...🌼🌻🌸🌾...
...الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ...
(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.
...🌳🌱🌾...
...Ya Allah, perlihatkan kepada kami bahwa kebenaran itu kebenaran, dan berilah rezeki kepada kami untuk mengikutinya. Perlihatkanlah kepada kami bahwa kebatilan itu kebatilan, dan berilah rezeki kepada kami untuk menjauhinya?...
...🌳🌸🌻🌼...
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Pagi itu irul sudah siap - siap hari ia akan ke bandara untuk menjemput guru tercintanya .
Saat dia akan berangkat tiba-tiba ada pak herman datang minta tolong istrinya mau melahirkan.
Tanpa pikir panjang irul pun menyuruh pak herman membawa istrinya masuk ke mobilnya , rul langsung mengantar mereka ke klinik bersalin.
Sampai di klinik irul membantu pak herman dan istrinya, setelah mengantar pak herman irul pun pamit karna dia ada harus menjemput gurunya di bandara.
Sesampainya di bandara itul memarkir mobilnya dan bergegas ke terminal kedatangan, dia melihat ustadz soleh, istri dan anaknya, Irul pun mengucapkan salam dan mencium tangan ustadz soleh.
Seulas senyum tersungin saat matanya bertemu dengan mata nisaa, dia cepat2 menundukkan pandangan ya.
Ingin rasa ya ia berlama-lama memandang mata itu tapi ia tau hal itu tak boleh di lakukan .
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذٰلِكَ أَزْكٰى لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara ***********; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(QS. An-Nur 24: Ayat 30)
Dan ayat selanjutnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُهُنَّ أَوِ التّٰبِعِينَ غَيْرِ أُولِى الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara ***********, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki,
atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan),
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
(QS. An-Nur 24: Ayat 31)
Irul ingat betul pesan dari guruya:
Dalam ajaran Islam, perintah menjaga pandangan yang dimaksud adalah menundukkan pandangan (ghadhdhul bashar), yang diiringi dengan perintah memelihara ******** (hifzhul farj),Ibnu ‘Abbas RA.
Yang menafsirkan bahwa yang dimaksud ghadhdhul bashar dalam kedua ayat tadi adalah menjaga pandangan [hifzhul ‘ayn] dari hal-hal yang diharamkan.
Dalam hal ini, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, juga menambahkan bahwa pandangan mata hanya diarahkan kepada hal-hal yang diperbolehkan agama.
Maka jikalau seseorang tidak sengaja melihat kepada sesuatu yang haram, hendaklah ia segera berpaling darinya.
Seperti hadis yang diriwayatkan Muslim dalam kitab Shahih-nya yang bersumber dari Jarir bin ‘Abdillah al-Bajali RA., bahwa ketika beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.
Tentang melihat kepada perempuan yang bukan muhrim [al-faj’ah], maka beliau menyuruhnya untuk memalingkan pandangan [dari perempuan] itu.
Cuai mata’ merupakan istilah yang sangat familiar di masyarakat kita, terlebih di kalangan generasi muda, yang merupakan tren untuk menghibur diri, melepaskan beban pikiran dari segala bentuk persoalan kehidupan yang melanda, bahkan tidak jarang menjadi ajang untuk mencari jodoh bagi para bujangan.
Tempat-tempat hiburan, pusat perbelanjaan, taman-taman kota, nampaknya menjadi tujuan orang-orang untuk menjalankan ‘tradisi’ tersebut, terutama di akhir pekan ataupun ketika liburan.
Secara psikologis, memang cuci mata ini dapat menyenangkan pikiran, menghibur hati yang galau, dan menyegarkan pandangan.
Begitu banyak yang dapat dilihat dan dinikmati secara gratis, dari sarana dan fasilitas yang tersedia, hingga keramaian orang-orang yang lalu-lalang, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja hingga dewasa, semuanya membaur menjadi satu tanpa mempedulikan penampilan satu dengan lainnya antara lawan jenis, apakah sesuai dengan etika agama ataukah tidak.
