Tragedi Malam Itu
**Warning: Ini cerita adalah cerita dengan konflik berat. Saya saran kan untuk berpikir ulang buat baca Novel ini agar tidak pusing di tengah.
JANGAN PERNAH BAWA CERITA INI KE KEHIDUPAN NYATA. SEMUA ISINYA HANYALAH FIKSI BELAKA, YANG KEMUNGKINAN BISA TERJADI DAN TIDAK BISA TERJADI**.
.
.
.
.
.
.
POV NIS
Hay namaku adalah Anisa Ahmad gadis cantik yang mengenakan hijab. Minggu lalu aku baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke tujuh belas, tidak disangka ya dulu aku sangat kecil dan kini sekarang aku sudah tumbuh dewasa. Rasanya baru saja kemarin aku bermain Barbie dan pondok-pondokan bersama ibu dan ayah.
Untuk lebih mengenal lagi siapa aku, aku akan memperkenalkan tentang keluarga ku terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap kehidupan sehari-hariku. Aku adalah anak nomor dua dari tiga bersaudara, aku memiliki kaka laki-laki bernama Habib Ahmad yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan di Mesir. Dan aku juga memiliki adik perempuan yang cantik tetapi sangat jahil yaitu namanya adalah Nur Alsya Ahmad. Ayahku merupakan seorang ustad ternama di tanah air yang bernama Ustad Ahmad Hairullah, sedangkan ibu ku bernama Aisyah Rahman seorang guru ngaji di TPA terdekat.
Aku akan menjelaskan kenapa nama-nama keluarga ku semuanya terkesan Religi. Jadi begini, keluarga ku bisa disebut orang yang sangat taat beribadah dan mematuhi perintah Allah. Dan kami bertiga juga sudah dari kecil diajari oleh ayah dan ibu ku tentang beragama dan juga membaca ayat suci Al-Qur'an.
Itulah sekilas cuplikan deskripsi tentang diriku.
POV AUTHOR
Seorang gadis manis yang mengenakan seragam SMAN 1 Jakarta dan juga mengenakan hijab, duduk di salah satu meja dari sekian banyak meja-meja yang ada di sana. Ia begitu serius memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran di depan. Jika ada bagian-bagian yang penting maka perempuan itu akan mencatatnya dengan cepat dan mata yang tetap memandang kearah guru tersebut.
Tringggg
Bel pulang berbunyi menggema di seluruh penjuru sekolah, siswa-siswi yang mendengar bel tersebut dengan cepat mengemasi alat-alat belajar yang berserakan di atas meja dan memasukannya ke dalam tas mereka.
"Ok anak anak! Karena bel pulang sudah berbunyi, maka pelajaran kita stop kan dahulu sampai di sini. Ingat besok kita akan mengadakan praktek IPA. Kalau begitu ibu keluar dulu," ujar sang guru seraya pergi melenggang dari kelas tanpa harus siswa mengucapkan salam hormat terlebih dahulu.
"Baik bu!!!" Jawab anak murid serempak menanggapi ucapan guru tadi.
Saat guru tersebut telah jauh, siswa-siswi kelas XII.IPA 1 dengan gesit seperti kilat menyambar tas mereka dan berlari keluar kelas karena tidak sabaran ingin pulang dan melakukan aktivitas di rumah ataupun di mana saja seperti biasanya.
Namun tidak dengan gadis yang terlihat lugu dan mengenakan kecamata minusnya, ia merupakan siswi yang tertinggal sendirian di kelas tersebut. Dengan sabar ia mengemasi buku-bukunya yang ada di atas meja lalu memasukannya ke dalam tas dengan rapi.
Setelah semuanya tidak ada lagi yang tertinggal di atas mejanya, gadis yang bernama Nisa itu pun menyandang tas ransel miliknya ke pundak. Ia memang tidak memiliki satu orang pun teman, sebab semua orang tidak mau berdekatan dengan dirinya karena ia yang pendiam.
