Hari ini Carlos sangat sibuk di ruang operasi. Ada kecelakaan bus yang memakan banyak korban. Semua korban di larikan di rumah sakit tempat Carlos bekerja.
Seluruh tim bedah mondar-mandir masuk ruang operasi.
( Carlos saat bekerja dirumah sakit..)
Carlos dan seluruh tim berusaha melakukan yang terbaik.
" Akhirnya selesai." Ucap Carlos dan seluruh tim operasi. Carlos dan tim nya sudah mengoperasi sekurangnya 10 orang korban kecelakaan.
" Tolong pindahkan pasien ini ke ruang rawat inap." Ucap Carlos. Carlos melepaskan masker yang menutup mulut dan hidungnya. Ia mengambil nafas dan membuangnya pelan.
" Baik dok." Ucap Suster. Suster itu mendorong ranjang pasien keluar dari ruang operasi.
" Akhirnya selesai juga, terimakasih atas kerja keras kalian." Ucap Carlos sambil menepuk bahu Tomy salah satu asitennya.
" Sama-sama dok, ini juga sudah jadi tugas kami, dokter Carlos memang hebat. Bisa menangani pasien sebanyak ini, saya salut." Sahut Tomy sembari tersenyum lega. Akhirnya masa-masa ketegangan mereka telah berakhir.
" Iya Dokter Carlos memang hebat.."
Semua asisten dokter dan juga suster memuji kehebatan Carlos.
" Kalian juga hebat, sekarang kalian bisa istirahat dan nanti jangan lupa check kondisi pasien." Ucap Carlos. Ia lalu berjalan keluar dari ruang operasi dan masuk ke ruang ganti.
" Capeknya." Ucap Carlos lalu duduk di kursi yang berada di ruang ganti.
Setelah selesai berganti pakaian Carlos keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju ruangannya. Carlos duduk di kursi kerjanya. Ia mengecek kembali laporan tentang kondisi pasien-pasiennya.
Carlos merasa badannya sangat lelah. Carlos keluar dari ruangannya dan berjalan menuju loby.
" Saya akan pulang sebentar, nanti kalau ada apa-apa atau keadaan darurat hubungi saya." Ucap Carlos kepada resepsionis.
" Baik Dok." Ucap Resepsionis itu.
Carlos keluar dari loby dan berjalan menuju parkiran. Ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Dalam perjalanan Carlos melihat seorang wanita sedang berdiri di pinggir jalan.
" Siapa tengah malam begini berdiri di pinggir jalan?" Guman Carlos.
Carlos menghentikan mobilnya dan membuka kaca jendela mobilnya.
" Anda perlu tumpangan?" Tanya Carlos sambil menatap wanita itu.
" Nggak perlu, terimakasih." Ucap wanita itu tanpa melihat kearah Carlos.
" Ini sudah larut malam, tidak baik wanita di luar sendirian." Ucap Carlos lagi. Carlos orangnya memang nggak tegaan kalau melihat orang sedang kesusahan.
" Aku sedang menunggu taksi, pergilah!" Ucap wanita itu dengan nada meninggi.
Carlos menatap wanita itu dan mengelengkan kepalanya.
" Ini cewek punya tampang cantik tapi judesnya minta ampun " Bathin Carlos.
" Tenanglah, aku bukan orang jahat. Aku seorang dokter, kalau kamu tidak percaya ini kartu nama aku." Ucap Carlos lalu memberikan kartu namanya kepada wanita itu.
Wanita itu menerima kartu nama itu dan membacanya. Wanita itu menatap Carlos dengan seksama.
" Dokter Carlos." Ucap wanita itu setelah membaca kartu nama yang di berikan Carlos kepadanya.
" Maaf aku sudah curiga sama kamu, aku kira kamu penjahat atau penculik." Ucap Wanita itu sambil menunduk malu.
" Nggak apa-apa, apa kamu perlu tumpangan? ini sudah larut malam, bahaya diluar sendirian. Kalau nanti terjadi apa-apa sama kamu aku nggak ikut-ikutan ya." Ucap Carlos menakut-nakuti.
Wanita itu melihat sekeliling. Sebenarnya wanita itu juga takut sendirian di tengah malam seperti ini. Apalagi sedari tadi tidak ada taksi yang lewat.
" Tapi aku nggak mau merepotkan kamu."
" Rumah kamu dimana?" Tanya Carlos lalu membukakan pintu mobil.
" Jalan Anggrek no 10."
" Kita satu arah, naiklah, aku akan
mengantarmu pulang." Ucap Carlos. Wanita itu masih ragu-ragu antara menerima tawaran Carlos atau tidak.
" Tapi--"
" Sudah naiklah, aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu." Ucap Carlos dengan nada sedikit meninggi.
" Emmm baiklah." Ucap wanita itu lalu masuk ke dalam mobil. Carlos melajukan mobilnya.
" Terimakasih sudah mau menolongku." Ucap Wanita itu sambil meremas jemarinya.
" Kenapa kamu bisa ada disana tadi? Setahu ku tempat tadi sepi banget." Ucap Carlos sambil masih fokus menyetir.
