Part 14

9 Bulan kemudian

Sudah sembilan bulan lamanya setelah tragedi malam itu. Malam yang penuh akan sejarah terburuk, dan malam yang tidak disangka oleh perempuan bernama Anisa bahwa hal yang berharga bagi wanita hilang di dalam dirinya. Rasanya waktu telah berjalan dengan cepat dan berakhir hanya meninggalkan sebuah kenengan.

Perempuan cantik itu sekarang telah tinggal bersama Ibel dan juga nek Miah di rumah sederhana milik nek Miah. Mereka berdua lah yang selalu membantu Nisa menghapus bayang-bayang Arsen dari dalam diri wanita itu.

Perihal tentang Arsen, Ibel dan juga nek Miah sudah mengtahuinya, ya Nisa telah menceritakan semuanya kepada mereka. Dan dengan baik hatinya Ibel mau menampung Nisa walau dalam keadaan hamil. Tak jarang tetangga selalu merendahkan Nisa, serta Ibel dan nek Miah yang juga ikut terkena getahnya. Namun, mereka tak memperdulikan semua itu.

Sakit. Ya rasa itu masih di rasakan bagi seorang Anisa, siapa sih yang di dunia ini dengan mudahnya dapat melupakan hal buruk yang pernah singgah kedalam kehidupan mereka, dan rasa itu membekas di hati bagaikan cap.

Seperti pagi ini Nisa bangun dari tidurnya dan langsung disambut dengan sumringah oleh Ibel yang selalu setia membangunkan Nisa di pagi hari serta membuatkan perempuan itu susu.

Meskipun Ibel terlihat sangat bar-bar, namun hatinya begitu lembut, ia begitu menyayangi Nisa seperti adiknya sendiri, dan juga Ibel lah yang bekerja sebagai tulang punggung keluarga di rumah tersebut dan membiyayai kebutuhan Nisa. Sebenarnya perempuan itu menolak ketika ia mengetahui bahwa Ibel bersusah payah bekerja hanya untuknya dan ia pun berniat ingin membantu Ibel, tapi Ibel menolak keinginan Nisa, katanya takut Nisa kelelahan karena ada bayi di dalam rahimnya.

Nisa terus merengek, karena apa yang telah dikatakan oleh Ibel bukanlah alasan yang tepat, sebab banyak ibu hamil di luaran sana yang juga bekerja lebih keras, namun tidak terjadi apa-apa pada mereka. Nisa mengatakan bahwa sikap Ibel itu sangat berlebihan kepada dirinya.

Nisa bangun dari tidur panjangnya ketika mendengar suara dari Ibel yang membangunkan dirinya. Sebenarnya Nisa subuh tadi telah bangun, namun ia tertidur kembali, ya begitulah hormon ibu hamil yang dialami Nisa, bawaannya kepengen tidur terus.

Perut Nisa juga sudah lumayan membesar, bahkan untuk rukuk pada waktu sholat atau ia ingin menunduk pun sudah tidak bisa lagi. Selain itu juga permintaan Nisa akhir-akhir ini sangat aneh, seperti waktu hari itu, ia merengak kepada Ibel minta dibuatkan teh tapi pakai garam. Ibel hanya melongo mendengar permintaan Nisa yang seperti itu. Bagaimana rasanya teh pakai garam? Sangat menyebalkan? Iya memang, namun mereka tetap menahan dan begitu pula dengan Nisa, ia juga sering merutuki dirinya sendiri yang selalu menyusahkan orang lain.

Nisa juga belum mengetahui apa jenis kelamin dari anaknya, sebab ia tidak pernah meng USG. Kata perempuan itu biarlah nantinya menjadi surprise bagi mereka. Terkadang juga Nisa sering teringat dengan keluarganya, apakah keluarganya merindukan dirinya? Ia tersenyum kecut ketika pertanyaan itu muncul dibenak perempuan itu. Ia sangat merindukan keluarganya, namun ia sangat takut untuk menemuinya, mental perempuan itu belum siap akan hal itu.

"Nisa lo baik-baik aja kan?" Tanya Ibel sembari duduk di bibir ranjang dan menyerahkan segelas air susu kepada Nisa.

Nisa mengangguk, "Iya aku baik-baik saja kak! Nenek dimana?"

"Oh, dia lagi ngebantuin tetangga sebelah, katanya mereka malam ini pengen buat acara gitu."

Niasa menyeruput air susu yang diberikan oleh Ibel pelan agar perempuan itu tidak merasakan panas. Sesekali ia meniupnya agar air susu itu cepat dingin.

"Kak Ibel!"

"Hm!"

"Kak! Pasti aku tinggal di sini cuman nyusahin kaka, aku cuman pembawa aib di keluarga kaka kan? Andai aku tidak tinggal di sini, pasti kalian tidak ikut dicemooh oleh warga," perempuan itu tertawa miris, "aku cuman perempuan pembawa sial. Iya kan kak?"

Sontak Ibel yang mendengar penuturan dari Nisa tadi langsung tertawa. Ia meraih lengan Nisa kemudian digenggamnya tangan tersebut.

"Ha ha ha. Kamu ngomong apaan sih Sa? Mana ada di dunia ini manusia pembawa sial selain si buta mata sebelah, orang-orang saja yang terlalu berlebihan menilai seseorang tanpa tau bagaimana sifat asli orang yang dinilainya. Udah Sa, nggak usah mikir yang kek gitu kali. Gue nggak ada sama sekali merasa kek gitu ke elo." Ibel tersenyum lantas langsung mendekap Nisa dari samping.

"Makasih Bel!" Ucap Nisa seraya menerima dekapan dari Ibel.