Waktunya ia habiskan hanya untuk membaca buku maupun Al-Qur'an di perpustakaan. Ia merupakan siswi yang pintar, dan bahkan ialah sang juara umumnya di sekolah ini. Meskipun ia merupakan sang juara dan siswi berprestasi, tetap saja banyak orang yang tidak mengetahui siapa dia, karena perempuan itu selalu bersembunyi di balik tumpukan buku.
Ia berjalan menyusuri sepinya koridor. Perempuan itu menghela napas panjang karena hanya dialah yang tertinggal sendirian di sekolah ini. Memang menyeramkan tapi hal tersebut tidaklah membuat gadis bernama Nisa itu ketakutan berjalan sendirian, sebab ia banyak hapal ayat-ayat Al-Qur'an jadi jika ada setan yang mengganggunya tinggal ia bacakan saja ayat-ayat yang ia hapal.
Kini Nisa berjalan melewati ruangan labor. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Refleks Nisa menghentikan jalannya dan berbalik kebelakang. Ia menatap orang yang menepuk pundaknya tersebut dengan tatapan lega.
"Ada apa bu?" Tanya Nisa penasaran.
"Nisa, bisa kamu bantu ibu menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok di labor?" Pinta ibu guru itu yang mengajar di bidang studi IPA.
"Ah ibu, saya bisa kok membantu ibu," jawab Nisa seraya menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Terimakasih Nisa. Kalau begitu kita siapkan sekarang," ujarnya berterimakasih.
"Baik Bu Siti," tutur Nisa halus untuk menghormati Ibu Siti yang lebih tua dari pada dirinya.
Sedangkan guru yang dipanggil Siti itu mendengar jawaban dari Nisa lantas menarik tangan perempuan tersebut dan membawanya masuk ke dalam labor yang letaknya tak jauh dari posisi mereka.
_______________
Nisa menghela napasnya penat. Ia baru saja selesai membantu ibu Siti menyiapkan bahan-bahan praktek IPA untuk besok. Hari sekarang ini sudah malam, lantas ia melihat jam yang terdapat di tangan kirinya tersebut.
Nisa terkejut luar biasa melihat jam yang melingakar di tangannya itu. Jam telah menunjukan pukul 19:27 WIB. Ia jadi gelisah sendiri karena dia melupakan kewajiabannya sebagai seorang muslimah, yaitu ia belum mengerjakan shalat Maghrib. Dan yang membuat Nisa jadi ketakutan adalah orang tuanya pasti menunggu dirinya dengan cemas di rumah.
Ia berlari di koridor menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, ia langsung mengambil sepedanya yang terparkir lalu menungganginya dan mengayuh pedal sepeda tersebut dengan laju.
Mungkin nasib sial yang ia dapatkan pada hari ini, tiba-tiba saja di pertengah jalan yang sepi sepeda Nisa rantainya putus.
Ia turun dari sepeda dan berjongkok didekat sepeda tersebut untuk mengecek rantai sepedanya yang putus. Ia menarik napas penuh kesabaran. Sabar Nisa orang sabar disayang Tuhan.
Ia merogoh saku bajunya dan mengambil handphone Samsung keluaran zaman dahulu. Lalu ia menghidupakan handphonenya, dan mengetikan beberapa digit angka di sana.
Namun panggilannya baru saja terhubung, tiba-tiba handphone milik Nisa mati dikarenakan habis baterai. Ia mengusap wajahnya prustasi, tidak bisa dipungkiri jikalau Nisa sangat ketakutan di tempat sepi tanpa adanya orang yang meramaikan jalanan.
"Ya Allah tolong Nisa," Mohon Nisa putus asa sambil mendongakkan kepala menatap langit malam.
Ia melirik sana-sini dan ia tak sengaja melihat ada seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan tak jauh dari dirinya. Nisa tersenyum lantas mengahampiri orang tersebut, mungkin orang itu bisa membantu memperbaiki sepedanya.
"Maaf Mas, bisa minta tolong nggak?" Tanya Nisa kepada orang tersebut yang bergenderkan laki-laki.
