi belum muncul di depannya. Sosok yang telah menarik hatinya sejak pertama kali bertemu.
Pertama kali Evan masuk kuliah ia tidak sengaja menabrak seorang wanita. Wanita itu beda dengan wanita-wanita lainnya. Dia sangat judes.
Evan merasa tertantang untuk mendapatkan wanita itu. Tapi setiap Evan menyatakan perasaannya ia selalu di tolak.
Baru wanita ini yang berani menolak seorang Evan Alberto yang terkenal sebagai laki-laki tertampan sekampus.
Walau di tolak terus menerus, tapi Evan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hati wanita itu. Kini mereka menjadi sahabat dekat .
"Kemana sih itu orang? tidak seperti biasanya jam segini belum datang," gerutu Evan. Evan menengok kanan kiri tapi wanita itu tidak kunjung muncul.
Carla yang tiba-tiba muncul di belakang Evan ingin mengejutkan Evan. Carla suka sekali mengangetkan Evan.
"Woy..lagi menunggu siapa nih!" Bentak Carla sambil mengejutkan Evan.
"Kamu ini ya kebiasaan, kalau jantung aku copot gimana? Kamu mau tanggungjawab?" Teriak Evan terkejut. Carla suka sekali mengagetkannya. Evan sampai takut kalau tiba-tiba ia terkena serangan jantung.
"Maaf, kamu sedang menunggu siapa sih?serius amat." Carla kini berdiri di samping Evan sambil menatap wajah Evan yang masih terlihat sangat shock. Carla hanya bisa menahan tawanya saat melihat raut wajah Evan.
Evan yang merasa Carla sedang mengamatinya akhirnya ingin menggoda balik Carla.
"Menunggu kamu lah sayang, siapa lagi coba," ucap Evan sambil mengusap lembut puncak kepala Carla
Evan dan Carla memang dekat. Tapi Carla hanya bersikap biasa-biasa saja terhadap Evan, karena Carla tahu Evan adalah playboy di kampusnya. Banyak cewek-cewek cantik yang tertarik sama Evan. Carla tidak mau sakit hati hanya karena melihat Evan dekat dengan banyak cewek.
"Sayang..sayang..kepala lo peyang," ucap Carla sambil menepis tangan Evan.
"Kamu kan memang sayang aku," goda Evan.
"Sayang dari mananya coba. Itu baru sayang kamu," ucap Carla sambil menunjuk ke arah cewek-cewek yang sedari tadi mengagumi wajah tampan Evan.
Evan menatap ke arah cewek-cewek yang sedari tadi menatapnya. Evan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis dan mengedipkan matanya ke arah cewek-cewek itu. Semua cewek bersorak sorai kegirangan karena Evan menyapa mereka.
"Lihat..Evan tersenyum kepadaku, manisnya."
"Tidak, Evan mengedipkan mata kearah ku, senangnya menjadi Carla yang bisa selalu berada di dekat Evan."
"Iya aku iri, seandainya aku bisa di samping Evan terus kayak Carla."
"Tidak usah bermimpi! ayo kita masuk kelas!"
Celetuk para gadis-gadis yang memuja ketampanan Evan. Siapa saja yang melihat ketampanan Evan pasti akan langsung jatuh cinta. Tapi..berani mencintai seorang Evan juga harus berani sakit hati, karena Evan tidak bisa menetap pada satu hati selama Carla belum mau menerima cintanya.
Carla tidak suka melihat Evan yang selalu tebar pesona ke semua cewek. Itu juga salah satu alasan Carla selalu menolak pernyataan cinta Evan. Carla takut sakit hati dan Carla belum siap sakit hati.
"Kamu urusin itu cewek-cewek kamu, aku mau masuk ke kelas," ucap Carla lalu berjalan pergi meninggalkan Evan.
"Tunggu sayang!" Teriak Evan sambil mengejar Carla. Evan berjalan mengikuti Carla dari belakang. Ia senang melihat Carla cemburu kepadanya. Walau Carla tidak mau mengakuinya.
"Jangan panggil aku sayang, aku nggak suka!" Teriak Carla sambil terus berjalan. Walau sebenarnya hati Carla bahagia saat Evan memanggilnya dengan sebutan sayang. Tapi Carla pura-pura kesal agar Evan tidak mengetahui perasaannya yang sebenarnya terhadap Evan.
Carla dan Evan masuk ke dalam kelas. Evan duduk di samping Carla. Dosen masuk ke dalam kelas dan kelas pun di mulai.
Evan selalu menganggu Carla. Ia suka menganggu Carla, karena bagi Evan itu adalah kesenangan tersendiri.
