Tragedi Malam Itu

Tragedi Malam Itu

1. Permulaan

**Warning: Ini cerita adalah cerita dengan konflik berat. Saya saran kan untuk berpikir ulang buat baca Novel ini agar tidak pusing di tengah.

JANGAN PERNAH BAWA CERITA INI KE KEHIDUPAN NYATA. SEMUA ISINYA HANYALAH FIKSI BELAKA, YANG KEMUNGKINAN BISA TERJADI DAN TIDAK BISA TERJADI**.

.

.

.

.

.

.

POV NIS

Hay namaku adalah Anisa Ahmad gadis cantik yang mengenakan hijab. Minggu lalu aku baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke tujuh belas, tidak disangka ya dulu aku sangat kecil dan kini sekarang aku sudah tumbuh dewasa. Rasanya baru saja kemarin aku bermain Barbie dan pondok-pondokan bersama ibu dan ayah.

Untuk lebih mengenal lagi siapa aku, aku akan memperkenalkan tentang keluarga ku terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap kehidupan sehari-hariku. Aku adalah anak nomor dua dari tiga bersaudara, aku memiliki kaka laki-laki bernama Habib Ahmad yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan di Mesir. Dan aku juga memiliki adik perempuan yang cantik tetapi sangat jahil yaitu namanya adalah Nur Alsya Ahmad. Ayahku merupakan seorang ustad ternama di tanah air yang bernama Ustad Ahmad Hairullah, sedangkan ibu ku bernama Aisyah Rahman seorang guru ngaji di TPA terdekat.

Aku akan menjelaskan kenapa nama-nama keluarga ku semuanya terkesan Religi. Jadi begini, keluarga ku bisa disebut orang yang sangat taat beribadah dan mematuhi perintah Allah. Dan kami bertiga juga sudah dari kecil diajari oleh ayah dan ibu ku tentang beragama dan juga membaca ayat suci Al-Qur'an.

Itulah sekilas cuplikan deskripsi tentang diriku.

POV AUTHOR

Seorang gadis manis yang mengenakan seragam SMAN 1 Jakarta dan juga mengenakan hijab, duduk di salah satu meja dari sekian banyak meja-meja yang ada di sana. Ia begitu serius memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran di depan. Jika ada bagian-bagian yang penting maka perempuan itu akan mencatatnya dengan cepat dan mata yang tetap memandang kearah guru tersebut.

Tringggg

Bel pulang berbunyi menggema di seluruh penjuru sekolah, siswa-siswi yang mendengar bel tersebut dengan cepat mengemasi alat-alat belajar yang berserakan di atas meja dan memasukannya ke dalam tas mereka.

"Ok anak anak! Karena bel pulang sudah berbunyi, maka pelajaran kita stop kan dahulu sampai di sini. Ingat besok kita akan mengadakan praktek IPA. Kalau begitu ibu keluar dulu," ujar sang guru seraya pergi melenggang dari kelas tanpa harus siswa mengucapkan salam hormat terlebih dahulu.

"Baik bu!!!" Jawab anak murid serempak menanggapi ucapan guru tadi.

Saat guru tersebut telah jauh, siswa-siswi kelas XII.IPA 1 dengan gesit seperti kilat menyambar tas mereka dan berlari keluar kelas karena tidak sabaran ingin pulang dan melakukan aktivitas di rumah ataupun di mana saja seperti biasanya.

Namun tidak dengan gadis yang terlihat lugu dan mengenakan kecamata minusnya, ia merupakan siswi yang tertinggal sendirian di kelas tersebut. Dengan sabar ia mengemasi buku-bukunya yang ada di atas meja lalu memasukannya ke dalam tas dengan rapi.

Setelah semuanya tidak ada lagi yang tertinggal di atas mejanya, gadis yang bernama Nisa itu pun menyandang tas ransel miliknya ke pundak. Ia memang tidak memiliki satu orang pun teman, sebab semua orang tidak mau berdekatan dengan dirinya karena ia yang pendiam.