" Sebenarnya tadi aku kecopetan, aku nggak ada uang untuk naik taksi jadi aku putuskan untuk pulang jalan kaki." Ucap wanita itu menceritakan apa yang baru saja ia alami.
" Tapi kamu tidak apa-apa kan?" Ucap Carlos menatap wanita itu sekilas dan kembali fokus menyetir
" Ya..aku tidak apa-apa."
" Syukurlah, jadi sekarang aku ini penolong kamu dong." Goda Carlos.
" Ya..Terimakasih kamu sudah menolongku, kalau tadi kamu nggak lewat aku nggak tahu apa yang akan terjadi."
" Mungkin ini sudah takdir." Ucap Carlos sambil tersenyum manis.
Setelah menempuh perjalanan satu jam, akhirnya sudah sampai di tujuan. Carlos menghentikan mobilnya.
" Sekali lagi terimakasih ya dan maaf sudah merepotkan kamu."
" Iya sama-sama."
Wanita itu keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.
" Aku lupa menanyakan siapa namanya, wanita yang menarik." Ucap Carlos sembari tersenyum saat menginggat wajah wanita itu.
Carlos melajukan mobilnya
kembali. Sesampainya dirumah, Carlos turun dari mobil dan berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu.
" Kamu baru pulang? " Ucap Frans. Frans sedang duduk di ruang tamu.
" Papa belum tidur?" Tanya Carlos lalu masuk dan menutup pintu.
Carlos berjalan menghampiri Frans dan mencium tangan Frans. Carlos duduk di samping Frans.
" Apa kamu capek? Apa begitu banyak pasien yang harus kamu tangani hingga kamu pulang larut begini?" Tanya Frans cemas.
Frans sangat cemas jika Carlos belum pulang sampai pukul 00.00 WIB.
" Maaf Pa..Carlos lupa memberitahu orang rumah kalau hari ini Carlos pulang larut. Tadi banyak pasien korban kecelakaan." Ucap Carlos sambil menundukan kepalanya.
" Lain kali kasih tahu mama atau Evan biar kami nggak cemas." Ucap Frans sambil menepuk bahu Carlos.
" Iya Pa.."
" Kamu sudah makan?"
" Sudah kok Pa."
" Ya sudah, sekarang kamu istirahat, Papa tahu kamu pasti capek."
" Makasih ya Pa sudah mau menunggu Carlos pulang, Carlos sayang sama papa." Ucap Carlos lalu memeluk Frans.
" Papa tahu, Papa bangga punya anak yang bertanggungjawab kayak kamu." Ucap Frans sembari menepuk-nepuk punggung Carlos.
Carlos dan Frans berjalan menuju kamar masing-masing.
Carlos membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar. Ia meletakan tas kerjanya ke atas meja. Carlos berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian Carlos merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia teringat wajah wanita yang tadi ditolongnya.
" Wajah yang cantik, tapi sayang judesnya minta ampun, kenapa tadi aku lupa menanyakan namanya? mending aku tidur aja, capeknya." Gumannya.
✓✓✓✓
Saat ini Evan sedang bersama dengan Carla di kantin kampusnya.
" Kenapa tadi malam aku telfon nggak di angkat? " Tanya Evan lalu memasukan makanan ke mulutnya. Evan mengunyah makanan itu.
" Maaf ponsel aku hilang, kemarin malam aku kecopetan? " Ucap Carla pelan.
" Apa! kecopetan! kok bisa! Tapi kamu nggak kenapa-napa kan?" Ucap Evan cemas. Evan melihat kedua tangan Carla takutnya ada yang terluka.
" Aku nggak kenapa-napa kok, seandainya
aku menerima tawaran kamu untuk menjemputku maka aku nggak akan kecopetan." Ucap Carla menyesal.
" Nggak kayak biasanya kamu pergi nggak bawa mobil?"
" Karena semalam Karin menjemputku jadi aku ikut sama Karin. Ya mana aku tahu kalau Karin akan pulang duluan." Sahut Carla sembari mengerucutkan bibirnya.
" Sudahlah, yang penting kamu nggak apa-apa." Ucap Evan lega setelah mengetahui Carla tidak terluka sedikitpun.
" Ini kamu save nomor aku yang baru." Ucap Carla sambil memberikan ponselnya kepada Evan.
" Aku nggak apa-apa karena ada orang yang menolongku, kalau nggak ada dia aku nggak tahu apa yang akan terjadi sama aku. Aku nggak mau membuatmu khawatir." Bathin Carla.
" Ini ponsel kamu. Malah bengong, mau pulang nggak! " Ucap Evan sambil menepuk bahu Carla.
" Ya mau lah, masak aku mau tidur di kampus." Ucap Carla lalu mengambil ponselnya.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
Sisil Pradica
abang minho 😘
2020-05-02
1
Dhyand Shaiwi
waduh Carlos dan Evan mencintai 1 perempuan yg sm
2020-04-28
2
Dhita Tata
waduh kyk nya cinta sama satu cewek
2020-04-22
2