Seperti biasa Carla melihat cewek-cewek sedang menatap kearah Evan dan mengodanya. Tapi hari ini Carla melihat ada yang berbeda dari Evan. Carla melihat Evan cuek dan tidak menanggapi cewek-cewek yang mengodanya.
Evan bahkan mengandeng tangan Carla di depan umum. Carla merasa ada yang aneh dengan sikap Evan hari ini.
" Apa Carla dan Evan sudah jadian?"
" Yah..sudah nggak ada peluang untuk mendapatkan Evan lagi dong!"
" Aku benar-benar iri sama Carla. Dia bisa selalu bersama Evan bahkan sekarang Carla sudah menjadi pacar Evan."
" Tapi, apa kamu nggak tahu kalau Evan itu sering gonta-gonti cewek."
Carla mendengar semua cewek-cewek sedang membicarakannya.
" Van..lepasin tangan aku. Kamu nggak dengar semua orang membicarakan kita."
" Biarin saja." Ucap Evan cuek.
" Kamu nggak menyesal semua cewek mulai menjauhi kamu?"
" Nggak, aku juga nggak perduli." Ucap Evan sambil mengeratkan genggamannya.
" Apa Evan benar-benar sudah berubah ya? " Gerutu Carla.
Evan masih mengandeng tangan Carla dan masuk ke dalam kelas.
" Carla..." Teriak Karin dari depan pintu.
" Kenapa kamu teriak-teriak, aku nggak tuli! " Seru Carla sambil menatap Karin.
Karin berjalan menghampiri Carla dan duduk di depan Carla.
" Semalam kamu kemana? Aku cariin kemana-mana nggak ada, aku sangat khawatir tahu." Ucap Karin marah.
" Emmm..maaf, semalam aku tiba-tiba nggak enak badan jadi aku pulang duluan. Maaf aku lupa mengabari kamu." Ucap Carla sambil tersenyum.
Carla lupa kalau semalam dia pergi bersama Karin. Karena dia marah sama Carlos sampai-sampai dia melupakan Karin. Carla juga harus berbohong di depan Evan karena Carla nggak mau Evan salah paham.
" Kamu benaran sakit? " Tanya Evan cemas.
" Aku sudah nggak apa-apa kok."
" Memangnya semalam kalian kemana?" Tanya Evan penasaran.
" Kita nongkrong di cafe..katanya Carla suntuk di rumah makanya aku mengajaknya ke Cafe."
" Aku nggak apa-apa kok Van." Ucap Carla sambil tersenyum.
" Kamu kan paling nggak tahan sama udara dingin, lain kali jangan keluar malam-malam." Ucap Evan sambil mengusap lembut puncak kepala Carla.
Karin bisa melihat betapa Evan sangat menyayangi Carla begitu juga sebaliknya, tapi Carla lebih memilih tetap diam dan tidak mengungkapkannya.
✓
✓
✓
Carlos keluar dari kamar dengan tangan yang di perban. Carlos nggak mau sampai Dona melihat tangannya yang di perban. Carlos menyembuyikan tangannya di belakang tubuhnya.
" Siang Ma.." Sapa Carlos.
" Siang sayang." Sahut Dona. Dona melihat ada yang sedang di sembunyikan oleh Carlos. Dona melihat Carlos menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya.
" Apa yang sedang kamu sembunyikan di tangan kamu itu? " Tanya Dona penasaran.
" Emmm...nggak ada kok Ma. Carlos tidak menyembunyikan apa-apa."
" Kalau gitu tunjukin tangan kamu."
" Tapi Ma--"
" Apa perlu mama yang menarik tangan kamu!" Seru Dona.
Carlos menunjukan tangan kanannya dengan perlahan. Dona terkejut melihat tangan Carlos yang di perban.
" Tangan kamu kenapa sayang?" Tanya Dona cemas sambil memegang tangan Carlos.
" Tangan Carlos nggak sengaja ke bentur meja Ma, mama nggak usah khawatir."
" Gimana mama nggak khawatir, anak mama sakit kayak gini, pasti rasanya sakit ya."
" Cuma sakit dikit kok Ma."
" Kamu ambil cuti beberapa hari. Mama nggak akan mengizinkan kamu bekerja."
" Iya Ma, Carlos sudah ambil cuti kok. Carlos nggak bisa bekerja dengan tangan seperti ini."
" Mama kan sudah sering bilang sama kamu untuk lebih hati-hati, pekerjaan kamu itu sangat membutuhkan kedua tangan kamu makanya kamu harus lebih hati-hati lagi."