Tradisi ‘cuci mata’ inilah yang kemudian secara normatif, justru membuat pandangan mata menjadi tidak terkontrol, liar.
Bahkan memunculkan pikiran-pikiran negatif terhadap orang lain, yang seringkali juga menjadi pemicu munculnya tindakan-tindakan kriminal, asusila, dan yang melanggar norma-norma agama.
Karena itulah, dalam Islam, ‘menjaga pandangan’, terutama terhadap lawan jenis, menjadi aturan agama yang sangat penting untuk diperhatikan dan diaplikasikan dalam kehidupan keseharian.
pandangan yang terjaga, adalah apabila memandang kepada lawan jenis, tidak mengamati secara intens keelokannya dan tidak lama menoleh kepadanya, serta tidak melekatkan pandangannya kepada sesuatu yang dilihatnya itu.
Terkait dengan hal ini, disebutkan riwayat Ahmad dalam Musnad-nya yang bersumber dari Abu Hurairah RA.
Dijelaskan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:
“Setiap keturunan Adam ada bagian yang dianggap sebagai zina; kedua mata dianggap berzina, dan zinanya adalah melihat [kepada yang haram]; kedua tangan dianggap berzina, dan zinanya adalah menyentuh [kepada yang haram]; kedua kaki dianggap berzina, dan zinanya adalah berjalan [ke tempat yang haram]; mulut dianggap berzina dianggap berzina, dan zinanya adalah mencium [kepada yang haram], sementara hati berkeinginan dan berkhayal [melakukan zina itu] dan ******** pun membenarkannya atau mengingkarinya”.
Nisa pun senyum di balik niqob yang di pakai ya,rona wajahnya memarah,ada rasa bangga, dan sangat mengagumi laki-laki di depan ya, bahkan dari pertama pertemuan ya .
nisa sudah sangat mengagumi irul bukan karna ketampanan irul, tapi walau masih muda irul begitu menghormati wanita, menjaga pandangan ya, tutur katanya yang sangat sopan, mencerminkan kualitas seorang yang berpegang teguh pada ajaran agama.
Bayak laki-laki hebat yang datang melamar nya, tapi belum ada satupun yang mampu mengetaarkan hatinya.
Sampai iya pun merasa risau akan dirinya nisa takut mengecewakan kedua orang tuanya bagai mana tidak untu ukuran wanita seperti dia yang sudah berumur 26 tahun belum menikah ada hal yang tabuh apalagi Nisa tigal di lingkungan pesantren.
Untung saja umi dan abi nya tidak berpikiran sempit, mereka memahami betul putrinya, walaupun terkadang umi nya sering meminta nya untuk segera berumah tangga itu semata-mata ingin putrinya bahagia.
Tak lama kemudian terlihat rombongan abah guru Sayuti keluar dari gedung terminal irul pun berlari ke arah gurunya.
Iya mencium bolak balik tangan gurunya dan meminta keberkahan dari guru tercintanya.
Guru Sayuti memegang kepala irul dan mendoakan murid ya kemudian memeluk gurunya.
Semua yang ada di situ terasa tersihir dengan takzim ya Khairul mereka tak menyaka dengan anak muda yang terlihat biasa saja itu, berpakayan sederhana namun memiliki adab yang luar biasa .
Ustadz soleh menepuk pundak Khairul, kemudian meyalami kaka iparnya itu begitupun istri ya dia mencium tangan dan memeluk kaka tertuanya itu.
Tak ketinggalan nisa mencium tangan kaka dari orang tuanya, beserta istri dari ua nya juga sepupu,sepupunya.
Ustadz sholeh pun mengajak mereka langsung ke mobil tapi guru Sayuti meminta ijin untuk berbicara sama irul dia menarik itul dan duduk di kursi yang tak jauh dari tempat mereka irul duduk di lantai di depan gurunya, melihat pemandangan ustadz soleh tak menyangka degan apa yang dilakukan Khairul .
hatinya bergumam didikan macam apa yang irul dapatkan, tak jauh beda dengan anissa, nisaa begitu terpesona.