Di tengah keadan mereka yang sedang haru, Nisa merasakan bayi di dalam perutnya menendang hebat, hingga ia merasa kesakitan dan refleks menjauhkan tubuh Ibel dan juga air susu yang masih berada di tangannya tumpah di atas kasur.

"Auuu," rintih Nisa. Sebelumnya ia belum pernah mendapatkan tendangan yang begitu kerasnya dari bayinya.

"Kenapa Sa?" Tanya Ibel panik.

"Perut ku."

"Perut lo kenapa?"

Mata Ibel membulat sempurna ketika ia melihat ada cairan yang keluar dari selangkang Nisa. Sesaat kemudian ia langsung panik sendiri.

"E-elo kayanya pengan lahiran Sa!"

"A-pa?"

________

Tbc

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍

2023-11-26

0

Ida Fatmawati85

Ida Fatmawati85

orang tua Nissa ini TDK bijak bgt.ibunya tahu anaknya korban perkosaan masak pasrah aja.orang yg paham agama harusnya bukan malah mengusir anak yg dlm kesusahan.bukan malah dirangkul biar nggak putus asa.bingung saya SM ortunya nissa.maaf ya Thor soalnya saya gregetan.

2022-09-13

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ehm melahirkan tanpa ada org terdekat but you have to can it

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2.Tangisan kesedihan
3 3.Arsen
4 4.Hamil
5 5. Kenyataan pahit
6 6. Sakit perut
7 7.Terungkap
8 8.Diusir
9 9.Pergi jauh
10 10. Prahara di depan warung Tahu isi
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Info
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Info hiatus
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50 Flashback 1
53 Part 50 Flashback 2
54 Part 50 Flashback 3
55 Part 51
56 Part 52
57 Part 53
58 Part 54
59 Part 55
60 Part 56
61 Part 57
62 Part 58
63 Part 59
64 Part 60
65 Part 61
66 Part 62
67 Part 63
68 Part 64
69 Part 65
70 Part 66
71 Part 67
72 Part 68
73 Part 69
74 Part 70
75 Sequel Tragedi Malam Itu
76 PDBU (Prolog)
77 PDBU (1)
78 PDBU (2)
79 PDBU (3)
80 PDBU (4)
81 PDBU (5)
82 PDBU (6)
83 PDBU (7)
84 PDBU (8)
85 PDBU (9)
86 PDBU (10)
87 PDBU (11)
88 PDBU (12)
89 PDBU (13)
90 PDBU (14)
91 PDBU (15)
92 PDBU (16)
93 PDBU (17)
94 PDBU (18)
95 PDBU (19)
96 PDBU (20)
97 PDBU (21)
98 PDBU 22
99 PDBU 23
100 PDBU 24
101 PDBU 25
102 INFO
103 PDBU 26
104 PDBU 27
105 PDBU 28
106 PDBU 29
107 PDBU 30
108 PDBU 31
109 PDBU 32
110 PDBU 33
111 PDBU 34
112 PDBU 35
113 PDBU 36
114 PDBU 37
115 PDBU 38
116 PDBU 39
117 PDBU 40
118 PDBU 41
119 PDBU 42
120 PDBU 43
121 PDBU 44
122 PDBU 45
123 PDBU 46
124 PDBU 47
125 PDBU 48
126 PDBU 49
127 PDBU 50
128 PDBU 51
129 Extra Part
130 Cerita Baru
131 DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132 TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133 Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
1. Permulaan
2
2.Tangisan kesedihan
3
3.Arsen
4
4.Hamil
5
5. Kenyataan pahit
6
6. Sakit perut
7
7.Terungkap
8
8.Diusir
9
9.Pergi jauh
10
10. Prahara di depan warung Tahu isi
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Info
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Info hiatus
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50 Flashback 1
53
Part 50 Flashback 2
54
Part 50 Flashback 3
55
Part 51
56
Part 52
57
Part 53
58
Part 54
59
Part 55
60
Part 56
61
Part 57
62
Part 58
63
Part 59
64
Part 60
65
Part 61
66
Part 62
67
Part 63
68
Part 64
69
Part 65
70
Part 66
71
Part 67
72
Part 68
73
Part 69
74
Part 70
75
Sequel Tragedi Malam Itu
76
PDBU (Prolog)
77
PDBU (1)
78
PDBU (2)
79
PDBU (3)
80
PDBU (4)
81
PDBU (5)
82
PDBU (6)
83
PDBU (7)
84
PDBU (8)
85
PDBU (9)
86
PDBU (10)
87
PDBU (11)
88
PDBU (12)
89
PDBU (13)
90
PDBU (14)
91
PDBU (15)
92
PDBU (16)
93
PDBU (17)
94
PDBU (18)
95
PDBU (19)
96
PDBU (20)
97
PDBU (21)
98
PDBU 22
99
PDBU 23
100
PDBU 24
101
PDBU 25
102
INFO
103
PDBU 26
104
PDBU 27
105
PDBU 28
106
PDBU 29
107
PDBU 30
108
PDBU 31
109
PDBU 32
110
PDBU 33
111
PDBU 34
112
PDBU 35
113
PDBU 36
114
PDBU 37
115
PDBU 38
116
PDBU 39
117
PDBU 40
118
PDBU 41
119
PDBU 42
120
PDBU 43
121
PDBU 44
122
PDBU 45
123
PDBU 46
124
PDBU 47
125
PDBU 48
126
PDBU 49
127
PDBU 50
128
PDBU 51
129
Extra Part
130
Cerita Baru
131
DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132
TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133
Hasrat Tuan Politikus Kepada Cucu Pelayan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!