"Van..kamu bisa diam nggak!" Ucap Carla pelan sambil menatap Evan. Saat ini Evan sedang mencolek-colek lengan Carla sambil tersenyum manis.
Carla mengambil nafas dan membuangnya kasar. Ia mencoba untuk menahan amarahnya.
Kelas pun berakhir..
Carla berjalan keluar kelas. Evan selalu mengikuti kemanapun Carla pergi. Ia tidak pernah jauh dari Carla, karena Evan takut akan ada orang yang akan merebut Carla darinya.
"Jangan mengikuti ku!" Teriak Carla.
"Memangnya kenapa?" Tanya Evan sambil terus mengikuti Carla. Evan berjalan di belakang Carla.
"Aku mau ke toilet! kamu juga mau ikut!" Seru Carla lalu menghentikan langkahnya dan membalikan badan menatap Evan.
"Hehe..ya sudah aku tunggu di kantin saja ya. Jangan lama-lama, nanti aku rindu," goda Evan. Evan mengusap lembut puncak kepala Carla dan pergi meninggalkan Carla.
"Dasar..tukang gombal," ucap Carla lalu berjalan menuju toilet.
Evan berjalan menuju kantin. Semua cewek yang Evan lewati selalu menyapa dan tersenyum kepada Evan. Bahkan ada yang mengajaknya untuk pacaran secara terang terangan.
"Hai Evan," sapa salah satu mahasiswi sambil mencolek lengan Evan.
"Hai tampan..mau aku temani makan?"
"Hai cantik..maaf ya, aku sudah ada yang menemani," ucap Evan sambil melambaikan tangannya dan tersenyum manis.
"Susahnya jadi orang tampan. Kemana-mana selalu di kelilingi cewek-cewek cantik. Tapi sayang yang menarik hati aku hanya Carla, tapi sampai sekarang Carla belum juga mau menerima cinta aku," gumam Evan dalam hati.
Evan masuk ke dalam kantin dan memesan makanan dan minuman dua porsi. Ia duduk di kursi paling pojok sambil memainkan ponselnya. Pesanan Evan pun datang, ia menyeruput jus yang ia pesan. Ia melihat ke arah pintu dan Carla belum juga muncul.
"Kenapa sih Carla lama banget? cuma ke toilet saja, tidur kali ya!" Gerutu Evan. Evan kembali memainkan ponselnya.
"Maaf lama." Carla lalu duduk di depan Evan. Carla menatap sekeliling kantin dan benar saja semua mata melihat kearahnya dan juga Evan. Carla cuek dan tidak perduli.
"Ngapain saja sih kamu di toilet. Kamu tidur di toilet ya?" Tanya Evan penasaran.
"Mau tahu saja urusan cewek," ucap Carla lalu memasukan kentang goreng ke mulutnya.
Evan menatap wajah cantik Carla sambil menopang kan dagu yang ia tahan dengan tangannya. Evan senyum-senyum sendiri.
"Ngapain kamu melihat aku seperti itu?" Tanya Carla sambil melirik ke arah Evan. Carla tahu sedari tadi Evan menatapnya sambil senyum-senyum sendiri.
"Kamu cantik, tapi sayang judesnya minta ampun. Tapi aku suka," goda Evan lalu tersenyum.
"Kamu itu ya rajanya gombal. Sudah berapa banyak cewek yang sudah kamu gombalin?" Tanya Carla dengan menatap Evan dengan sorot mata tajam.
"Hahaha..." Evan tertawa mendengar ucapan Carla.
"Udah kelihatan cemburunya, aku yakin kamu sedang cemburu saat melihat cewek-cewek itu menggodaku," gumam Evan dalam hati.
"Kenapa kamu malah tertawa, tidak lucu kali," ucap Carla kesal.
"Nanti temani aku jalan ya. Ada sesuatu yang mau aku beli."
"Mau beli apa?" Tanya Carla ketus.
"Hadiah buat adik aku," ucap Evan lalu memasukan kentang goreng ke mulutnya.
"Memangnya kamu punya adik?" Tanya Carla. Carla tidak tahu Evan mempunyai seorang adik. Ia juga belum mengenal keluarga Evan, karena Evan tidak pernah mengajaknya ke rumahnya.
"Sebenarnya dia sepupu aku tapi sudah aku anggap seperti adik aku sendiri. Dia juga sahabat terbaik aku."
"Ok..deh."
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Ayat Moenty
mboknya si Evan sich dulu senang sekali mengatai marcell...nular DECH ke anaknya
2020-04-13
1
imas sukarsih
Evan ko kelakuannya jadi mirip Marcel ya gak mirip Frans,,
jadi kaya tukerab perab Bpak'y gitu, tpi Lucu siihh ,😁
2020-02-27
2
Mariana
lanjut thor
2020-01-04
3