" Iya mama ku sayang, maafin Carlos ya." Ucap Carlos lalu memeluk Dona.
" Maafin aku Ma, karena sudah membohongi mama. Aku nggak bisa bekerja dengan hati yang selalu gelisah seperti ini. Aku nggak bisa fokus bekerja jika dalam pikiran aku hanya ada Carla. Aku belum bisa merasa tenang sebelum Carla memaafkan aku." Bathin Carlos.
" Kalau papa kamu tahu papa kamu pasti akan sangat khawatir bahkan bisa lebih khawatir ketimbang mama. Kamu tahu kan papa kamu itu sayang banget sama kamu."
" Iya Ma, maafin Carlos. Carlos janji akan lebih hati-hati lagi."
" Terus sekarang kamu mau kemana sudah rapi gini?"
" Carlos mau jalan-jalan keluar Ma, Carlos suntuk di rumah."
" Nggak boleh..kamu nggak boleh kemana-mana, gimana kamu bisa menyetir dengan tangan kamu seperti ini. Kamu di rumah saja, mama nggak mau sampai terjadi apa-apa sama kamu nanti. Kalau kamu mau pergi tunggu Evan pulang, biar Evan menemani kamu."
" Carlos akan naik taksi Ma, jadi mama nggak usah khawatir. Carlos benar-benar nggak apa-apa Ma. Kalau menunggu Evan pulang kelamaan, kan Carlos nggak tahu Evan akan langsung pulang atau nongkrong dulu sama teman-temannya."
" Mama bilang nggak boleh ya nggak boleh. Apa kamu juga mau melawan ucapan mama seperti Evan? " Ucap Dona dengan raut wajah sedih.
Carlos nggak bisa berbuat apa-apa jika Dona sudah mengucapkan kata-kata itu. Carlos tak ingin membuat Dona bersedih.
" Maafin Carlos Ma, Carlos nggak akan kemana-mana."
" Sekarang kamu duduk di ruang makan, biar mama siapkan makan siang."
" Baik mama ku sayang."
Carlos berjalan menuju meja makan. Sudah lama Carlos jarang makan siang di rumah. Walaupun di hari liburnya Carlos pasti makan siang di luar bersama Daniel maupun Carla.
Dona mengambilkan makanan untuk Carlos dan menaruhnya di depan Carlos. Carlos bangga mempunyai mama yang sangat perhatian seperti Dona walaupun dia bukan mama kandungnya.
" Cepetan di makan, mama nggak mau kamu sampai sakit."
" Iya Ma..tapi Ma--"
" Apa kamu juga nggak selera makan?"
" Bukan Ma, tapi Carlos nggak bisa makan." Ucap Carlos sambil menunjukan tangan kanannya yang di perban.
Dona tersenyum dan duduk di samping Carlos. Dona menyuapi Carlos dengan perlahan.
" Sifat manja kamu dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Cuma kamu yang selalu bersikap manja sama mama sampai sekarang. Nggak kayak Evan yang sudah nggak membutuhkan mama lagi." Ucap Dona sedih.
" Nggak gitu Ma, Evan cuma merasa malu jika harus bersikap manja sama mama, karena menurut Evan dia sudah nggak pantes untuk tetap bermanja-manja, karena dia bukan anak kecil lagi."
" Mama tahu, tapi bagi mama kalian tetap anak mama yang masih kecil. Mama nggak menyangka waktu cepat berlalu dan kalian sudah sebesar ini." Ucap Dona sambil mengusap lembut pipi Carlos.
Carlos memeluk Dona. Carlos merasa bersyukur mempunyai Dona sebagai penganti mamanya. Kasih sayang Dona tiada batas.
" Makasih ya Ma, sudah mau menyayangi Carlos selama ini. Maafin Carlos jika dengan tidak sengaja Carlos menyakiti hati mama."
" Mama yang seharusnya mengucapkan terimakasih, karena kamu sudah mau menganggap mama seperti mama kamu sendiri. Mama bersyukur mempunyai anak yang baik seperti kamu. Jadilah anak yang bisa membuat bangga kedua orangtuamu. Mira dan Marcel pasti bangga, karena anaknya tumbuh menjadi laki-laki yang tampan dan bertanggungjawab."
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
Kok jd sedih
2020-06-18
0
Mayanii Zpr
lama2 ko jd jenuh y thor bacanya...
2020-04-05
2
Sarmiyati Fikhairelyn
jd kasihan ma Carlos w, semoga Carlos mendapatkan maaf Carla,,,,,
2020-01-13
3