Waktunya ia habiskan hanya untuk membaca buku maupun Al-Qur'an di perpustakaan. Ia merupakan siswi yang pintar, dan bahkan ialah sang juara umumnya di sekolah ini. Meskipun ia merupakan sang juara dan siswi berprestasi, tetap saja banyak orang yang tidak mengetahui siapa dia, karena perempuan itu selalu bersembunyi di balik tumpukan buku.

Ia berjalan menyusuri sepinya koridor. Perempuan itu menghela napas panjang karena hanya dialah yang tertinggal sendirian di sekolah ini. Memang menyeramkan tapi hal tersebut tidaklah membuat gadis bernama Nisa itu ketakutan berjalan sendirian, sebab ia banyak hapal ayat-ayat Al-Qur'an jadi jika ada setan yang mengganggunya tinggal ia bacakan saja ayat-ayat yang ia hapal.

Kini Nisa berjalan melewati ruangan labor. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Refleks Nisa menghentikan jalannya dan berbalik kebelakang. Ia menatap orang yang menepuk pundaknya tersebut dengan tatapan lega.

"Ada apa bu?" Tanya Nisa penasaran.

"Nisa, bisa kamu bantu ibu menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok di labor?" Pinta ibu guru itu yang mengajar di bidang studi IPA.

"Ah ibu, saya bisa kok membantu ibu," jawab Nisa seraya menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Terimakasih Nisa. Kalau begitu kita siapkan sekarang," ujarnya berterimakasih.

"Baik Bu Siti," tutur Nisa halus untuk menghormati Ibu Siti yang lebih tua dari pada dirinya.

Sedangkan guru yang dipanggil Siti itu mendengar jawaban dari Nisa lantas menarik tangan perempuan tersebut dan membawanya masuk ke dalam labor yang letaknya tak jauh dari posisi mereka.

_______________

Nisa menghela napasnya penat. Ia baru saja selesai membantu ibu Siti menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok. Hari sekarang ini sudah malam, lantas ia melihat jam yang terdapat di tangan kirinya tersebut.

Nisa terkejut luar biasa melihat jam yang melingakar di tangannya itu. Jam telah menunjukan pukul 19:27 WIB. Ia jadi gelisah sendiri karena dia melupakan kewajiabannya sebagai seorang muslimah, yaitu ia belum mengerjakan shalat Maghrib. Dan yang membuat Nisa jadi ketakutan adalah orang tuanya pasti menunggu dirinya dengan cemas di rumah.

Ia berlari di koridor menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, ia langsung mengambil sepedanya yang terparkir lalu menungganginya dan mengayuh pedal sepeda tersebut dengan laju.

Mungkin nasib sial yang ia dapatkan pada hari ini, tiba-tiba saja di pertengah jalan yang sepi sepeda Nisa rantainya putus.

Ia turun dari sepeda dan berjongkok didekat sepeda tersebut untuk mengecek rantai sepedanya yang putus. Ia menarik napas penuh kesabaran. Sabar Nisa orang sabar disayang Tuhan.

Ia merogoh saku bajunya dan mengambil handphone Samsung keluaran zaman dahulu. Lalu ia menghidupakan handphonenya, dan mengetikan beberapa digit angka di sana.

Namun panggilannya baru saja terhubung, tiba-tiba handphone milik Nisa mati dikarenakan habis baterai. Ia mengusap wajahnya prustasi, tidak bisa dipungkiri jikalau Nisa sangat ketakutan di tempat sepi tanpa adanya orang yang meramaikan jalanan.

"Ya Allah tolong Nisa," Mohon Nisa putus asa sambil mendongakkan kepala menatap langit malam.

Ia melirik sana-sini dan ia tak sengaja melihat ada seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan tak jauh dari dirinya. Nisa tersenyum lantas mengahampiri orang tersebut, mungkin orang itu bisa membantu memperbaiki sepedanya.

"Maaf Mas, bisa minta tolong nggak?" Tanya Nisa kepada orang tersebut yang bergenderkan laki-laki.

"......" Tak ada jawaban sama sekali dari orang itu.

