Part 20

Siang ini dengan terpaksa Nisa harus bekerja seperti biasanya. Wanita itu sekarang sudah bekerja di suatu cafe yang cukup terkenal di Jakarta. Ia begitu bersungguh-sungguh bekerja dibidangnya, meskipun sebagai seorang pelayan cafe, namun ia tak berkecil hati. Dengan lapang dada ia menerima propesi apa pun selama itu masih halal di mata tuhan.

Seperti saat ini Nisa sedang membawa pesanan salah satu pengunjung meja nomor 5. Ia memberikan makanan tersebut dengan ramah dan penuh santun sehingga para pengunjung senang dengan pelayanan diberikan oleh wanita itu.

"Makasih mbak!" Ucap wanita yang terlihat dari kalangan atas.

"Iya sama-sama. Selamat menikmati." Nisa menjuh dari sana sembari membawa nampan di tangannya yang sudah kosong. Diletakannya nampan itu di meja pantry.

Baru saja ia menghirup udara bebas, sebuah telapak tangan besar menutupi kedua matanya. Refleks Nisa berusaha melepaskan tangan yang menutupi matanya itu.

"Ih.. lepasin dong, siapa sih?"

Orang itu pun melepaskan telapak tangannya dan langsung muncul dihadapan Nisa. Nisa membuka matanya pelan-pelan dan menghela napas kesal karena ulah laki-laki yang berada di depannya.

"Pak Andi maaf," lirihnya ketika mengetahui orang yang telah melakukan kejahilan kepadanya.

Andi memasang wajah cemberut saat Nisa memanggil namanya dengan formal. Sudah berapa kali ia peringatkan kepada wanita itu agar memanggil dirinya hanya dengan sebutan nama saja. Dan Nisa menolak itu karena dianggap bisa membuat iri karyawan lain.

"Nisa, panggil Andi. Bukan bapak, emang aku bapakmu apa?" Rajuknya yang terlihat menggemaskan sebab sangat lucu sekali jika seorang laki-laki sedang merajuk seperti anak kecil. Nisa rasa mungkin anaknya lebih pintar berekspresi ketimbang dengan bosnya ini.

"Nggak enak pak. Bagaimanapun status kita berbeda di sini, jadi kita harus saling menghormati dengan atasan maupun bawahan. Jika saya manggil bapak dengan nama aja berarti Nisa nggak hormat dong dengan bapak."

Laki-laki itu menarik kursi yang berada di dekatnya dan duduk di sana dengan bersedekap dada. Ia seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Setelah mendapatkan jawabanya laki-laki itu menatap Nisa yang masih saja menundukan kepalanya. Ayolah Andi tidak suka melihat ekspresi itu jika Nisa yang menampilkannya.

"Yaudah terserah kamu aja. Aku bisa apa," ucapnya sedih.

Nisa memandang direkturnya dengan tidak enak. Menahan rasa yang berkcemuk di dadanya, wanita muda itu menggigit bibirnya. Ia memandang kepenjuru sudut. Tak enak hati menyatu dengan malu ketika banyak pasang mata yang memandangnya dengan iri dan juga benci.

Bagaimana pun ia seorang bawahan yang tak pantas melakukan hal yang lebih kepada seorang bos.

Andi memutar mata malas melihat Nisa yang selalu memperdulikan orang-orang sekitar. "Kalian liat apa hah!! Kerja sana," bentaknya kepada karyawan-karyawan di sana

Nisa ingin menangis ketika nada bentakan Andi keluar untuk karyawan yang sama sekali tidak bersalah. Baginya tatapan tersebut wajar dirasakan setiap orang, sebab setiap mahluk pasti ingin menjadi orang tersayang.

"Ya sudah Nisa kerja lagi ya pak." Ia meninggalkan Andi di sana sendirian.

"Tapi Sa entar aku boleh mampir kerumah kamu kan. Ridu Gabriell," rengeknya.

Nisa memutar tubuhnya yang memebelakangi Andi. Berat sekali ia ingin menjawab permintaan Andi, hendak menolak namun ia juga tak bisa melarang Andi ingin bertemu Gabriel, pasalnya anaknya juga suka merengek ingin bertemu Andi dan mengajaknya bermain. Lagi pula Andi lah yang selalu menghibur Gabriel ketika mendapatkan cacian dari teman sebayanya. Andi juga merupakan sudah menjadi sosok ayah bagi Gabriel.

"Yaudah boleh pak," jawab Nisa pasrah lalu Perempaun itu memperbaiki hijabnya yang berabtakan.

"Kalau gitu entar pulangnya bareng ya Sa."

"Insyaallah pak."

Sepeninggalan Andi, Nisa mengusap wajahnya dan ingin pergi dari tempatnya. Namun ketika ia ingin memutar arah jalan, seorang wanita dengan berpakaian seragam sama sepertinya dengan sengaja menyenggol pundaknya sehingga ia dengan kasar bergeser dari tempat berdirinya semula.

"Bangga lo dekat sama bos," ujar perempaun itu dengan wajah masam.

Inilah yang Nisa tidak sukai dari memiliki hubungan yang cukup dekat dengan bosnya. Ia tidak mempunyai teman di sini dan selalu dimusuhi. Nisa ingin memberi jarak dengan bosnya itu, namun Andi selalu mempunyai cara agar dapat bertemu dengan dirinya.

"Ke-kenapa?"

"Alah jangan sok polos lo. Gue tau kok lo sengajakan dekatin bos buat dapatin harta kekayaannya. Dasar cewek matre, sok pakai jilbab lagi." Perempuan itu meraih ujung hijab Nisa dan memandang ujung hijab itu dengan sinis, "jangan lo kotorin agama lo sendiri dengan hijab ini. Dasar manusia bermuka dua," makinya.

