Evan bangun dari tidurnya dan turun dari ranjang. Evan berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian Evan keluar dari kamar.
" Pagi Ma, tante, oma." Sapa Evan sambil mencium tangan Dona, Mery dan Mona.
" Pagi sayang, oma sangat rindu sama kamu." Ucap Mona sambil memeluk Evan.
" Evan juga sangat merindukan oma, oya dimana oma Meysa ?
" Oma Meysa baru pulang ke rumahnya, katanya dia sangat merindukan suasana di rumahnya."
" Monic nggak di sapa? Abang jahat! " Ucap Monic sambil cemberut.
Evan berjalan mendekati Monic dan mengusap lembut puncak kepala Monic. Walau Evan nggak suka dengan sifat jahil Monic dan sifatnya yang cerewet tapi Evan sangat menyayangi Monic. Karena Monic adik perempuannya satu-satunya.
" Selamat pagi adik ku yang paling jahil." Ucap Evan sembari mengusap lembut puncak kepala Monic.
" Udah telat." Ucap Monic sambil tersenyum.
" Dasar, mau temani abang jalan-jalan nggak?"
" Kemana? malas ah bang, lagian masih pagi ini." Tolak Monic.
" Deket-deket sini saja, sebentar saja kok, mau ya..pelase! " Pinta Evan sembari mengatupkan kedua tangannya.
" Ya sudah, tapi harus ada imbalannya."
" Masak nemenin abang jalan-jalan harus ada imbalannya, dasar!"
" Kalau nggak mau ya sudah." Ucap Monic sembari memalingkan wajahnya.
" Kamu mau minta apa? asal jangan yang mahal-mahal."
" Aku cuma minta di beliin kuota internet aku habis ini."
" Cuma itu doang? itu mah kecil. Ok deal."
" Ya sudah ayo."
" Kalian nggak sarapan dulu?" Tanya Dona.
" Nanti saja Ma, kita mau jalan-jalan dulu saja mumpung masih pagi."
" Kamu nggak kayak biasanya mau jalan-jalan. Biasanya kalau belum siang kamu belum bangun." Ucap Dona heran.
" Ya nggak apa-apa kan Ma, sekali-kali biar sehat." Ucap Evan sambil tersenyum. Evan dan Monic berjalan keluar.
" Kalian mau kemana?" Tanya Sandy.
" Kita mau jalan-jalan Pa." Sahut Monic.
" Kalian nggak sarapan dulu?" Tanya Frans.
" Nanti saja om, lagian belum lapar-lapar amat."
" Hati-hati ya sayang."
" Iya Pa..kita berangkat dulu ya Pa, om." Ucap Monic sambil mencium tangan Frans dan Sandy.
" Evan pergi dulu om, Pa." Ucap Evan sambil mencium tangan Sandy dan Frans.
Sandy dan Frans sedang berbincang-bincang di ruang tamu. Mereka sedang membicarakan soal Frans yang ingin menjadi donatur di salah satu kampus di Bandung. Frans sengaja menjadi donatur di kampus itu karena kampus itu terkenal dengan para mahasiswanya yang jenius.
Frans mengatas nama kan Evan sebagai donaturnya. Evan memang sudah di beritahu oleh Frans kalau dia akan menjadi donatur di salah satu kampus ternama di Bandung dan Evan menyetujuinya.
" Gimana kamu sudah mengaturnya?"
" Sudah kak dan kebetulan Monic akan kuliah di kampus itu."
" Bagus itu, Monic memang anak yang cerdas. Terus gimana kabar Ricart, apa dia betah di New York?"
" Dia akan pulang untuk liburan. Aku menyuruhnya untuk kuliah di sini saja. Sudah cukup 3 tahun aku berpisah dari anakku. Dia yang akan mengantikan aku untuk mengurus perusahaan."
" Aku sendiri juga binggung ini, Carlos tidak mau meneruskan perusahaan yang di tinggalkan Marcel sedang Evan belum sanggup mengeban tugas mengantikan aku karena sifatnya yang masih kekanak-kanakan. Umur aku juga sudah tak lagi muda."
" Sabar kak..lama kelamaan Evan akan bisa meneruskan perusahaan kakak."
✓
✓
✓
Evan dan Monic berjalan-jalan menuju taman. Banyak anak-anak bermain disana. Evan ingat di taman ini lah dia sering bermain-main bersama dengan Carlos dan Monic. Saat itu masih ada Mira dan juga Marcel.