"Maaf Mas, bisa bantu saya sebentar," pinta Nisa sekali lagi.

"......." Masih sama tak ada jawaban.

Nisa jadi takut sendiri melihat laki-laki itu yang tak ada reaksi saat ia memanggilnya. Tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, lantas Nisa beranjak menjauhi orang tersebut. Pada saat Nisa ingin membalikkan badannya orang tersebut dengan sigap mencekal pergelangan tangan Nisa dan menariknya hingga Nisa berbalik dan menubruk dada bidang laki-laki itu. Nisa semakin ketakutan saat indera penciumannya mencium bau alkohol menyeruak dari tubuh laki-laki itu.

"Arsen!!" Ucap perempuan tersebut terkejut melihat siapa laki-laki itu. Arsen merupakan cowok paling bad boy di sekolahnya dan paling mengerikan, hingga tiada satu orang pun berani mendekatinya sebab laki-laki itu yang selalu misterius dan tidak suka diusik ketenangannya. Walaupun begitu ia tetap Most Wantednya SMAN 1 JAKARTA.

Arsen terkekeh melihat raut wajah Nisa yang ketakutan. "Mari bersenang-senang dengan ku baby malam ini," bisik Arsen di telinga Nisa yang tertutup jilbab.

Nisa semakin ketakutan setelah mendengar bisikan yang menakutkan itu. Ia memberontak minta dilepaskan oleh Arsen, namun perlawanannya itu tidak membuahkan hasil dan malah membuang-buang tenaganya.

"Sok suci lo hah!" Marah Arsen atas perlawanan yang diberikan wanita itu. Ia menarik Nisa yang sudah menangis pilu ke dekat rumah reot yang tak jauh dari arena mereka sekarang.

Nisa semakin gencar memukuli bagian badan Arsen. Ia ingin sekali menendang bagian intim laki-laki itu tapi ia urungkan karena ia sedang mengenakan rok, lagian juga sangat susah baginya untuk melakukan itu. "Arsen lepasinnn!!!!" Brontak Nisa yang tidak didengarkan laki-laki itu, ia membaca berbagai ayat-ayat yang ia hapal meminta pertolongan Allah.

"Arsen jangannnnn!!!!!!" Teriak Nisa yang sudah direnggut mahkotanya. Dan kini terjadilah malam kelam tersebut dan menjadi awal permulaan kisah kehidupan Nisa yang sesungguhnya yang akan dimulai.

___________

Tbc

Pesan: Bagi kalian yang para wanita hindari lah keluar malam sendirian, karena kita tidak tau jika di luar sana bisa saja ada bahaya yang mengintai.

Terpopuler

Comments

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

mampir niihh..author

2024-01-11

0

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-11-26

0

galaxi

galaxi

aq baru bc sinopsisnya ada udh gedeg bgt sama ayah nisa...apalagi dia yg notabennya seorang ustadz...tdk sadarkah dia bhw ujian itu bisa menimpa pd siapapun tak terkecuali seorang ustadz...klu dia sbg peg terdekat udh tdk bisa jd pelindung lantas harus kepada siapa lagi anaknya itu percaya sbg pelindung dia...harusnya pas ditampar ayahnya nisa lgsg hiteris berteriak bhw dia adalah korban...mentalnya udh rusak blm lagi derita yg dia alami,rasa malu,hilangnya mahkota dimbh lagi hamil...diusia segitu...eh dg seenaknya ayahnya menampar terlebih mengusir begitu saja...tdkkah dia berfikir bagaimana nanti darhdagingnya diluaran sana...tanpa uang dlm keadaan hamil...tnpa keluarga...gila...bener2 gila...itulah pentingnya berpikir jernih swbelum bertindak...mending diem dulu berpikir cara menghadapi masalah drpda lgsg tersulut emosi...bagaimanapun keadaanya nisa kan anak dia...

