Sinopsis: Namanya adalah Anisa Ahmad, setelah tragedi malam itu dunia perempuan tersebut hancur dalam hanya satu detik. Hal yang paling ia jaga seumur hidupnya direnggut begitu saja dengan hanya satu malam.
Plaaakkk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi halus perempuan manis berhijab itu. Nisa yang mendapatkan tamparan dari ayahnya langsung tersungkur di lantai dengan tangan memegang wajahnya yang memerah akibat bekas tamparan yang ia dapatkan.
Gadis cantik dalam setelan gamis dan berhijab yang baru saja usianya memasuki tahap dewasa itu pun menangis melihat kemarahan sang ayah. Ia terus terisak pilu, sedangkan orang-orang yang di sana menyaksikan kejadian itu menatap prihatin kepada Nisa.
Sang ibu yang melihat anaknya tersungkur lemah pun tak kuasa membendung air matanya. Ia ingin sekali meraih tangan sang anak dan menuntunnya berdiri, namun ia tidak bisa melakukan itu karena anak laki-laki tertuanya menahan sang ibu untuk membantu Nisa.
"Pa! Nisa bisa jelasin semuanya ke papa kalau Nisa tidak bersalah!" Lirih Nisa seraya memeluk kaki sang ayah.
Namun permintaan dari anaknya tadi ia tidak hiarukan sama sekali. Satu tetesan air mata jatuh dari pelupuk matanya. Sebenarnya ia juga ikut sedih dan bahkan sangat sedih atas kejadian yang menimpa anaknya.
"Jelasin apa? Jelasin jika kamu telah hamil di luar nikah. Dan bahkan menjadi aib keluarga kita sekarang!!"
"Pa Nisa minta maaf! Nisa diperkosa Pa. Tolong maafin Nisa," cicit Nisa pilu.
Keluarga Nisa cukup terpandang di kalangan masayrakat dikarenakan keluarga permpuan itu merupakan keluarga yang terkenal ketaatannya kepada Allah SWT. Sang ayah merupakan seorang ustad yang cukup terkenal dan sering diundang untuk mengisi acara kegiatan religi di berbagai kota bahkan manca negara. Sedangkan sang ibu adalah seorang guru ngaji.
"Pa tolong maafin Nisa!" Pinta perempuan itu sekali lagi dan semakin mengeratkan pelukannya di kaki sang ayah.
"Bi tolong bawa barang-barangnya kemari!" Spontan pembantu yang di panggil bibi tersebut menyerahkan barang-barang milik Nisa yang sudah ia kemas. "Nih!!! Cepat kamu angakat kaki dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi," usir sang ayah sembari melemparkan barang-barang milik perempuan itu tepat di depan wajahnya.
"Tapi, Pa. Hiks hiks, Nisa bisa jelasin semuanya. Nisa nggak salah Pa."
"Jangan pernah kau sebut aku lagi dengan papamu, karena aku tidak menganggap kamu anak ku lagi. Cepat kau pergi dari sini atau aku yang menyeret mu keluar."
Dengan berat hati Nisa memunguti barangnya dan beridiri. Ia menatap keluarganya satu persatu sebelum ia benar-beanr meninggalkan ruamh ini yang penuh dengan kenangan. Kemudian ia pergi dari sana bersama dengan anak yang dikandungnya.
Gimana kehidupan Nisa selanjutnya? Jom cari tau dengan baca ni Novel.
Warning: Cerita ini hanya Fiksi dan tidak terlalu mengangkat kisah Religi. Utamakan membaca Al-qur'an dari pada novel.
No plagiatttttt....
Plagiat menjauh dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi Malam Itu Komentar