"......" Tak ada jawaban sama sekali dari orang itu.
"Maaf Mas, bisa bantu saya sebentar," pinta Nisa sekali lagi.
"......." Masih sama tak ada jawaban.
Nisa jadi takut sendiri melihat laki-laki itu yang tak ada reaksi saat ia memanggilnya. Tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, lantas Nisa beranjak menjauhi orang tersebut. Pada saat Nisa ingin membalikkan badannya orang tersebut dengan sigap mencekal pergelangan tangan Nisa dan menariknya hingga Nisa berbalik dan menubruk dada bidang laki-laki itu. Nisa semakin ketakutan saat indera penciumannya mencium bau alkohol menyeruak dari tubuh laki-laki itu.
"Arsen!!" Ucap perempuan tersebut terkejut melihat siapa laki-laki itu. Arsen merupakan cowok paling bad boy di sekolahnya dan paling mengerikan, hingga tiada satu orang pun berani mendekatinya sebab laki-laki itu yang selalu misterius dan tidak suka diusik ketenangannya. Walaupun begitu ia tetap Most Wantednya SMAN 1 JAKARTA.
Arsen terkekeh melihat raut wajah Nisa yang ketakutan. "Mari bersenang-senang dengan ku baby malam ini," bisik Arsen di telinga Nisa yang tertutup jilbab.
Nisa semakin ketakutan setelah mendengar bisikan yang menakutkan itu. Ia memberontak minta dilepaskan oleh Arsen, namun perlawanannya itu tidak membuahkan hasil dan malah membuang-buang tenaganya.
"Sok suci lo hah!" Marah Arsen atas perlawanan yang diberikan wanita itu. Ia menarik Nisa yang sudah menangis pilu ke dekat rumah reot yang tak jauh dari arena mereka sekarang.
Nisa semakin gencar memukuli bagian badan Arsen. Ia ingin sekali menendang bagian intim laki-laki itu tapi ia urungkan karena ia sedang mengenakan rok, lagian juga sangat susah baginya untuk melakukan itu. "Arsen lepasinnn!!!!" Brontak Nisa yang tidak didengarkan laki-laki itu, ia membaca berbagai ayat-ayat yang ia hapal meminta pertolongan Allah.
"Arsen jangannnnn!!!!!!" Teriak Nisa yang sudah direnggut mahkotanya. Dan kini terjadilah malam kelam tersebut dan menjadi awal permulaan kisah kehidupan Nisa yang sesungguhnya yang akan dimulai.
___________
Tbc
Pesan: Bagi kalian yang para wanita hindari lah keluar malam sendirian, karena kita tidak tau jika di luar sana bisa saja ada bahaya yang mengintai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Neneng Zakiyah
mampir niihh..author
2024-01-11
0
Praised94
terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-11-26
0
galaxi
aq baru bc sinopsisnya ada udh gedeg bgt sama ayah nisa...apalagi dia yg notabennya seorang ustadz...tdk sadarkah dia bhw ujian itu bisa menimpa pd siapapun tak terkecuali seorang ustadz...klu dia sbg peg terdekat udh tdk bisa jd pelindung lantas harus kepada siapa lagi anaknya itu percaya sbg pelindung dia...harusnya pas ditampar ayahnya nisa lgsg hiteris berteriak bhw dia adalah korban...mentalnya udh rusak blm lagi derita yg dia alami,rasa malu,hilangnya mahkota dimbh lagi hamil...diusia segitu...eh dg seenaknya ayahnya menampar terlebih mengusir begitu saja...tdkkah dia berfikir bagaimana nanti darhdagingnya diluaran sana...tanpa uang dlm keadaan hamil...tnpa keluarga...gila...bener2 gila...itulah pentingnya berpikir jernih swbelum bertindak...mending diem dulu berpikir cara menghadapi masalah drpda lgsg tersulut emosi...bagaimanapun keadaanya nisa kan anak dia...
2023-11-24
0