Hari-hari terus berlalu. Begitu banyak kejadian yang telah dilalui. Rumah tua nek Miah yang dahulu sunyi akan suara-suara tangisan, kini sekarang rumah tersebut setiap harinya penuh dengan suara tangisan baby Gabriel. Keceriaan yang telah terkubur kini tumbuh kembali membawa penuh kebahagiaan yang belum pernah dicapai.
Sedangkan wanita yang bernama Anisa Ahmad duduk di tepi jendela sembari memandangi gelapnya malam dan dengan baby Gabriel yang berada digendongan wanita tersebut, pandangan wanita itu penuh akan kerinduan kala menatap bintang-bintang, sebab hal itu mengingatkannya kepada sosok yang dirindukannya selama ini.
"Hoiii!!! Ngelamun mulu lo, ntar kesambet penunggu di sini baru tau lo," kejut Ibel yang sukses membuat Nisa nyaris terbang dari tempat duduknya saat itu juga.
"Kak Ibel ngejutin Nisa aja. Untung aja Nisa nggak jantungan, kalau jantungan entar Nisa masuk rumah sakit lagi," gerutunya sebal seraya memutar badan menatap Ibel.
"Ha ha ha. Apaan sih, jauh amat mikirnya. Gimana, Gabriel nggak kebangun kan gara-gara gue?"
"Enggak kak Ibel, kan kak Ibel bisa liat sendiri kalau Gabriel nggak kebangun," ucap Nisa sembari mengusap-usap kepala bayinya yang sedang terlelap.
Ibel pun menatap kearah Gebriel sembari menyengir tanapa bersalahnya.
"Iya ya. Cup, cup, cup. Baby ganteng Gabriel, tidur yang nyenyak ya. Jangan lupa mimpiin aunty Ibel yang cantik jelita ini, kalau nggak ada di mimpi Gabriel seret aja aunty Ibel masuk kedalam mimpi Gabriel. Tapi mimpinya yang baik-baik aja, misalnya mimpi nikah ama aunty Ibel gitu. Kan lumyan dapat yang berondongan dari pada yang tua-tua keladi, tampan kagak, play boy-nya minta ampun."
Nisa menganga dan rasanya ingin sekali ia tertwa sekencang-kencangnya di saat ini, ketika mendengar celotehan Ibel yang kurang lebih seperti orang yang baru mengenal anak kecil.
"Kak Ibel! Jangan-jangan kaka lagi yang kesambet. Mana ada anak kecil bisa diajak berbicara."
Ibel mengangkat wajahnya dan menampilkan tampang kesal dan mengercutkan bibirnya. Lantas wanita itu langsung merebut baby Gabriel dari gendongan Nisa.
"Lo gimana sih Sa? Restuin gue kek gitu dengan baby Iel atau perlu dijodohin gitu lo. Karena tanpa lo gituin, kapan lagi gue bisa dapat yang tampan kek gini?" Ibel menatap sedih wajah Gabriel yang tidak bisa dideskripsikan ketampanannya. Kecil aja udah tampan, gimana gedeknya? Pasti banyak wanita tanpa sadar masuk dalam got.
"Yang ada nanti kasian lagi dengan baby Gabriel dapat istri nenek-nenek. Enggak ah, Nisa nggak restuin kak Ibel dengan Gabriel. Aku dengan kak Ibel aja tuaan kak Ibel."
"Yah lo ini Sa." Ibel menampilkan raut kekecewaannya dengan pernyataan Nisa barusan yang cukup menohok di hatinya. "Sa, anak lo nggak ada mirip-miripnya ama lo, apa jangan-jangan mirip si brengsek itu lagi, si--si ah iya ikan Asin, bener nggak Sa?"
Dengan malasnya Nisa mengangguk membenarkan. Kontan Ibel pun langsung menatap Nisa penuh binaran.
"Ya ampun Saaa! Tampan banget tu anak, nggak jadi gue manggil dia ikan Asin. Kalau gue mah ini bersyukur dihamilin sama orang ganteng kek gitu. Jarang loh bisa dapat orang tampan yang mau ngasihin spermanya ke wanita begitu aja, mereka selalu milih-milih. Biasa banyak lagunya."
Nisa menelan ludahnya penuh tidak percaya dengan Ibel yang mungkin sudah masuk Awards kategori orang tersetres di dunia. Lantas wanita itu mengusap wajahnya, baru kali ini ia bertemu dengan orang modelan Ibel.
"Apaan sih kak Ibel."
"Gue beneran Sa. Lo harus berterima kasih sama orang yang hamilin lo, tanpa dia mungkin lo nggak bisa baikin keturunan. Yah walaupun wajah lo juga cantik sih. Wait, wait. Cantik tambah ganteng sama dengan cakep, wah bener-bener jodoh ni kalian. Entar kalau nikahan jangan lupa undang gue, dan jadikan gue sebagai seksi dekorasi kamar lo, gue pastikan kamar lo entar se sempurna mungkin. Dijamin malam keduanya pasti nikmat banget." Ibel memasang wajah menggodanya seraya menaik turunkan kedua alis perempuan itu.
"Mana mungkin, itu tak akan pernah terjadi. Nisa nggak bakalan nikah sama Arsen sampai kapan pun."
"Wah, wah," Ibel menggelengkan kepalanya dan berdecak kagum," sumpah ni ya, hidup lo kaya di novel-novel romance yang gue baca kemarin.Yah alurnya ya kaya alur hidup lo. Gue tebak bakal happy ending nanti kisah lo. Nih ya kalau perlu gue jadiin film, judulnya maut berujung cinta."
"Kak Ibel ngacok. Ah udah lah," rengut Nisa seraya membuang mukanya.
"Sa! Gue mau ngomong sama lo!" Nisa memalingkan wajahnya. Ibel menarik napas panjang, "gue bakal kerja di kota dan kemungkinan itu di Jakarta. Kan lo tau hidup kita sekarang kaya gimana?"
Spontan Nisa langsung mengalihkan wajahnya kepada Ibel dan menatap perempuan itu dan mengkerutkan keningnya meminta penjelasan.
"Maksud kaka? Kalau gitu Nisa juga ikut. Nisa nggak akan biarin kak Ibel kerja sendirian, sedangkan Nisa santai-santai aja."
"Lo yakin Sa mau ikut ke Jakarta. Emang lo siap ngehadapin masa lalu lu di Jakarta yang akan menjadi sumber masalah lo nanti? Lebih baik lo di sini aja Sa, gue nggak mau lo terauma lagi dengan kejadian itu."
___________
Tbc
ig:amandaferina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-11-26
0
Neulis Saja
ke Jakarta ketemu sama si bastard arsen
2022-09-11
0
reysan
humorku hanya sebatas awards orang setres dan ikan asin
2021-06-05
0