Dia pun semakin ragu degan perasan ya pada irul apa benar dia hanya mengaguminya atau bahkan ia sudah jatuh cinta kepada laki-laki muda itu sejak pandangan pertama.
Umi nya nisaaa haya senyum melihat kaka dan murid ya itu, ada sebuah harapan suatu saat nanti murid dari kakanya itu jadi menantunya.
Irul begitu serius berbicara dengan gurunya, Irul bercerita kepada gurunya tentang kaka dan istrinya kakanya begitu juga dengan ana.
Sopy dan keinginan keluarga Sopy. Irul pun akan menemui orang tua sopy hari minggu ini dia di minta untuk bertemu di rumahAna.
Seulas senyum tersunging dari wajah teduh gurunya. dia mengenggam tangan murid ya "dia berbisik nanti kita lanjutkan di mobil ga enak yang lain sudah menunggu" ucap guru Sayuti kepada Irul.
Irul pun mengantuk dan menuruti gurunya.
Guru Sayuti pun meminta sama ustadz soleh untuk satu mobil sama irul dan menyuruh istri dan kedua anknya untuk ikut sama mobil ustadz soleh karna dia masih ada hal penting yang ingin ia bahas dengan muridnya.
Irul memasukan semua barang gurunya ke mobilnya, kemudian setelah selesai mereka pun meninggalkan bandara menuju rumah ustadz soleh.
Istri guru Sayuti paham betul dengan suaminya pasti ada hal yang sangat penting yang harus di bahas suaminya walau pun iya tau maksud kedatangan mereka ke sini .
Di dalam mobil guru sayyuti mulai melanjutkan pembahasan yang tadi tertunda.
Ujian hidup memang fitrah manusia, tidak ada manusia yang tidak mengecap ujian.
Cobaan hidup itu gak hanya berupa kesulitan saja, tapi juga kesenangan yang kita peroleh. Untuk itu, butuh formula untuk menghadapinya, yakni kesabaran.
Sabar itu tidak ada batasnya.
Yang membatasi sabar hanya keegoisan kita sendiri. Dengan bersikap sabar kita akan lebih mudah dalam menjalani cobaan yang ada.
Firman Allah SWT:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan dengan suatu ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.”
(Q.S. Al-Baqarah 155-156).
Dunia adalah tempat bagi manusia menjalani berbagai macam ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sebagai orang yang beriman kepada-Nya, kita pun diperintahkan untuk senantiasa bersabar dan bertawakal selama menjalani ujian-ujian tersebut karena dengan kesabaran dan tawakal seluruh ujian atau cobaan dan musibah tersebut bisa dilalui dengan baik, membawa kebaikan, dan keberkahan.
Pada dasarnya Allah telah memberi ujian dan cobaan di setiap hambanya sesuai porsinya masing-masing. Ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah di tiap manusia berbeda-beda.
Kesabaran tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi ia harus diusahakan dan dibiasakan agar menjadi sifat utama diri.
Di sinilah dibutuhkan pengorbanan melawan keinginan hati dan perjuangan menahan nafsu diri.
Sementara itu, tawakal merupakan pelengkap sejati sifat sabar. Tawakal merupakan kerja hati memasrahkan seluruh ujian dan cobaan kepada kehendak-Nya.
Tawakal berkaitan erat dengan keridaan kita menjadikan Allah sebagai pelindung dalam kehidupan.
Kehadiran tawakal dalam diri akan menghadirkan kemudahan mengatasi persoalan. Karena kita benar-benar mengharap pertolongan dan kemudahan hanya dari Allah SWT.
Kau harus sabar nak ,tawakal ,serahkan semua ya pada Alloh.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🦃⃝⃡ℱᵇᵃˢᵉ🥀Am@π&@ 😉🥀
senang sedih itu semua hanya cobaan belaka...😓😓
2021-01-15
0
Reishy Gelieuz
berserah diri saja....Tuhan punya rencana diluar kendali manusia
2021-01-03
0
ʀᴀᴀ
Kenapa di sensor thor
2020-10-30
0