Dengan berat hati ia menerima segala bentuk hinaan dari teman-teman satu propesinya. Mungkin takdir hidupnya memang seperti ini.

"Oh iya karena lo malas-malasan, lebih baik lo bantuin Edo anterin pesanan di perusahaan Wijaya Altas group , gantiin gue. Gue lagi malas, jadi saatnya gue akan duduk-duduk cantik."

Nisa memandang kepergian wanita itu dengan lirih, lalu membenamkan wajahnya di telapak tangan. Di saat itu lah Nisa mengeluarkan air mata yang tertahan dan mencurahkan hatinya dengan gumaman tanpa pendengar. Tuhan jika takdir ku selalu dipermainkan, tolong ambil diriku sekarang juga.

_______

Tbc

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍

2023-11-26

0

Neulis Saja

Neulis Saja

Will beautiful his time

2022-09-11

0

Astrid Oleth van Hayoto

Astrid Oleth van Hayoto

jodokan mereka berdua thor
Arsen sama Nisa

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2.Tangisan kesedihan
3 3.Arsen
4 4.Hamil
5 5. Kenyataan pahit
6 6. Sakit perut
7 7.Terungkap
8 8.Diusir
9 9.Pergi jauh
10 10. Prahara di depan warung Tahu isi
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Info
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Info hiatus
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50 Flashback 1
53 Part 50 Flashback 2
54 Part 50 Flashback 3
55 Part 51
56 Part 52
57 Part 53
58 Part 54
59 Part 55
60 Part 56
61 Part 57
62 Part 58
63 Part 59
64 Part 60
65 Part 61
66 Part 62
67 Part 63
68 Part 64
69 Part 65
70 Part 66
71 Part 67
72 Part 68
73 Part 69
74 Part 70
75 Sequel Tragedi Malam Itu
76 PDBU (Prolog)
77 PDBU (1)
78 PDBU (2)
79 PDBU (3)
80 PDBU (4)
81 PDBU (5)
82 PDBU (6)
83 PDBU (7)
84 PDBU (8)
85 PDBU (9)
86 PDBU (10)
87 PDBU (11)
88 PDBU (12)
89 PDBU (13)
90 PDBU (14)
91 PDBU (15)
92 PDBU (16)
93 PDBU (17)
94 PDBU (18)
95 PDBU (19)
96 PDBU (20)
97 PDBU (21)
98 PDBU 22
99 PDBU 23
100 PDBU 24
101 PDBU 25
102 INFO
103 PDBU 26
104 PDBU 27
105 PDBU 28
106 PDBU 29
107 PDBU 30
108 PDBU 31
109 PDBU 32
110 PDBU 33
111 PDBU 34
112 PDBU 35
113 PDBU 36
114 PDBU 37
115 PDBU 38
116 PDBU 39
117 PDBU 40
118 PDBU 41
119 PDBU 42
120 PDBU 43
121 PDBU 44
122 PDBU 45
123 PDBU 46
124 PDBU 47
125 PDBU 48
126 PDBU 49
127 PDBU 50
128 PDBU 51
129 Extra Part
130 Cerita Baru
131 DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132 TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133 Namaku Bukan Aku
Episodes

Updated 133 Episodes

1
1. Permulaan
2
2.Tangisan kesedihan
3
3.Arsen
4
4.Hamil
5
5. Kenyataan pahit
6
6. Sakit perut
7
7.Terungkap
8
8.Diusir
9
9.Pergi jauh
10
10. Prahara di depan warung Tahu isi
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Info
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Info hiatus
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50 Flashback 1
53
Part 50 Flashback 2
54
Part 50 Flashback 3
55
Part 51
56
Part 52
57
Part 53
58
Part 54
59
Part 55
60
Part 56
61
Part 57
62
Part 58
63
Part 59
64
Part 60
65
Part 61
66
Part 62
67
Part 63
68
Part 64
69
Part 65
70
Part 66
71
Part 67
72
Part 68
73
Part 69
74
Part 70
75
Sequel Tragedi Malam Itu
76
PDBU (Prolog)
77
PDBU (1)
78
PDBU (2)
79
PDBU (3)
80
PDBU (4)
81
PDBU (5)
82
PDBU (6)
83
PDBU (7)
84
PDBU (8)
85
PDBU (9)
86
PDBU (10)
87
PDBU (11)
88
PDBU (12)
89
PDBU (13)
90
PDBU (14)
91
PDBU (15)
92
PDBU (16)
93
PDBU (17)
94
PDBU (18)
95
PDBU (19)
96
PDBU (20)
97
PDBU (21)
98
PDBU 22
99
PDBU 23
100
PDBU 24
101
PDBU 25
102
INFO
103
PDBU 26
104
PDBU 27
105
PDBU 28
106
PDBU 29
107
PDBU 30
108
PDBU 31
109
PDBU 32
110
PDBU 33
111
PDBU 34
112
PDBU 35
113
PDBU 36
114
PDBU 37
115
PDBU 38
116
PDBU 39
117
PDBU 40
118
PDBU 41
119
PDBU 42
120
PDBU 43
121
PDBU 44
122
PDBU 45
123
PDBU 46
124
PDBU 47
125
PDBU 48
126
PDBU 49
127
PDBU 50
128
PDBU 51
129
Extra Part
130
Cerita Baru
131
DOSA SEORANG PELAYAN KEPADA NONA MUDA
132
TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPARKU
133
Namaku Bukan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!