2023-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2.Tangisan kesedihan
3 3.Arsen
4 4.Hamil
5 5. Kenyataan pahit
6 6. Sakit perut
7 7.Terungkap
8 8.Diusir
9 9.Pergi jauh
10 10. Prahara di depan warung Tahu isi
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Info
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Info hiatus
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50 Flashback 1
53 Part 50 Flashback 2
54 Part 50 Flashback 3
55 Part 51
56 Part 52
57 Part 53
58 Part 54
59 Part 55
60 Part 56
61 Part 57
62 Part 58
63 Part 59
64 Part 60
65 Part 61
66 Part 62
67 Part 63
68 Part 64
69 Part 65
70 Part 66
71 Part 67
72 Part 68
73 Part 69
74 Part 70
75 Sequel Tragedi Malam Itu
76 PDBU (Prolog)
77 PDBU (1)
78 PDBU (2)
79 PDBU (3)
80 PDBU (4)
81 PDBU (5)
82 PDBU (6)
83 PDBU (7)
84 PDBU (8)
85 PDBU (9)
86 PDBU (10)
87 PDBU (11)
88 PDBU (12)
89 PDBU (13)
90 PDBU (14)
91 PDBU (15)
92 PDBU (16)
93 PDBU (17)
94 PDBU (18)
95 PDBU (19)
96 PDBU (20)
97 PDBU (21)
98 PDBU 22
99 PDBU 23
100 PDBU 24
101 PDBU 25
102 INFO
103 PDBU 26
104 PDBU 27
105 PDBU 28
106 PDBU 29
107 PDBU 30
108 PDBU 31
109 PDBU 32
110 PDBU 33
111 PDBU 34
112 PDBU 35
113 PDBU 36
114 PDBU 37
115 PDBU 38
116 PDBU 39
117 PDBU 40
118 PDBU 41
119 PDBU 42
120 PDBU 43
121 PDBU 44
122 PDBU 45
123 PDBU 46
124 PDBU 47
125 PDBU 48
126 PDBU 49
127 PDBU 50
128 PDBU 51
129 Extra Part
130 Cerita Baru
131 DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132 TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133 Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
1. Permulaan
2
2.Tangisan kesedihan
3
3.Arsen
4
4.Hamil
5
5. Kenyataan pahit
6
6. Sakit perut
7
7.Terungkap
8
8.Diusir
9
9.Pergi jauh
10
10. Prahara di depan warung Tahu isi
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Info
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Info hiatus
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50 Flashback 1
53
Part 50 Flashback 2
54
Part 50 Flashback 3
55
Part 51
56
Part 52
57
Part 53
58
Part 54
59
Part 55
60
Part 56
61
Part 57
62
Part 58
63
Part 59
64
Part 60
65
Part 61
66
Part 62
67
Part 63
68
Part 64
69
Part 65
70
Part 66
71
Part 67
72
Part 68
73
Part 69
74
Part 70
75
Sequel Tragedi Malam Itu
76
PDBU (Prolog)
77
PDBU (1)
78
PDBU (2)
79
PDBU (3)
80
PDBU (4)
81
PDBU (5)
82
PDBU (6)
83
PDBU (7)
84
PDBU (8)
85
PDBU (9)
86
PDBU (10)
87
PDBU (11)
88
PDBU (12)
89
PDBU (13)
90
PDBU (14)
91
PDBU (15)
92
PDBU (16)
93
PDBU (17)
94
PDBU (18)
95
PDBU (19)
96
PDBU (20)
97
PDBU (21)
98
PDBU 22
99
PDBU 23
100
PDBU 24
101
PDBU 25
102
INFO
103
PDBU 26
104
PDBU 27
105
PDBU 28
106
PDBU 29
107
PDBU 30
108
PDBU 31
109
PDBU 32
110
PDBU 33
111
PDBU 34
112
PDBU 35
113
PDBU 36
114
PDBU 37
115
PDBU 38
116
PDBU 39
117
PDBU 40
118
PDBU 41
119
PDBU 42
120
PDBU 43
121
PDBU 44
122
PDBU 45
123
PDBU 46
124
PDBU 47
125
PDBU 48
126
PDBU 49
127
PDBU 50
128
PDBU 51
129
Extra Part
130
Cerita Baru
131
DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132
TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133
Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!