Evan sangat merindukan suasana saat berkumpul bersama Mira dan Marcel. Saat itu Carlos terlihat sangat bahagia. Tanpa sadar air mata menetes dari kedua mata Evan.
" Abang kenapa menangis?" Tanya Monic cemas.
" Abang teringat akan om Marcel dan tante Mira. Abang sangat merindukan mereka. Sejak mereka meninggal abang sudah berjanji akan membuat Carlos bahagia dan tak kurang akan kasih sayang lagi. Abang bahkan rela kasih sayang mama dan papa terbagi. Abang tahu mama lebih sayang dan perhatian sama Carlos, tapi itu nggak membuat abang membenci Carlos. Abang bahkan rela memberikan apapun yang abang punya agar Carlos bahagia."
" Abang sangat menyayangi bang Carlos ya?"
" Ya..bagi abang, Carlos sudah seperti adik abang sendiri. Carlos itu teman sekaligus adik yang baik."
" Monic juga sayang sama bang Carlos. Bang Carlos sangat baik sama Monic. Apa pun yang Monic minta bang Carlos selalu memberikannya."
" Terus Monic nggak sayang ni sama abang.." Sindir Evan.
" Bukan begitu bang, Monic sayang sama kalian berdua."
✓✓✓✓
Carlos hari ini sangat sibuk di rumah sakit. Setelah berjam-jam berada di ruang operasi Carlos keluar dari ruang operasi. Dia merasa sangat lelah. Pekerjaannya menuntutnya untuk lebih bekerja keras.
" Carlos tunggu!" Teriak Daniel.
" Ada apa?"
" Apa kamu masih ada kerjaan? Sudah lama kita nggak nongkrong bareng, gimana kalau malam ini kita nongkrong di tempat biasa."
" Ok..kebetulan pekerjaan aku sudah selesai dan aku juga lagi suntuk. Kita mau nongkrong dimana?"
" Aku tunggu nanti malam di tempat biasa, sekalian ada yang mau aku kenalin sama kamu."
" Siapa?"
" Nanti kamu juga bakal tahu, pokoknya kamu nggak akan menyesal. Aku pergi dulu." Ucap Daniel lalu pergi meninggalkan Carlos.
Daniel adalah teman Carlos saat bekerja di rumah sakit. Daniel bekerja sebagai dokter umum. Daniel lebih tua dari Carlos 3 tahun. Carlos sudah menganggapnya seperti kakaknya sendiri.
Sejak pertama kali mereka bertemu mereka sudah akrab. Daniel orangnya baik dan mudah bergaul. Carlos juga cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
" Siapa yang mau Daniel kenalin sama aku? jangan-jangan cewek lagi. Ahhh..dasar Daniel nggak akan pernah menyerah sebelum aku punya pacar."
Carlos berjalan menuju ruangannya. Ia berganti pakaian dan duduk di kursi kerjanya. Carlos menatap langit-langit ruangannya. Ia teringat akan kata-kata Carla.
" Ternyata Carla sedang menyukai seseorang. Siapa laki-laki yang sudah menaklukan wanita judes seperti Carla. Tapi aku nggak akan menyerah, toh mereka juga belum jadian. Aku akan mundur jika Carla sudah menjadikan laki-laki itu pacarnya."
Bagi Carlos itu adalah suatu tantangan untuk mendapatkan hati Carla. Carlos semakin bersemangat untuk bisa mendapatkan Carla. Ini pertama kalinya untuk Carlos sulit mendapatkan yang dia mau.
Tak pernah sekalipun Carlos di tolak oleh wanita. Walau dia nggak sering gonta ganti pacar seperti Evan tapi banyak wanita yang ingin menjadi pacarnya. Tapi Carlos adalah orang yang pemilih.
Nggak semua wanita bisa mendapatkan cintanya. Bisa terhitung Semenjak beranjak dewasa Carlos hanya tiga kali pacaran. Semua pacarnya itu tergolong wanita tercantik di kampusnya.
Carlos sudah bertekad, entah bagaimana pun caranya dia harus bisa mendapatkan Carla. Apalagi sekarang Reina sudah mendukungnya. Dia sudah mendapatkan dukungan dari orang yang paling berharga untuk Carla.
" Aku sudah nggak sabar ingin menjadikan kamu milikku selamanya." Ucap Carlos sambil menyungikan senyuman.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 520 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
Lanjut
2020-06-17
0
Mayanii Zpr
iya kasihan bgt evan thor.. dari kecil selalu mengalah....yg ada jd bertengkar deh
2020-04-05
3
Iin Juni
carla sm evan z y thor kasian evan
2020-03-29
4